Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM PADA

NY.Y DENGAN INDIKASI SECTIO CAESARE (SC) DI RUANG KANA (NIFAS)


RSUD WONOSARI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase Maternitas di Program Studi Profesi Ners Universitas
Alma Ata Yogyakarta

Disusun oleh :
Neni Kurnia Cahyani 210300822

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM PADA


NY.Y DENGAN INDIKASI SECTIO CAESARE (SC) DI RUANG KANA(NIFAS)
RSUD WONOSARI

Diajukan Oleh :

Neni Kurnia Cahyani 210300822

Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui Oleh :

Pembimbing Klinik
Retnawati, AMK
Tanggal…………….. …………………………

Pembimbing Akademik
Erni Samutri, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Tanggal…………….. …………………………
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Sectio Caesarea merupakan tindakan medis yang diperlukan untuk membantu


persalinan dengan indikasi tertentu, baik akibat masalah kesehatan ibu atau kondisi janin.
Persalinan Sectio Caesarea dilakukan ketika persalinan normal tidak bisa dilakukan lagi.
Tindakan Sectio Caesarea saat ini dilakukan tidak lagi dengan pertimbangan medis, tetapi
juga dengan permintaan pasien sendiri atau saran dokter yang menangani. Hal tersebut
yang menjadi faktor penyebab meningkatnya angka kejadian Sectio Caesarea
(Ayuningtyas et al., 2018).
Tindakan operasi Sectio Caesarea menyebabkan nyeri danmengakibatkan
terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan. Nyeri merupakan
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan aktual dan potensialyang sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang dan
sangat individual karena rasa nyeri yang tidak dapat dibagi kepada orang lain (Anjarsari,
2019).
World Health Organization (WHO) menetapkan standar rata-rata persalinan
dengan Sectio Caesarea di sebuah negara adalah sekitar 5-15 persen per 1000 kelahiran di
dunia (Sihombing et al., 2017).Kejadian ibu yang mengalami Sectio Caesarea di dunia
terus meningkat pada tahun 2015, terutama pada negara-negara berpenghasilan
berkembang dan menengah. Pada tahun 2015 selama hampir 30 tahun tingkat persalinan
dengan sectio caesarea menjadi 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-
negara berkembang (Puspitaningrum, 2017). Di China ibu Post Operasi Sectio Caesarea
yang mengalami nyeri mencapai 36,4 hingga 39,3 persen dari jumlahpenduduk setiap
tahunnya, bahkan data WHO Global Survey on Maternal and Perinatal Health
menunjukkan ibu Post Operasi Sectio Caesarea yang mengalami nyeri mencapai 46,2
persen (Sihombing et al., 2017).
Hasil Riskesdas 2018 menyatakan terdapat 15,3% persalinan dilakukan melalui
operasi. Provinsi tertinggi dengan persalinan melalui Sectio Caesareayang mengalami
nyeri adalah DKI Jakarta (27,2%), Kepulauan Riau (24,7%), dan Sumatera Barat (23,1%)
(Depkes RI, 2018). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka ibu
melahirkan di Indonesia pada tahun 2018 adalah sebanyak 5.043.078 jiwa dan ibu
bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sebanyak 4.351.389
jiwa (Kemenkes RI, 2019).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Sectio Caesareaadalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewatinsisi pada dinding
abdomen dan uterus persalinan buatan. Sehingga janin di lahirkan melalui perut dan
dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat
(Anjarsari, 2019).
2. Etiologi
Menurut Falentina (2019), penyebab sectio caesarea sebagai berikut :
1. CPD (Chepalo Pelvik Disproportion) Chepalo pelvik disproportion (CPD) adalah
ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul
merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan
jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang
menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam
proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis
tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran
bidang panggul menjadi abnormal.
2. PEB (Pre-Eklamsi Berat) Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang
langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal
dan perinatal paling penting. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu
mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
3. KPD (Ketuban Pecah Dini) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar
ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan dibawah 36
minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan
dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khoriokarsinoma sampai
sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi
ibu. Ketuban pecah dini disebebkan oleh berkurangnya kekuatan membrane atau
meningkatnya tekanan intrauterine. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
4. Bayi kembar dilahirkan secara Caesarea, Hal ini karena kelahiran kembar memiliki
resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi
kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk
dilahirkan secara normal.
5. Faktor hambatan jalan lahir Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir
yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor, dan kelainan bawaan pada
jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernapas.
3. Indikasi
Menurut Amin & Hardi (2013) operasi Sectio Caesarea dilakukan atas indikasi sebagai
berikut :
1. Indikasi yang berasal dari ibu Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, Cefalo
Pelvik Disproportion (disproporsi janin/ panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan
yang buruk, ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan
kehamilan yang parah, komplikasi kehamilan yaitu pre eklampsia dan eklampsia berat,
atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan
persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
2. Indikasi yang berasal dari janin Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal
posisi kedudukan janin seperti bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi
seperti sungsang dan lintang, kelainan tali pusat dengan pembukaan kecil seperti prolaps
tali pusat, terlilit tali pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio plasenta,
plasenta accreta, dan vasa previa. kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi, dan
bayi kembar (multiple pregnancy).
4. Kontra Indikasi
Dalam praktik obstetri modern pada hakekatnya tidak terdapat kontra indikasi, meskipun
demikian perlu diingat bahwa sectio caesaria dilakuakan untuk menyelamatkan ibu
maupun janin, oleh sebab itu sectio caesaria dilakukan hanya dalam keadaan bila ada
indikasi (Cunningham,2013).
5. Klasifikasi
Menurut Ramandanty (2019), klasifikasi bentuk pembedahan Sectio Caesarea adalah
sebagai berikut :
1) Sectio Caesarea Klasik Sectio Caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim.
Pembedahan dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang
10 cm. Tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya melahirkan melalui vagina apabila
sebelumnya telah dilakukan tindakan pembedahan ini.
2) Sectio Caesarea Transperitonel Profunda Sectio Caesarea Transperitonel Profunda
disebut juga low cervical yaitu sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan
jenis ini dilakukan jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis
untuk memungkinkan dibuatnya sayatan transversal. Sebagian sayatan vertikal dilakukan
sampai ke otot-otot bawah rahim.
3) Sectio Caesarea Histerektomi Sectio Caesarea Histerektomi adalah suatu pembedahan
dimana setelah janin dilahirkan dengan Sectio Caesarea, dilanjutkan dengan pegangkatan
rahim. 4) Sectio Caesarea Ekstraperitoneal Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu Sectio
Caesarea berulang pada seorang pasien yang sebelumnya melakukan Sectio Caesarea.
Biasanya dilakukan di atas bekas sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan denganinsisi
dinding dan faisa abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk
memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum
6. Komplikasi
Menurut Chamberlain, (2012), komplikasi section caesarea yaitu :
1. Hemoragi, Paling buruk dari sudut insisi uterus atau pada plasenta previa.
2. Infeksi, Antibiotik profilaktik biasaya diberikan untuk sectio caesarea, terutama jika
operasi dilakukan setelah ketuban pecah.
3. Thrombosis
a) Risiko 8x lebih tinggi dibandingkan setelah pelahiran melalui vagina
b) Biasanya terjadi pada vena tungkai atau panggul
c) Risiko berupa embolisme thrombus pada pembuluh darah paru
d) Antikoagulan profilaktik diberikan, terutama pada ibu yang berisiko tinggi (usia diatas
35 tahun, anemia, riwayat thrombosis, obesitas)
4. Ileus
a) Ileus ringan dapat berlangsung selama sehari sesudah operasi
b) Tangani secara konservatif dengan memberi cairan intravena dan jangan berikan oral
hingga ibu flatus
7. Phatway
Kelainan atau hambatan selama hamil dan
proses persalinan

Sectio Caesarea
(SC)

Luka post Insisi dinding Tindakan


SC abdomen anastesi

Resiko infeksi
Terputusnya inkontinuitas Imobilisasi
jaringan,pembuluh darah
dan saraf-saraf disekitar
daerah insisisi Gangguan
mobilitas fisik

Merangsang
pengeluaran
histamin

Nyeri akut

8. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Gangguan Mobilitas fisik
3. Resiko infeksi
9. Rencana Keperawatan

a. Manajemen nyeri I.08238

- Identifikasi nyeri PQRST


- Identifikasi nyeri non verbal
- Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri ( relaksasi nafas dalam )
- Fasilitasi untuk istirahat dan tidur
- Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik inj ketorolac 1 x 3

b. Dukungan Mobilisasi I.05173

- Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi


- Libatkan keluarga untuk memebantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan ( miring kanan ,kiri,duduk,
dan belajar berdiri )

c. Pencegahan infeksi I.14539

- Monitor tanda dan gejala infeksi


- Berikan perawatan kulit pada area luka
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajurkan meningkatkan asupan nutrisi tinggi protein
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN POSTPARTUM

Ruang Rawat : Kana (Nifas)


Tanggal Pengkajian : 22 Maret 2022
Jam pengkajian : 10.00 WIB
Perawat Pengkajian : Neni Kurnia Cahyani

PENGKAJIAN
A. Data Umum Kesehatan
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 22 Tahun
Alamat : Karang tengah 24/2, Karang Tengah, Wonosari
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa Medis : Post SC
Diagnosa saat ini : Post SC
Tanggal masuk RS : 21 Maret 2022
No. RM : 55675xx
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Umur : 27 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Karang tengah 24/2, Karang Tengah, Wonosari
Hubungan dengan Klien : Suami
B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di perut bekas operasi sectio caesarea.
C. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada luka SC, nyeri perih seperti teriris-iris, skala nyeri 4 hilang
timbul dan nyeri bertambah saat berubah posisi, Pasien mengatakan terdapat balutan luka
pada perut bagian bawah baru saja menjalani operasi senin malam. Pasien sering meringis
kesakitan, pasien mengataka masih takut mau bergerak karena masih nyeri . keluarga
mengatakan bahwa mobilitas pasien dibantu karena masih lemas. Pasien mengatakan ASI
belum keluar karena putting susu masuk kedalam , keluarga mengatakan bayi tidak mau
menetek bayi tidak rawat gabung, pasien mengatakam cemas apabila tidak dapat menyusui
pasien terlihat cemas pasien terpasang DC terdapat balutan ± 17 cm pada perut bagian
bawahPasien TD : 129/90 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,80C, RR : 20x/menit .
D. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak punya penyakit menular ataupun riwayat Hipertensi, DM dan
jantung
E. Riwayat Persalinan dan Kelahiran saat ini
1. Lamanya persalinan : 1 jam
2. Posisi fetus : Presentasi Bokong
3. Jenis Persalinan : Sectio Caesarea
4. Penggunaan analgesia dan anastesi : Regional : Spinal Bupivacine 0,5% 3 ml
5. Masalah dalam persalinan :Tidak terdapat masalah dalam persalinan
F. Riwayat penyakit keluarga
1. Riwayat penyakit menurun/menular
Pasien mengatakan tidak ada penyakit turun menurun dan menularkan.
2. Genogram

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien
P
: Garis pernikahan

: Garis keturunan

G. Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi : Pasien mengatakan tidak terdapat masalah pada sistem
reproduksi pasien haid teratur
2. Riwayat KB : Pasien mengatakan belum menggunakan KB
H. Riwayat Obstetrik
Pasien mengatakan ini merukapan kehamilan yang pertama belum pernah melahirkan
sebelumnya
I. Pemeriksaan fisik ibu
Status obstretikus : P1A0
Bayi rawat gabung : Tidak
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 89,2 kg/155 cm
Tanda Vital
TD : 129/90mmHg Suhu : 36,8 oC
Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit

1. Pemeriksaan cepalo caudal


Kepala
a. Inspeksi dan palpasi kepala
1) Bentuk dan keseimetrisan : bentuk kepala simetris,
2) Tidak terdapat lesi atau luka, kepala bersih
b. Inspeksi dan palpasi rambut
1) Rambut bersih
2) Warna rambut : Hitam
3) Tekstur rambut : tebal, sedikit kasar dan kuat
4) Observasi distribusi rambut : rambut merata dan sedikit rambut rontok

Muka
c. Palpasi dan auskultasi arteri temporalis (amplitude)
1) Inspeksi : Tidak terdapat luka di wajah
2) Warna, kulit, kesimetrisan : Warna kulit sawo matang, kulit muka terdapat
jerawat, bentuk muka simetris
d. Palpasi otot temporal dan otot masseter
Muka dapat digerakkan, rahang terkunci, pipi dapat dikembungkan, alis dapat
terangkat, dahi dapat berkerut, kelopak mata dapat tertutup.
e. Tes sensasi wajah
1) Dahi : Ringan, tidak terdapat nyeri tekan
2) Pipi : Ringan, tidak terdapat nyeri tekan
3) Rahang : Ringan, tidak terdapat nyeri tekan
Mata
a. Ketajaman penglihatan, pandangan kabur penglihatan kurang : pandangan tajam,
penglihatan tidak kabur
b. Inspeksi dan palpasi struktur mata eksternal
1) Posisi mata : Parallel
2) Alis mata : Simetris
3) Bulu mata : Simetris, pertumbuhan rambut merata
4) Kelopak mata : Menutup secara simetris, tidak terdapat edema, tidak terdapat
lesi/ luka
5) Bola mata : Bola mata simetris, tidak terdapat tekanan, tidak adanya
penonjolan
6) Konjungtiva : sedikit pucat, anemis, bersih, tidak ada eritema
7) Kornea : Transparan, halus dan berkilau
8) Pupil dan iris : Berwarna hitam, bundar, teratur, tidak terdapat miosis dan
midriasis, ukuran sebanding

Telinga
a. Ketajaman pendengaran : Tidak ada kegagalan respon saat diajak bicara
b. Inspeksi dan palpasi telinga
1) Daun telinga : Simetris, warna sama dengan wajah, tidak ada bengkak, dapat
digerakkan saat ditekuk
2) Prosessus mastoideus : Teraba halus, tidak ada lesi dan nyeri
3) Liang Pendengaran : Tidak ada bengkak, bersih, tidak ada serumen

Hidung dan sinus


a. Inspeksi dan palpasi kesejajaran
Hidung halus, simetris dengan wajah, warna kulit sawo matang, tidak ada
sumbatan mukosa
b. Penciuman : Dapat membedakan bau dengan baik
c. Bau nafas :
Mulut dan Tenggorokan
a. Inspeksi dan palpasi mukosa mulut dan bibir : bentuk simetris, warna merah
muda, lembab, tidak ada lesi, tekstur kenyal
b. Inspeksi gusi dan gigi
Gusi sedikit titik-titik, berwarna merah muda, gusi lembab, halus tidak ada
radang/perdarahan gusi, gigi bersih, tersusun kuat, tidak terdapat nyeri
c. Inspeksi dan palpasi mukosa buccal
Berwarna merah, halus, lembab, posisi pada garis tengah, tidak ada lesi
d. Inspeksi palatum dan uvula
Pallatum lunak berwarna merah muda, bentuk seperti kubah, tidak adanya lesi,
edema, petechie, uvula dapat terangkat.
e. Inspeksi faringeal
Warna merah muda berkilau, tidak ada tanda infeksi
f. Inspeksi tonsil
Tidak ada tanda inflamasi
g. Tes rasa
Ketajaman mengecap rasa baik

Leher
a. Inspeksi dan palpasi leher
Tidak pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat masa, trachea simetris, bentuk vena
dan arteri datar, denyut nadi teratur, tidak ada distensi, pergerakan bebas.
b. Inspeksi, palpasi auskultasi kelenjar tyroid
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada suara vaskuler

Dada
Thoraks dan paru
a. Inspeksi thoraks
1) Pernafasan dada/perut, frekuensi pernafasan
Pernapasan dada, frekuensi pernafasan normal
2) Kontur dada simetris/tidak
Bentuk dada simetris
3) Klavikula menonjol, sternum agak datar
4) Ada gerak aktif pada area interkostae
5) Spina lurus, scapula berbentuk simetris
6) Lengkung iga posterior menyilang dan menurun
b. Palpasi
1) Nyeri/tidak : Tidak terdapat nyeri
2) Tulang vertebrae spina kaku/tidak : tidak
3) Lengkung iga lentur/tidak : lentur
4) Gerak dada simetris/tidak : simetris
5) Taktil fremitus simetris/tidak : simetris
6) Fibrasi lemah/tidak: tidak
c. Perkui thoraks
1) Thoraks posterior, resonans, hipersonan, timpani
Perkusi thorak resonan
2) Scapula, iga, tulang belakang resonan, hiperesonan, timpani,

d. Auskultasi
1) Trachea, bronchus (vesikuler, bronchial,tracheal)
Auskultasi paru vesikuler
2) Bunyi nafas tambahan (rales, ronchi, basah/kering, wheezing, friksi pleural)
Tidak ada suara nafas tambahan

Jantung dan System Vaskuler


Jantung
a. Inspeksi dan palpasi. Inspeksi dan palpasi getaran-getaran pada area dada
Getaran pada dada kanan dan kiri sama , getaran jantung teraba
b. Perkusi
Batas jantung kanan ICS IV Linea parasternalis dextra, batas jantung kiri ICS V
Lineamidaksilaris anterior sinistra.
c. Auskultasi
Bunyi jantung : lup dup

Vaskuler
Arteri karotis dan vena jugularis
a. Inspeksi dan palpasi
Denyut nadi karotis (sifat denyutan, apakah local, kuat, menghentak atau tidak) :
denyutan kuat, lokal, dan menghentak, vena jugularis datar, denyut terputus-putus
b. Auskultasi : Bunyi lup dup
Payudara
a. Inspeksi : Bentuk bulat, simetris, warna coklat, areola coklat kehitaman, putting
coklat kehitaman.
b. Palpasi : Konsistensi padat, lunak, tidak ada nodul, edema, putting agak kedalam
c. Inspeksi dan palpasi aksila
Tidak ada benjolan, lokasi tepat, konsistensi padat, ukuran normal, tidak ada nyeri

Abdomen
a. Inspeksi
1) Abdomen : Bentuk simetris, terdapat luka bekas operasi SC ± 17 cm, terdapat
jaringan parut luka, tidak ada massa
2) Umbilical : Posisi di bagian bawah abdomen, bentuk kecil bulat, tidak ada tanda
inflamasi, tidak ada pengeluaran dari umbilical
b. Auskultasi
1) Bising Usus : Bising usus normal 10 x/menit,
2) Bunyi vaskuler dan friction rub
a) Bunyi vaskuler tidak terdengar
b) Friction rub : Tidak ada friction rub
c. Perkusi
1) Batas keempat kuadran : Batas kuadran kanan atas (kolon transvesum sebagian) ,
batas kuadran kanan bawah (kandung kemih), batas kuadran kiri atas (kolon
descenden sebagian), batas kuadran kanan bawah (kandung kemih)
2) Batas-batas hepar : 5 cm batas kanan hati
3) Lambung : Normal, tidak ada nyeri
4) Limfa : Terletak di cekungan difragma superior, sejajar garis mid axiler
5) Kandung kemih : Tidak ada distensi kandung kemih
6) Ginjal kanan dan kiri : Normal
d. Palpasi
1) Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat
2) Konsistensi fundus : Keras dan bulat
3) Keempat kuadran : Normal, halus, tidak ada nyeri, tidak ada massa, kandung
kemih teraba.
4) Hepar : Tidak ada nyeri, tidak ada pembesaran
5) Limpa : Tidak teraba nyeri
6) Ginjal kanan dan kiri : Ginjal kanan lebih superior
Genetal dan perineal
a. Inspeksi adanya hematoma, ekimosis, bengkak, eritema, perdarahan, epiostomy,
laserasi dan tanda infeksi pada perineal : tidak ada hematoma, ekimosis, perdarahan,
dan tidak terdapat epiostomy, pasien terpasang DC
b. Perhatikan jumlah dan warna lochea : lochea rubra
Anus
Tidak terdapat hemoroid

Ekstremitas bawah

Bawah Kanan Kiri


Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT <2 detik <2 detik
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Keadaan psikologis ibu

1. Perasaan ibu saat ini


Ibu mengatakan senang dengan kehadiran bayinya, ibu mengatakan ini adalah
kelahiran kedua.
2. Penyesuaian ibu terhadap kehadiran bayi
a. Reva rubi
1) Taking in
Ibu mengatakan masih sakit di bekas operasi dan belum bisa memangku
anaknya karena bayi dipindahkan di ruang melati
2) Taking hold
Ibu mengatakan sudah mampu beradaptasi dengan nyerinya, sudah bisa
melakukan IMD
3) Letting go
Ibu mengatakan akan merawat bayinya dengan penuh kasih sayang.
b. Bonding attaschment
Pasien mengatakan sangat bahagia dan bersyukur dengan kelahiran bayinya.

Data bayi saat ini


1. Berat Badan: 3400 gram/ PB: 50 cm /LK: 36 cm /LL: 12cm /LD: 35 cm
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 140x/menit, respirasi : 40x/menit, suhu : 36,4 C
3. Pemeriksaan fisik
a. Kulit : Kulit bayi lembut, tidak terdapat luka
b. Abdomen, tali pusat : Tali pusat belum terlepas, berwarna hijau kehitaman
c. Genetalia : Tidak terdapat edema dan tidak terdapat luka
d. Anus : Tidak ada hemoroid
4. Refleks
a. Sucking : Ada, tapi refleks menghisap kuat
b. Swallow : Ada refleks menelan
c. Rooting : Ada refleks dan gerakan mencari puting ibu
d. Moro : Ada gerakan kaget dari bayi secara tiba-tiba
5. Kelainan fisik : Tidak tampak adanya kelainan fisik pada ibu dan bayi
6. Pengkajian Pola sistem
a. Pemeliharaan dan Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan saat ini keadaan yang sangat mengganggu adalah nyeri luka
post scnya. Pasien sebelum hamil selalu rutin memeriksakan ANC ke bidan lebih
dari 5 kali.
b. Nutrisi dan Cairan
Nutrisi
1) Frekuensi makan : Pasien mengatakan biasanya makan 3 kali sehari dengan
porsi sedang, saat di rs pasien makan diit habis.
2) BB dalam 1 bulan terakhir : [  ] Naik : 2 kg
3) Jenis makanan : Pasien mengatakan pasien makan nasi, sayur, dan lauk
4) Makanan yang disukai : Nasi, lauk dan snack
5) Makanan pantang : Pasien mengatakan alergi telur
6) Nafsu makan : [  ] Baik

c. Pola Aktivitas dan latihan


Aktivitas
1) Pasien selama hamil mampu melakukan aktivitas dirumah sehari-hari
2) Tidak ada keluhan selama melakukan aktivitas dirumah selama hamil
3) Kondisi fisik tidak mempengaruhi aktivitas yang dilakukan oleh ibu
4) Olah raga rutin : Pasien mengatakan pasien tidak pernah olahraga
5) Alat Bantu : Tidak ada
6) Kemampuan melakukan ROM : Pasif / Aktif

Jenis kegiatan 0 1 2 3
Makan dan minum 
BAB/BAK 
Mandi 
Ambulasi 
Berubah posisi 
Keterangan : 0  mandiri
1  dengan alat
2  dengan bantuan
3 dengan alat dan bantuan

d. Tidur dan istirahat


1) Pasien mengatakan setelah SC masuk ruang kana jam 22.00 tidur bangu jam
05.00 pasien tidak mengalami gangguan tidur.
2) Pasien mengatakan tidur sering bangun karena merasakan nyeri.
3) Pasien mengatakan tidak menggunakan obat tidur
4) Pasien mengatakan biasa mendengar lagu jika sulit untuk tidur

e. Eliminasi
1) Eliminasi fekal/bowel
a) Frekuensi : Pasien mengatakan pasien BAB 1 kali sehari
b) Waktu : Pagi
c) Warna : Kuning ke coklatan dan tidak terdapat darah.
d) Konsistensi : Lunak.
e) Ggn. Eliminasi bowel : [Tidak ada] Konstipasi
[Tidak ada] Diare
[Tidak ada] Inkontinensia bowel
f) Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan

2) Eliminasi urin
a) Frekuensi : Terpasang kateter. Penggunaan pencahar : tidak menggunakan
pencahar.
b) Warna : Kuning jernih dan tidak terdapat darah.
c) Ggn. Eliminasi bladder : [Tidak ada] nyeri saat BAK
[Tidak ada] burning sensation
[Tidak ada] bladder terasa penuh setelah BAK
[Tidak ada] inkontinensia bladder
d) Penggunaan kateter : Ya Tidak
e) Kebutuhan pemenuhan ADL bladder:Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan

7. Pola Hubungan dan Komunikasi


Interaksi dalam keluarga, teman, masyarakat, gaya hidup, cara komunikasi, dukungan
sosial
- Pasien mengatakan tinggal bersama suami dan orang tuanya
- Pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga, teman, masyarakat baik,
tidak ada masalah
- Strategi koping, temperamen, perilaku menyimpang, stressor
- Pasien mengatakan jika ada masalah dalam keluarga maka diselesaikan dengan
cara musyawarah
- Pasien mengatakan sadar dan menerima keadaan pasien serta menyerahkan
kepada Tuhan dengan keadaan pasien saat ini.
- Pasien mengatakan suami selalu menemani pasien selama di rumah sakit
- Pasien mengatakan tidak ada masalah pada bayi yang dilahirkan
- Kenyamanan dan nyeri
Nyeri : Ya, Skala Nyeri (1-10): 5
Paliatif/provokatif : Bila beraktivas
Qualitas : perih seperti teriris-iris
Region : Perut bagian bawah bekas operasi
Skala :5
Time : Hilang timbul
Ambulasi di tempat tidur : Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan

8. Pola koping dan toleransi terhadap stress


Pasien mengatakan tidak ada kejadian luar biasa yang dialami selama 5 tahun ini,
pasien mengatakan setiap ada masalah dibantu oleh suami dan keluarganya. Pasien
mengatakan jika merasa cemas dan takut pasien akan berjalan jalan dan menonton
televisi maupun melakukan pekerjaan rumah. Pasien mengatakan tidak menggunakan
obat untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan. Pasien mengatakan kelahiran yang
dialami tidak mempengaruhi stress.

9. Pola Seksual reproduksi


Pasien mengatakan hubungan suami istri tidak ada masalah. Pasien maengatakan
tidak ada penyakit sistem reprokduksiselama hamil tidak melakukan hubungan
seksual

10. Nilai dan Kepercayaan


Keterlibatan dalam aktivitas keagamaan, ritual agama, pantangan dlm kesehatan
Pasien mengatakan beragama islam, Keluarga Pasien mengatakan jarang mengikuti
pengajian di desanya.
J. Pemeriksaan Penunjang
Hari/Tanggal : 21/03/2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
HB 11,2 Lk : 14-18
Pr : 12-16

Kesan : Anemia ringan


Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
A. Leukosit 10.300 Lk : 4700-10.300/uL
Pr : 4300-11.400/uL
Kimia Darah
Urea 14 15-45 mg/dL
Creatinine 0,8 0,6-1,3 mg/dL
Urine
Makroskopis
Protein Negatif Negatif

BT 2’00 1-5 menit


CT 5’00 2-6 menit
Imunologi &
Mikrobiologi
Imunologi
Antigen Sars CoV 2019 Negatif Negatif

HbsAg Negatif Negatif

Anti HIV Negatif Negatif

K. Terapi Pengobatan
No. Nama Dosis Kegunaan
1. Injeksi 3x1 Meredakan nyeri dan peradangan
dolac/ketorolac
2. As. Mefenamat 3x1 Untuk meredakan nyeri
3. SF 1x1 Merupakan suplemen zat besi yang
digunakan untuk mengobati atau
mencegah kadar zat besi rendah dalam
darah
4. Vit C 1x1 Mencagah dan mengatasi kekurangan
vitamin C
L. Analisa Data
No Hari/tanggal Data Etiologi Problem
1. Selasa, 22 DS Agen Nyeri akut
Maret 2022 - Pasien mengatakan nyeri Pencedera
pada luka SC Fisik ( Post
- P : post SC SC )
- Q: nyeri perih seperti
teriris-iris
- S : skala nyeri 4
- T :hilang timbul dan
nyeri bertambah saat
berubah posisi
DO
- Pasien sering meringis
kesakitan
- TD : 129/90 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 36,80C
- RR : 20x/menit .

2. Selasa, 22 DS : Nyeri Gangguan


Maret 2022 - Pasien mengatakan masih mobilitas fisik
takut mau bergerak
pasien baru saja
menjalani operasi masih
nyeri
- Pasien mengatakan masih
takut untuk miring kanan
kiri
- Keluarga mengatakan
bahwa mobilitas dibantu
keluarga
DO
- Pasien terlihat lemas
- TD : 129/90 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 36,80C
- RR : 20x/menit .

3. Selasa , 22 DS : Anomali Menyusui


maret 2022 - Pasien mengatakan ASI payudara ibu tidak efektif
belum keluar karena
putting susu masuk
kedalam
- keluarga mengatakan
bayi tidak mau menetek
bayi tidak rawat gabung
- pasien mengatakan
cemas apabila tidak dapat
menyusui
DO :
- pasien terlihat cemas
- TD : 129/90 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 36,80C
- RR : 20x/menit .
DS :
- Pasien mengatakan
bahwa terdapat balutan
pada perut bagian bawah
DO:
- Terdapat balutan pada
perut bagian bawah
- Balutan tidak rembes
- A Leukosit : 10.300
4. Selasa, 22 DS : Resiko infeksi
maret 2022 - Pasien mengatakan
bahwa terdapat balutan
pada perut bagian bawah
DO:
- Terdapat balutan pada
perut bagian bawah
- Balutan tidak rembes
- A Leukosit : 10.300

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik (post SC)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d Nyeri
3. Menyusui tidak efektif b.d anomali payudara ibu
4. Resiko infeksi
M. Rencana Keperawatan

No Hari/Tanggal Standar Luaran Keperawatan Indonesi Standar Intervensi Keperawatan TTD


( SLKI ) Indonesia ( SIKI )
1 Selasa , 22 setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 Manajemen nyeri I.08238
Maret 2022 jam diharapakan “Nyeri Akut” dapat teratasi - Identifikasi nyeri PQRST
dengan kriteria hasil sebagai berikut : - Identifikasi nyeri non verbal
Tingkat Nyeri L.08066 - Berikan teknik non
Indikator Outcome farmakologi untuk
awal akhir mengurangi nyeri ( relaksasi
Keluhan 3 5 nafas dalam )
nyeri - Fasilitasi untuk istirahat dan
meringis 2 4 tidur
Keterangan - Ajarkan teknik non
1. Meningkat farmakologi untuk
2. Cukup meningkat mengurangi rasa nyeri
3. Sedang - Kolaborasi pemberian
4. Cukup menurun analgesik inj ketorolac 1 x 3
5. menurun
2. Selasa, 22 setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 Dukungan Mobilisasi I.05173
Maret 2022 jam diharapkan “Gangguan Mobilitas Fisik” - Monitor kondisi umum
dapat teratasi dengam kriteria hasil sebagai selama melakukan mobilisasi
berikut : - Libatkan keluarga untuk
Mobilitas fisik L. 05042 memebantu pasien dalam
Indikator Outcome meningkatkan pergerakan
awal akhir - Anjurkan melakukan
Rentang 3 5 mobilisasi dini
gerak - Ajarkan mobilisasi sederhana
( ROM ) yang harus dilakukan
Keterangan ( miring kanan ,kiri,duduk,
1. Menurun dan belajar berdiri )
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat

3. Selasa, 22 setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 Edukasi Menyusui I. 12393


- Identifikasi tujuan dan keinginan
maret 2022 jam diharpakan “Menyusui tidak efektif ” dapat
menyusui
teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut : - Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
Status Menyusui L.03029
- Libatkan keluarga saat pendidikan
Indikator Outcome kesehatan
- Berikan konseling menyusui
awal akhir - Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu
Tetesan atau 2 5 dan bayi
- Ajarkan 4 posisi menyusui dan
pancaran ASI perlekatan latch on dengan benar
Keterangan : - Ajarkan perawatan payudara post
partum (pijat oksitosin)
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
4. Selasa , 22 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 Pencegahan infeksi I.14539
maret 2022 jam diharapkan “Resiko Infeksi “ dapat teratasi - Monitor tanda dan gejala infeksi
dengan kriteria hasil sebagai berikut : - Berikan perawatan kulit pada area
Tingkat infeksi L.14137 luka
Indikator Outcome - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
awal akhir - Ajurkan meningkatkan asupan
Drainase 3 5 nutrisi tinggi protein
purulen

Keterangan
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
N. Implementasi & Evaluasi

No DP Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi TTD


1. Selasa, 22 12.00 - Mengidentifikasi S:
Maret 2022 nyeri PQRST - Pasien mengatakan masih nyeri
12.10 - Mengidentifikasi tetapi mendingan setelah dilakukan
nyeri non verbal relaksasi nafas dalam
12.10 - Memfasilitasi untuk P : pasien mengatakan post SC H0
istirahat dan tidur Q : pasien mengatakan nyeri seperti
12.15 - Mengajarkan teknik teriris- iris perih
non farmakologi R : pasien mengatakan nyeri pada
untuk mengurangi perut bagian bawah
rasa nyeri S: pasien mengatakan nyeri skala 4
T : pasien mengatakan nyeri hilang
timbul nyeri apabila untuk belajar
untuk miring kanan kiri

O:
- Pasien terlihat meringis
kesakitan
- TD : 120/80 mmHg
- N : 87 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,80C
A: Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

2. Selasa, 22 12.15 - Memonitor kondisi S :


Maret 2022 umum selama - Pasien mengatakan sudah belajar
melakukan mobilisasi untuk miring kanan kiri tetapi
12.20 - Menganjurkan masih sedikit nyeri
melakukan mobilisasi - Keluarga mengatakan membantu
12.25 dini untuk mobilisasi
- Mengajarkan O:
mobilisasi sederhana - Pasien terlihat lemas
yang harus dilakukan - Keluarga membantu untuk
( miring mobilisasi
12.30
kanan ,kiri,duduk, dan A : Masalah gangguan mobilitas fisik
belajar berdiri ) belum teratasi
- Melibatkan keluarga P : Lanjutkan intervensi
untuk memebantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan

3. Selasa, 22 12.30 - Mengidentifikasi tujuan dan S:


keinginan menyusui
Maret 2022 - Pasien mengatakan ingin sekali
- Libatkan keluarga saat
pendidikan kesehatan tahu tentang manajemen laktasi
dan cara untuk segera ASI
keluar
- Keluarga mengatakan bahwa
ASI Ny Y belum keluar
O:
- keluarga sangat kooperatif
A : Masalah Menyusui tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4. Selasa, 22 13.00 - Menganjurkan meningkatkan S :
Maret 2022 asupan nutrisi tinggi protein - Pasien mengatakan akan
mengkonsumsi makanan tinggi
protein agar luka SC segera
sembuh
O:
- Terdapat balutan pada perut
bagian bawah bekas SC
A: Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Rabu, 23 09.30 - Mengidentifikasi S:
Maret 2022 nyeri PQRST - Pasien mengatakan masih nyeri
09.35 - Mengajarkan teknik tetapi mendingan setelah dilakukan
non farmakologi relaksasi nafas dalam
untuk mengurangi P : pasien mengatakan post SC H1
rasa nyeri Q : pasien mengatakan nyeri seperti
- Mengidentifikasi teriris- iris perih
09.40
nyeri non verbal R : pasien mengatakan nyeri pada
- Memfasilitasi untuk perut bagian bawah
istirahat dan tidur S: pasien mengatakan nyeri skala 3
T : pasien mengatakan nyeri hilang
timbul nyeri apabila untuk belajar
untuk miring kanan kiri

O:
- Pasien terlihat meringis
kesakitan
- TD : 110/80 mmHg
- N : 79 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,90C
A: Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

2. Rabu, 23 13.00 - Memonitor kondisi S:


Maret 2022 umum selama - Pasien mengatakan
melakukan mobilisasi sudah bisa belajar
13.05 - Melibatkan keluarga untuk duduk dan
untuk memebantu belajar berdiri tetapi
pasien dalam dibantu keluarga
meningkatkan O:
pergerakan - Pasien terlihat lemas
- Mengajarkan A : Masalah gangguan mobilitas fisik
mobilisasi sederhana teratasi
yang harus dilakukan P : Hentikan intervensi
( miring
kanan ,kiri,duduk, dan
belajar berdiri )

3. Rabu, 23 10.30 - Menyediakan materi dan S:


media pendidikan kesehatan
Maret 2022 - Pasien mengatakan nyaman
- Melibatkan keluarga saat
pendidikan kesehatan
- Memberikan konseling saat dilakukan pijat oksitosin
10.40 menyusui
- Keluarga mengatakan akan
- Menjelaskan manfaat
menyusui bagi ibu dan bayi menerapkan di rumah 2 kali
- Mengajarkan 4 posisi
sehari
menyusui dan perlekatan
latch on dengan benar O:
10.50 - Mengajarkan perawatan
- Pasien terlihat rileks
payudara post partum (pijat
oksitosin) - ASI belum keluar
- Pasien kooperatif
A: Masalah menyusui tidak efektif
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4. Rabu, 23 13.10 - Memonitor tanda dan gejala S :
Maret 2022 infeksi - Pasien mengatakan akan
13.15` - Menganjurkan meningkatkan menjaga luka agar tidak basah
asupan nutrisi tinggi protein dan tidak terjadi infeksi
O:
- Luka tidak rembes
A: Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
1. Novianti Sihombing, Ika Saptarini, dan Dwi Sisca Kumala Putri.
(2017).“Determinan Persalinan Sectio Caesarea Di Indonesia (Analisis Lanjut
Data Riskesdas 2013)”. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017: 63-75 DOI:
10.22435/kespro.v8i1.6641.63-75
2. Falentina, D. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Post Op Sectio Caesarea di Ruang Mawar Nifas RSUD. Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. Diakses pada 25 Februari 2020. http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/284/1/Untitles.pdf
3. Anjarsari, Dian (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny B dan Ny. E Pasien Post
Sectio Caesarea Indikasi PEB Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas
Fisik di RSUD dr. Haryoto Lumajang : Universitas Jember
4. Amin, Hardi. (2013). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction
5. Chamberlain, G. (2012). ABC Asuhan Persalinan. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta : EGC
6. Ramadhanty (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST OPERASI
SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD A.W SJAHRANIE
SAMARINDA : Poltekkes Kalimantan Timur
7. Ayuningtyas et al . 2018. “Etika Kesehatan pada Persalinan Melalui Sectio
Caesarea Tanpa Indikasi Medis”. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai