Anda di halaman 1dari 8

KASUS

PADA KLIEN HALUSINASI

DISUSUN OLEH:
Windi Medianie

PROGRAM STUDI NERS REGULER


STIKes KHARISMA KARAWANG
2020
Nona A usia 25 tahun, dibawa ke RS dengan alas an pasien di rumah sering marah-
marah tanpa sebab, merusak alat-alat rumah tangga dan bicara sendiri. Saat dilakukan
pengkajian oleh perawat pasien mengatakan sering mendengar suara-suara yang
mengejek dirinya jelek tidak berguna yang terdengar tiap magrib, munculnya 1x per
hari lamanya 1 menit. Pasien merasa kesal jika suara itu muncul ketika pasien dalam
keaadaan melamun dan ketika sedang sendirian. Pertanyaan

1. Apakah prinsip tindakan dari kasus diatas


a. Menghardik
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncu. Pasien di latih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yang uncul atau tidak memedulikan
halusinasinya.
b. Bercakap-cakap
Bercakap-cakap dengan orang lain dapat membantu mengontrol
halusinasi. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain, terjadi
distraksi: focus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke
percakapan yang dilakukan dengan orang lain.
c. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukan diri melakukan aktivitas yag teratur. Dengan beraktifitas
secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri
yang sering kali mencetuskan halusianasi. Tahapan intervensi perawat
dalam memberikan aktivitas yang terjadwal, yaitu:
 Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
 Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien
 Melatih pasien melakukan aktivitas
 Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih upayakan pasien mempunyai aktivitas mulai dari
bangun pasi sampai tidur malam.
d. Minum obat teratur
Minum obat secara teratur dapat mengontrol halusinasi. Pasien juga harus
dilatih untuk minum obat secara teratur sesuai dengan program terapi
dokter. Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering mengalami
putus obat sehingga pasien mengalami kekambuhan. Jika kekambuhan
terjadi untuk mencapai kondisi seperti semula akan membutuhkan waktu.
Intervensi yang dapat dilakukan perawat agar pasien patuh minum obat :
 Jelaskan kegunaan obat
 Jelaskan akibat jika putus obat
 Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
 Jelaskan cara minum obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,
benar pasien, benar cara, benar waktu, dan benar dosis)

2. Sebutkan fase-fase dari diagnose prioritas kasus di atas !


a. Fase Pertama
Disebut sleep disorder adalah fase awal seseorang sebelum muncul
halusinasi. Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari
lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah.
Masalah semakin teasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi,
misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba, dihianati kekasih, utang, drop
out, dll. Masalah terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support
system kurang dan persepsi terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur
berlangsung secara terus-menerus sehingga terbiasa mengkhayal. Klien
menganggap lamunan-lamunan awal tersebut sebagai pemecahan
masalah.
b. Fase Kedua
Disebut juga dengan fase comforting yaitu fase menyenangkan. Pada
tahap ini masuk dalam golongan nonpsikotik. Karakteristik: klien
mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian
yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan
memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini hanya menolong
sementara. Perilaku klien: tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal
yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka
menyendiri.

c. Fase Ketiga
Disebut juga fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi
menjijikan. Termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik: pengalaman
sensori menjijikan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun, dan
berpikir sendiri menjadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak
jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat mengontrolnya.
Perilaku klien: meningkatnya tanda-tanda system syaraf otonom seperti
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan
halusinasinya dan tidak bias membedakan realitas.
d. Fase Keempat
Adalah fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori
menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik. Karakteristik:
bisiskan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan
mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap
halusinasinya. Perilaku klien: kemauan dikendalikan halusinasi, rentang
perhatian hanya beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien
berkeringat, tremor, dan tidak mampu mematuhi perintah

3. Buat rencana tindakan dari kasus di atas


Perencanaan mulai dari diagnosa keperawatan, tujuan jangka panjang, tujuan
jangka pendek, kriteria hasil dan tindakan, antara lain:
Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
Tujuan : Klien mampu menetapkan dan menguji realita / kenyataan serta
menyingkirkan kesalahan sensori persepsi

Tupen 1 : setelah dilakukan interaksi …x, klien mampu membina hubungan


saling percaya. Kriteria hasil :
a. Menunjukan pemahaman verbal, tertulis atau sinyal respon
b. Menunjukan gerakan ekspresi wajah yang rilek.
c. Menunjukan kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab salam,
menyebutkan nama, mau duduk berdampingan atau berhadapan
Rencana tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik:
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
 Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
 Buat kontrak yang jelas
 Tunjukan sikap jujur dan menempati janji setiap kali interaksi
 Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
 Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
Tupen 2 : Setelah dilakukan interaksi selama …x , klien mampu mengenal
halusinasi pendengaran dan perabaan. Kriteria hasil :
a. Klien mampu menyebutkan waktu, isi , frekwensi munculnya halusinasi
b. Klien mampu menyebutkan prilaku yang biasa dilakukan saat halusinasi
muncul
c. Klien mampu menyebutkan akibat dari prilaku yang biasa dilakukan saat
halusinasi terjadi
Rencana tindakan :
a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
b. Observasi tingkah laku yang berhubungan dengan halusinasi
c. Bantu klien mengenal halusinasi :
 Tanyakan apakah klien mengalami halusinasi
 Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
 Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri tidak mengalaminya
 Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
 Katakan bahwa perawat akan membantu.

Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman


halusinasi diskusikan dengan klien: isi, waktu, frekuensi terjadinya
halusinasi pagi, siang, sore , malam, sering atau kadang-kadang. Situasi
dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.

Tupen 3 : Setelah di lakukan interaksi selama ….x, Klien mampu


mengendalikan halusinasi pendengaran dan perabaan. Kriteria Hasil :
a. Klien dapat menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
b. Klien dapat memilih dan melaksanakan cara baru mengendalikan
halusinasi
c. Klien melaksanakan cara yang dipilih untuk mengendalikan halusinasi

Rencana Tindakan :
a. Diskusikan bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)
b. Diskusikan cara yang digunakan klien
 Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
 Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut.
c. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi.
d. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya.
e. Beri kesempatan untuk melakukan apa yang dipilih dan dilatih.
f. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian.
g. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi.

Tupen 4 : Setelah di lakukan interaksi selama …..x dengan keluarga klien


dapat dukungan dalam mengendalikan halusinasi pendengaran dan perabaan.
Kriteria Hasil :
a. Keluarga dapat mambina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, dan tindakan untuk
mengatasi halusinsi
Rencana Tindakan :
a. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,tempat, dan topik)
b. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan
ramah)
c. Pengertian, tanda gejala, proses terjadinya, cara yang dapat dilakukan klien
dan keluarga untuk menmutus, obat-obatan, cara anggota keluarga
mencegah halusinasi.
d. Beri informasi waktu kontrol ke Rumah Sakit dan bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi tidak di atasi.

Tupen 5 : Setelah di lakukan interaksi selama ….x , Klien dapat


memanfatkan obat dengan baik. Kriteria Hasil :
a. Klien dam keluarga dapat menyebutkan manfaat dosis, efek samping
obat, dan nama warna dan dosis
b. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
c. Klien dan keluarga memahami akibat berhenti minum obat tanpa
rekomendasi.

Rencana Tindakan :
a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat.
b. Pantau klien saat penggunaan obat.
c. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.
d. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
e. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai