Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR KETIDAKBERDAYAAN

A. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna dengan maksud bahwa suatu keadaan dimana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasakan (NANDA, 2010).

B. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala (Capernito, 2009):
1. Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
2. Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu.
3. Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk
melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya.
4. Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran.
5. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.
6. Menunjukkan perilaku ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang
perawatan.
7. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan.
8. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya.
9. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah.
10. Gagal mempertahankan ide atau pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika
mendapat perlawanan.
11. Apatis dan pasif.
12. Ekspresi muka murung.
13. Bicara dan gerakan lambat.
14. Tidur berlebihan.
15. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan.
16. Menghindari orang lain.
C. Etiologi
1. Kemungkinan etiologi:
a. Disfungsi proses berduka
b. Kurangnya umpan balik positif
c. Umpan balik negatif yang konsisten
2. Faktor yang berhubungan:
a. Patofisiologis
Setiap proses penyakit, baik akut maupun kronik dapat menyebabkan
ketidakberdayaan atau berperan menyebabkan ketidakberdayaan.
Beberapa sumber umum antara lain:
1) Berhubungan dengan ketidakmampuan berkomunikasi, sekunder akibat
trauma servikal, infark miokard dan nyeri.
2) Berhubungan dengan ketidakmampuan menjalani tanggung jawab peran,
sekunder akibat pembedahan, trauma dan artritis.
3) Berhubungan dengan proses penyakit yang melemahkan, sekunder akibat
sklerosis multiple dan kanker terminal.
4) Berhubungan dengan penyalahgunaan zat.
5) Berhubungan dengan distorsi kognitif, sekunder akibat depresi.
b. Situasional (personal dan lingkungan)
1) Berhubungan dengan perubahan status kuratif menjadi paliatif
2) Berhubungan dengan perasaan kehilangan kontrol dan pembatasan gaya
hidup
3) Berhubungan dengan karakteristik personal yang sangat mengontrol nilai
4) Berhubungan dengan pola makan yang berlebihan
5) Berhubungan dengan pengaruh pembatasan rumah sakit atau lembaga
6) Berhubungan dengan gaya hidup berupa ketidakmampuan
7) Berhubungan dengan rasa takut akibat penolakan
8) Berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi
9) Berhubungan dengan umpan balik negatif yang terus menerus
10) Berhubungan denga kurangnya pengetahuan
11) Berhubungan dengan mekenisme koping yang tidak adekuat
c. Maturasional
1) Anak remaja : Berhubungan dengan masalah pengasuhan anak
2)Dewasa : Berhubungan dengan peristiwa kehilangan lebih dari satu
kali, sekunder akibat penuaan (misalnya pension, defisit sensori, defisit
motorik, uang dan orang terdekat)
KASUS KETIDAKBERDAYAAN

Seorang laki-laki usia 66 tahun, dirawat di RSU Karawang dengan diagnosa medis (CHF)
Congestive Heart Failure. Klien adalah kepala rumah tangga, namun sejak 3 bulan lalu ia
sudah sering sakit-sakitan dengan keluhan sakit jantung hingga pernah masuk ICU selama
5 hari. Klien rutin kontrol selama 6 bulan pertama namun sejak 3 bulan kemudian klien
tidak rutin kontrol lagi dan merasa sudah baikan. Selama 3 bulan tersebut, klien kembali ke
kebiasaan lama yaitu merokok dan minum kopi. Saat dikaji, klien kesulitan tidur selama 2
hari karena memikirkan penyakitnya dan biaya rumah sakit. Klien khawatir masuk ICU
lagi. Ekspresi wajah berubah-ubah tetapi lebih banyak menunduk. Seluruh kebutuhan
harian dibantu isterinya termasuk BAB/BAK, klien mengatakan sekarang hanya menjadi
beban istri dan anak-anaknya saja karena sudah tidak mampu bekerja, ia juga merasa
menjadi beban istrinya karena aktivitas apa apa harus selalu dibantu istrinya. Keluarga
mengatakan selama sakit klien lebih pasif dan pendiam, klien cepat marah jika istrinya
tidak disampingnya.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN

A. Pengkajian
a. Informasi Umum
Inisial klien : Tn. K
Usia : 66 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Sunda
Status perkawinan : Menikah
Alamat : kp. Jatisari

b. Kondisi/Keluhan Saat Ini


Fisik:
- Klien dirawat dengan diagnosa medis (CHF) Congestive Heart Failure, sejak 3
bulan yang lalu sering sakit-sakitan dan pernah masuk ICU selama 5 hari.
- Saat dikaji klien kesulitan tidur selama 2 hari karena memikirkan penyakitnya
- Semua aktivitas klien dibantu oleh istrinya termasuk BAB/BAK
- Ekspresi wajah berubah-ubah tetapi lebih banyak menunduk

Psikososial:
Klien mengatakan kesulitan tidur selama 2 hari karena memikirkan penyakitnya
dan biaya rumah sakit. Klien khawatir masuk ICU lagi, klien mengatakan sekarang
hanya menjadi beban istri dan anak-anaknya saja karena sudah tidak mampu
bekerja, klien merasa menjadi beban istri karena semua aktivitasnya dibantu oleh
istrinya. Keluarga mengatakan selama sakit klien lebih pasif dan pendiam, klien
cepat marah jika istrinya tidak disampingnya.

Konsep diri:
Apakah penyakit fisik yang dialami mempengaruhi:
1. Citra tubuh,
Klien tidak memiliki masalah Citra tubuh
2. Identitas diri,
Klien tidak mengalami kehilangan identitas diri
3. Peran,
Klien merasa menjadi beban istri dan anaknya karena sudah tidak bekerja
karena semua aktivitas dibantu oleh istrinya. Klien mengalami ketidakefektifan
peran keluarga
4. Harga diri,
Klien merasa dirinya menjadi beban istri dan anak-anaknya, klien kesulitan
tidur selama 2 hari karena memikirkan penyakitnya dan biaya rumah sakit,
klien tidak bisa melakukan apa-apa karena semua aktivitas dibantu oleh istrinya
termasuk BAK/BAB

c. Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Klien sering sakit-sakitan dengan keluhan sakit jantung dan pernah masuk ICU
selama 5 hari, klien rutin kontrol selama 6 bulan pertama namun sejak 3 bulan
kemudian klien tidak rutin kontrol lagi karena sudah merasa baikan. Selama 3
bulan tersebut klien kembali ke kebiasaan lama yaitu merokok dan minum kopi
d. Penilaian Terhadap Stresor (Masalah)
Klien kesulitan tidur selama 2 hari karena memikirkan penyakitnya dan biaya
rumah sakit, klien khawatir masuk ICU lagi. Klien merasa hanya menjadi beban
istri dan anaknya saja karena sudah tidak bekerja, klien merasa menjadi beban
istrinya karena semua aktivitas klien dibantu oleh istrinya termasuk BAK/BAB.
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien terlihat pasif dan hanya diam, klien
cepat marah bila istrinya tidak disampingnya
e. Sumber Koping
Istri klien selalu membantu segala aktivitas klien, dan selalu berada disamping
klien dalam mendukung kesembuhan klien
Status Mental
1. Penampilan : tidak rapi, terlihat lusuh tidak berdaya
2. Pembicaraan : apatis, tidak dapat memulai pembicaraan lebih dulu
3. Aktivitas motoric : tampak lesu dan gelisah
4. Alam perasaan : klien mengatakan merasa menjadi beban, klien kesulitan tidur
selama 2 hari karena memikirkan penyakitnya, klien khawatir masuk ICU lagi
f. Mekanisme Koping
Klien kesulitan tidur karena memikirkan penyakitnya, klien khawatir masuk ICU
lagi, klien merasa menjadi beban istri dan anaknya karena tidak bekerja, klien tidak
bisa melakukan aktivitas dan semua aktivitas dibantu oleh istrinya termasuk
BAK/BAB. Keluarga mengatakan semenjak sakit klien terlihat pasif dan lebih
banyak diam, klien cepat marah jika istrinya tidak disampingnya, klien tampak
tertunduk.
B. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Subjektif: 1. Koping individu tidak efektif
 Klien mengatakan kesulitan tidur
karena memikirkan penyakitnya
 Klien khawatir masuk ICU lagi
 Selama 3 bulan tidak kontrol
klien kembali ke kebiasaannya
yaitu merokok dan minum kopi

Objektif:
 Ekspresi wajah berubah-ubah
tetapi lebih banyak tertunduk
 Penampilan tidak rapi
 Apatis

Subjektif : 2. Ketidakberdayaan
 Klien merasa menjadi beban istri
dan anaknya karena tidak bisa
bekerja
 Klien tidak bisa melakukan
aktivitas dan semua aktivitas
dibantu oleh istrinya termasuk
BAK/BAB
 Keluarga mengatakan selama
sakit klien tampak pasif dan lebih
banyak diam
Objektif :
 Apatis
 Tidak mau memulai pembicaraan
terlebih dahulu
 Klien cepat marah jika istrinya
tidak ada disampingnya
Subjektif : 3. Harga Diri Rendah
 Klien merasa menjadi beban istri
dan anaknya karena tidak bisa
bekerja
 Klien tidak bisa melakukan
aktivitas dan semua aktivitas
dibantu oleh istrinya termasuk
BAK/BAB
 Keluarga mengatakan selama
sakit klien tampak pasif dan lebih
banyak diam
Objektif :
 Apatis
 Tidak mau memulai pembicaraan
terlebih dahulu
 Klien cepat marah jika istrinya
tidak ada disampingnya
 Klien tampak lebih banyak
tertunduk

C. Pohon Masalah

Harga diri rendah


Ketidakberdayaan
Core Problem

Koping Individu Tidak


Efektif

D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakberdayaan
2. Koping individu tidak efektif
3. Harga diri rendah

E. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Diagnosa : Ketidakberdayaan
No Intervensi Tujuan Tindakan Keperawatan
Generalis
1 Pada Pasien Pasien mampu: a. Mendiskusikan
a. Mengenali dan ketidakberdayaan yang
mengekspresikan dirasakan pasien yaitu
emosinya. penyebab, proses terjadinya
b. Memodifikasi masalah, tanda dan gejala dan
pola kognitif yang akibat.
negatif. b. Mendiskusikan kondisi
c. Berpartisipasi kesehatan yang tidak dapat
dalam dikontrol oleh pasien.
pengambilan c. Mendiskusikan pemikiran
keputusan yang negatif tentang kesehatan yang
berkenaan dengan dapat menurunkan kondisi
perawatannya pasien.
sendiri. d. Melatih meningkatkan
d. Memotivasi diri pemikiran positif, logis dan
untuk aktif rasional.
mencapai tujuan e. Melatih mengembangkan
yang realistis. pikiran dan harapan positif
(latihan afirmasi positif).
f. Melatih kegiatan yang masih
dapat dilakukan walau dalam
kondisi sakit.
2 Pada keluarga Keluarga mampu: a) Mendiskusikan kondisi pasien:
a) Mengenal ketidaberdayaan, penyebab,
masalah proses terjadi dan tanda dan
ketidakberdayaan gejala
pada anggota b) Melatih keluarga merawat
keluarganya ketidakberdayaan pasien
b) Merawat anggota c) Melatih keluarga melakukan
keluarga yang follow up
mengalami
ketidakberdayaan
c) Melakukan follow
up anggota
keluarga yang
mengalami
ketidakberdayaan

Anda mungkin juga menyukai