Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO KASUS KEPERAWATAN JIIWA KEPUTUSASAAN

Ny. D usia 30 tahun datang ke poli psikiatri pada anggan 10 maret 2020, dengan wajah pasien
tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat, saat ditanya pasien hanya diam
dengan tatapan kosong, keluarga yang mengantarkan mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih
sejak pasien ditinggal oleh tunangannya pergi dengan wanita lain, pasien hanya mengurung diri
dikamar, tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga. Keluarga juga
mengatakan bahwa sebelumnya pasien pernah gagal dalam berumah tangga (bercerai) sekitar 1
tahun yang lalu dengan alasan yang sama, dan sejak gagal yang ke-2 kalinya pasien putus asa
dan tidak mau mengenal laki-laki lagi, pasien juga pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya,
saat dilakukan pengkajian oleh perawat didapatkan hasil TD: 120/80, N : 88x/menit, RR:
20x/menit, S: 36 C.
LAPORAN PENDAHULUAN

KEPUTUSASAAN

1. Masalah Utama
Keputusasaan
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Definisi
 Kondisi subjektif ketikain divide melihat keterbatasan atau ketiadaan alternative
atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy untuk
kepentingan individu (Wilkinson & Ahern, 2011).
 Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan , keraguan,
duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri( Cotton dan Range, 1996 ).
b. Tandadan Gejala
 Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa(“saya
tidak dapat melakukan”)
 Sering mengeluh dan Nampak murung.
 Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
 Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
 Menarik diri dari lingkungan.
 Kontak mata kurang.
 Mengangkat bahu tanda masa bodoh.
 Nampak selalu murung atau blue mood.
 Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
 Menurun atau tidak adanya selera makan
 Peningkatan waktu tidur.
 Penurunan keterlibatan dalam perawatan.
 Bersikap pasif dalam menerima perawatan.
 Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna
c. Pohon Masalah

Resiko Bunuh Diri

Keputusasaan

Kopling Individu Tidak


Efektif

d. Faktor yang Mempengaruhi


 Kemiskinan

 Faktor kehilangan
 Kegagalan yang terusmenerus
 Faktor Lingkungan
 Orang terdekat ( keluarga )
 Status kesehatan ( penyakit yang dideritadandapatmengancamjiwa)
 Adanya tekanan hidup
 Kurang nyaman

3. Masalah keperawatan
1) Resiko bunuh diri
2) Keputusasaan
4. Rencana keperawatan
Diagnosa 1 : Resiko bunuh diri
Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Tujuan khusus :
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
 Perkenalkan diri dengan klien
 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
 Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
 Bersifat hangat dan bersahabat.
 Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

 Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri


Tindakan :
 Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting,
tali, kaca, dan lain lain).
 Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
 Awasi klien secara ketat setiap saat.
 Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
 Dengarkan keluhan yang dirasakan.
 Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.
 Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
 Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan
lain lain.
 Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan
untuk hidup.
 Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
 Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
 Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama,
keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
 Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
 Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan
setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)
 Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam
kesehatan.
 Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu
masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif
dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif

Diagnosa II : Keputusasaan

Tujuan umum : Klien mampu mampu mengekspresikan harapan positif tentang


masa depan, mengekspresikan tujuan dan arti kehidupan
Tujuan khusus :
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
 Perkenalkan diri dengan klien
 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
 Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
 Bersifat hangat dan bersahabat.
 Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

 Klien dapat mengenal masalah keputusasaan


Tindakan :
 Beri kesempatan bagi klien untuk mengungkapkan perasaan
sedih/kesendirian/keputusasaannya
 Tetapkan adanya perbedaan antara cara pandang klien terhadap kondisinya
 Bantu klien mengidentifikasi tingkah laku yang mendukung putus asa:
pembicaraan abnormal/negatif, menghindari interaksi dengan kurangnya
partisipasi dalam aktivitas
 Diskusikan dengan klien cara yang biasa dilakukan untuk atasi masalahnya,
tanyakan manfaat dari cara yang digunakan
 Dukung klien untuk menggunakan kopling efektif yang selama ini digunakan oleh
klien
 Beri alternatif penyelesaian masalah atau solusi
 Bantu klien identifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif
 Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
 Dengarkan keluhan yang dirasakan.
 Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.
 Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
 Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan
lain lain.
 Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan
untuk hidup.
 Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
 Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
 Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama,
keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
 Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
 Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan
setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)
 Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam
kesehatan.
 Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu
masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif
dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KEPUTUSASAAN

SP 1Pasien: Mendiskusikan kegiatan positif yang dulu pernah dilakukan, dan menulis ulang
kegiatan positif yang sudah didiskusikan

Orientasi
Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi Bu?. Perkenalkan Saya perawat Ise, senang dipanggil ise.
Nama Ibu siapa? Wow Ibu (nama pasien). Senangnya dipanggil siapa?” Oooo bu (nama pasien).
Nah, saya dating kesini untuk membantu Ibu menyelesaikan masalah Ibu“. “Bagaimana perasaan
Ibu hari ini? (pasien : sedih) ”Bagaimana Bu, kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan
sedih yang Ibu rasakan saat ini ?”. Menurut Ibu dimana enaknya kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau ditempat ini saja”. “Bagaimana kalau kitaberbincang-bincang selama 30 menit.
Apakah Ibu bersedia ?”.

Kerja
“Coba Ibu ceritakan kepada saya tentang perasaan sedih yang Ibu rasakan saat ini”.
Yaaa.... saya sangat mengerti perasaan Ibu. Sudah berapa lama perasaan itu Ibu rasakan?
“Kalau saya boleh simpulkan, Bapak/Ibu saat ini mengalami hal yang disebut dengan
keputusasaan. Keputusasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang itu merasa tidak ada pilihan
lain lagi untuk menyelesaikan masalahnya walaupun sebenarnya ia masih memiliki
potensi/kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
“Bu, bagaimana kalau saya memberitahukan tentang cara yang baik untuk menyelesaikan
masalah?”
“Ada beberapa hal yang Ibu bias lakukan, misalnya, menceritakan masalah Ibu kepada orang lain
yang Ibu percaya. Dengan demikian beban yang Ibu rasakan setidaknya bias berkurang.Selain
itu, Ibu juga bisa mengingat atau menuliskan kemampuan atau aspek positif yang dulu pernah
Ibu lakukan. Coba ingat kembali apa saja hal baik yang dulu pernah bapak/ibu lakukan.
Wah....dulu ternyata bapak/ibu bisa membuat es krim yang lezat ya. Nah buat daftar sebanyak-
banyaknya kemampuan lainnya. Kegiatan seperti ini berguna untuk membantu membangkitkan
semangat dan harapan Ibu/Bapak kembali dalam menjalani kehidupan”. Meskipun tidak dapat
membuatnya sendiri tapi ibu/bapak masih bisa mengajarkannya ke orang lain. Tulis dan buat
daftar tersebut, ini akan membuktikan bahwa ibu/bapak masih punya banyak kemampuan yang
bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Hebat..

Terminasi
Nah... Bu, bagaimana rasanya setelah kita berbincang-bincang tentang masalah Ibu tadi?”.
“ Coba Ibu menyebutkan apa sebenarnya yang Ibu alami saat ini ? ”.
“ Coba Ibu ulangi, hal baik apa saja yang bias dilakukan untuk menyelesaikan masalah ?”.
“Bagus sekali Ibu”.
“Baiklah Ibu sesuai dengan janji kita telah berbincang-bincang selama 30 menit. Dan tadi Ibu
telah mengetahui cara untuk menyelesaikan masalah, setelahini, Ibu bias mencoba untuk mulai
menerapkannya. Bagaimana, apa Ibu bersedia melakukannya?”.” Bagus sekali Bu”. Ibu
bagaimana kalau besok kita berlatih kegiatan membuat atau menuangkan air minum dari
teko air, disini jam 9 pagi? Baiklah bu.... Saya permisi dulu. Assalamualaikum WW.
SelamatPagi.

Anda mungkin juga menyukai