Anda di halaman 1dari 58

SKRIPSI

Literature Review: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
(PJK)

DISUSUN OLEH:

LEANY APRILIA

NIM. 19.01.079

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PRODI S1-KEPERAWATAN MAKASSAR

2020
Literature Review: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
(PJK)

DISUSUN OLEH:

LEANY APRILIA

NIM. 19.01.079

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PRODI S1-KEPERAWATAN MAKASSAR

2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI
Literature Review: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

Disusun Oleh

LEANY APRILIA

19.01.079

Telah Disetujui Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Untuk Diseminarkan

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. I Kade Wijaya, M.Kep. Musmulyadi.M,S.Kp,M.Kes


NIK. 093 152 02 03 044 NIK. 093 152 02 03 013

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Ns. Muh. Zukri Malik, M.Kep


NIK. 093 152 01 03 043

iii
Halaman Pengesahan
Skripsi
JUDUL:
Literatur Review: Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
penyakit jantung koroner

Disusun Oleh
Nama :Leany Aprilia
Nim: 19.01.079
Telah dipertahankan di depan Siding Tim Penguji Akhir
Pada tanggal…. 2021
Dan dinyatakan LULUS
Menyetujui
Pembimbng I Pembimbing II

(Ns. I Kade Wijaya., M.Kep) (Musmulyadi.M,S.Kp,M.Kes)


NIK. 093.152.02.03.044 NIK. 093.152.02.03.013
Penguji I Penguji II

(Ns. Muh. Zukri Malik., M.Kep) (Hasniaty.AG,SKp.,M.Kep)


NIK. 093.152.02.03.043 NIK. 093.152.02.02.007

Mengesahkan,
Ketua STIKES Panakukang Makassar Ketua Prodi S1 Keperawatan

(DR.Makkasau.,S.Kep.Ns,M.Kes,M.EDM) (Ns.Muh.Zukri Malik., M.Kep)


NIK. 093.152.02.03.021 NIK. 093.152.02.03.043

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI (ORSINILITAS)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Leany Aprilia
Nomor induk mahasiswa : 1901079
Program Srudi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil review saya sendiri
dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pemeikiran
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian
atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berupa gelar
kkesarjanaan saya telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa ada paksaan
sekali
Makassar, …. Februari 2021
Yang membuat pernyataan

LEANY APRILIA
1901079

v
ABSTRAK

LEANY APRILIA: LITERATURE REVIEW: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
PEMBIMBING : I Kade Wijaya ¹., Musmulyadi².

Pendahuluan: Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit dimana pembuluh darah
yang menyuplai makanan dan oksigen untuk otot jantung mengalami sumbatan. Faktor penyebab
penyakit jantung koroner di bagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian penyakit jantung koroner.
Metode: Literature review ini menggunakan tiga data base, yaitu Garuda, Google Scholar dan
Pudmed sedangkan untuk design penelitian menggunakan Survey Analitik dengan pendekatan
kasus control, Cross Sectional, Deskriptif kuantitatifyang dipublikasikan pada tahun 2017 sampai
2019.
Hasil: Penelitian ini menggunakan sepuluh artikel yang telah memenuhi kriteria inklusi, dan
didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner yaitu faktor
internal (usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga/genetik, faktor eksternal (IMT, diabetes,
kolesterol, hipertensi, merokok, dan aktivitas fisik).
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara usia,jenis kelamin, riwayat
keluarga/genetik, IMT, diabetes, kolesterol, hipertensi, merokok,dan aktivitas fisik terhadap
kejadian penyakit jantung koroner
Kata kunci: Faktor-faktor, penyakit jantung koroner.

vi
ABSTRACT

LEANY APRILIA: LITERATURE REVIEW: FACTORS RELATED TO CORONARY HEART


DISEASE
SUPERVISOR: I Kade Wijaya ¹., Musmulyadi².

Introduction: Coronary Artery Disease (CAD) is a disease in which the blood vessels that supply
food and oxygen to the heart muscle are blocked. The factors that cause coronary heart disease
are divided into internal factors and external factors.
Purpose: This study aims to determine the factors associated with coronary heart disease
incidence.
Methods: This literature review uses three data bases, namely Garuda, Google Scholar and
Pudmed, while the research design uses an Analytical Survey with a case-control, cross-sectional,
quantitative descriptive approach published in 2017 to 2019.
Results: This study used ten articles that met the inclusion criteria, and it was found that the
factors associated with the incidence of coronary heart disease were internal factors (age, gender,
and family / genetic history, external factors (BMI, diabetes, cholesterol, hypertension, smoking,
and physical activity).
Conclusion: It can be concluded that there is a relationship between age, gender, family / genetic
history, BMI, diabetes, cholesterol, hypertension, smoking, and physical activity on the incidence
of coronary heart disease.
Key words: Factors, coronary Artery disease.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dan puji syukur dipanjatkan ke hadiran Tuhan

YME, yang melimpahkan segala rahmat dan penyertaan-Nya yang tak terhingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul

“Litereture Review Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian

Penyakit Jantung Koroner”. Penyusunan skripsi ini merupakan suatu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) pada Program Studi S Keperawatan

STIKES Panankkukang Maakassar.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah

membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada kedua orangtua bapak Antonius

Lamba S.Pd dan ibu Damaris eka yang selalu memberikan dorongan, motivasi,

terutama doa serta materi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Tidak

lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak H, Summardin Makka, SKM,.M.Kes, selaku Ketua YayasanPerawat

Sulawesi Selatan

2. Bapak Dr. Ns. Makassau Plasay, S.Kep., M.Kes, Selaku Ketua STIKES

Panakkukang Makassar yang telah memberikan ijin penelitian untuk keperluan

skripsi.

3. Bapak Ns. Muh. Zukri Malik, S.Kep, M.Kep, Selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan petunjuknya selama

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi

viii
4. Bapak Ns. I Kade Wijaya, S.Kep, M.Kep, selaku pembimbing I yang

memberikan ilmu serta bimbingan yang sangat luar biasa baik, dalam

mengerjakan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Musmulyadi.M,S.Kp,M.Kes selaku pembimbing II yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik

6. Dosen di Prodi S1 Keperawatan yang telah dengan sabar memberikan

pengarahan yang tiada henti-hentinya dan dorongan baik spiritual material

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Civitas akademika STIKES Panakkukang Makassar

8. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu per satu yang telah memberikan

bantuannya.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam melekukan

penelitian dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

masukan yang berupa saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan

sangat membantu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita dan pihak-pihak

yang terkait.

Makassar, Februari 2021

Penyusun

Leany Aprilia

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
HALAMAN PERSETUJUAN KEASLIAN PENULISAN………………… iv
ABSTRAK……………………………………………………………………. v
ABSTRAC…………………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan................................................................................ 5
BAB II METODE PENELITIAN.................................................................... 6
A. Pencarian Literatur................................................................................ 6
1. Kata Kunci (Keyword) ................................................................... 6
2. Data Base Pencarian (Journal Databased) .................................... 6
3. Strategi Pencarian (Boolean System) ............................................. 7
B. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi............................................................... 8
C. Proses Seleksi Literature....................................................................... 9
1. Hasil Pencarian Literatur................................................................ 10
2. Daftar Artikel Yang Memenuhi Kriteria........................................ 11
BAB III HASIL & ANALISIS……………………………………………..... 13

A. Hasil………………………………………………………………….. 13
B. Analisis………………………………………………………………. 21
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………….... 30
BAB V KESIMPULAN & SARAN………………………………………… 41
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 42

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Boolean System Literature Review................................................. 10


Tabel 2.1 Format PICOS dalam Literature Review........................................ 11
Tabel 2.2 Prisma Flow Diagram.................................................................... 13
Tabel 3.1 Hasil review jurnal………………………………………………...

xi
DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan
CAD Coronary Artery Desease
PJK Penyakit Jantung Koroner
IMT Indeks Massa Tubuh
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar
WHO World Health Organization

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit dimana

pembuluh darah yang menyuplai makanan dan oksigen untuk otot jantung

mengalami sumbatan. Sumbatan paling sering terjadi diakibatkan karena

adanya penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah koroner.

(Helmanu & Ulfa, 2017; KemenKes 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) 2019 dalam

cardiovascular disease risk charts: revised models to estimate risk in 21

global regions. Menyatakan bahwa penyakit jantung koroner menjadi

salah satu penyakit tidak menular yang paling umum secara global yang

menyebabkan sekitar 17,8 juta kematian pada tahun 2017.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 menunjukkan bahwa

sebesar 1,5 persen atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita

Penyakit Jantung Koroner. Prevalensi penyakit jantung berdasarkan

diagnosa dengan peringkat prevalensi tertinggi yaitu, Provinsi Kalimantan

Utara 2,2%, DIY 2%, Gorontalo 2%. Sedangkan jika dilihat dari penyebab

kematian tertinggi di Indonesia, menurut Survei Sample Registration

System tahun 2014 menunjukkan 12,9 persen kematian akibat penyakit

jantung koroner. Dari sisi pembiayaan, berdasarkan data BPJS Kesehatan,

1
penyakit jantung menduduki peringkat teratas untuk biaya rawat inap

diantara penyakit katastropik lainnya.

Penyakit jantung koroner dapat berdampak buruk bagi kesehatan, dan

jika tidak dideteksi secara dini dan diobati dapat menyebabkan kematian.

Selain aspek kesehatan, Penyakit Jantung Koroner juga dapat berdampak

secara sosio ekonomi karena biaya obat-obatan yang cukup mahal,

lamanya waktu perawatan, pemeriksaan penunjang yang dilakukan serta

upaya pencegahan melalui deteksi dini faktor risiko. (Ice J. Johanis 2020).

Penyebab Penyakit Jantung Koroner yaitu, adanya penyempitan arteri

koroner atau yang biasa disebut dengan arteriosclerosis. Adapun faktor

risiko yang dapat meningkatkan dan mencetuskan Penyakit Jantung

Koroner yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat

diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu: jenis kelamin, umur

dan keturunan sedangkan faktor risiko yang dapat diubah yaitu kebiasaan

merokok, dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas

(Aryawina 2016).

Berdasarkan jurnal yang telah diteliti oleh (Fenty Rosmala 2018)

mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit

jantung koroner di RSUD Banjar didapatkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa genetik, riwayat hipertensi dan riwayat DM

berhubungan dengan penyakit jantung koroner di RSUD Kota Banjar.

Seseorang yang mempunyai riwayat hipertensi mempunyai risiko tiga

kali lebih besar. Seseorang yang mempunyai riwayat DM mempunyai

2
risiko tiga kali lebih besar untuk menderita penyakit jantung koroner.

Seseorang dengan riwayat genetik mempunyai risiko 3 kali lebih besar

untuk menderita penyakit jantung koroner.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Suhadi Prayitno 2019)

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian

penyakit jantung koroner pada masyarakat yang berobat di Puskesmas

Sukomoro meliputi faktor riwayat keluarga, jenis kelamin, dan hipertensi.

Sebaliknya faktor yang tidak berpengaruh meliputi umur, obesitas,

merokok, dan aktivitas fisik. Variabel yang sangat besar pengaruhnya

dengan kejadian penyakit jantung koroner pada masyarakat yang berobat

di puskesmas Sukomoro adalah faktor hipertensi sedangkan faktor dengan

risiko paling kecil adalah riwayat dari keluarga.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan metode literature review mengenai faktor-faktor risiko yang

berhubungan dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner.

3
B. Rumusan Masalah

Meningkatnya kejadian Penyakit Jantung Koroner berakibat buruk

baik dari segi kesehatan bahkan tingginya kematian dini dan berdampak

juga secara sosio-ekonomi karena biaya obat-obatan yang cukup mahal.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui apa “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyakit jantung koroner”?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

penyakit jantung koroner.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui faktor internal yang berhubungan dengan penyakit

jantung koroner

b. Diketahui faktor eksternal yang berhubungan dengan penyakit

jantung jantung koroner

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Dengan hasil literature review ini diharapkan menjadi bahan

referensi dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan terkait

dengan keperawatan medical bedah khususnya faktor-faktor penyebab

terjadinya penyakit jantung koroner.

4
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Profesi Kesehatan

Memberikan tambahan pengetahuan mengenai Faktor –faktor

yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung koroner,

sehingga nantinya perawat dapat memberikan asuhan keperawatan

dalam pemenuhan kebutuhan pemenuhan dasar manusia secara

holistik terutama pada pasien-pasien penyakit jantung koroner agar

dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi tambahan pemikiran dalam

perkembangan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan

penelitian tentang Faktor –faktor yang berhubungan dengan

kejadian penyakit jantung koroner.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat bermanfaat sehingga bisa menambah

kepustakaan tentang Faktor –faktor yang berhubungan dengan

kejadian penyakit jantung koroner.

5
BAB II

METODE

E. Pencarian Literature

1. Kata Kunci

Pencarian literature atau jurnal menggunakan kata kunci/ keyword

yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikkan pencarian,

sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang

digunakan. Kata kunci dalam literature review ini yaitu, Factor AND

coronary artery desease OR CAD, Faktor DAN Penyakit Jantung

Koroner ATAU PJK.

2. Database Pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh

beberapa studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu.

Pencarian literatur dilakukan pada bulan November 2020. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.

Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi

baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini

menggunakan beberapa database dengan kriteria kualitas tinggi,

6
sedang dan rendah yaitu, ProQuest, Pudmed, Garuda dan Google

Scholar.

3. Strategi Pencarian

Pencarian artikel atau literatur dalam penelitian ini menggunakan

Boolean System (AND, OR, NOT) yang digunakan untuk

menspesifikan artikel atau literatur, sehingga mempermudah dalam

penentuan artikel atau literatur yang akan digunakan.

Tabel 2.1 Boolean System Literature Review

Factors Coronary Artery Desease

Factors Coronary artery disease

AND OR

CAD
Faktor-faktor

AND

Penyakit Jantung Koroner

F. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework 1 yang terdiri dari:

1. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

7
2. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan

studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

review.

3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang

digunakan sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan

kelompok kontrol dalam studi yang terpilih.

4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu

yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

rereview.

5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel

yang akan direview.

Tabel 2.2 Format PICOS dalam Literature Review

Ktiteria Insklusi Ekslusi

Populasi Pasien dengan Penyakit Pasien non Penyakit


(P) Jantung Kororner (PJK) Jantung Koroner

Intervensi - -

Comparasi Tidak ada pembanding


( C)

Outcame Untuk mengetahui faktor- Tidak ada penjelasan


faktor apa saja yang tentang faktor penyebab

8
menyebabkan Penyakit Penyakit Jantung
Jantung Koroner Koroner

Study Analitik observaisonal, -


design Deskriptif observasional,
Deskriptif analitik, Deskriptif
kualitatif, Kohort
restrospektif, Cross sectional
study

G. Proses Seleksi Literature

1. Hasil Pencarian Literature

Hasil pencarian literatur yang dilakukan pada tempat database

dengan menggunakan kata kunci di filter 5 tahun terakhir dan di filter

dengan full pdf dan abstrak di dapatkan 153 artikel. Hasil pencarian

yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, ditemukan

terdapat 27 artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 126

artikel. Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan dengan

kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 10 artikel yang akan

dipergunakan dalam penyusunan literature review.Hasil seleksi artikel

studi dapat digambarkan dalam diagram flow di bawah ini:

9
Gambar 2.1 Diagram Flow Literature Review PRISMA (2009)

Identifikasi artikel Identifikasi artikel


berdasarkan Database berdasarkan sumber lain
ProQuest (n=27 ) Google Scholar (n=81 )
Pudmed (=17 ) dan Garuda (n=28)

Jumlah jurnal yang diperoleh


(n=153)

Jumlah jurnal setelah duplikasi


dihapus
(n=126)

Jurnal yang diseleksi


(n=126) Jurnal yang dikeluarkan sesuai
Kriteria Ekslusi
(n=85 )

Artikel teks lengkap dinilai Artikel lengkap dikeluarkan


kelayakannya dengan alasan tertentu,
(n=41) alasannya: tidak sesuai abstrak
dan hasil yang terdapat pada
jurnal penelitian.(n=31)

Artikel/jurnal yang akan


digunakan
(n=10)

2. Daftar Artikel yang Memenuhi Kriteria

10
a. Pratiwi S H, Sari E A, Mirwanti R. (2018), Faktor Risiko Penyakit

Jantung Koroner Pada Masyarakat Pangandaran. Vol VI, No 2.

b. Prayitno S. (2019), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian

Penyakit Jantung Koroner Pada Masyarakat yang Berobat di

Puskesmas Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Vol 9, No 4.

c. Karyatin. (2019), Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan

Kejadian Penyakit Jantung Koroner. Vol 11, No 1.

d. Rosmala F. 2018, Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan

Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Kota Banjar. Vol 2.

e. Marleni L, Alhabib A. (2017), Faktor-Faktor Yang berhubungan

Dengan Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Jantung RSI Siti

Khadijah Palembang. Vol 2.

f. Iskandar, Hadi A, Alfridsyah. (2017), Faktor Risiko Terjadinya

Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Rumah Sakit Umum

Meuraxa Banda Aceh. Vol 2, No 1.

g. Syafrul S A, Ginting D, Sinaga J. (2017), Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Terhadap Terjadinya Penyakit Jantung

Koroner di Poli Jantung RSUD Pirngadi Medan.Vol 3, No 1.

h. Aryal B, Koirala R. (2019), Frekuensi Faktor Risiko Penyakit

Arteri Koroner Pasien Kardiak. Vol 9, No 3.

i. N’guetta R dkk. (2019), Penyakit Arteru Koroner Pada Pasien

Kulit Hitam Afrika Dengan Diabetes.

j. Al- Shudifat dkk. (2017) Faktor Risiko Penyakit Arteri Koroner.

11
BAB III

HASIL DAN ANALISIS

A. Hasil

1. Hasil Pencarian

Dalam penyusunan literature review ini terdapat sepuluh artikel

yang telah dipilih dan memenuhi kriteria insklusi yang berhubungan

dengan kejadian penyakit jantung koroner. Sepuluh studi tentang

faktor yang benkontribusi terhadap kejadian penyakit jantung koroner

diantaranya merupakan Indeks Massa Tubuh (IMT), usia, jenis

kelamin, diabetes mellitus, kolesterol, hipertensi, kebiasaan merokok,

aktivitas fisik, dan riwayat keluarga/ genetik.

Studi yang sesuai dengan tinjauan mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyakit jantung koroner ini dilakukan di

Indonesia dengan tujuh studi Pratiwi S H et al (2018), Prayitno Suhadi

(2019), Karyatin (2019), Rosmala F (2018)., Marleni L & Alhabib A

(2017), Iskandar et al (2017), Syafrul S A et al (2017) dan lainnya

dilakukan di Nepal, Aryal B & Koirala R (2019), satu penelitian di

Afrika Selatan, N’Guetta R et al (2019), serta satu penelitian di

Yordania, Al- Shudifat el al (2017).

12
13
Tabel 3.1 Hasil Review Jurnal

No Penulis Tahun Vol, Judul Metode (Design, Hasil penelitian Database


No Populasi Variabel)
1. Prayitno 2019 Vol.9 Faktor-Faktor Yang Metode Design: Hasil menunjukkan bahwa faktor- GARUDA
Mempengaruhi
Suhadi No.2 Survey Analitik faktor yang terbukti berpengaruh
Kejadian Penyakit
Jantung Koroner Pada dengan pendekatan terhadap kejadian Penyakit Jantung
Masyarakat Yang
kasus control Koroner dan merupakan faktor
Berobat di Puskesmas
Sukomoro Kabupaten resiko adalah jenis kelamin, riwayat
Nganjuk Populasi: keluarga, dan kebiasaan merokok
Masyarakat yang
dating berobat di
puskesmas Sukomoro

Variabel:
Jenis kelamin, riwayat
keluarga,
hipertensi,obesitas,me
rokok.
2. Karyatin 2019 Vol.1 Faktor-Faktor Yang Metode Design: Hasil penelitian kejadian penyakit GARUDA

13
1 berhubungan Dengan Cross Sectional jantung koroner sangat dipengaruhi
No.1 Kejadian Penyakit oleh beberapa faktor diantaranya
Jantung Koroner Populasi: usia, jenis kelamin, hipertensi, kadar
Pasien rawat inap kolesterol, perilaku olahraga dan
merokok.
Variabel:
Usia, Jenis Kelamin,
merokok,
hipertensi,kadar
kolesterol,
Perilaku olahraga.
3. Arya B, 2019 Vol.9 Frekuensi Faktor Metode Design: Hasil Menunjukkan faktor resiko Pudmed
Koirala No.3 Risiko Penyakit Arteri Deskriptif Cross penyakit jantung koroner terbanyak
R. Koroner Antara Pasien Sectional pada penelitian ini adalah
Kardiak Di Manmohan dyslipidemia,merokok dan
Cardiothiracic Vascular Populasi: hipertensi.
And Transplant Center Pasien Jantung di RS
Nepal tingakat pusat Nepal

14
Variabel:
Dislipidemia,
hipertensi,
merokok.
4. N’Guetta 2019 - Penyakit Arteri Metode Hasil Penelitian diabetes muncul Pudmed
R. et al. Koroner Pada Pasien Design: sebagai faktor risiko penyakit arteri
Kulit Hitam dengan Survei Observasional koroner
diabetes cross-Sectional

Populasi:
Pasien diabetes di
Abidjan Heart
Institute

Variabel:
Diabetes
5. Pratiwi S 2018 Vol. Faktor Risiko Penyakit Metode Design: Hasil menunjukkan bahwa faktor Google Scholar
H et al VI, Jantung Koroner Pada Deskriptif kuantitatif risiko Penyakit jantung koroner pada
No.2 Masyarakat masyarakat Pangandaran adalah

15
Pangandaran Populasi: hiperkoleterolemia
Masyarakat
Pangandaran

Variabel:
jenis kelamin,
kolesterol, tekanan
darah

6. Rosmala 2018 Vol. 2 Faktor-Faktor Yang Metode Design: Hasil Penelitian menunjukkan bahwa GARUDA
F berhubungan Dengan Analitik genetik, riwayat hipertensi,kebiasaan
Penyakit Jantung Observasional dengan merokok dan riwayat DM
Koroner di RSUD Kota Restrospektif Case Berhubungan dengan penyakit
Banjar Control Study jantung koroner dikota banjar

Populasi:
Pasien

Variabel:

16
Usia, jenis kelamin,
Genetik,Hipertensi,
Riwayat DM,
Obesitas, Kebiasaan
Merokok
7. Marleni 2017 - Faktor-faktor Yang Metode Hasil Penelitian ini didapatkan GARUDA
adanya hubungan antara umur, jenis
L, Berhubungan Dengan Desing:
kelamin, hipertensi, dan diabetes
Alhabib Penyakit Jantung Survei Analitik mellitus dengan penyakit jantung
koroner di poliklinik jantung RSI
A Koroner Di Poliklinik
Sitti Khadijah Palembang
Jantung RSI Sitti Populasi:
Khadijah Palembang Pasien yang
berkunjung ke
klimikm jantung yang
berjumlah 135 orang

Variabel:
Umur, Jenis kelamin,
hipertensi dan
diabetes mellitus.

17
8. Iskandar 2017 Vol 2 Faktor Risiko Metode Pasien dengan status gizi lebih GARUDA
(beresiko dua kali) terkena penyakit
et al No 1 Terjadinya Penyakit Design:
jantung koroner, faktor yang paling
Jantung Koroner Pada Observasional analitik berpengaruh adalah kadar kolesterol
dan trigliserida dalam darah.
Pasien Rumah Sakit dengan rancangan
Umum Meuraxa Banda cross sectional
Aceh
Populasi:
Subjek penyakit
jantung koroner
sebagai kelompok
kasus dan non
penyakit jantung
koroner sebagai
kelompok
pembanding

Variabel:
IMT, kebiasaan

18
merokok, , kolesterol.

9. Syafrul 2017 Vol 3 Analisis Faktor-Faktor Metode Design: Hasil penelitian bahwa jenis kelamin GARUDA
berpengaruh terhadap kejadian
S, et al No 1 yang Mempengaruhi Cross Sectional
penyakit jantung koroner adalah usia,
Terhadap Terjadinya hipertensi, diabetes, kebiasaan
Populasi: merokok dan aktivitas fisik
Penyakit Jantung
Koroner di Poli Jantung Semua penderita
RSUD Pirngadi Medan jantung koroner yang
dating berobat ke
RSUD Pirngadi

Variabel:
Jenis kelamin, usia,
kebiasaan merokok,
hipertensi, diabetes,
obesitas, aktivitas
fisik.
10. Al- 2017 - Faktor Risiko Penyakit Metode Usia,jenis kelamin diabetes dan PUDMED
Arteri Koroner
Shudifat, Design: merokok merupakan faktor risiko

19
et al. Uji chi-Square yang kuat dan signifikan untuk CAD
di Yordania
Populasi:
Pasien

Variabel:
Jenis kelamin, umur,
merokok, diabetes
mellitus.

20
B. Analisis

Dari sepuluh hasil studi yang telah di review berikut faktor-faktor

yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner

1. Usia

Usia merupakan salah satu faktor penyebab penyakit jantung

koroner. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Karyatin

(2019) menunjukkan bahwa kejadian penyakit jantung koroner lebih

banyak terjadi pada usia lebih dari 35 tahun dengan persentase (72,4%)

dibandingkan dengan usia kurang dari 35 tahun presentase (27,3%).

Hasil uji statistic didapatkan nilai p value:0.009 bahwa dapat

disimpulkan ada hubungan antara usia dengan kejadian penyakit

jantung koroner. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang di

lakukan oleh Marleni L, Alhabib A (2017) dalam hasil penelitiannya

menggunakan uji chi-square didapatkan p value:0.002 ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur dengan penyakit

jantung koroner, responden yang berumur tua >45 tahun mempunyai

peluang sebanyak 32 kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung

koroner dibandingkan dengan responden yang berumur muda <45

tahun.

Penelitian yang di lakukan oleh Syafrul S A et al (2017) sejalan

dengan kedua penelitian tersebut setelah diuji menggunakan metode

chi-square menunjukkan bahwa nilai p:0,010<0,05 yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian penyakit

21
jantung. Penelitian tersebut juga sejalan dengan yang di teliti oleh Al-

Shudifat, et al (2017) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa hasil

uji statistic didapatkan nilai p value :0,001.

Dari beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa umur adalah

salah satu faktor penyebab penyakit jantung koroner namum hal

tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosmala

F (2018) dalam hasil penelitian menunjukkan variabel usia dengan

nilai p value: 0,787 yang berarti tidak ada hubungan antara penyakit

jantung koroner dengan usia.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor penyebab penyakit

jantung koroner. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prayitno

S (2019) menunjukkan responden dengan jenis kelamin pria pada

kelompok kasus lebih banyak (35,6%) dibandingkan dengan kelompok

control (28,9%). Brdasarkan hasil uji chi-square didapatkan hasil ada

pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian penyakit jantung koroner

pada masyarakat yang berobat di Puskesmas Sukomoro dengan nilai p

value: 0,021 dan nilai OR sebesar 2,83 yang artinya jenis kelamin pria

memiliki 2,83 kali untuk mengalami kejadian penyakit jantung

koroner.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Karyatin (2019) hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin

berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung koroner dengan hasil

22
uji statistic di dapatkan p value :0,0007. Penelitian yang di lakukan

oleh Marleni L dan Alhabib A (2017) dalam hasil penelitian

menunjukkan hasil uji chi square didapatkan p value:0.002

menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan

penyakit jantung koroner, hal ini terbukti dengan nilai OR= 31,250

artinya laki-laki mempunyai peluang 31,25 kali lebih besar terkenan

penyakit jantung koroner. Penelitian yang dilakukan oleh syafrul S A

et al (2017) menunjukkan hasil uji chi square dengan nilai

p :0,023<0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara jenis

kelamin dengan kejadian penyakit jantung koroner. Penelitian tersebut

juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Al S hudifat et al (2017)

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara jenis kelamin dengan

hasil p: <0,001.

Namun penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pratiwi S H, et al (2018) yang dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa kejadian penyakit jantung koroner tidak

dipengaruhi oloeh jenis kelamin. Penelitian yang dilakukan oleh

Rosmala Fenty (2018) menunjukkan hasil uji statistic nilai p: 1,000

yang berarti jenis kelamin tidak berhubungan dengan penyakit jantung

koroner.

3. Riwayat Keluarga/ Genetik

Riwayat Keluarga / Genetik merupakan faktor intertal penyebab

penyakit jantung koroner. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

23
Prayitno Suhadi (2019) menunjukkan bahwa riwayat keluarga pada

kelompok kasus lebih banyak (62,2%) dibandingkan dengan pada

kelompok control (35,6%). Berdasarkan hasil uji chi square

didapatkan hasil ada pengaruh riwayat keluarga terhadap penyakit

jantung koroner dengan nilai p value: 0,012 dan nilai OR sebesar 3,24

yang artinya responden dengan yang memiliki riwayat dari keluraga

memiliki risiko 3,24 kali untuk mengalami kejadian penyakit jantung

koroner. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang di lakukan

oleh Rosmala F (2018) yang menunjukkan hasil uji statistik dengan

nilai p:0.001 yang artinya adanya hubungan antara genetic dengan

penyakit jantung koroner.

4. IMT (Indeks Massa Tubuh)

IMT merupakan salah satu faktor terjadinya penyakit jantung

koroner. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar et al

(2017) yang menujukkan bahwa IMT berhubungan denga kejadian

penyakit jantung koroner dengan hasil uji statistik menunjukkan p:

0,037 dan OR 2,7. Namun penelitian tersebut tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rosmala F (2018) yang menunjukkan

hasil p: 0,569 yang berarti obesitas tidak berhubungan dengan kejadian

penyakit jantung koroner.

5. Diabetes Melitus

Diabetes mellitus menjadi salah faktor terjadinya penyakit jantung

koroner. Bersarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosmala F

24
(2018) menunjukkan hasil uji statistik dan didapatkan nilai p:0,014

yang berarti penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan penyakit

jantung koroner, seorang yang mempunyai riwayat diabetes berisiko

3,571 kali lebih besar untuk menderita penyakit jantung koroner

disbanding dengan orang yang tidak memilki riwayat diabetes.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Marleni L ( 2017) didapatkan hasil uji statistik nilai p:0,041 ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara diabetes dengan penyakit

jantung jantung koroner, Hal ini terbukti dengan nilai OR= 10,250

artinya responden yang mempunyai riwayat diabetes mellitus

mempunyai peluang sebanyak 1.,25 kali lebih besar terkena penyakit

jantung koroner.

Penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Syafrul S A et al (2017) dalam penelitiannya menunjukkan hasil

uji nilai p: 0,000<0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan

antara diabetes dengan kejadian penyakit jantung koroner. Penelitian

yang dilakukan oleh N’Guetta Roland (2019) dalam hasil penelitian

menunjukkan bahwa penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan

kejadian penyakit jantung koroner dengan nilai p:0,002. Penelitian

yang dilakukan oleh Al- Shudifat etal (2017) menunjukkan bahwa

adanya hubungan diabetes dengan penyakit jantung koroner <0,001.

25
6. Kolesterol

Kolesterol merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit

jantung koroner. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi S

H et al (2018) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

kolesterol merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung koroner

dengan hasil (74,7%). Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Karyatin (2019) menunjukkan bahwa kejadian

penyakit jantung koroner banyak terjadi pada hiperlipid (82,4%) bila

dibandingkan dengan normopolid (43,5%). Hasil uji statistik

didapatkan nilai p value: 0,031 maka dapat disimpulkan antara kadar

kolesterol dengan kejadian penyakit jantung koroner.

Penelitian yang dilakukan oleh iskandar et al (2017) juga sejalan

dengan penelitian tersebut yang menunjukkan bahwa adanya hubungan

antara kolesterol dengan penyakit jantung koroner dengan hasil uji

statistik p:0,001. Penelitian yang dilakukan oleh Aryal B & Koirala

Ranjana (2019) menunjukkan hasil frekuensi:50, presentase: 67,6 yang

menunjukkan adanya hubungan antara kolesterol dengan penyakit

jantung koroner.

7. Hipertensi

Faktor yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner adalah

salah satunya hipertensi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Prayitno suhadi (2019) menunjukkan bahwa hipertensi berhubungan

dengan penyakit jantung koroner dengan hasil uji analisis regresi

26
logistic 0,000 yang berarti bahwa ada pengaruh hipertensi terhadap

kejadian penyakit jantung koroner. Penelitian tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Karyatin (2019) yang menunjukkan

bahwa penyakit jantung koroner banyak terjadi karena hipertensi

(81,8%) bila dibandingkan dengan tidak hipertensi (33,3%), hasil uji

statistik didapatkan nilai p value 0,0005 maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara hipertensi dengan penyakit jantung

koroner.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafrul S A et al ( 2017)

menunjukkan hasil uji dan mendapatkan nilai p=0,0000<0,05 yang

artinya ada hubungan signifikan antara hipertensi dengan penyakit

jantung koroner. Penelitian yang dilakukan oleh Merleni L& Alhabib

Aria (2017) menunjukkan bahwa ada hubungan antara hipertensi dan

penyakit jantung koroner dengan nilai p:0,012. Hasil yang sama juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosmala F (2018) yang

menunjukkan bahwa hipertensi berhubungan dengan penyakit jantung

koroner dengan nilai p 0,001.

8. Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab terjadinya

penyakit jantung koroner. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Karyatin (2019) menunjukkan bahwa kejadian penyakit jantung

koroner banyak terjadi karena merokok, hasil uji statistik didapatkan

nilai p value: 0,045 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

27
antara merokok dengan kejadian penyakit jantung koroner. Penelitian

tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryal

B (2019) yang menunjukkan hasil 53,8 yang menunjukkan adanya

hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner. Penelitian yang

dilakukan oleh Al Shudifat et al (2017) menunjukkan adanya

hubungan dengan kebisaan merokok dengan kejadian jantung koroner

dengan hasil 0,001. Penelitian yang dilakukan oleh Prayitno Suhadi

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kebiasaan merokok

dengan kejadian penyakit jantung koroner dengan hasil uji statistik p:

0,034.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafrul S A et al (2017)

menunjukkan uji chi square dengan hasil nilai p:0,001<0,05 yang

artinya ada hubungan yyang signifikan antara merokok dengan

kejadian jantung koroner.

9. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan

kejadian penyakit jantung koroner. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Karyatin (2019) menunjukkan bahwa kejadian penyakit

jantung koroner banyak terjadi pada pasien yang berperilaku olahraga

kurang baik (76,0%) bila dibandingkan dengan perilaku olahraga yang

baik (33,3), hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,020 maka

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku olahraga

dengan kejadian penyakit jantung koroner. Penelitian tersebut sejalan

28
dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafrul S A (2017) yang

menunjukkan hasil uji chi square dengan nilai p=0,000<0,05 yang

artinya ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan

kejadian penyakit jantung koroner.

Penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Prayitno Suhadi (2019) dengan nilai p value:0,002 maka variabel

aktivitas fisik bisa dimasukkan dalam analisis multivariate regresi

logistik. Namun harus kluar dari perhitungan sehingga tidak bisa

menjadi faktor yang spesifik untuk kejadian penyakit jantung koroner.

29
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan pemaparan hasil penelitian setelah dilakukan

terlebih dahulu analisis, pemaparan hasil penelitian tersebut disajikan untuk

mengetahui faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit jantung

koroner.

Permasalahan saat ini yaitu tingginya angka kejadian setiap tahun yang

berhubungan dengan penyakit jantung koroner, bisa dikatakan bahwa penyakit

jantung koroner adalah salah satu penyakit pembunuh nomor satu di dunia.

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor internal

maupun faktor eksternal (Prayitno S, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya

yang menunjukkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit

jantung koroner, sehingga dapat meminimalkan kejadian penyakit jantung

koroner.

a. Usia

Dalam penyusunan Literature review ini terdapat sepuluh artikel yang

telah digunakan dan ditemukan sebanyak empat artikel yang membahas

mengenai usia. Angka kejadian penyakit jantung koroner meningkat

dengan meningkatnya usia (laki-laki >40 tahun, perempuan >45 tahun).

Peningkatan usia menyebabkan penebalan dinding jantung dan pengerasan

30
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kemampuan jantung untuk

memompa darah ke seluruh tubuh berkurang, sehingga risiko

perkembangan penyakit jantung meningkat (Shiddiqie 2016).

Penelitian yang di lakukan oleh Syafrul S A (2017) menyatakan

bahwa usia merupakan faktor risiko penting pada kejadian penyakit

jantung koroner, hal ini disebabkan perkembangan penyakit jantung

koroner dapat dimulai saat individu masih mulai muda dan memerlukan

waktu hingga puluhan tahun sebelum munculnya penyakit jantung

koroner. Usia munculnya gejala penyakit jantung koroner bergantung pada

faktor risiko yang dimiliki pada individu dan pada umumnya gejala

penyakit jantung koroner dialami oleh individu yang berusia lanjut.

Semakin bertambahnya umur perubahan perilaku dan adanya pengendapan

akibat jaringan lemak yang menebal yang menyebabkan terjadinya

kekauan otot jantung yang berakibat pada penyakit jantung koroner

( Marleni L 2017).

Kejadian penyakit jantung koroner banyak terjadi pada usia >35 tahun

karena dengan bertambahnya usia kadar kolesterol, baik laki-laki maupun

perempuan mulai meningkat sehingga berpengaruh terhadap kejadian

penyakit jantung koroner Karyatin (2019) & Shudifat A E (2017). Peneliti

berpendapat bahwa, semakin bertambahnya usia semakin pula besar

terkena penyakit jantung koroner karena fungsi organ tubuh akan semakin

berkurang karena mengalami penuaan .Pertambahan usia meningkatkan

31
risiko terkena penyakit jantung koroner secara nyata pada pria maupun

wanita hal ini disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

b. Jenis Kelamin

Dalam penyusunan literature review ini sepuluh artikel yang telah

dianalisis dan didapatkan lima artikel yang membahas mengenai jenis

kelamin. Penyakit jantung koroner banyak dijumpai pada laki-laki

daripada perempuan. Proses aterosklerosis terjadi dalam waktu yang lama

sejak usia 15 tahun. Pada laki-laki pertengahan tahun manula yaitu usia 40

tahun ke atas kenaikan kadar kolesterol dalam darah mempunyai risiko

yang tinggi khususnya LDL untuk pembentukan penyakit jantung koroner

(Suherwin 2018). Pada penelitian yang dilakukan oleh Prayitno S (2019),

Karyatin (2019) dan Syafrul S A (2017) menunjukkan bahwa salah satu

faktor penyebab penyakit jantung koroner adalah jenis kelamin, hal ini

sesuai dengan teori bahwa pria memang memiliki faktor risiko lebih tinggi

dibandingkan wanita, hal ini bisa terjadi karena pada pria angka mordibitas

akibat penyakit jantung koroner dua kali lebih besar daripada wanita dan

terjadi hampir 10 tahun lebih dini dibandingkan dengan wanita, karena

wanita mempunyai hormone estrogen yang bersifat protektif.

Namun penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rosmala F (2018) dalam hasil penelitian menunjukkan

tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit jantung

koroner, dikarenakan proporsi penderita penyakit jantung koroner pada

laki-laki dan perempuan hampir sama tidak mutlak laki-laki yang paling

32
berisiko tapi perempuan juga saat masa menopause. Peneliti berasumsi

bahwa adanya hubungan antara jenis kelamin terhadap penyakit jantung

koroner karena siapa saja bisa terkena penyakit jantung koroner tetapi

yang paling berisiko adalah jenis kelamin laki-laki karena pola hidup

seperti merokok dan lebih sering melakukan pekerjaan yang berat daripada

perempuan

c. Riwayat Keluarga/ Genetik

Dalam penyusunan literature review ini sepuluh artikel yang telah

dianalisis dan didapatkan dua artikel yang membahas tentang hubungan

riwayat keluarga dengan kejadian penyakit jantung koroner. Faktor

familial dan genetika mempunyai peranan bermakna dalam patogenesis

penyakit jantung koroner, riwayat penyakit jantung koroner dalam

keluarga meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur.

Penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa adanya riwayat PJK

dalam keluarga mencerminkan predisposisi genetik terhadap disfungsi

endotel dalam arteri koronaria (Kumar & Clarks, 2017).

Hasil penelitian yang menyatakan bahwa, penyakit jantung koroner

cenderung terjadi pada subjek yang orang tuanya sudah menderita

penyakit jantung koroner sejak usia 55 tahun untuk anggota pria (ayah

atau saudara laki-laki) dan usia 65 tahun untuk anggota wanita (ibu atau

saudara perempuan). Adanya riwayat keluarga dekat yang terkena

penyakit jantung dan pembuluh darah meningkatkan risiko penyakit

jantung koroner dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak

33
memiliki riwayat dari keluaga (Prayitno Suhadi 2019, Rosmala F 2018).

Peneliti berpendapat bahwa riwayat keluarga/genetik menjadi salah satu

faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner, namum

risiko tersebut bisa diminimalisir dengan mengontrol gaya hidup sedari

dini.

d. IMT (Indeks Massa Tubuh)

Dalam penyusunan literature review ini sepuluh artikel yang telah

dianalisis dan didapatkan dua artikel yang membahas tentang indeks massa

tubuh. Risiko penyakit jantung koroner akan semakin meningkat bila IMT

melebihi 25m². Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang

tidak seimbang, dimana seorang lebih banyak mengkonsumsi energi

daripada mengeluarkan energi tanpa memperhatikan serat. Obesitas juga

dapat meningkatkan kolesterol dan LDL yang dapat menyebabkan

terjadinya penyakit jantung koroner (Hadi A 2017).

Studi terbaru mengindikasikan bahwa efek negative berat badan lebih

terhadap tekanan darah dan kadar kolesterol darah berkontribusi 45%

dalam meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Selain itu

peneliti juga menemukan bahwa walau hanya sedikit peningkatan berat

badan di atas nilai normal ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya

penyakit jantung koroner (Iskandar et al 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Rosmala F (2018) tidak menunjukkan

adanya hubungan antara IMT dengan penyakit jantung koroner, pada saat

melakukan penelitian ia dapatkan orang yang memiliki berat badan

34
berlebih dan obesitas juga melakukan olahraga dan melakukan banyak

aktivitas fisik sehingga menurut peneliti IMT tidak termasuk kedalam

salah satu faktor. Peneliti berpendapat bahwa IMT yang termasuk

didalammnya adalah obesitas atau kelebihan berat badan sudah jelas akan

dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Hal ini

disebabkan karena perubahan aliran darah yang terblokir karena lemak

yang tertimbun di dalam tubuh.

e. Diabetes mellitus

Dalam penyusunan literature review ini sepuluh artikel yang telah

dianalisis dan didapatkan lima artikel yang berhubungan dengan diabetes

mellitus. Kejadian penyakit jantung koroner berkaitan dengan kenaikan

kadar gula darah yang berlangsung lama menyebabkan konsistensi darah

menjadi lebih pekat hal ini mendorong terjadinya pengendapan lemak di

pembuluh darah yang menyebabkan aterosklerosis (Kumar & Clarks,

2012).

Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor risiko yang sangat kuat,

sehingga penderita diabetes sering sudah dianggap menderita penyakit

jantung koroner (Marleni L & Alhabib A 2017). Dari hasil penelitian

seorang yang mengalami penyakit diabetes yang terkena penyakit jantung

koroner, yaitu adanya perubahan metabolisme lipid yang mengakibatkan

meningkatnya aterogenesis (Rosmala F 2018). Selain itu juga pada

diabetes lebih cepat terjadi penyakit jantung koroner dibandingkan dengan

yang tidak diabetes, karena penyakit tersebut membuat fungsi jantung

35
menjadi tidak maksimal sehingga mengalami kekakuan otot jantung

(Syafrul S A 2017, N’Guetta et al 2019).

Individu yang yang memilki riwayat diabetes dan berisiko untuk

terjadinya penyakit jantung koroner dapat diminimalisir dengan cara

peningkatan kontrol glikemik dan perubahan gaya hidup telah terbukti

secara efektif menguragi komplikasi jangka panjang (Al-Shudifat et al

2017). Peneliti berasumsi bahwa kadar gula yang tinggi dan dibiarkan

tidak terkontrol bisa meningkatkan risiko penyakit jantung menyerang.

Jika glukosa berlebih yang mengalir dalam darah bisa merusak pembuluh

darah dan pada akhirnya memicu serangan jantung.

f. Kolesterol

Dalam penyusunan literature review ini sepuluh artikel yang telah

dianalisis dan didapatkan empat artikel yang berhungan dengan kolesterol.

Kolesterol sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk membentuk

dinding sel dalam tubuh, kolesterol juga berguna sebagai bahan dasar

pembentukan hormon steroid namun jika kadar kolesterol dalam tubuh

berlebih akan tertimbun dalam pembuluh darah dan menimbulkan masalah

yang serius seperti terjadinya penyakit jantung koroner (Kumar & Clarks,

2017). Terdapat empat elemen metabolisme lemak yaitu total kolesterol,

LDL, HDL, dan trigliserida. Kelebihan kolesterol, LDL dan trigliserida

dapat menyebabkan gangguan pada jantung. LDL dapat merusak dinding

pembuluh darah dan mempercepat pembentukan arterosklerosis (Pratiwi S

H et al 2018 & Aryal B 2019).

36
LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan jenis kolesterol yang

bersifat “buruk” atau merugikan, karena kadar kolesterol LDL yang

meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar

kolesterol LDL lebih tepat sebagai petunjuk untuk mengetahui risiko

penyakit jantung koroner daripada kadar kolesterol saja. Kolesterol LDL

lebih popular dikenal sebagai kolesterol jahat/bad cholesterol. Berbagai

penelitian, baik pada hewan, uji klinis dan penelitian epidemiologis

menunjukkan bahwa hiperkolesterol LDL merupakan faktor risiko

utama penyakit jantung koroner (Iskandar et al 2017 & Karyatin 2019).

Peneliti berasumsi bahwa kolesterol menjadi salah satu faktor penyebab

terjadinya penyakit jantung koroner. Saat arteri yang memasok darah ke

jantung menjadi menyempit dan mengeras maka terjadilah penyakit

jantung koroner. Pengerasan arteri ini disebabkan oleh penumpukan

kolesterol yang sering disebut dengan plak di dinding pembuluh darah.

g. Hipertensi

Dalam penyusunan literature review ini sepuluh artikel yang telah

dianalisis dan didapatkan lima artikel yang berhungan dengan hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner

yang penting. Tekanan darah tinggi akan menyebabkan pembuluh darah

koroner (pembuluh darah yang memberi suplai darah ke jantung)

mengalami aterosklerosis (penyakit penumpukan lemak di dinding

pembuluh darah) dan terjadilah pembentukan plak. Plak akan

menyebabkan penyempitan pembuluh koroner dan bahkan dapat terjadi

37
penyumbatan secara tiba-tiba. Pembuluh koroner yang menyempit akan

menghambat aliran darah sehingga asupan oksigen ke jantung untuk

memenuhi kebutuhan jantung akan menurun. Plak juga dapat memulai

pembentukan sumbatan pembuluh darah koroner secara tiba-tiba.

Kurangnya suplai darah ke jantung akan menyebabkan nyeri dada, sesak

napas, pingsan, ketidakteraturan irama jantung, dan bahkan sering

menyebabkan meninggal mendadak (Eliza Feryanti 2019)

Prayitno S (2019) dalam penelitiannya menyatakan seorang yang

mempunyai darah yang tinggi berisiko mengalami penyakit jantung

koroner. Tekanan darah yang tinggi membuat jantung bekerja dengan

berat, sehingga lama kelamaan jantung juga akan kecapean dan sakit dan

menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Bahkan apabila ada

sumbatan di pembuluh darah koroner jantung maupun pembuluh darah

yang lain, tekanan darah yang tinggi akan membuat risiko pecahnya

pembuluh darah. Hipertensi merupakan penyebab tersering penyakit

jantung koroner.

Hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner menurut

(Karyatin 2019) menunjukkan bahwa hubungan hipertensi dengan

penyakit jantung koroner, karena adanya perubahan struktur arteri dan

arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati,

mula-mula terjadi hipertropi pada tunika media lalu diikuti dengan

hianisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima, akhirnya akan

terjadi penyempitan pembuluh darah. Marleni L (2017) & Syafrul S A

38
(2017) menyatakan bahwa dari beberapa faktor penyebab penyakit jantung

koroner salah satunya hipertensi, karena hipertensi sangat rentan dengan

usia dewasa yang dengan kebiasaan makan-makanan yang tinggi lemak

dan garam yang dapat membentuk plak pada pembuluh darah.

Peneliti berpendapat bahwa dari beberapa faktor penyebab penyakit

jantung koroner salah satunya karena hipertensi, tekanan darah yang tinggi

membuat jantung harus bekerja lebih keras sehinngga mengakibatkan

terjadinya penyakit jantung koroner. Salah satunya faktor pemicu

hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.

h. Kebiasaan Merokok

Dalam penyusunan literature review ini sepuluh artikel yang telah

dianalisis dan didapatkan empat artikel yang berhungan dengan kebiasaan

merokok. Perilaku merokok merupakan faktor risiko yang dapat dihindari

dan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kejadian penyakit

jantung koroner. Dampak merokok terhadap penderita penyakit jantung

koroner salah satunya penurunan angka harapan hidup dibandingkan

dengan individu yang tidak merokok. Kandungan zat racun pada rokok

seperti Karbonmonoksida dan nikotin membawa dampak buruk pada

pengangkutan oksigen ke jantung (Huxley&Woodward 2019).

Karbonmonoksida yang merupakan produk akhir pembakaran rokok

sangat mudah berikatan dengan hemoglobin dari pada oksigen sehingga

menyebabkan oksigen jantung menurun, Karbonmonoksida juga terbukti

menurunkan HDL yang artinya meningkatkan resiko terjadinya penyakit

39
jantung koroner sedangkan Nikotin dalam darah menyebabkan struktur

atau kontruksi pembuluh darah berubah hingga terjadi injuri endotel yang

memicu aterosklerosis atau plak yang akan menyebabkan pwnyakit

jantung koroner (Kumar & Clarks, 2017).

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merokok memiliki resiko

lima kali lebih besar terjadi penyakit jantung koroner dibandingkan

dengan yang tidak merokok. Hubungan kebiasaan merokok dengan

penyakit jantung koroner yaitu semakin banyak rokok yang di konsumsi

maka semakin banyak carbon monoksida yang masuk kedalam tubuh hal

ini menyebabkan endapan lemak dalam pembuluh darah meningkat yang

menyebabkan pasokan oksigen kedalam jantung berkurang menyebabkan

terjadinya penyakit jantung koroner (Karyatin 2019 & Aryal B 2019).

Peneliti berpendapat bahwa orang yang merokok lebih berisiko

terkena penyakit jantung koroner karena merokok dapat membuat bahan

kimia yang terdapat di dalamnya melekat pada dinding arteri. Kondisi ini

membuat sistem kerja arteri yang membawa darah ke jantung tersumbat

dan dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.

i. Aktivitas Fisik

Dalam penyusunan literature review ini sepuluh artikel yang telah

dianalisis dan didapatkan dua artikel yang berhungan dengan aktivitas

fisik. Seorang yang mempunyai kebiasaan kurang gerak mempunyai risiko

mengalami gangguan penyakit jantung koroner lebih besar disbanding

yang mempunyai pola hidup aktif. Manfaat yang diperoleh dari latihan

40
fisik teratur antara lain adalah pengendalian kadar kolesterol dan

peningkatan pengeluaran energy. Kadar kolesterol total, HDL, dan

trigliserida dalam darah menurun sehingga kesempatan terjadinya

pengendapan kolesterol pembuluh darah dapat dihindari (Ginting 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh Karyatin (2019) menunjukkan

hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian penyakit jantung koroner

menurutnya penyakit jantung koroner banyak terjadi pada pasien yang

berperilaku olahraga yang kurang baik. Berolahraga satu sampai tiga kali

seminggu sudah cukup dengan pemanasan dan senam ringan sekitar lima

menit hingga berkeringat. Peneliti di Harvard menemukan penurunan

risiko penyakit jantung pada orang yang melakukan olahraga berat yaitu

berjalan tiga mil dalam seminggu dapat mengurangi penyakit jantung dan

pembuluh darah. Peneliti berpendapat bahwa aktivitas fisik memang

merupakan faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner,

namun jika orang yang sudah lansia atau tidak bisa melakukan olahraga

yang aktif maka masih bisa dikendalikan dengan rutin melakukan

kegiatan-kegiatan kecil yang bisa dilakukan dalam sehari-hari seperti

jalan-jalan ringan.

41
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. KESIMPULAN

Dari sepuluh jurnal yang peneliti review, terdapat faktor-faktor

risiko yang dapat meningkatkan kejadian Penyakit jantung koroner,

dimana faktor-faktor ini telah dianalisis dan menunjukkan hasil yang

berhubungan secara statistik. Adapun faktor-faktor yang berhubungan

dibagi menjadi dua yaitu faktor:

a. Faktor internal (Terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin,

dan riwayat keluarga/genetik dengan kejadian penyakit jantung

koroner).

b. Faktor eksternal (Terdapat hubungan antara IMT, diabetes

mellitus, kolesterol, hipertensi, kebiasaan merokok, dan aktivitas

fisik dengan kejadian penyakit jantung koroner)

B. SARAN

a. Profesi Keperawatan

Saran peneliti diharapkan agar tenaga kesehatan dapat

memberikan konseling terkait faktor yang dapat memicu

terjadinya penyakit jantung koroner pada masyarakat ataupun

pasien dengan menjadikan penelitian ini sebagai acuan

b. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan

penelitian literature review ini dan melihat lagi faktor-faktor

42
apa saja yang dapat memicu komplikasi terjadinya penyakit

jantung koroner.

43
DAFTAR PUSTAKA

Al-Shudifat A, et al. (2017). Faktor Risiko Penyakit Arteri Koroner.


Arsyawina. (2016). Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner
Pada Pasien di Ruang Intensive Care Unit RSUD Wahab. Jurnal Husada
Mahakam, 4.
Aryal B, K. R. (2019). Frekuensi Faktor Risiko Penyakit Arteri koroner. Jurnal
Penelitian Ilmiah Asia, 9.
F, R. (2018). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Penyakit Jantung
Koroner Di RSUD Kota Banjar. Jurnal Kesehatan Mandiri.
H, P. S. (2018). Faktor Risiko Penyakit Jantung Kororner Pada Masyarakat
Pangandaran. Jurnal Keperawatan BSI, VI.
Iskandar, H. A. (2017). Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Koroner Pada
Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh. Jurnal Action, 2, 32-
42.
Johanes. (2020). Faktor Risiko Hipertensi, Merokok, dan Usia Terhadap Kejadian
Penyakit Jantung Koroner .
Karyatin. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit
Jantung Koroner. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 11.
K, H. (2017). Stop Diabetes, Hipertensi, Kolesterol, Jantung Koroner,.
Yogyakarta: Istana Media.
Marleni L, A. A. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Penyakit
Jantung Koroner Di Poliklinik Jantung RSI Siti Khadijah Palembang .
N'Guetta R, et al. (2019). Penyakit Arteri Koroner Pada Pasien Kulit Hitam
Afrika Dengan Diabetes.
Riset Kesehatan Dasar, R. K. (2018). Retrieved Desember 7, 2020
S, P. (2019). Faktor- Faktor yang Mmempengaruhi Kejadian Penyakit Jantung
Koroner pada Masyarakat yang berobat di Puskesmas Sukomoro
Kabupaten Nganjuk. Tunas-Tunas Riset Kesehatan, 9.
Syafrul S A, G. D. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang mmpengaruhi Terhadap
terjadinya Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung Pirngadi Medan.
Jurnal Riset Hesti, 3.
World Health Organization (WHO). (2019). Retrieved Desember 5, 2020

xii
xiii

Anda mungkin juga menyukai