Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN

KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Medikal Bedah

OLEH:

Nurul fajar Pawindu (NIM:01 2019 013)

Andi Novita Riska (NIM: 01 2019 001)

Atika (NIM: 01 2019 002)

STIKes Kurnia Jaya Persada

PALOPO

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat allah SWT yang hingga saat
ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang
luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Konsep Diri.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Adapun penulisan
makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembaca

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini, untuk
kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan Kesehatan jiwa merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dan
menjadi unsur terpenting dalam kehidupan manusia adalah sejahtera yang meliputi
kebahagiaan, kepuasan, penerimaan, rasa optimis dan adanya harapan yang dimiliki oleh
seseorang (Stuart & Laraia, 2005). Sehat jiwa merupakan kemampuan seseorang dalam
mempertahankan potensi yang ada untuk menghadapi kehidupan.
Seiring dengan peradaban manusia masalah-masalah kehidupan semakin komplek
pula, masalah tersebut bias berasal dari manusia sendiri maupun dari faktor luar. Manusia
itu sendiri dapat mengalami perubahan bahkan gangguan pada fisik maupun mental
akibat kemunculan masalah tersebut.
WHO memperkirakan sebanyak 450 juta orang di seluruh dunia mengalami
gangguan mental, terdapat sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini
dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu
selama hidupnya. gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan
kemungkinan akan berkembang menjadi 25% ditahun 2030.
WHO mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk indonesia mengalami gangguan
jiwa, dimana panik dan cemas adalah gejala paling ringan. gambaran gangguan jiwa berat
di Indonesia pada tahun 2007 memiliki prevalensi sebesar 4 permil, artinya bahwa dari
100 penduduk indonesia terdapat empat sampai lima diantaranya menderita gangguan
jiwa berat (Publising Depkes RI, 2008). Penduduk Indonesia pada tahun 2007 (Pusat
Data dan Informasi Depkes RI, 2009) sebanyak 225.642.124 sehingga klien gangguan
jiwa di Indonesia pada tahun 2007 diperkirakan 1.037.454 orang. (Riskesdas, 2007).
Harga diri rendah termasuk gangguan kesehatan mental yang banyak dialami.
Harga diri rendah adalah penilainan individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik prilaku seseoarang dengan dirinya sendiri
tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kegagalan dan kekalahan, tetep merasa
sebagai seorang yang tidak penting dan berharga. Konsep diri adalah semua ide, pikiran,
perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan
orang lain. (suliswati, 2005).
Berdasarkan latar belakang, penulis akan mengangkat masalah gangguan konsep
diri: Harga diri rendah pada makalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep harga diri rendah?
2. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan harga diri rendah?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah?
C. Tujuan
1. Untuk memahami tentang konsep harga diri rendah
2. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan pada pasien dengan
harga diri rendah
3. Untuk mengetahui proses keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Harga Diri Rendah


1. Pengertian
Konsep diri merupakan gambaran tentang individu mengenai keseluruhan
ide, kepercayaan, pikiran, keyakinan, sikap serta perasaan individu itu sendiri
yang mempengaruhi hubungan sosialnya baik dengan individu lain maupun
dengan lingkungan sekitarnya. Konsep diri sebagai cara pandang individu
terhadap dirinya sendiri. Konsep diri itu terdiri atas beberapa komponen, salah
satunya yaitu harga diri.
Harga diri merupakan suatu penilain individu terhadap kemampuannya
berdasarkan perasaan tentang nilai, harga atau manfaat diri sendiri yang berasal
dari kepercayaan positif dan negatif. Apabila individu tersebut sering memperoleh
hasil penilaian yang negatif maka individu tersebut cenderung mengalami harga
diri rendah (Dermawan & Rusdi, 2013). Harga diri rendah merupakan perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri, yang berkepanjangan akibat evaluasi
yang negative terhadap diri sendiri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri. Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.

2. Rentang respon
Menurut Prabowo (2014), rentang respon konsep diri terdiri atas:
a. Respon adaptif, adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
b. Respon maladaptive, adalah respon yang diberikan individu ketika dia
tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat,tidak mampu berhubungan dengan
orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baik dengan orang lain.

3. Proses terjadinya masalah


a. Faktor predisposisi, terdiri atas:
1) Penolakan
2) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter, tidak
konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut.
3) Persaingan antar saudara
4) Kesalahan dan kegagalan berulang
5) Tidak mampu mencapai standar
6) Faktor biologis, adanya faktor keturunan anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala.
7) Faktor psikologis, adanya pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan seperti kegagalan yang berulang, penolakan dan
harapan orang tua yang tidak realistis, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
penilaian negatif pasien terhadap gambaran diri.
8) Faktor sosial budaya, adanya penilaian negatif dari lingkungan
individu yang dapat mempengaruhi penilaian individu tersebut,
tingkat pendidikan yang rendah, sosial ekonomi yang rendah, dan
riwayat penolakan semasa individu dalam tumbuh kembang anak.
b. Faktor presipitasi, terdiri atas:
1) Hilangnya sebagian anggota tubuh
2) Berubahnya penampilan atau bentuk tubuh
3) Mengalami kegagalan
4) Menurunnya produktivitas
5) Trauma, dapat berupa penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan
6) Ketegangan peran, berhubungan dengan posisi atau peran yang
diharapkan dan individu yang mengalaminya frustasi.

4. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala harga diri renda yaitu:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain itu, dapat diamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah yang
tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera
makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
dan bicara lambat dengan nada suara lemah.

5. Sumber koping
Ada empat aspek sumber koping, antara lain:
a. Kemampuan personal: klien mampu mengenal dan menilai aspek positif
(kemampuan) yang dimilikinya, klien mampu melatih kemampuan yang
masih dapat dilakukannya di rumah sakit, klien mampu melakukan
aktivitas secara rutin di ruangan.
b. Dukungan sosial: keluarga mengetahui cara merawat klien, klien
mendapat dukungan dari lingkungan sekitarnya.
c. Asset material: rutin berobat, adanya kader kesehatan jiwa, sosial ekonomi
rendah, jarak pelayanan kesehatan mudah dijangkau.
d. Kepercayaan: klien mempunyai keyakinan positif terhadap program
pengobatan, klien mempunyai keinginan untuk sembuh.
6. Mekanisme koping
Mekanisme koping terdiri dari 2 macam, yaitu:
a. Mekanisme koping jangka pendek, yang biasa dilakukan pasien harga diri
rendah antara lain:
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus.
2) Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok
sosial, keagamaan dan politik.
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti
suatu kompetisi atau kontes popularitas.
4) Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyalahgunaan obat-obatan.
b. Mekanisme koping jangka panjang, apabila mekanisme koping jangka
pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu akan
mengembangkan mekanisme koping jangka panjang antara lain:
1) Menutup identitas, dimana pasien terlalu cepat mengadopsi
identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa
mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri diri sendiri,
identitas negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai
dan harapan asyarakat.
2) Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi,
regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik
pada diri sendiri dan orang lain.
7. Pohon masalah

Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial

Core Problem HARGA DIRI RENDAH

Causes Koping Individu Tidak Efektif

B. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan


Menurut Purwaningsih & Karlina (2010), ada beberapa penatalaksanaan pada pasien
dengan harga diri rendah yaitu:
1. Medis
a. Psikofarmaka
Biasanya berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang
hanya diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu
golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat
yang termasuk golongan generasi pertama misalnya Chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua
misalnya: Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan
aripiprazole.
b. Terapi kejang listrik (Electro Convulsive Therapy)
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang
granmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui
elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listirk
diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan danga terapi neuroleptika
oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
2. Keperawatan
a. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan
atau latihan bersama.
b. Terapi modalitas
Terapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrenia yang ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan pasien.
teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan
latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi kelompok bagi
skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam
hubungan kehidupan yang nyata.

C. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah (Teoritis)

1. Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian dua menit
berdasarkan keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda tanda menonjol yang
mendukung adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan
menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan
mencakup keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan
pengkajian status mental. Teknik pengu,mpulan data yang dapat dilakukan
melalui wawancara dengan pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap
kondisi pasien, serta melalui pemeriksaan.
Menurut fitria(2014) data yang perlu dikaji bisa dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu:
a. Data subjektif, merupakan data yang disampaikan secara lisan oleh klien
dan keluarga. Data ini didapatkan melalui wawancara oleh perawat kepada
klien dan keluarga, mencakup:
1) Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna
2) Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
3) Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau
bekerja
4) Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan, atau toileting)
b. Data objektif, merupakan data yang ditemukan secara nyata. Data yang
didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat,
mencakup:
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Kurang selera makan
10) Tidak berani menatap lawan bicara
11) Lebih banyak menunduk
12) Bicara lambat dengan suara yang lemah.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang ditemukan pada pasien dengan harga diri rendah yaitu:
a. Harga diri rendah
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi sosial
d. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
e. Risiko tinggi kekerasan

3. Intervensi
Disini perawat membantu klien memahami diri sendiri secara lengkap dan
akuratsehingga mereka dapat mengarahkan hidup mereka sendiri dengan cara
yang lebih memuaskan. Hal ini berarti membantu klien berusaha menuju masa
depan yang lebih jelas, pengalaman perasaan yang lebih dalam, keinginan, dan
keyakinan; kemampuan yang lebih besar untuk memanfaatkan sumber daya
mereka dan menggunakannya untuk tujuan yang konstruktif; serta persepsi yang
lebih jelas tentang arah hidup mereka, dengan asumsi tanggung jawab terhadap
diri mereka sendiri, keputusan mereka, dan tindakan mereka.

N Strategi Tujuan dan kriteria hasil intervensi


o pelaksanaan
1 SP1 klien Tujuan: Klien dapat membina  Membina hubungan
hubungan saling percaya saling percaya,
dengan perawat, Klien dapat merupakan dasar
mengidentifikasi kemampuan untuk kelancaran
dan aspek positif yang hubungan interaksi
dimiliki, Klien dapat menilai selanjutnya.
kemampuan yang dapat  Mengidentifikasi
digunakan, Klien dapat kemampuan dan
menetapkan/memilih kegiatan aspek positif yang
yang sesuai kemampuan, dimiliki
Klien dapat melatih kegiatan  Menilai kemampuan
yang sudah dipilih, sesuai yang dapat
kemampuan, Klien dapat dilakukan
menyusun jadwal untuk  Memantau klien
melakukan yang sudah dilatih dapat memilih
dengan kriteria hasil: kegiatan yang akan
 Ekspresi wajah dilatih sesuai
bersahabat dengan kemampuan
menunjukan rasa pasien
senang, ada kontak  Melatih pasien
mata, atau berjabat sesuai kemampuan
tangan mau yang dipilih
menyebutkan nama,  Memberikan pujian
mau menjawab salam, yang wajar terhadap
klien mau duduk keberhasilan klien
bersampingan dengan  Membantu
perawat, mau menyusun jadwal
mengeluarkan masalah pelaksanaan
yang dihadapi kemampuan yang
 Klien mengidentifikasi dilatih
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki:
kemampuan yang
dimiliki klien, aspek
positif keluarga, aspek
positif lingkungan
yang dimiliki klien.
 Klien menilai
kemampuan yang
dapat digunakan
 Klien membuat
rencana kegiatan
harian
 Klien melakukan
kegiatan sesuai
kondisi sakit dan
kemampuannya
 Klien memanfaatkan
sitem pendukung yang
ada keluarga.
2 SP2 klien Tujuan: Jadwal harian klien  Evaluasi jadwal
terevaluasi oleh perawat, harian klien oleh
Klien dapat melatih perawat
kemampuan kedua yang dapat  Latih kemampuan
dilakukan, Menganjurkan kedua klien yang
klien memasukkan dalam dapat dilakukan
jadwal kegiatan harian,  Anjurkan klien
dengan kriteria hasil: untuk memasukkan
 Klien dapat kemampuan kedua
mengevaluasi kegiatan didalam jadwal
hariannya kegiatan harian.
 Klien dapat melatih
kemampuan kedua
yang dapat dilakukan
 Klien dapat
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
3 SP Keluarga Tujuan: keluarga mampu SP1 keluarga:
merawat klien dengan Harga  Identifikasi masalah
Diri Rendah dirumah dan yang dirasakan
menjadi sistem pendukung dalam merawat
yang efektif bagi klien. klien
Dengan kriteria hasil:  Jelaskan proses
 Keluarga mampu terjadinya harga diri
mengidentifikasi rendah
kemampuan yang  Jelaskan tentang
dimiliki klien cara merawat klien
 Keluarga mampu harga diri rendah
menyediakan fasilitas  Susun jadwal
untuk klien melakukan keluarga untuk
kegiatan merawat klien
 Keluarga mampu
mendorong klien SP2 Keluarga:
melakukan kegiatan  Evaluasi
 Keluarga mampu kemampuan SP1
memuji klien saat  Latih keluarga
klien melakukan langsung ke klien
kegiatan  Menyusun jadwal
 Keluarga mampu keluarga untuk
membantu melatih merawat klien
klien
 Keluarga mampu SP3 Keluarga:
membantu menyusun  Evaluasi
jadwal kegiatan klien kemampuan
 Keluarga mampu keluarga
membantu  Evaluasi
perkembangan klien. kemampuan klieb\n
 Susun jadwal
keluarga untuk
follow up dan
rujukan.

4. Implementasi
Tindakan keperawatan dilakkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saai
ini. Perawat bekerja sama dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain dalam
melakukan tindakan. Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan keluarga agar
mampu mandiri memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan keterampilan koping
dalam menyesuaikan masalah. Perawat bekerja dengan pasien dan keluarga untuk
mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memfasilitasi pengobatan malalui
kolaborasi dan rujukan (Keliat, 2011)
a. SP1 Klien
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,
membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih,
melatih kemampuan yang sudah dipilih, menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
b. SP2 Klien
Melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
klien
c. SP1 Keluarga
Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien
dirumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri
rendah, menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri rendah,
mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga diri rendah,
memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara merawat.
d. SP2 Keluarga
Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien dengan masalah harga
diri rendah langsung kepada klien.
e. SP3 Keluarga
Membantu perencanaan pulang bersama keluarga.
5. Evaluasi
Dilakukan untuk menilai perkembangan kemampuan pasien dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah. Kemampuan yang diharapkan:
a. Diharapkan pasien mampu:
1) Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai
kemampuannya.
2) Membina hubungan dengan orang lain di lingkungannya secara
bertahap.
3) Melakukan cara-cara menyelesaikanmasalah yang dialami.
b. Diharapkan keluarga mampu:
1) Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien
mandiri.
2) Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa.
3) Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa atau kekambuhan.
4) Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi
segera.
5) Menggunakan sumber-sumber yang tersedia dimasyarakat seperti
tetangga, teman dekat, dan pelayanan kesehatan terdekat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Nisaa Qonita Izzatun. 2018. Keperawatan Jiwa: Harga Diri Rendah. repository.poltekk
es-smg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=16470&keywords=
Putri Aisyah Yuriska. 2019. Harga Diri Rendah. http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/ /inde
x.php?p=show_detail&id=6142
http://eprints.umbjm.ac.id/232/3/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai