Tingkat II-B
Dosen Pembimbing:
Eti M.Kep
Disusun Oleh:
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
2.1 Pengertian Ketuban Pecah Dini.................................................................3
2.2 Etiologi Ketuban Pecah Dini.....................................................................4
2.3 Patofisiologi Ketuban Pecah Dini.............................................................6
2.4 Manifestasi Klinis Ketuban Pecah Dini....................................................7
2.5 Pemeriksaan Penunjang Ketuban Pecah Dini...........................................7
2.6 Penatalaksanaan Kebutuhan Pecah Dini...................................................8
2.7 Persiapan pre-operatif Sectio Caesaria......................................................9
2.8 Penatalaksanaan Sectio Caesaria.............................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................15
A. PENGKAJIAN............................................................................................15
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN................................................28
C. CATATAN KEPERAWATAN..................................................................28
BAB IV PENUTUP...............................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2012 mencapai 585 jiwa
per100.000 kelahiran hidup. World Health Organization (WHO)
memperkirakan sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di Asia Tenggara
(ASEAN) setiap tahun, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun
2012 mencapai 45 jiwa per1000 kelahiran hidup (WHO, 2012).
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam
obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur terjadinya infeksi korio
amnionitissampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal danmenyebabkan infeksi pada ibu. Ketuban pecah dini (KPD)
didefinisikansebagai pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Hal ini da
pat terjadi pada akhirkehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan,
pada keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami
ketuban pecah dini (Prawirohardjo,2008).
Ketuban pecah dini (KPD) di Indonesia secara global menyebabkan
80%kematian ibu. Pola penyebab langsung dimana-mana yaitu perdarahan
(25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, sepsis (15%) hipertensi dalam k
ehamilan(12%), partus macet (8%) komplikasi abortus tidak aman (13%),
ketuban pecahdini (4%) dan sebab-sebab lainnya (8%) (Wikjosastro,
2008).Menurut Wahyuni (2009) kejadian ketuban pecah dini di indonesia
sebanyak35,70% - 55,30% dari 17.665 kelahiran. Dalam keadaan normal 8-
10% perempuanhamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Kejadian
KPD berkisar 5-10%dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari
semua kehamilan. 70%kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD
merupakan penyebabkelahiran prematur sebanyak 30%.
Persalinan lama sangat beresiko sekali untuk memacu terjadinya
komplikasi lebih lanjut bagi ibu maupun janin Ketuban pecah dini adalah
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi waktu persalinan hal ini
dikarenakan apabila selaput ketuban pecah sebelum inpartu akan
mengakibatkan rongga panggul semakin menyempit. Untuk mencegah
terjadinya persalinan yang lama maka bagi ibu yang mengalami ketuban
pecah dini harus menghemat tenaganya saat persalinan.
Penyebab ketuban pecah dini tidak diketahui atau masih belum jelas,
maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi(
Mochtar,2002). Penyebab ketuban pecah dini karena berkurangnya kekuatan
membran ataumeningkatnya tekanan intra uterin atau kedua faktor tersebut.
Berkurangnyakekuatan membran disebabkan adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina danservik (Saifudin, 2000).
5. Kelainan letak janin dalam rahim, misalnya pada letak sunsang dan
letaklintang, karena tidak ada bagan terendah yang menutupi pintu atas
panggulyang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian
bawah.kemungkinan kesempitan panggul, perut gantung, sepalopelvik,
disproporsi.
6. Infeksi, yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asendendari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinyaketuban pecah dini.
1. Serviks inkompeten
2. Ketegangan rahim berlebihan seperti pada kehamilan ganda, hidramnion
3. Kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang, letak lintang
4. Kemungkinan kesempitan panggul seperti perut gantung, bagian
terendah belum masuk PAP (pintu atas panggul), disproporsi sefalopelvik
5. Kelainan bawaan dari selaput ketuban
6. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput
ketubandalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
2. Jika terjadi pembukaan servik, selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
3. Penyebab umum ketuban pecah dini adalah grandemulti,
overdistensi(hidramnion, kehamilan ganda), disproporsi sevalopervik,
kehamilan letak lintang,sunsang, atau pendular abdomen(Manuaba, 2009).
2.3 Patofisiologi Ketuban Pecah Dini
Infeksi inflamasi
Kolagenase Jaringan
Penjelasan patofisiologi:
Menurut Manuaba (2009) mekanisme klinik ketuban pecah dini, antara lain:
1. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna , kosentrasi , bau ,
PH nya
2. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan : air ketuban , urine
atau secret vagina.
3. Secret vagina ibu hamil ph : 4-5 , dengan kertas nitrazin tidak berubah
warna , tetap kuning.
4. Tes lakmus (tes nitrazin) , jika kertas lakmus jika kertas lakmus merah
berubah menjadi biru menunjukan adanya air ketuban (alkalis) . Ph Air
ketuban 7-7,5 , darah dan ineksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif
palsu.
5. Mikroskopik (tes pakis) , dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek
dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukan gambaran daun
pakis.
Pemeriksaan ultrasonografi (USG):
1. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri.
2. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun
seringterjadi kesalahan pada penderita oligohidramnion.
Pre Operasi Sectio Sesarea adalah fase dimulai ketika keputusan pasien
untuk menjalani operasi section sesarea atau pembedahan dibuat dan berakhir
ketika pasien dipindahkan ke meja operasi (Smeltzer and Bare, 2002).
a. Persiapan kamar bedah
1) Kamar bedah bersih (harus dibersihkan setiap kali selesai suatu
tindakan)
2) Kebutuhan bedah dan peralatan tersedia, termasuk oksigen dan obat-
obatan
3) Peralatan gawat darurat tersedia di dalam keadaan siap pakai
4) Baju bedah , kain steril, sarung tangan, instrumen tersedia dalam
keadaan steril dan belum kadaluuarsa
b. Persiapan pasien
1) Persiapan fisik
Menilai keadaan umum meliputi tanda-tanda vital, berat badan
denyut jantung bayi, tinggi badan
Memasang dowler kateter untuk menilai balance cairan
Memasang IV line
Puasa 6-8 jam
Cukur daerah operasi
Menanggalkan semua perhiasan, gigi palsu dan membersihkan
semua kosmetik
Personal hygiene jika memungkinkan
Menanyakan riwayat penyakit, riwayat alergi dan riwayat konsumsi
obat-obatan
2) Persiapan mental
Memberikan penjelasan tentang indikasi , operasi yang dilakukan
demi keselamatan ibu dan janin
Memberikan penjelasan tentang tindakan dan pembiusan yang akan
dilakukan
Mengorientasikan pasien sebelum operasi keruangan bedah atau
kamar operasi
Memberikan kesamptan kepada suami atau orang tua untuk
mendampingi pasien di ruang tunggu sebelum operasi dimulai
Mengjak pasien dan keluarga untuk berdoa demi kelancaran
operasi yang akan dilakukan
3) Persiapan penunjang
Pemeriksaan laboratorium , meliputi : Hb, Al, At, CT/BT, HMT,
Hbsag, SGOT, Ureum Creatinin, Pemeriksaan urine
Pemeriksaan ECG
Pemeriksaan USG
4) Infirment consent
c. Persiapan Anestesi
Operasi SC bisa dilakukan dengan teknik General anestesi maupun
Regional anestesi.
2. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap
berkontraksi dengan kuat
7. Perawatan luka, insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat
pada hari keempat setelah pembedahan
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Umur : 37 tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku / Bangsa : Papua / Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status Perkawinan : Kawin
Perkawinan ke : 1
Lamanya : ± 11 tahun
Alamat : Sentani
3 Hamil ini
b. Tabel Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi ± 1 – 2 x/hari Saat dikaji pasien
mengatakan belum BAB
- Warna Kuning selama masuk RS
- Konsisten Padat
b. BAK
- Frekuensi ± 3 – 5 x/hari
- Banyaknya ± 2500 cc Tidak tentu
- Warna Kuning ± 200 cc
- Konsisten Cair Kuning
- Bau Amoniak Cair
Amoniak
c. Tabel Kebersihan Diri
Kebersihan Diri
a. Mandi 2 x/hari Saat dikaji di RS pasien
sudah mandi (lap basah)
b. Menyikat gigi 2 x/hari -
c. Cuci rambut 4 x/minggu -
d. Mengganti 2 x/hari Saat dikaji pakaian dalam dan
pakaian dalam dan luar sudah diganti
luar Baik Bersih
e. Penampilan Baik Rapi
umum
f. Cara
berpakaian
d. Tabel Istirahat Tidur
Istirahat Tidur
a. Tidur siang
- Lama tidur ± 2 jam Tidak tentu
- Gangguan tidur - Cemas
b. Tidur malam
- Lama tidur
- Gangguan tidur ± 6 – 7 jam Tidak tentu
5. Data Psikososial
a. Persalinan sekarang merupakan pengalaman ketiga.
b. Tindakan Sectio Sesarea merupakan pengalaman pertamanya
c. Klien mendambakan seorang anak perempuan.
d. Pasien tinggal serumah dengan satu orang suami, dua orang anaknya,
serta keluarga dari pihak suami (keluarga besar).
e. Persepsi terhadap operasi : pasien merasa takut atas operasi yang akan
dilakukan
f. Harapan : pasien berharap agar operasi nantinya dapat berjalan dengan
baik dan dirinya serta bayinya dapat selamat
g. Persepsi terhadap keadaan bayinya : pasien berharap bayinya dapat
selamat
h. Pola interaksi dengan tim kesehatan dan lingkungan : pasien menjalin
hubungan interaksi dengan Tim kesehatan baik, jika ditanya pasein
menjawab dengan koperatif jawab.
6. Data Sosial Ekonomi
a. pasien mengatakan sudah merasa mapan untuk menghidupi dan
membesarkan anak.
b. Kehidupan sehari-hari keluarga dalam pendapatan lebih dari pada
cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
7. Data Spiritual
a. Pasien seorang Nasrani, yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Pasien mengatakan taat dalam melaksanakan ibadah.
8. Data Penunjang
a. Hb : 11,9 g/dl
b. DDR : (-)
c. Leukosit : (156 mm3 )
A. KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Pasien mengatakan : Pasien tampak :
a. Takut dengan tindakan a. Gelisah
operasi yang akan dilakukan b. TTV :
b. Sering bertanya-tanya tentang TD : 120/70 mmHg
prosedur operasi yang akan N : 65 x / mnt
dijalaninya R : 20 x / mnt
c. Susah tidur S : 36,5 ºc
c. Wajah tampak cemas
B. ANALISA DATA
NO DATA SUBJEKTIF/ DATA
PENYEBAB MASALAH
OBJEKTIF
1 DS : Sectio Sesarea Ansietas
Pasien mengatakan :
Takut dengan tindakan operasi yang Pre – Op SC
akan dilakukan
DO : Kurang Pengetahuan
Pasien tampak :
Gelisah Kesalahan interpretasi
Kurang Pengetahuan
Ansietas
2. DS : Sectio Sesarea Kurang
Pasien mengatakan : pengetahuan
Sering bertanya-tanya tentang prosedur Pre-Op Sectio Sesarea
operasi yang akan dijalaninya
Kurang informasi
DO :
Pasien tampak :
Kesalahan interpretasi
Wajah tampak cemas
Kurang pengetahuan
3 DS : Sectio Sesarea Resiko infeksi
Pasien mengatakan :
Susah tidur Pre-Op Sectio Sesarea
DO :
Proses Hospitalisasi
Pasien tampak :
Gelisah
Gangguan Pola tidur
28
mendemonstrasikan
perhatian terhadap
klien/pasangan.
4. Memfokuskan pada
kemungkinan keberhasilan
hasil akhir dan membantu
membawa ancaman yang
dirasakan / aktual ke dalam
perspektif.
5. Mendukung mekanisme
koping dasar dan otomatik,
meningkatkan kepercayaan
diri dan penerimaan, dan
menurunkan ansietas
6. Klien dapat mengalami
penyimpangan memori dari
melahirkan masa lalu atau
persepsi tidak realistis dari
abnormalitas kelahiran
sesaria yang akan
meningkatkan ansietas.
7. Memungkinkan
kesempatan bagi
klien/pasangan untuk
menginternalisasi
informasi. Menyusun
sumber-sumber, dan
mengatasi dengan efektif
29
II Defisit Tujuan Panjang: kembali tentang proses Penurunan kecemasan aktitifitas : klien atau pasangan untuk
pengetahuan : pembedahan menerima informasi.
kurang Klien dapat a.Jelaskan semua prosedur operasi 2. Memberikan informasi dan
Mengenal kebutuhan
pengetahuan memahami mengklarifikasi kesalahan
pengetahuan perawatan dan pengobatan b.Hargai pengetahuan pasien tentang
b.d kurang konsep. Memberikan
informasi tentang proses tanpa cemas penyakitnya kesempatan untuk
tentang proses pembedahan mengevaluasi pemahaman
pembedahan c.Bantu pasien untuk mengegektifkan klien / pasangan terhadap
Tujuan Pendek : sumber support situasi.
3. Perkiraan satu dari lima
Klien dapat d.Berikan reinfoncement untuk
atau enam kelahiran
mengerti tentang menggunakan sumber coping yang
melalui operasi sesaria ;
proses pembedahan efektif
seharusnya dilihat sebagai
alternative bukan cara yang
abnormal, untuk
meningkatkan keselamatan
dan kesejahteraan
maternal/janin.
4. Mengetahui apa yang
dirasakan dan apa yang
normal membantu
mencegah masalah yang
tidak perlu.
30
III Gangguan pola Tujuan Panjang – 8 jam / hari Sleep enhancement
tidur b.d Pola tidur, kualitas 1. Mengetahui pengaruh obat
Gangguan pola 1. Determinasi efek – efek medikasi dengan pola tidur pasien
proses dalam batas normal
tidur teratasi terhadap pola tidur 2.Memberikan informasi
hospitalisasi Perasaan segar 2. Jelaskan pentingnya tidur yang kepada pasien dan keluarga
sesudah tidur atau adekuat pasien
Tujuan Pendek :
istirahat 3. Fasilitas untuk mempertahakan 3. Meningkatkan kulitas tidur
Pasien dapat Mampu aktifitas sebelum tidur (membaca) 4. Agar pola tidur tidak
mengidentifikasikan 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman terganggu dan rileks
beradaptasi dengan
5. Kolaborasi pemberian obat tidur 5. Mengurangi gangguan tidur
lingkungan rumah hal – hal yang
6. Diskusikan dengan klien dan 6. meningkatkan pola tidur
sakit agar pola tidur menigkatkan tidur keluaraga tentang teknik tidur yang baik secara mandiri
kembali normal klien 7. Mengetahui perkembangan
7. Monitor waktu makan dan minum pola tidur pasien
dengan waktu tidur 8. Mengtahui pengaruh waktu
8. Monitor/ catat kebutuhan tidur makan dan minum terhadap
klien setiap hari dan jam pola tidur pasien.
31
C. CATATAN KEPERAWATAN
28
1.Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat S : Pasien mengatakan : Ana
11-07-2016 III 08.59-09.03 2.Memfasilitasi untuk mempertahankan aktifitas sebelum Sudah bisa tidur dengan baik setelah melakukan
tidur dengan cara : membaca buku apa yang disampaikan perawat
3.Menciptakan lingkungan yang nyaman O : Pasien tampak :Tenang
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Bagi Perawat
30
2. Bagi Akademik
31
DAFTAR PUSTAKA
http://fikiands.blogspot.com/2018/03/asuhan-keperawatan-pada-nyr-dengan-
pre.html
Huda, amin. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan
nanda NIC-NOC. Yogyakarta:MediAction
32