DINI
DI RUANGAN BERSALIN GAWAT DARURAT (IGD OBGYN)
DI RSUP. WAHIDIN SUDIROHUSODO
OLEH:
NELMY APRIANI
21.04.016
CI Lahan CI Institusi
( ) ( )
A. Pengertian
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum adanya tanda
persalinan, dan setelah ditunggu selama 1 jam, belum ada tanda persalinan. Waktu
sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban
pecah dini” (periode laten). Kondisi ini merupakan penyebab terbesar persalinan
prematur dengan segala akibatnya. Early rupture of membrane adalah ketuban
pecah pada fase laten. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
sebelum waktunya melahirkan (Manuaba, 2009).
B. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah
kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut (Manuaba, 2003):
a. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot
leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan
janin yang semakin besar
b. Peninggian tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini.
c. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang
d. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP
(sepalo pelvic disproporsi).
e. Korioamnionitis
Korioamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh
penyebaranorganism vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah
pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama
f. Riwayat KPD sebelumya
g. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
h. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
C. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Ketuban pecah dini menurut Sujiyatini, dkk (2009) adalah
sebagai berikut :
a. Keluarnya air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak
b. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
c. Janin mudah diraba
d. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
e. Inspeksi : Tampak air ketuban mengalir, atau selaput ketuban tidak ada air dan
ketuban sudah kering.
f. Bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sujiyatini, et al., 2009).
D. Patofisiologi
Secara fisiologis ketuban pecah menjelang persalinan adalah hal yang
normal. Kondisi ini aibat dari dilatasi serviks, kontkaksi uterus dan penembahan
berat janin sebagai teori persalinan yang mengaibatkan membrane ketuban pecah.
Akan tetapi akan membutuhkan penatalaksanaan khusus ketika ketuban pecah
sebelum waktunya inilah yang disebut ketuban pecah dini (Sujiyatini, et al.,
2009).
Penyebab pasti ketuban pecah dini belum diketahui pasti akan tetapi ada
beberapa factor predisposisi yang mencetuskan ketuban pecah dini seperti infeksi
baik infeksi melalui selapu kelapun ataupun langsung pada cairan ketuban.
Selanjutnya adalah serviks yang inompeten, tekanan intrauterine yang meninggi,
trauma yang didapat dari hubungan seksual, serta kelainan letak. Sehingga jika
ditarik dua mekanisme besar secara umum, hal yang bias menyebabkan terjadinya
KPD yaitu faktor dari dalam uterus yakni segala hal yang mengakibatkan tekanan
intra uteri yang tinggi dan yang kedua adalah faktor dari pintu lahir si janin.
Ketika jalan lahir bayi itu tidak kompeten maka akan lebih mudah membran
ketuban pecah dan keluar dari vagina (Sujiyatini, et al., 2009).
E. Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada KPD antara lain (Nugroho, 2010):
a. Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37
minggu adalah sindrom distress pernapasan ( RDS = Respiratory Distress
Syndrome) , yang terjadi pada 10-40 % bayi baru lahir.
b. Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD .
c. Semua ibu hamil dengan KPD premature sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadinya korioamnionitis ( radang pada korio dan amnion).
d. Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada
KPD.
e. Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.
f. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD
preterm. kejadianya mencapai hamper 10 % apabila KPD preterm ini
terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
(Nugroho, 2010) :
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna , kosentrasi , bau ,
PH nya
2. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan : air ketuban , urine
atau secret vagina.
3. Secret vagina ibu hamil ph : 4-5 , dengan kertas nitrazin tidak berubah
warna , tetap kuning.
4. Tes lakmus (tes nitrazin) , jika kertas lakmus jika kertas lakmus merah
berubah menjadi biru menunjukan adanya air ketuban (alkalis) . Ph Air
ketuban 7-7,5 , darah dan ineksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif
palsu.
5. Mikroskopik (tes pakis) , dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek
dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukan gambaran
daun pakis.
b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
1. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri.
2. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun sering
terjadi kesalahan pada penderita oligohidramnion
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk masalah KPD adalah sebagai berikut (Nugroho,
2010):
a. Pencegahan
1. Obati infeksi gonokokus, klamidi, dan vaginosis bacterial
2. Diskusikan pengaruh merokok selama kehamilan dan dukung untuk
mngurangi atau berhenti.
3. Motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil
4. Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trisemester akhir bila
ada faktor predisposisi
b. Panduan mengantisipasi: jelaskan pasien yang memiliki riwayat berikut ini saat
prenatal bahwa mereka harus segera melapor bila ketuban peccah.
1. Kondisi yang menyebabkan ketuban pecah dapat mengakibatkan prolaps tali
pusat
1) Letak kepala selain vertex
2) Polihdramnion
2. Herpes aktif
3. Riwayat infeksi streptokus beta hemolitiukus sebelumnya
c. Bila ketuban telah pecah
1. Anjurkan pengkajian secara saksama. Upayakan mengetahui waktu
terjadinya pecahnya ketuban
Persalinan Kala 1
Gangguan
His yang berulang
Persalinan Kala 1
KETUBAN
PECAH DINI
kecemasan ibu
Distosia (partus
terhadap Defisit Resiko infeksi
kering)
keselamatan janin Pengetahuan
Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L. & Swanson, E., 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. 5 ed.
Yogyakarta: mocomedia.