KASUS:
Seorang perempuan berusia 38 tahun berasal dari RW 5 sudah menikah dan tinggal
bersama keluarganya. Klien dan keluarga biasa menggunakan bahasa Indonesia dicampur
bahasa daerah (bahasa luwu). Klien masuk IGD dengan keluhan sesak sejak 8 jam sebelum
masuk rumah sakit, dan nyeri perut. Saat anamnesis, klien mengeluh mual, pusing tidak
tertahankan, batuk, sesak, perut terasa tidak enak, dan kelelahan. Klien masuk dengan
diagnosis asma dan gagal jantung. Klien merupakan orang yangs angat aktif beratifitas dalam
komunitas dan lingkungan kerjanya. Semejak sakit klien tidak dapat lagi melakukan
aktivitasnya. Selain itu, Klien biasanya terlibat dalam kegiatan arisan dan pengajian, tetapi
semenjak sakit gagal jantung klien tidak bisa berpartisipasi mengkoordinasi acara. Teman-
temannya pun meminta klien untuk tidak ikut karena kondisinya yang mudah lelah. Klien
tidak merasa malu, tetapi sedih karena tidak bisa ikut serta aktif. Saat sakit klien
memiliki hambatan dalam berhubungan dalam kelompok karena merasa kesulitan untuk bebas
melakukan hal apapun di lingkungan akibat penurunan toleransi aktivitas.
Secara observasi saat interaksi didapatkan, klien tampak lesu, kontak mata ada meskipun tidak
dipertahankan terus menerus dan sesekali memalingkan pandangan sambil menunduk.
Klien merasa kewalahan melakukan kegiatan sehari – hari seperti makan, berpakaian,
toileting, dan menjaga kebersihan diri. Klien tidak tampak ditemani oleh keluarganya.
Mood dan afek sedih karena tidak dapat beraktivitas seperti sebelum sakit. Klien berpikir
mengapa dirinya mendapatkan penyakit tersebut dan tidak bisa melakukan apapun lagi,
meskipun sudah bolak-balik rumah sakit sesaknya selalu saja muncul dan tidak
tertahankan. Klien bertanya - tanya mengapa harus dirinya yang mendapatkan penyakit
tersebut padahal dia anak bungsu, dan kakak-kakanya masih sehat, bahkan ayahnya pun
masih sehat. Klien terpikir ingin sekali bisa seperti orang lain, makan dan minum
bebas tanpa merasa kelelahan dan sesak
Ketidakberdayaan dapat muncul akibat kebiasaan di masa lampau dan perubahan kemampuan
fisik akibat penyakit. Persepsi bahwa individu harus mandiri melakukan sesuatu dan
ketidaksesuaian dengan perubahan kemampuan saat ini membuat ketidakberdayaan dirasakan
seiring dengan perjalanan penyakitnya. Ketidakberdayaan didukung dengan munculnya
penyakit di usia produktif sementara tidak adanya faktor risiko penyakit yang dimiliki.
Perasaan tidak berdaya diperberat dengan prognosis yang kurang baik, bahkan menunjukkan
perburukan dan masalah fisik baru yang semakin menurunkan fungsi tubuh saat klien
dirawat. Latihan pola berpikir positif, penentuan tujuan realistis, dan pelibatan keluarga
sebagai sumber dukungan sangat dibutuhkan oleh klien yang mengalami ketidakberdayaan
akibat penyakitnya. Asuhan keperawatan yang diberikan mampu membuat klien mempunyai
semangat bertahan hidup dengan pikiran positif, menentukan tujuan hidupnya, dan
memanfaatkan sumber dukungan keluarga untuk mengatasi penurunan kemampuan tanpa merasa
tidak berdaya.
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny.
2. Umur : 38 tahun
3. Jenis kelamin : perempuan
4. Status : menikah
5. Agama :-
6. Alamat : luwu, RW 5
7. Pendidikan :-
8. Pekerjaan :-
9. Tanggal masuk :
10. No. RM :-
11. Diagnosis medis : asma dan gagal jantung
12. penanggung jawab : -
13. Tanggal pengkajian : -
B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI
-
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Riwayat mengalami gangguan jiwa:
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
-
3. Trauma:
Tidak
Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:
Tidak
Hubungan keluarga: -
Gejala: -
Riwayat pengobatan: -
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. TD: mmHg
2. HR: x/menit
3. RR: x/menit
0
4. S: C
5. TB: cm
6. BB: kg
7. Keluhan fisik: Ya
Yaitu: klien mengeluh mual, pusing tidak tertahankan, batuk, sesak, perut
terasa tidak enak, dan kelelahan
Masalah Keperawatan:
Keletihan
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (minimal 3 generasi ke atas)
Masalah Keperawatan:
Tidak ditemukan
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien bertanya - tanya mengapa harus dirinya yang mendapatkan penyakit
tersebut padahal dia anak bungsu, dan kakak-kakanya masih sehat,
bahkan ayahnya pun masih sehat.
b. Identitas diri
Klien mengatakan sudah menikah dan tinggal bersama keluarganya.
c. Peran
Klien memiliki pekerjaan, klien merupakan orang yang angat aktif beratifitas
dalam komunitas dan lingkungan kerjanya. Semejak sakit klien tidak dapat
lagi melakukan aktivitasnya.
d. Ideal diri
Klien terpikir ingin sekali bisa seperti orang lain, makan dan minum
bebas tanpa merasa kelelahan dan sesak.
e. Harga diri
Klien merasa sedih karena tidak bisa ikut serta aktif. Saat sakit klien
memiliki hambatan dalam berhubungan dalam kelompok karena merasa
kesulitan untuk bebas melakukan hal apapun di lingkungan akibat
penurunan toleransi aktivitas.
Masalah Keperawatan:
Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat/yang berarti:
Keluarga
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien biasanya terlibat dalam kegiatan arisan dan pengajian
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
klien memiliki hambatan dalam berhubungan dalam kelompok karena merasa
kesulitan untuk bebas melakukan hal apapun di lingkungan akibat
penurunan toleransi aktivitas.
Masalah Keperawatan:
Ketidakberdayaan
4. Spiritual sebelum di RS
a. Nilai dan keyakinan:
-
b. Kegiatan Ibadah:
Klien biasanya terlibat dalam acara pengajian.
Masalah Keperawatan:
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan:
Klien merasa kewalahan melakukan kegiatan sehari – hari seperti
makan, berpakaian, toileting, dan menjaga kebersihan diri.
Masalah Keperawatan:
defisit perawatan diri
__________________________________________________________________
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Inkoheren
Apatis
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan:
-
Masalah Keperawatan:
-
3. Aktivitas motorik
Lesu
Jelaskan:
klien tampak lesu, kontak mata ada meskipun tidak dipertahankan terus
menerus dan sesekali memalingkan pandangan sambil menunduk
Masalah Keperawatan:
4. Alam perasaan
Sedih
Jelaskan:
Mood dan afek sedih karena tidak dapat beraktivitas seperti sebelum
sakit.
Masalah Keperawatan:
ketidakberdayaan
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan:
-
Masalah Keperawatan:
Tidak ada
9. Proses pikir
Sirkumtansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of idea
Blocking
Pengulangan pembicaraan
Jelaskan:
-
Masalah Keperawatan:
Tidak ada
Ya Tidak
6. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan
Perawatan pendukung
7. Aktifitas di rumah
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapian rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
8. Aktivitas di luar rumah
Belanja
Transportasi
Lain-lain
9. Istirahat/tidur
Tidur siang lama: .................... s.d. .......................
Tidur malam lama: .................... s.d. .......................
Kegiatan sebelum/sesudah tidur: ..................................................................................
Jelaskan:
-
Masalah Keperawatan:
Tidak ditemukan
H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Berb Minum
icara dengan orang lain alkohol
Ma Reaksi
mpu menyelesaikan masalah lambat
Tek Bekerja
nik relaksasi berlebihan
Akti Menghinda
vitas konstruktif r
Olah Menciderai
raga diri sendiri
Distr Lainnya ....
aksi ..................................
Lain
nya ...................................
Jelaskan:
-
Masalah Keperawatan:
Tidak ditemukan
h. Masalah lainnya:
-
Masalah Keperawatan:
Tidak ditemukan
Penyakit fisik
Jelaskan:
Klien berpikir mengapa dirinya mendapatkan penyakit tersebut dan tidak
bisa melakukan apapun lagi, meskipun sudah bolak-balik rumah sakit
sesaknya selalu saja muncul dan tidak tertahankan. Klien bertanya - tanya
mengapa harus dirinya yang mendapatkan penyakit tersebut padahal dia anak
bungsu, dan kakak-kakanya masih sehat, bahkan ayahnya pun masih sehat.
Masalah Keperawatan:
Kurang pengetahuan
K. ASPEK MEDIS
Dx Medis :
Terapi Medis:
-
Pemeriksaan penunjang:
-
DO: -
DO: -
Masalah keperawatan:
a. Keletihan
b. Ketidakberdayaan
c. Defisit perawatan diri
d. Kurang pengetahuan
Pohon masalah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Keletihan
b. Ketidakberdayaan
c. Defisit perawatan diri
d. Kurang pengetahuan
3. INTERVENSI
Tg No. Perencanaan
Diagnosa kep Intervensi
l dx Tujuan Kriteria evaluasi
Keletihan Pasien tidak a. Dapat melakukan a. Identifikasi gangguan
mengalami aktivitas rutin tanpa fungsi tubuh yang
keletihan bantuan. mengakibatkan
setelah b. Tidak tampak lesu kelelahan.
dilakukan c. Daya tahan tubuh b. Kaji adanya faktor yang
asuhan meningkat menyebabkan keletihan.
keperawata d. Pasien tidak mengelu c. Monitor kelelahan fisik
n selama 3 lelah dan emosional.
x 24 jam. e. TTV dalam batas d. Monitor respon pasien
normal terhadap aktivitas.
e. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang bisa
dilakukan.
f. Monitor pola dan jam
tidur.
g. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas.
h. Kaji kemampuan ADL
pasien.
i. Anjurkan tirah baring.
j. Anjurkan pasien untuk
membatasi aktivitas.
k. Anjurkan pasien untuk
beraktivitas secara
bertahap.
l. Kolaborasi pemberian
Obat Anti Tuberkulosis
bila perlu.