Anda di halaman 1dari 19

KASUS ISOLASI SOSIAL

1.        Identitas Klien :


Nama : Tn. R
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ds. Pangwangunan, no. 234 cirebon
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : 17 Desember 2018
Tanggal pengkajian : 18 Desember 2018
No. RM : 67.95
2.        Alasan masuk :
Klien datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2018, dengan
keluhan:
      Tidak mau bergaul dengan orang lain
      Tidak banyak bercakap- cakap
      Banyak melamun
      Mengurung diri
      Sering menyendiri
3.        Faktor Predisposisi
a.    Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di
rawat di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang yang pertama pada tanggal 12 juni 2016
dikarenakan klien apatis, diam di kamar (mengurung diri), menolak berhubungan
dengan orang lain.
b.    Klien tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
c.    Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual dan tindakan kriminal
dan klien tidak pernah melakukan penganiayaan.
d.   Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami oleh
klien.
e.    Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Klien mengatakan saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu
SMA.
f.     Klien mengatakan malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
Dan keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja.
4.        Faktor Presipitasi
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
a.    Masa anak-anak
Klien tidak pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan.
b.    Masa remaja
Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan sesuai
pernyataan klien “saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu
SMA”.
c.    Masa dewasa
Klien mengatakan “ malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan”.
5.        Pemeriksaan Fisik
a.    Tanda- tanda vital
TD : 120/ 80 mmHg
N : 86 X/ mnt
S : 37,4° C
P : 20 X/ mnt
b.    Ukur
TB : 160 cm
BB : 50 kg
c.    Keluhan fisik
Dari hasil pengkajian didapatkan klien tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya
dan pada tubuh klien tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun gangguan fisik
lainnya.
6.        Psikososial
a.    Genogram
Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya,serta
kakaknya. pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, yang dipimpin
oleh ayahnya. Pola asuh klien keras, penuh dengan kedisiplinan, klien selalu di
pojokkan dan di tuntut untuk segera mendapatkan pekerjaan karena sampai
sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
b.    Konsep diri
      Citra tubuh
Klien mengatakan: menyukai seluruh bagian tubuhnya.
Tidak ada kecacatan anggota tubuh dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan pernyataan klien: “ saya menyukai seluruh bagian tubuh saya”.
      Identitas diri
Di rumah klien berperan sebagai seorang anak dan seorang kakak,
menuntut klien merasa puas sebagai laki- laki, karena di keluarga klien di
ajarkan untuk bertanggung jawab dan disiplin, serta di diperlakukan sebagai
seorang anak laki- laki.
Dengan pernyataan klien: “saya di perlakukan sebagai seorang kakak laki-laki
yg bertanggung jawab”.
      Peran
Klien berperan sebagai anak dan kakak, yang harus berbakti dan menuntun adik-
adik. Klien belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan pernyataan klien: “ di rumah saya di tuntut untuk bisa menuntun adik-
adik saya.”
      Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuanya,
dan ingin membina rumah tangga, serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya.
Dengan pernyataan klien: “saya ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan
pekerjaan agar bisa membantu kedua orang tua saya.”
      Harga diri
Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar,
karena belum bekerja.
Dengan pernyataan klien: “saya malu bermain dengan teman- teman.”
c.    Hubungan sosial
      Orang terdekat
Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya
masalah,hanya memendam masalah sendiri.
Dengan pernyataan klien: “ kalau saya ada masalah saya tidak punya tempat
untuk bercerita, saya hanya memendamnya sendiri.”

      Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat


Klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat,
selama di RSJ lebih banyak menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan
kelompok.”
Dengan pernyataan klien: “ saya di rumah hanya diam di kamar, tidak pernah ikut
kegiatan apapun.”
      Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara
dengan orang lain, tidak ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman
di lingkungan banyak orang dan ramai.
Dengan pernyataan klien: “ saya tidak mempunyai teman dekat, saya juga tidak
menyukai tempat yang ramai dan banyak orang.”
d.   Spiritual
      Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien pasrah dengan keadaannya
mungkin sudah ditakdirkan oleh Allah.
Dengan pernyataan klien: “ saya yakin kalau saya bisa senbuh atas kehendak
Allah.”
      Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah shalat
5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan kesembuhan.
Dengan pernyataan klien: “ saya tidak pernah sholat, saya hanya berdoa sama
Allah supaya saya cepat sembuh.”
7.        Status Mental
a.    Penampilan
Klien tampak tidak rapi, baju tidak rapi, kuku klien tampak panjang, rambut acak-
acakan.
b.    Pembicaraan
Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak
mampu memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
c.    Aktivitas motorik
Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas,
klien mau beraktivitas apabila dimotivasi.

d.   Alam perasaan


Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan
dirinya, klien merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup ini.
e.    Afek
Tidak ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu yang membuat
tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat
(afek tumpul).
f.     Interaksi selama wawancara
Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih
sering menunduk, bahkan sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak
bercakap- cakap.
g.    Persepsi halusinasi
Klien mengatakan klien suka mendengar bisikan seperti suara temannya menyuruh
pergi, biasanya bisikan itu datang pada saat klien melamun.
Dengan pernyataan pasien: “ saya suka mendengar bisikan dan bisikannya datang
kalau saya sedang melamun.”
h.    Proses pikir
Pembicaraan klien secukupnya.
i.      Isi pikir
Selama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing
terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk
berhubungan dengan orang lain dan tampak memisahkan diri dari orang lain.
j.      Tingkat kesadaran
Klien sadar sepenuhnya ditandai klien tidak tampak bingung klien bisa menyebutkan
namanya dengan benar, juga bisa membedakan waktu pagi, siang dan malam serta
dapat menyebutkan tempat di mana klien berada.
k.    Memori
Klien mampu mengingat dengan baik kejadian jangka panjang, dan jangka pendek
dan kejadian saat ini.
      Jangka panjang
Klien mampu mengingat tanggal masuk ke RSJP magelang.
      Jangka pendek
Klien mampu mengingat apa yang terjadi pada minggu ini.
      Memori saat ini
Klien dapat mengingat apa yang dilakukan tadi sebelum melakukan interaksi.
l.      Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung sederhana, klien mampu menyebutkan angka, klien juga
mampu menjawab 3 dikurangi 1, klien menjawab 2.
m.  Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan yang ringan misalnya klien memilih cuci tangan
dulu sebelum makan.
n.    Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya berada di RSJ dan menyadari dirinya sakit.
8.        Kebutuhan Persiapan Peluang
a.    Makan
Klien makan 3X sehari, mampu menghabiskan 1 porsi makan dengan menu
seimbang yang sudah disiapkan dari instalasi gizi (nasi, lauk, sayur, buah- buahan),
klien makan pagi pukul 07.00 WIB, makan siang pukul 12.00 WIB, makan malam
jam pukul 19.00 WIB, setelah makan klien merapikannya sendiri
Dengan pernyataan klien: “ saya makan sesuai dengan jadwal yang di berikan di
RSJ.”
b.    BAB/ BAK
Bila klien ingin BAB/ BAK pergi ke WC tanpa bantuan orang lain, BAK ± 3X
sehari dan BAB ± 1X sehari.
Dengan pernyataan klien: “ saya BAB/BAK sendiri tanpa bantuan suster, biasanya
BAK ± 3X sehari dan BAB ± 1X sehari.”
c.    Mandi
Klien mandi di kamar mandi 2X sehari tanpa bantuan orang lain dan tidak lupa
menggosok gigi, mencuci rambut 1 minggu sekali.
Dengan pernyataan klien: “ saya mandi 2X sehari tanpa di bantu siapapun, dan
keramas 1 minggu sekali.”
d.   Berpakaian/ berhias
Klien mengganti pakaian 1X sehari dilakukan sendiri walaupaun kurang rapi.
Dengan pernyataan klien: “ saya ganti baju 1X sehari.”

e.    Istirahat dan tidur


Klien tidur siang pukul 11.00- 12.00 WIB dan tidur malam pukul 20.00- 05.00
WIB, aktivitas sebelum tidur klien adalah melamun dan diam, tapi tidak lupa untuk
membaca doa sebelum tidur. Setelah bangun klien langsung mandi.
Dengan pernyataan klien: “ biasanya sebelum tidur saya melamun dan tidak lupa
membaca do’a.”
f.     Penggunaan obat
Klien mengatakan tidak mengetahui obat apa yang klien minum dan tidak
mengetahui efek samping dan manfaat dari obat tersebut, minum obat 2X sehari
dengan bantuan dari perawat, setelah minum obat merasa ngantuk dan lemas.
Dengan pernyataan klien: “Saya tidak tahu apa nama obat yang saya minum, efek
samping dan manfaatnya, tapi setelah minum obat tersebut saya merasa ngantuk
dan lemas.”
g.    Pemeliharaan kesehatan
Klien tidak mengetahui akan berobat kemana jika telah keluar dari tumah sakit.
Dengan pernyatan klien: “Saya tidak tahu harus berobat kemana kalau saya sudah
sembuh nanti.”
h.    Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan ketika di rumah klien tidak suka melakukan kegiatan apapun,
seperti kegiatan rumah tangga sehari-hari. Klien tidak ikut dalam mengatur
keuangan untuk kebutuhan seharinya.
Dengan pernyataan klien: “Di rumah saya tidak pernah mengerjakan apapun, dan
tidak pernah ikut mengatur biaya kebutuhan sehari- hari.”
i.      Aktivitas di luar rumah
Klien mengatakan jarang keluar rumah, tidak suka berbelanja atau melakukan
perjalanan.
Dengan pernyataan klien: “Saya tidak jarang keluar rumah, tidak suka belanja dan
melakukan perjalanan apapun.”
9.        Mekanisme Koping
Maladaptif: Klien mengatakan jika ia mempunyai masalah, klien senang
memendamnya dan tidak mau menceritakannya kepada orang lain.
10.    Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan
lingkungan.
11.    Pengetahuan
Keluarga klien mengerti bahwa klien mengalami gangguan jiwa, oleh sebab itu
keluarga membawanya ke RSJ.
12.    Aspek Medik
Terapi medis:
a.    Clarpramazine(cpz)
      Warna obat orange.
      Dosis yg diberikan 10 mg/hari.
 Indikasi:
Untuk penanganan psikotik seperti skizopenia bisa menimbulkan efek seperti:ansietas
dan agitasi,cegukkan yang sulit diatasi .anak hiperaktif yang menunjukkan aktifitas
motorik yang berlebihan,masalah perilaku berat pada anak yang dikaitkan dengan
perilaku hiperaktif lagi atau menyerang mual dan muntah berat.
 Mekanisme kerja:
Mekanisme kerja antipsikatik yang tepat belum dipahami sebelumnya namun mungkin
berhubungan dengan antiodapaminergik.antipsikotik dapat menyeliat reseptor domain
post maps pada ganglia basal,hipotalamus,sistem umbila batang ptak dan medula.
      Efek samping :
Seperti sedasi,sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, keletihan, penglihatan kabur,
kegelisahan, ansietas dan depresi.
      Kontra indikasi :
Penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan jantung, ketergantungan obat, penyakit ssp,
gangguan kesadaran disebabkan oleh depresi ssp.
      Manfaat :
Memberikan pikiran tenang,perilaku jadi lebih adaktif.
b.    Haloperidol (HPD)
      Warna obat pink.
      Dosis yang diberikan 3- 5 mg/ hari.
      Indikasi :
Penatalaksanaan psikopsus kronik dan akut, pengendalian TIK dan pengucapanb vokal
pada gangguan jiwa . penanggulangan dimensia pada lansia, pengendalian
hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak- anak
      Kontra indikasi:
Penyakit hati, penyakit darah tinggi, epilepsi, kelainan jantung, ketergantungan obat,
gangguan kesadaran, penyakit sindrom saraf pusat.
      Efek samping:
Mengantuk, penglihatan kabur, mulut kering, kelemahan otot, konstipasi.
      Manfaat:
Memberikan pikiran tenang, perilaku menjadi lebih adaftif.
c.    Trihexypenidil (THP)
      Warna obatnya putih.
      Dosis yang diberikan 2 mg/ hari.
      Indikasi:
Segala jenis penyakit parkinson, gejala ekstra piramida, berkaitan dengan obat-
obat psikotik.
      Kontra indikasi:
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau pada anti polinergik lain glaukoma sudut
tertutup.
      Efek samping:
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi,
konstipasi, dilatasi ginjal, retensi urin.
      Manfaat:
Anti depresi, menetralkan dan menghilangkan efek samping dari anti spikasi
seperti mual.

13. Analisa Data


Data Masalah Keperawatan
Data Subjektif Isolasi Sosial : Menarik diri
1. Klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompok dan
selalu menyendiri tiduran di dalam
kamar
2. Klien mengatakan malas bicara dengan
orang lain dan tidak mempunyai teman
dekat
3. Klien mengatakan tidak nyaman
berada dilingkungan yang ramai
Data Objektif
1. Klien tidak pernah mengikuti kegiatan
kelompok
2. Tidak mau bergaul dengan orang lain
3. Tidak banyak bercakap- cakap
4. Banyak melamun
5. Mengurung diri
6. Sering menyendiri
7. Kontak mata kurang selama
komunikasi
8. Berbicara seperlunya
9. Klien tampak tidak mampu memulai
pembicaraan,cenderung menolak untuk
diajak berkomunikasi.
10. Selama wawancara, klien mengalami
depersonalisasi (perasaan klien yang
asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan), sehingga klien menolak
untuk berhubungan dengan orang lain
dan tampak memisahkan diri dari
orang lain.
Data Subjektif Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
1. Klien mengatakan saya dulu pernah
dikucilkan oleh teman- teman saya
waktu SMA.
2. Klien mengatakan malu karena sampai
sekarang belum mendapatkan
pekerjaan. Dan keluarganya selalu
menuntut klien untuk segera bekerja.
3. Klien mengatakan malu apabila
bergaul dengan teman dan orang-
orang sekitar, karena belum bekerja.
4. Klien mengatakan tidak memiliki
orang yang berarti dalam hidup, bila
punya masalah,hanya memendam
masalah sendiri.
Data Objektif
1. Kontak mata kurang selama
komunikasi
2. berbicara seperlunya
3. klien tampak tidak mampu memulai
pembicaraan,cenderung menolak untuk
diajak berkomunikasi.
4. Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk
menyendiri dan tiduran daripada
beraktivitas, klien mau beraktivitas
apabila dimotivasi.
5. Klien tampak sedih, karena klien
merasa sendiri, tidak ada yang peduli
dengan dirinya, klien merasa putus asa
dan tidak berharga dalam hidup ini.
6. Klien lebih banyak diam, kontak mata
pada saat wawancara kurang, klien
lebih sering menunduk, bahkan sampai
memutuskan pembicaraan atau pergi
saat diajak bercakap- cakap.
Data Subjektif Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
1. Klien mengatakan klien suka
mendengar bisikan seperti suara
temannya menyuruh pergi, biasanya
bisikan itu datang pada saat klien
melamun.
Data Objektif
1. Selama wawancara, klien mengalami
depersonalisasi (perasaan klien yang
asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan), sehingga klien menolak
untuk berhubungan dengan orang lain
dan tampak memisahkan diri dari
orang lain.

14. Pohon Masalah

Halusinasi

Isolasi Sosial Core Problem

Harga Diri Rendah

15. Diagnosa Keperawatan


1. Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Harga Diri Rendah

16. Rencana Keperawatan


Diagnosa I : perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi seanjutnya
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
1) Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan tertawa
tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman
bicara
3) Bantu klien mengenal halusinasinya
a. Tanyakan apakah ada suara yang didengar
b. Apa yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu , namun perawat
sendiri tidak mendengarnya.
d. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
4) Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
5) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah,
takut, sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
2) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian
3) Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:
a. Katakan “ saya tidak mau dengar”
b. Menemui orang lain
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d. Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak bicara
sendiri
4) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara bertahap
5) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
6) Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
7) Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi
4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Tindakan :
1) Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
2) Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan
rumah):
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
d. Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat bantuan :
halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau orang lain
5. Klien memanfaatkan obat dengan baik
Tindakan :
1) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat
minum obat
2) Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
3) Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum
obat yang dirasakan
4) Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
5) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

Diagnosa II: Isolasi sosial: menarik diri


Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
1) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
3) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
4) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
2) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain
c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
1) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
2) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
 Klien – Perawat
 Klien – Perawat – Perawat lain
 Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
 K – Keluarga atau kelompok masyarakat
3) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
5) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
6) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
7) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
1) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain
2) Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain.
3) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
a. Salam, perkenalan diri
b. Jelaskan tujuan
c. Buat kontrak
d. Eksplorasi perasaan klien
2) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
 Perilaku menarik diri
 Penyebab perilaku menarik diri
 Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
 Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
3) Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
4) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
5) Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

Diagnosa III : harga diri rendah


Tujuan Umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
3) Utamakan memberikan pujian yang realistik
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Tindakan:
1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama
sakit.
2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Tindakan:
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
a. Kegiatan mandiri
b. Kegiatan dengan bantuan sebagian
c. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan:
1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien.
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah.
2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

17. Implementasi Keperawatan


Pasien Keluarga
Sp I Sp I
 Mengidentifikasi penyebab isolasi  Mendiskusikan masalah yang
social dengan pasien dirasakan keluarga dalam
 Berdiskusi dengan pasien tentang merawat pasien
keuntungan berinteraksi dengan  Menjelaskan pengertian, tanda
orang lain dan gejala, serta proses terjadinya
 Berdiskusi dengan pasien tentang isolasi social
kerugian tidak berinteraksi  Menjelaskan cara merawat pasien
dengan orang lain dengan isolasi social
 Mengajarkan pasien cara
berkenalan dengan satu orang
 Menganjurkan pasien memasukan
kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam
kegiatan harian
Sp II Sp II
 Mengevaluasi jadwal kegiatan  Melatih keluarga mempraktikan
harian pasien cara merawat pasien dengan
 Memberikan kesempatan kepada isolasi social
pasien mempraktekan cara  Melatih keluarga melakukan cara
berkenalan dengan satu orang merawat langsung kepada pasien
 Membantu pasien memasukan isolasi social
kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai sala
satu kegiatan harian
Sp III Sp III
 Mengevaluasi jadwal kegiatan  Membantu keluarga membuat
harian pasien jadwal aktivitas di rumah
 Memberikan kesempatan kepada termasuk minum obat
pasien mempraktekan cara  Menjelaskan follow up pasien
berkenalan dengan dua orang atau setelah pulang
lebih
 Menganjurkan pasien memasukan
dalam kegiatan hariasn

18. Evaluasi Keperawatan


Sp I Pasien
Ds :
- Klien mengatakan jika ia mempunyai masalah, klien senang memendamnya
dan tidak mau menceritakannya kepada orang lain
- Klien mengatakan mengetahui tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
- Klien mengatakan mengetahui tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain

Do :
- Klien masih tampak melamun
- Masih tidak banyak bercakap-cakap
- Kontak mata masih kurang

Anda mungkin juga menyukai