CI LAHAN CI ISTITUSI
Pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan
BTA positif.
Menurut Wijaya, (2013, Hal. 140) Gambaran klinik TB paru dapat di bagi
menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik :
Gejala respiratorik, meliputi ;
1) Batuk : Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling
sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak
bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
2) Batuk darah : darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin
tampak berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalan darah atau darah
segar dalam jumlah sangat banyak.
3) Sesak napas : gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas
atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia, dan lain – lain.
4) Nyeri dada : Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura rusak.
Gejala sistemik, meliputi :
1) Demam : Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore
dan malam hari mirip demam influeza, hilang timbul dan makin lama makin
panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
2) Gejala sistemik lain : Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia,
penurunan berat badan serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual
dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk,
panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbulnya menyerupai gejala
pneumonia\tuberkulosis paru termasuk insidius (Wijaya, 2013, Hal. 140)
7. Pemeriksaan diagnostik
Penatalaksanaan Keperawatan
4. Fisioterapi dada
Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Tindakan : 1. Untuk mengetahui frekuensi,irama,
efektif keperawatan selama 3 X 24 jam Observasi : kedalaman dan upaya nafas
berhubungan diharapkan pola nafas membaik Monitor frekuensi, irama, 2. Untuk mengetahui pola nafas
dengan hambatan dengan kriteria hasil : kedalaman dan upaya nafas 3. Untuk mengetahui kemampuan
upaya nafas 1. Ventilasi semenit meningkat Monitor pola nafas batuk efektif
2. Penggunaan otot bantu nafas Monitor kemampuan batuk 4. Untuk mengetahui ada dan
menurun efektif banyaknya sputum
3. Pernafasan cuping hidung Monitor adanya produksi 5. Untuk mengetahui adanya tanda
menurun sputum bahaya
4. Frekuensi nafas membaik Monitor adanya sumbatan 6. Untuk mengetahui pemantauan
Kedalaman nafas membaik. jalan nafas monitor saturasi pernafasan
oksigen 7. Agar pasien dan keluarga mengerti
Terapeutik :
Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Edukasi :
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan ( mis. Pereda
nyeri, antiemetic), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang di butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001.
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning
and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,I.M. Jakarta: EGC; 1999.
Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical-surgical nursing. Alih bahasa : Setyono, J. Jakarta:
Salemba Medika; 2001.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical-surgical nursing. 8th
Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000.
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2001.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PRE-HOSPITAL
A. Identitas Pasien :
Nama (initial) : Tn.Y
Umur : 50 thn
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
2. Breathing
a. Fungsi pernafasan
1) Look
Jenis Pernafasan : Pernafasan dada
Frekwensi Pernafasan : 22 x/menit
Retraksi Otot bantu nafas : Ada
Kelainan dinding thoraks : Tidak ada kelainan, dinding thoraks simetris
2) Listen
Bunyi nafas : vesikuler
3) Feel
Hembusan nafas : Ada
b. Masalah Keperawatan : pola nafas tidak efektif
c. Intervensi / Implementasi : posisi semi fowler
d. Evaluasi : Monitor tanda-tanda vital
3. Circulation
a. Keadaan sirkulasi
1) Look
Tingkat kesadaran : GCS 15
Perdarahan (internal/eksternal): Tidak ada
Kapilari Refill : <2 detik
2) Feel
Nadi radial/carotis : 87 x/menit
Akral perifer : Akral teraba hangat
b. Masalah Keperawatan :-
c. Intervensi / Implementasi :-
d. Evaluasi :-
4. Disability
a. Penilaian fungsi Neurologis
GCS : GCS 15
Reaksi pupil : Normal
b. Masalah Keperawatan :-
c. Intervensi / Implementasi :-
d. Evaluasi :-
5. Exposure
a. Penilaian Hipotermia/hipertermia
Hipothermia :-
Hiperthermia :-
b. Masalah Keperawatan :-
c. Intervensi / Implementasi :-
E. Tanda-Tanda Vital
Frekunsi Nadi : 87 x/menit
Frekuensi Napas : 22 x/menit
Tekanan darah : 120/70 mmhg
Suhu tubuh : 36,50C
G. Riwayat Kesehatan
S : Sign/symptoms (tanda dan gejala)
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah sejak 1 minggu yang lalu
A : Allergies (alergi)
Ibu klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan ataupun obat
M : Medications (pengobatan)
Klien mengkonsumsi obat ibuprofen, setelah 3 hari kulit melepuh daerah selangkangan
P : Past medical history (riwayat penyakit)
Klien memiliki riwayat penyakit TB (pengobatan tuntas 9 bulan) dan asma ronchial
L : Last oral intake (makanan yang dikonsumsi terakhir, sebelum sakit)
Klien mengatakan makanan terakhir yang dikonsumsi adalah Nasi
E : Event prior to the illnesss or injury (kejadian sebelum injuri/sakit)
Klien mengatakan tidak demam dan tidak batuk.
H. Diagnosa Keperawatan
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
O
1. Pola Nafas Tidak Efektif B/d hambatan upaya nafas
2. Nyeri akut B/d agen cedera fisiologis
I. Intervensi Keperawatan
NO
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) keperawatan (SIKI)
1. D.0005 Setelah dilakukan Manajemen jalan
Pola Nafas Tidak efektif tindakan keperawatan nafas
berhubungan dengan selama 1x12 jam ( l.01011 ) :
hambatan upaya nafas (L.01004) diharapkan Observasi :
DS : Pola Nafas Membaik 1. Monitor pola nafas
- Klien mengatakan dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi
sesak a. Dipsneu menurun nafas tambahan
- Klien mengatakan b. Frekuensi nafas 3. Monitor sputum
nyeri pada dada membaik
Terapeutik :
DO :
4. Posisikan semi
- Klien nampak lemah
fowler atau foler
- Nampak Batuk
5. Berikan minum
sesekali
hangat
- Tanda tanda Vital
6. Berikan oksigen
TD: 100/70 mmHg
Nadi: 89 x/menit Edukasi :
Kolaborasi :
Pemberian obat
2 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
berhubungan dengan tindakan Keperawatan Observasi
Identifikasi skala
agens cedera fisik selama 1x12 jam
nyeri
diharapkan tingkat Identifikasi respon
nyeri menurun dengan non verbal
kriteria hasil: Identifikasi lokasi,
kualitas dan
Keluhan nyeri
intensitas nyeri
menurun Identifikasi factor
Meringis menurun yang memperberat
dan meringankan
nyeri
Terapeutik
Berikan teknink non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
edukasi
Jelaskan
penyebab,periode
dan pemicu nyeri
Jelaska strategi
meredakan nyeri
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
Ajarkan
menggunakan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
kolaborasi
Kolaborasi
pemberian analgetik