Di Susun Oleh:
Dwi Sinta Lestari
JNR0200103
Menurut Hardi Kusuma dan Amin Huda (2015) menyebutkan bahwa etiologi
dari sectio sesarea bisa terjadi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu primigravida dengan kelainan letak, primipara tua diserai kelainan
letak ada, disproporsi sefalo pelvik, ada sejarah kehamilan dan persalinan
yang buruk, erdapat kesempitan panggul, plasenta previa utama pada
primigravida, solustio plasenta tingkat I-II, kehamilan yang disertai
penyakit (jantung, DM) gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium,
mioma uteri).
b. Etiologi yang berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,
prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum
atau forseps ektraksi.
3. Manifestasi Klinis
a. Plasenta previa sentralis dan lateralis 9posterior)
b. Panggul sempit
c. Disporsi sefalopelvik yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan
ukuran panggul.
d. Rupture uteri mengancam
e. Partus lama
f. Partus tak maju
g. Distosia serviks
h. Pre-eklamsi dan hipertensi
i. Ketuban pecah dini
j. Malpresentasi janin
1) Letak lintang
2) Letak bokong
3) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi)
4) Presentasi rangkap jika reposisi tidak berhasil
5) Gemeli
4. Penatalaksanaan Pasca Bedah
a. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka
pemberian cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada
organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam
fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung
kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai
kebutuhan.
b. Perawatan luka sectio sesarea
Perawatan luka merupakan tindakan untuk merawat luka dan luka operasi
merupakan luka bersih sehingga mudah untuk perawatannya, namun jika
salah dalam merawat, maka akan bisa berakibat fatal. Oleh karena itu,
dalam melakukan perawatan luka operasi harus benar. Melakukan
pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi silang masuk dan
mempercepat proses penyembuhan luka (Hidayat dalam Badriah, dkk
2013).
Luka insisi dibersihkan dengan alkhol dan ditutup dengan kain
penutup luka. Pembalut luka diganti dan dibersihkan setiap hari dan luka
yang mengalami komplikasi seperti hanya sebagian luka yang sembuh
sedangkan sebagian mengalami infeksi dengan eksudat atau luka terbuka
seluruhnya memerlukan perawatan khusu bahkan reinsisi (Novita dalam
badriah, dkk 2013).
c. Nutrisi
Pada ibu post SC baiasanya harus menghindari makana dan
minuman yang mengandung bahan kimia, edas dan menimbulkan gas
karena perut kadang-kadang menimbulkan masalah sesudah seksio
sesarea. Jika ada gas didalam perut, ibu akan merasakan nyeri yang
menusuk. Gerak fisik dan bangun dari tempat tindur, pernapasan dalam,
dan bergoyang dikursi dapat memebantu mencegah dan menghilangkan
gas (Simkin dkk dalam Badriah dkk 2013).
d. Ambulasi dini
Setelah melahirkan ibu merasa lelah karena iu ibu harus istrirahat
dan tidur telentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian ibu boleh
miring ke kanan dan mirirng ke kiri untuk mencegah terjadinya thrombosis
dan tromboemboli (Mochtar dalam badriah, dkk 2013).
e. Perawatan perineum
f. Perawatan payudara
g. Kebersihan diri
h. Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan.
Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis
operasi dan keadaan penderita.
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien seksio sesarea menurut William R,
Harry oxorm (2010).
a. Perdarahan (antonia uteri, pelebaran insisi uterus, kesulitan mengeluarkan
plasenta, hematoma ligamentum latum)
b. Infeksi (traktus genetalia, insisi, traktus urinaria, paru-paru dan traktus
respiratorius atas)
c. Thrombophelebitis
d. Obstruksi usus (mekanis, paralitik)
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
a. (0077) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (luka post OP) d.d ibu
mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi terutama jika bergerak,
tampak adanya luka post OP, tempak meringis, pasien tirah baring, TTV:
TD: 110/80mmHg RR: 20x/mnt N: 87x/mnt S: 36,20C
b. (0056) Intoleransi aktivitas b.d immobilisasi, tirah baring, nyeri luka post
OP d.d nyeri pada luka jahitan post OP, aktivitas dibntu oleh keluarga,
pasien terpasang kateter urin, adanya luka jahitan, pasien tirah baring
c. (0142) Resiko Infeksi b.d efek prosedur invasif d.d Adanya luka jahitan
post OP, terpasang infus, terpasang kateter, TD: 110/80mmHg, RR:
20x/mnt, N:87x/mnt, S: 36,20C
4. Intervensi Keperawwatan
2 (0056) Intoleransi aktivitas (05047) Setelah dilakukan tindakan keerawatan (06171) Dukungan ambulasi
b.d immobilisasi, tirah diharaokan toleransi aktifitas meningkat 1. Observasi
baring, nyeri luka post OP a. Kemudahan melakukan aktivitas sehari- a. identifikasi adanya nyeri/keluhan
d.d nyeri pada luka jahitan hari meningkat fisik
post OP, aktivitas dibntu b. Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah b. identifikasi toleransi fisik
oleh keluarga, pasien meningkat melakukan ambulasi
terpasang kateter urin, c. Keluha lelah menurun c. monitor kondisi umum selama
adanya luka jahitan, pasien d. Perasaan lemah menurun melakukan ambulasi
tirah baring e. Dispnea saat beraktifitas menurun 2. Terapeutik
f. Tekanan darah membaik a. libatkan keluarga untuk membantu
g. Frekuensi napas membaik pasien dalam meningkatkan ambulasi
(05038) Setelah dilakukan tindakan b. fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
keperawatan diharapkan Ambulasi 3. Edukasi
meningkat dengan kriteria hasil: a. jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
a. Menompang berat badan meningkat anjurkan melakukan ambulasi dini
b. Berjalan dengan langkah yang efektif b. Anjurkan ambulasi yang harus
meningkat dilakukan.
c. Berjalan dengan langkah yang pelan
meningkat
d. Berjalan dengan langkah yang sedang
meningkat
e. Berjalan dengan langkah cepat meningkat
f. Nyeri saat berjalan menurun
g. Kaku pada persendian menurun
h. Keengganan berjalan menurun
i. Perasaan khawatir saat berjalan menurun
3 (0142) Resiko Infeksi b.d (14137) Setelah dilakukan tindakan (14539) Pencegahan Infeksi
efek prosedur invasif d.d keperawatan diharapkan tingkat infeksi 1. Observasi
Adanya luka jahitan post menurun dengan kriteria hasil: a. Monitor tanda dan gejala
OP, terpasang infus, a. Kebersihan tangan meningkat infeksi lokal dan sistematik
terpasang kateter, TD: b. Kebersihan badan meningkat 2. Terapeutik
110/80mmHg, RR: 20x/mnt, c. Nafsu makan meningkat a. Batasi jumlah pengunjung
N:87x/mnt, S: 36,20C d. Demam menurun b. Beikan perawatan luka
e. Kemerahan menurun c. Cuci tangan sebelum dan
f. Nyeri menurun sesudah kontak dengan pasien
g. Bengkak menurun d. Perahankan teknik aseptik pada
h. Cairan bau busuk menurun pasien beresiko tinggi
i. Kadar sel darah putih membaik 3. Edukasi
j. Kultur darah membaik a. Jelaskan tanda dan gejala
k. Kultur urin membaik infeksi
l. Kultur area luka membaik b. Ajarkan cara mencuci tangan
(14125) Setelah dilakukan tindakan dengan benar
keperawatan diharapkan integritas kulit c. Ajarkan cara memeriksa
dan jaringan meningkat dengan kriteria kondisi luka atau luka operasi.
hasil:
a. Elasitas meningkat
b. Perfusi jaringan meningkat
c. Kerusakan jaringan menurun
d. Kerusakan lapisan kulit menurun
e. Nyeri menurun
f. Perdarahan menurun
g. Kemerahan menurun
h. Jaringan parut menurun
i. Suhu kulit membaik
j. Sensai membaik
k. Tekstr membaik
DAFTAR PUSTAKA
Arini Dwi Intan. 2018. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Ny.R
Dengan Post SC. Naskah Publikasi Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Situbondo. Dalam
https://www.scribd.com/document/397967312/LP-POST-SC-KPD
(diakases pada tanggal 18 februari 2021)
Badriah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan PostPartum di Lengkapi Dengan Asuhan
Kebidanan Post Sectio Caesarea. PT Refika Aditama. Bandung.
Carolyn L Gegor dan Jan M. 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Hardhi Kusuma dan Amin Huda Nuralif. Jogjakarta. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda nic-noc. Edisi
revisi jilid 1. Mediaction Jogja. 2015.
Irmawati. 2016. Tanya Jawab Lengkap Kehamilan Bermasalah. Penerbit Laksana.
Yogyakarta.
Manapa. 2016. Diagnosa Banding Ketuban Pecah Dini. Dalam
https://www.scribd.com/doc/300342702/Diagnosis-Banding-Ketuban-
Pecah-Dini (diakses pada tanggal 17 februari 2021)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Penerbit Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Jakarta.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Penerbit Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Penerbit Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Jakarta.
William R Forte dan harry Oxorn. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Penerbit CV Andi Offset dengan Yayasan Essentia Medica
(YEM). Yogyakarta.