Anda di halaman 1dari 62

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

H DENGAN
KASUS HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LUWUK

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program


Pendidikan Diploma III Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan
Prodi DIII Keperawatan Palu

Oleh

Sumitro Sindalii
NIM. 7120119132

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
D-III KEPERAWATAN PALU
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diuji oleh tim penguji Poltekkes

Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D-III Keperawatan Palu.

Nama : Summitro Sindali

NIM : 7120119132

Palu, November 2021


Pembirnbing I,

Supriadi Abd Malik, SKM, M.Kes


NIP. 19631128 198603 1 002

Palu, November 2021


Pembimbing II,

I Ketut Putra, SKM, M.Si


NIP. 19560818 197606 1 001

Mengetahui,
Ketua Prodi D-III Keperawatan Palu

I Wayan Supetran, S.Kep.,Ns, M.Kes


NIP. 196906051990021002

ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah di pertahankan di depan tim penguji


Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D III Keperawatan Palu.
Nama : Summitro Sindali

NIM : 7120119132

Tim Penguji

I Wayan Supetran, S.Kep, Ners, M.Kes Penguji I


Nip. 19690605 199002 1 002

Hj Azizah Saleh, SKM, MM Penguji II


Nip. 19690907 199703 2 001

Aminuddin, S.Kep Ns, M.Kes Penguji III


Nip. 197112221992031 002

Mengetahui, Menyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan

Nasrul SKM., M.Kes Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp., M.Si


Nip. 196804051988021001 Nip. 196604241989032002

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Sumitro Sindali

Nim : 7120119132

Tempat Tanggal Lahir : Gonohopi. 15 Maret 1984

Agama : Kristen

Alamat : Luwuk

B. Riwayat Pendidikan

1. Tamat Sekolah Dasar 06 Juni 1996

2. Tamat SMP 26 Mei 1999

3. SPK Luwuk, 14 Juni 2002

4. Mengikuti Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Program

Keperawatan Palu mulai Tahun 2020

iv
v
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D III KEPERAWATAN PALU

Sumitro Sindali, 2021. Asuhan keperawatan pada Tn H dengan kasus hipertensi


di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk. Karya Tulis Ilmiah. Prodi D III
Keperawatan Palu. Jurusan Keperawatan. Poltekkes Kemenkes Palu.
Pembimbing (1) Supriadi Abdul Malik (2) I Ketut Putra

ABSTRAK

(xi + 50 Halaman + 5 Bab + 8 Tabel + 2 gambar)

Data laporan kasus penderita hipertensi Runah Sakit Daerah Luwuk tahun
2018 sebanyak 854 kasus, tahun 2019 sebanyak 968 kasus, tahun 2020 bulan
Januari sampai dengan bulan Maret sebanyak 337 kasus. Tujuan penelitian
diketahuinya Asuhan keperawatan pada pasien Ny. S dengan kasus Hipertensi di
Runah Sakit Daerah LuwukKecamatan Tanantovea Kabupaten.
Metode penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif studi kasus. Penelitian dilaksanakan Tanggal, 31 Oktober 2021 sampai
dengan 02 November 2021. Subyek penelitian adalah seorang seorang pasien
hipertensi yang dirawat selama 3 hari di ruangan Anggrek Rumah Sakit Umum
Daerah Luwuk. Pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, pemeriksan
fisik.
Hasil penelitian menunjukan data pengkajian Pasien mengatakan kepala
pusing, Pasien mengatakan tengkuk terasa berat, Pasien mengatakan
penglihatannya berkunang-kunang, Pasien mengeluh tengkuk terasa berat dan
mata sulit dibuka , tangan terasa kesemutan. Data objektif TTV: TD 170/110
mmHg, N 112 kali per menit, R 26 kali per menit, Suhu tubuh 36,7º C. kepala
agak sakit ketika dipegang,Ekspresi wajah nampak meringis, Pemberian terapi
Captopril 2 x 2,5 mg dan Cefatoxime 2 x 1 gr. Diagnosa keperawatan gangguan
fungsi cerebral berhubungan dengan peningkatan tekanan veskuler serabral.
Intervensi keperawatan observasi TTV, kaji jenis nyeri dan tingkat nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas nyeri,
gunakan sebuah skala 1-10 untuk menjelaskan tingkat nyerinya, berikan posisi
nyaman, ajarkan teknik relaksasi napas dalam dan kolaborasi pemberian obat
penurun tekanan darah Captopril 2 x 2,5 mg, evluasi mengunakan subjek (S)
objek (O), analisa (A) planning (P).
Kesimpulan penelitian terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang
didapat dalam merumuskan diagnosa keperawatan. disarankan kepada Runah
Sakit Daerah Luwuk dapat menyediakan buku asuhan keperawatan.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Hipertensi


Rujukan : 12 buku (2015-2020)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat-nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan rangkaian kegiatan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan keperawatan pada Tn H dengan kasus

hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk “ Sebagai salah satu syarat

dalam menyelesaikan studi pendidikan Progam D III Keperawatan.

Dengan segala hormat perkenankan peneliti mengucapkan banyak terima

kasih kepada yang tercinta Ayahanda Nicanor Sindali {Alm), Ibunda tercinta

Aderice Linggamo {Alm) istri tercinta Winarsih, SKM, anak-anaku yang sy cintai

Andreas Kensius Sindali, Clarita Sindalai dan Jonathan Sindali serta keluarga

besarku yang telah memberikan motivasi, doa serta dukungan baik moril dan

material sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan.

Selain itu, tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu :

1. Nasrul, SKM, M.Kes. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu.

2. Selvi Afrida Mangundap, S.Kp, M.Si, Ketua Jurusan Keperawatan Palu yang

telah memberikan arahan dan motivasi.

3. dr, Yusran Kasim. Direktur Rumah Sakit Daerah Luwuk yang telah

mengizinkan mengikuti pendidikan

4. I Wayan Supetran, S,Kep.,Ns,M.Kes, Ketua Program Studi D III Keperawatan

Palu dan penguji pertama yang telah memberikan masukan, koreksi,

bimbingan dan motivasi.

5. Ferianti Alita, S.Kep Ns. Kepala Ruangan Anggrek RSUD Luwuk yang telah

memberikan masukan dan membantu dalam pengambilan kasus diruangan

vi
6. Supriadi Abd Malik, SKM, M.Kes, Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan masukan serta motivasi.

7. I Ketut Putra, SKM, MM Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan masukan serta motivasi.

8. Hj Azizah Saleh, SKM, MM penguji II yang telah memberikan arahan dan

saran demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Aminuddin, S.Kep Ns, M.Kes penguji III yang telah memberikan arahan dan

saran demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Seluruh Dosen Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Palu yang telah

membekali ilmu kepada peneliti yang sangat bermanfaat.

11. Teman sejawat Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk yang banyak membantu

kelancaran selama peneliti melakukan penelitian

12. Teman-teman seangkatan RPL Luwuk terima kasih atas bantuan yang telah

banyak membantu mulai dari awal perkuliahan sampai penyusunan KTI ini

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti menyadari bahwa

adanya keterbatasan sebagai manusia yang tidak luput dari kelalaian dan

kehilafan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan senantiasa peneliti harapkan

demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi kemajuan ilmu keperawatan.

November 2021

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR DAFTAR GAMBAR....................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
A. Konsep Teori Penyakit Hipertensi........................................................ 5
B. Konsep Teori Askep Hipertensi ........................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 22
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 22
C. Subjek Penelitian................................................................................... 22
D. Definisi Operasional............................................................................. 22
E. Pengumpulan Data................................................................................ 23
F. Analisa Data.......................................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 26
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 26
B. Pembahasan........................................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 47
A. Kesimpulan .......................................................................................... 47
B. Saran ..................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi HipertensiMenurut JNC VII ............................... 7


Tabel 2.2 Modifikasi Gaya Hidup Untuk Mencegah
dan Mengontrol Hipertensi Berdasarkas JNC VII ................ 13
Tabel 4.1 Pengkajian Pola Fungsional .................................................. 29
Tabel 4.2 Analisa data ........................................................................... 34
Tabel 4.3 Rencana Keperawatan ........................................................... 37
Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan ................................................... 38
Tabel 4.5 Catatan Perkembangan Hari II .............................................. 40
Tabel 4.6 Catatan Perkembangan Hari III .............................................
42

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pathway 10

2. Genogram 28

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Seelum Penelitian (PSP)

Lampiran 2 : Lembar Informed Consent

Lampiran 3 : Format pengkajian

Lampiran 4 : Format Askep

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan pembunuh diam-diam karena pada sebagian

kasus tidak menunjukan gejala apapun. Hipertensi merupakan salah satu

faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung dan stroke yang

menyerang sebagian besar penduduk di dunia. World Health Organization

(WHO) tahun 2015, menunjukan sekitar 1,13 miliar orang di dunia

menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis

hipertensi. Jumlah hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan

pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi, dan

diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan

komplikasinya (Kemenkes RI. 2017).

Prevalensi hipertensi telah meningkat selama beberapa dekade

terakhir dan telah menjadi masalah kesehatan utama karena kesadaran

pengobatan dan tingkat kontrol hipertensi yang masih sangat rendah (Elly

Trisnawati dkk, 2019).

Riset kesehatan dasar 2018 (Riskesdas) prevalensi kasus hipertensi

menurut diagnosis pada penduduk umur ≥ 18 tahun menurut provinsi

tertinggi Sulawesi Utara 13,2% dan Sulawesi Tengah berada pada urutan ke

sebelas dengan jumlah 8,4%. Berdasarkan karakteristik usia yang banyak

menderita hipertensi adalah usia 75 tahun ke atas dengan jumlah 69,5% dan

lebih banyak terjadi pada daerah perkotaan 34,4% dan pedesaan 33,7%,

1
2

angka kejadian anak sekolah banyak terjadi pad kasus tidak/belum pernah

sekolah 51,6% sedangkan yang tamat D1/D2/D3/PT sebanyak 28,3%

(Riskesdas, 2018)

Data Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2018

menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular (PTM) termasuk

hipertensi menjadi urutan pertama dengan persentase 34,1% dari penyakit

tidak menular lainnya sedangkan di Dinas Kesehtan Kabupaten Donggala

terdapat kasus hipertensi sebesar 30,8% atau 36.554 dari 118.645 (Dinkes,

2018)

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 dilihat

persentase penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan hipertensi

untuk Provinsi Sulawsi Tengah usia ≥ 15 tahun adalah sebesar 51,2 %.

Hipertensi tertinggi adalah Kabupaten Tojo Una-una sebanyak 85,5 %.

Berdasarkan data diatas, jumlah penduduk Kabupaten Tojo Una-una yang

menderita Hipertensi uaia ≥ 15 tahun sebanyak 11.275 jiwa (Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2019)

Berdasarkan data kasus hipertensi di Kabupaten Luwuk Banggai pada

tahun 2019 berjumlah 685 pasien dan tahun 2020 pasien hipertensi berjumlah

697 pasien. Sedangkan untuk kasus hipertensi yang ada di RSUD Luwuk pada

tahun 2019 berjumlah 415 pasien dan tahun 2020 pasien hipertensi berjumlah

510 pasien.
3

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul asuhan keperawatan pada pasien dengan Kasus

Hipertensi di RSUD Luwuk

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan, maka rumusan masalah

dalam keluarga adalah “ Bagaimanakah asuhan keperawatan pada Tn H

dengan kasus Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk diterapkan asuhan keperawatan pada Tn H dengan kasus

Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk.

2. Tujuan Khusus

a. Dilakukan pengkajian pada asuhan keperawatan pada Tn H dengan

kasus Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk.

b. Dirumuskan diagnosis keperawatan pada asuhan keperawatan pada Tn

H dengan kasus Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk.

c. Disusun perencanaan keperawatan pada asuhan keperawatan pada Tn

H dengan kasus Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk.

d. Dilaksanakan implementasi keperawatan pada asuhan keperawatan

pada Tn H dengan kasus Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah

Luwuk.

e. Dievaluasi asuhan keperawatan pada asuhan keperawatan pada Tn H

dengan kasus Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan dalam

penyusunan asuhan keperawatan khususnya kasus hipertensi.

2. Bagi Rumah Sakit

Dengan penerapan asuhan keperawatan yang baik dapat

meningkatkan pelayanan kepada pasien dalam melaksanakan tindakan

keperawatan kepada pasien.

3. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam melakukan

penelitian di masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Penyakit Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan darah diatas normal 140/90 mmHg yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan dan angka kematian (Triyanto E, 2014).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik  140 mmHg dan tekanan

darah diastolik  90 mmHg. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan

sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan

diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (Brunner & Suddarth. 2002).

Tekanan darah tinggi adalah suatu peninggkatan tekanaan darah di

dalam arteri. Secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa

gejala, dimana tekanan yang abnormaltinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisme, gagal jantung, serangan

jantu g, dan kerusakan ginjal. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir

setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus

meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan

atau bahkan menurun dratis (Triyanto E, 2014).

2. Penyebab hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2

golongan besar yaitu:

5
6

a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya.

b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit

lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita

hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,

data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering

menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut:

1) Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah

umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-

laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak

dari kulit putih)

3) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan

atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok,

minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)


7

3. Tanda dan gejala hipertensi

Hipertensi jarang menimbulkan gejala yang khas dan satu-satunya

cara untuk mengetahuinya adalah dengan mengukur tekanan darah. Tanda

dan gejala yang khas tidak akan timbul sampai pada taraf hipertensi yang

sudah lanjut dan membahayakan nyawa penderita, tetapi banyak orang

dengan tekanan darah yang sangat tinggi sekalipun tidak menunjukan

tanda atau gejala. Tanda gejala yang sering dihubungkan dengan hipertensi

seperti keringat berlabihan, kejang otot, sering berkemih, denyut jantung

yang cepat atau tak beraturan (Guyton & Hall. 2009)

4. Klasifikasi hipertensi

The Join National Commitee VII mengkalsifikasi tekanan darah untuk

dewasa usia 18 tahun atua lebih menjadi :

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 Dan , 80

Pre Hipertensi Derajat I 120 - 139 Atau 80-89

Hipertensi Derajat I 140 – 159 Atau 90 – 99

Hipertensi Derajat II ≥160 Atau ≥100

Sumber : Kemenkes RI. 2017

5. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke


8

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah

menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan


9

peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi (Potter & Perry, 2014)

Untuk pertimbangan gerontology Perubahan struktural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada

perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut

meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan

dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya

menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume

sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan

tahanan perifer (Ganong . 2011).

6. Faktor predisposisi hipertensi

a. Stres psikososial

b. Kegemukan

c. Kurang olah raga

d. Peminum alkohol
10

7. Phatway (Amin Huda Nurarif & Hardi Kusuma 2015)

Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Gaya hidup

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan status

Penyumbatan pembuluh

darah
Vasokonstriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh darah sistemik Obesitas

Resistensi Vasokontriksi vasokonstriksi


Suplai O2 otak Gangguan
pembuluh darah pembuluh darah
menurun perubahan
otak meningkat ginjal
After load pola nutrisi
(beban akhir)
Blodd floow
Pelepasan
Sinkop menurun
mediator kimia
Fatique
Vasokontriksi
Gangguan Merangsang
Kelemahan fisik
perfusi
cerebral hipotalamus
Iskemik miocard
Intoleransi
Nyeri di
aktivitas
presepsikan

Nyeri kepala Nyeri


11

8. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Hb/Ht: mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan

(Viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti

hipokoagulabilitas, anemia.

2) Blood Ureum Nitrogen (BUN): mengetahui informasi tentang

perfusi/fungsi ginjal

3) Glukosa: Hiperglikemi dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar

ketokolamin.

4) Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal

dan DM.

b. Ct Scan: mengkaji adanya tumor serebral, encelopati

c. EKG: pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah

salah satu tanda dini penyakit jantung koroner.

d. Foto dada: menunjukkan destruksi klasifikasi pada area kantup,

perbesaran jantung.

9. Penatalaksanaan

Didasarkan pada program perawatan bertahap (Brunnner & Suddart, 2002)

a. Langkah I. Tindakan-tindakan konservatif :

1) Modifikasi diet

a) Pembatasan natrium

b) Penurunan masukan kolesterol dan lemak jenuh

c) Penurunan masukan kalori untuk mengontrol berat badan


12

d) Menurunkan masukan minuman beralkohol

2) Menghentikan merokok

3) Penatalaksanaan stres

4) Program latihan regular untuk menurunkan berat badan

b. Langkah II. Farmakoterapi bila tindakan-tindakan konservatif gagal

untuk mengontrol TD sercara adekuat. Salah satu dari berikut ini dapat

digunakan.

1) penyekat beta adrenergik

2) penyekat saluran kalsium

3) penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE)

c. Langkah III Dosis obat dapat dikurangi, obat kedua dari kelas yang

berbeda dapat ditambahkan atau penggantian obat lainnya dari kelas

yang berbeda.

d. Langkah IV. Obat ketiga dapat ditambah atau obat kedua digantikan

yang lain dari kelas yang berbeda.

e. Langkah V. Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atamu keempat

dapat ditambahkan masing-masing dari kelas yang berbeda.


13

Tabel 2.2. Modifikasi Gaya Hidup untuk Mencegah dan Mengonrol

Hipertensi Berdasarkan JNC VIII

Perkiraan Penurunan
Modifikasi Rekomendasi Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Menjaga berat badan normal 5-20 mmHg/10 kg
BB (IMT 18,5-26,9 kg/m2) penurunan BB
Melakukan Mengkonsumsi makanan yang
pola diet kaya dengan buah-buahan,
berdasarkan sayuran dan produk makanan
dietary yang rendah lemak total
8-14 mmHg
approach to dengan kadar lemak total dan
stop saturasi yang rendah
hypertension
(DASH)
Diet rendah Mengurangi asupan natrium
natrium tidak lebih dari 100 mmol per
2-8 mmHg
hari (2,4 g natrium klorida atau
6 g sodium)
Aktivitas Melakukan aktivitas aerobik
fisik fisik secara teratur seperti jalan
cepat (setidaknya 30 menit 4-9 mmHg
perhai, hampir setiap hari
dalam seminggu)
Membatasi Membatasi konsumsi alkohol
penggunaan tidak lebih dari 2 gelas
alkohol (misalnya 26 oz, bir oz angu
atau 3 oz 80 whiski) per hari
2-4 mmHg
pada sebagian besar laki-laki,
dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dengan bobot
yang lebih ringan
Sumber : Kemenkes RI. 2017

10. Komplikasi

Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ berikut, yaitu:


14

a. Payah jantung

Payah jantung adalah kondisi jantung yang tidak mampu lagi

memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini karena kerusakan

otot jantung atau sistem listrik jantung.

b. Stroke

Stroke terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat

menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila

terjadi di otak, maka terjadi perdarahan otak yang berakibat kematian.

Stroke juga terjadi akibat sumbatan darigumpalan darahyang macet di

pembuluh darah yang sudah menyempit.

c. Kerusakan ginjal

Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan alirann darah

yang menuju ginjal yang berfungsi sebagaipenyaring kotoran tubuh.

Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan

dan membuangnya kembali ke darah.

d. Kerusakan penglihatan

Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,

sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buta (Smeltzer

& Bare. 2002)

B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Hipertensi

1. Pengkajian

Dasar pengkajian pasien meliputi :

a. Aktivitas atau istirahat


15

Kelemahan, letih, napas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipnea,

perubahan irama jantung.

b. Sirkulasi

Riwayat hipertensi, ateroslerosis, penyakit serebvaskuler, kenaikan

tekanan darah, takikardi, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.

c. Integritas ego

Perubahan kepribadian, ansietas, depresi atau marah kronik,

gelisah, tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang,

pernafasan maligna, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi, obstruksi

atau riwayat penyakit ginjal.

e. Makanan atau cairan

Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi

kolesterolk, mual dan muntah, perubahan berat badan, obsesitas, adanya

edema.

f. Neurosensori

Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan,

orientasi pola atau isi bicara, proses pikir atau memori (ingatan), respon

motorik (penurunan kekuatan gangguan tangan), perubahan retinal

optik.

g. Nyeri atau ketidaknyamanan


16

Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai atau klaudikasi,

sakit kepala, nyeri abdomen.

h. Pernapasan

Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksisimal,

riwayat merokok, batuk dengan atamu tanpa sputum, distress respirasi

atau penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas tambahan,

sianosis

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan perfusi cerebral berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskular serebral.

b. Intoleransi aktivitas sehubungan dengan kelemahan fisik.

c. Gangguan perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan masukan berlebihan kebutuhan metabolik.

d. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung sehubungan dengan

peningkatan afterload vasokontriksi (Amin Huda Nurarif & Hardi

Kusuma, 2015)

3. Perencanaan

a. Diagnosa 1. Gangguan perfusi cerebral berhubungan dengan

peningkatan tekanan vaskular serebral.

1) Kriteria hasil:

a) Pasien akan melaporkan nyeri hilang atau terkontrol

b) Pasien akan mengungkapkan metode yang memberikan

pengurangan
17

c) Pasien akan mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan

2) Intervensi :

a) Mempertahankan tirah baring selama fase akut.

Rasional : meminimalkan stimulasi atau meningkatkan

relaksasi.

b) Memberi tindakan non farmakologis untuk menghilangkan sakit

kepala (kompres dingin, tehnik relaksasi).

Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vaskular

serebral dan yang memperlambat respon simpatis efektif

menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.

c) Meminimalkan aktivitas vasokontriksi yang meningkatkan sakit

kepala (mengejan saat BAB, batuk dan membungkuk).

Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi

menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan

vaskular serebral.

d) Kolaborasi dokter dengan pemberian analgesic

Rasional : menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan

rangsang sistem saraf simpatis.

b. Diagnosa 2. Intoleransi aktivitas sehubungan dengan kelemahan fisik

1) Kriteria hasil :

a) Pasien akan berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan

b) Pasien akan melaporkan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat

diukur
18

c) Pasien akan menuju penurunan tanda-tanda intoleransi fisiologi

2) Intervensi :

a) Kaji respon pasien terhadap aktivitas

Rasional: menyebutkan parameter membantu mengkaji respon

fisiologi terhadap stress aktivitas dan bila ada merupakan indikator

dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.

b) Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi (duduk saat

gosok gigi, atau menyisir rambut) dan melakukan aktivitas

perlahan.

Rasional: membantu antara suplai dan kebutuhan O2

c) Dorong untuk beraktivitas atau melakukan perawatan diri bertahap.

Rasional: kemajuan aktivitas mencegah peningkatan kerja

jantung tiba-tiba.

c. Diagnosa 3. Gangguan pola nutrisi sehubungan dengan lebih dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan kebutuhan

metabolik.

1) Kriteria hasil :

a) Pasien akan mengidentifikasi hubungan hipertensi dan kegemukan

b) Pasien akan menunjukkan perubahan pola makan

c) Pasien akan melakukan olahraga yang tepat rasional

2) Intervensi :

a) Kaji pemahaman pasien tentang hubungan antara hipertensi dengan

kegemukan.
19

Rasional : kegemukan adalah resiko tekanan darah tinggi

karena disproporsi antara kapasitas norta dan peningkatan curah

jantung berkaitan erat dengan peningkatan massa tubuh.

b) Bicara tentang pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi

lemak, garam, gula sesuai indikasi.

Rasional: kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya

ateroskerosis dan kegemukan merupakan predisposisi untuk

hipertensi dan komplikasinya.

c) Tetapkan keinginan pasien untuk menurunkan berat badan.

Rasional: motivasi untuk penurunan berat badan adalah intern

individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat badan agar

program berhasil.

d) Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.

Rasional: mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan dalam

program diit terakhir, membantu menentukan kebutuhan individu

untuk penyesuaian atau penyuluhan.

e) Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.

Rasional: memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi

kebutuhan diet individual.

d. Diagnosa 4. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung sehubungan

dengan peningkatan afterload vasokontriksi

1) Kriteria hasil :
20

a) Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan beban yang

dapat diterima.

b) Pasien memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam

rengtang normal.

2) Intervensi :

a) Pantau tekanan darah untuk evaluasi awal.

Rasional : perbandingan tekanan memberikan gambaran

tentang keterlibatan atau bidang masalah vaskular.

b) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

Rasional: denyut karoitis, jugularis, radialis dan femoralis dap

terpalpasi sedangkan denyut tungkai mungkin menurun.

c) Akultasi tonus jantung dan bunyi nafas.

Rasional : S4 terdengar pada pasien hipertensi berat karena ada

hipertropi atrium (peningkatan volume atau tekanan atrium)

perkembangan S3 menunjukkan hipertropi ventrikel dan kerusakan

fungsi.

d) Catat edema umum atau tertentu

Rasional: mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau

vaskular.

e) Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi aktivitas atau

keributan dan batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.

Rasional: membantu menurunkan rangsang simpatis dan

meningkatkan relaksasi.
21

4. Implementasi keperawatan

Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan

klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi

keperawatan adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah

dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan

teknikal, intervensi harus dilakukan dengan efisien pada situasi yang tepat,

keamanan fisik dan psikollogi dilindungi dan di dokumentasi keperawatan

berupa pencatatan dan pelaporan (Huda A.N dan Kusuma, 2015)

5. Evaluasi keperawatan

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap

pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan

keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana

perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat

mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pancapaian hasil.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian kualitatif dengan dengan pendekatan deskritptif studi

kasus. Penelitian studi kasus merupakan studi yang mengeksplorasi masalah

keperawatan dengan batasan yang terperinci, pengambilan data yang

mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi (Pamungkas, R.A &

Usman, A.M. 2017)

Penelitian ini menggambarkan asuhan keperawatan pada Tn H dengan

kasus Hipertensi di RSUD Luwuk.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal, 31 Oktober 2021 sampai

dengan 02 November 2021.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian seorang pasien hipertensi yang menderita hipertensi

yang dirawat selama 3 hari.

D. Definisi Operasional

Definisi oprasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada

karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau

mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang

menggambarkan prilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji dan

ditentukan kebenarannya oleh orang lain (Nursalam. 2016).

22
23

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan meliputi

pengumpulan data, klasifikasi data, analisa data, diagnosa keperawatan

dan prioritas berdasarkan diagnosa keperawatan.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah kesimpulan yang dilakukan oleh

perawat berdasarkan data yang didapatkan dari pasien.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang

akan dilakukan.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan adalah realisasi dari intervensi

keperawatan.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah penilaian yang dilaksanakan dengan mengacu pada

SOAP.

E. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu dengan:

1. Wawancara yaitu meliputi hasil anamnesis tentang identitas pasien,

keluhan, riwayat penyakit, riwayat penyakit keturunan, dll. Wawancara

bisa dilakukan kepada pasien, keluarga/orang terdekat, dan

perawat/dokter/tenaga kesehatan lainn.


24

2. Observasi meliputi pemeriksaan langsung/fisik meliputi: inspeksi, palpasi,

auskultasi, perkusi pada seluruh sistem tubuh.

3. Pemeriksaan fisik.

F. Analisis Data

1. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan studi

dokumen dituliskan dalam bentuk asuhan keperawatan.

2. Mereduksi data

Data yang dibuat dalam bentuk asuhan keperawatan oleh peneliti sesuai

dengan topik penelitian yang berfokus pada tindakan keperawatan. Data

objektif dianalisis berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

pemeriksaan diagnostik dan dibandingkan dengan nilai normal.

3. Penyajian data

a. Data akan disajikan secara tekstual/narasi dan dapat disertai dengan

cuplikan ungkapan verbal dari subyek penelitian yang merupakan data

pendukungnya. Kerahasian responden harus tetap diperhatikan.

b. Tabel untuk pengkajian, analisa data, diagnosa, perencanaan,

implementasi, dan catatan perkembangan.

4. Kesimpulan

Data yang disajikan selanjutnya dibahas dan dibandingkan dengan

hasil penelitian sebelumnya dan teori-teori yang mendukung. Penarikan

kesimpulan dilakukan dengan metode induktif. Pembahasan dilakukan


25

sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan pengkajian, diagnosa,

perencanaan, tindakan dan evaluasi.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada pasien dengan kasus hipertensi yang dirawat

diruangan Anggrek dilaksanakan tanggal 31 Oktober sampai dengan 02

November 2021.

Asuhan keperawatan ini meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

a. Biodata Pasien

1) Nama : Tn. H

2) Umur : 60 Tahun

3) Jenis Kelamin : Laki-Laki

4) Pendidikan terakhir : SD

5) Pekerjaan : Petani

6) Agama : Islam

7) Suku : Saluan

8) Alamat : Jl. LRG B Teratai Kec Luwuk Selatan

b. Biodata penanggung jawab

Pasien menanggung sendiri biaya pengobatan

c. Keluhan Utama

Pasien mengatakan kepala pusing

26
27

d. Keluhan Saat dikaji

Pasien mengeluh kepalanya pusing dan terasa kesemutan dan

mata sulit dibuka

e. Keluhan lain yang menyertai

Pasien mengatakan tengkuk terasa berat

f. Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sering keluhan yang sama karena mempunyai

riwayat hipertensi, kemudian berobat dan kambuh lagi.

g. Riwayat Kesehatan Keluaraga

Pasien mengatakan dulu ayahnya mempunyai penyakit yang sama

dengan dia.
28

Genogram

Gambar 4.1 Genogram Pasien

Keterangan :

= Perempuan

= Laki-laki

= Garis Keturunan

X = Meninggal

= Pasien
29

h. Pengkajian pola fungsional

Tabel 4.1. Pengkajian Pola Fungsional

No. Aktivitas Sehat Sakit


1. Persepsi kesehatan Pasien tidak tahu Pasien sudah
tentang penyakitnya mengetahui penyakit
yang dialaminya
karena sudah pernah
dirawat dengan
penyakit yang sama
2. Pola metabolik-nutrisi
a. Frekuensi makan Makan 3x/hari Makan 3x/hari
b. Nafsu makan Nafsu makan baik Nafsu makan kuran
c. Porsi makan 1 piring dihabiskan 1/2 porsi dihabiskan
d. Pantangan makan Tidak ada Tidak ada

Pola minum Pola minum baik dan Pola minum baik


teratur
a. Jumlah cairan/hari ± 2 botol aqua 1 botol aqua
besar/hari besar/hari
3. Pola istirahat tidur
a. Siang 14.00-15.30 14.00-14.30
22.00-05.00 23.00-03.00
b. Malam Tidak ada gangguan Pasien mengatakan
biasa terbangun
c. Gangguan tidur karena pusing

4. Kebersihan diri
a. Mandi/hari 2x/hari Dibantu oleh
b. Sikat gigi/hari 2x/hari keluarga
c. Cuci rambut 2x seminggu
d. Keberihan kuku 1x seminggu
5. Pola eliminasi
BAB :
a. Frekuensi 1 - 2x/hari Tadi pagi 1x
b. Warna Kuning Kuning
c. Konsistensi Lunak Lunak
BAK
a. Frekuensi 3 – 5x/hari 4 – 6x/hari
b. Warna Normal/jernih Normal/jernih
c. Jumlah urine
6. Pola aktivitas Bisa melakukan Dibantu keluarga
sendiri
7. Pola presepsi diri Dapat beraktivitas Semoga cepat
(konsep diri) setiap hari sembuh
30

8. Pola hubungan peran Pasien puas terhadap Pasien merasa hanya


perannya sebagai menjadi beban
kepala keluarga
9. Pola koping – toleransi Pasien mengatakan Pasien mengatakan
stres jika ada masalah jika ada masalah
pasien pasien
bermusyawarah bermusyawarah
dengan anak – dengan anak –
anaknya untuk anaknya untuk
menyelesaikan menyelesaikan
10. Pola nilai - kepercayaan Pasien percaya Pasien percaya
spiritual kepada Tuhan dan kepada Tuhan dan
selalu melakukan selalu melakukan
sholat 5 waktu sholat 5 waktu

i. Pemeriksaan fisik

BB sebelum sakit : 60 kg, BB saat ini : 45 kg, TB : 160 cm

Tekanan darah : 170/110 mmHg, nadi : 112 kali/menit, respirasi 26

kali/menit suhu tubuh 36,70 C

1) Kepala dan Rambut

Inspeksi : Pasien mengatakan kepala terasa nyut-nyut

Palpasi : Agak sakit ketika dipegang

2) Telinga

Inspeksi : Tidak ada kelainan

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada aurikula.

3) Mata

Inspeksi : Palpebra tida ada pembengkakan, keadaan pupil

isokor. Konjungitiva tidak ikterus, pasien mengatakan sulit

membuka mata

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada palpebra.


31

4) Hidung

Inspeksi : Tidak terdapat polip, tidak ada lesi.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada sinus.

5) Mulut

Inspeksi : Mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, dan tidak

terdapat stomatitis.

6) Leher

Inspeksi : Tidak ada pembengkakan kenjer tyroid pada leher,

pasien mengatakan belakang leher terasa berat

Palpasi : Arteri carotis teraba, tidak teraba adanya pembesaran

kelenjar tiroid.

7) Dada (Jantung)

Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak

Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V

Perkusi : Suara jantung pekak

Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 tidak ada kelainan

8) Paru-paru

Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada jejas

Palpasi : Vokal fermitus simetris dan tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : Suara sonor

Auskultasi : Vestikuler, tidak terdapat suara tambahan Ronchi

9) Abdomen

Inspeksi : Bentuk datar simetris, tidak terdapat jejas


32

Auskultasi : Bising usus 10 kali per menit.

Perkusi : Bunyi timpani

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrium dan

kuadran kiri atas

10) Genitalia

Inspksi : Tidak dilakukan pemeriksaan

11) Ekstremitas atas

Inspeksi : Kekuaan otot lemah, terpasang infus RL 20 tpm pada

tangan kanan

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada tangan

12) Ekstremitas bawah

Inspeksi : Tidak ada kelainan

Palpasi : tidak nyeri tekan

13) Kulit

Inspeksi : Tidak ada memar, pucat atau eritema, tidak ada lesi/luka,

nampak sudah keriput

Palpasi : Suhu tubuh hangat, tugor kulit tidak dehidrasi

j. Data Penunjang

Belum dilakukan pemeriksaan labratorium

k. Penatalaksanaan Medis

Captopril 2 x 2,5 mg dan Cefatoxime 2 x 1 gr

2. Pengumpulan Data

a. Pasien mengatakan kepala pusing


33

b. Pasien mengatakan kepala terasa nyut-nyut

c. Pasien mengatakan belakang leher terasa berat

d. Pasien mengatakan tengkuk terasa berat dan mata sulit dibuka , tangan

terasa kesemutan.

e. Pasien mengatakan penglihatannya berkunang-kunang

f. Kepala ketika di pegang agak sakit

g. Ekspresi wajah nampak meringis

h. Pemberian Amlodipine 1x1 mg di konsumsi pada malam hari

i. Tanda – tanda vital : TD: 170/110 mmHg, N: 112x/I,

R: 20x/ menit, S: 36,7 ºC

3. Klasifikasi Data

Data Subjektif :

a. Pasien mengatakan kepala pusing

b. Pasien mengatakan tengkuk terasa berat.

c. Pasien mengatakan penglihatannya berkunang-kunang

d. Pasien mengeluh tengkuk terasa berat dan mata sulit dibuka , tangan

terasa kesemutan.

Data Obejektif :

a. TTV: TD 170/110 mmHg, N 112 kali per menit, R 26 kali per menit,

Suhu tubuh 36,7º C.

b. kepala agak sakit ketika dipegang

c. Ekspresi wajah nampak meringis

d. Pemberian terapi Captopril 2 x 2,5 mg dan Cefatoxime 2 x 1 gr


34

4. nalisa data

Tabel 4.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Do: Peningkatan Ganguan
a. TTV: TD 170/110 mmHg, N tekanan perfusi jaringan
112 kali per menit, R 26 kali vaskuler serebral
per menit, Suhu tubuh 36,7º serebral
C.
b. kepala agak sakit ketika
dipegang
c. Ekspresi wajah nampak
meringis
d. Pemberian terapi Captopril 2
x 2,5 mg dan Cefatoxime 2 x
1 gr

Ds:
a. Pasien mengatakan kepala
pusing
b. Pasien mengatakan tengkuk
terasa berat.
c. Pasien mengatakan
penglihatannya berkunang-
kunang
d. Pasien mengeluh tengkuk
terasa berat dan mata sulit
dibuka, tangan terasa
kesemutan.

5. Diagnosa Prioritas Keperawatan

Gangguan perfusi cerebral berhubungan dengan Peningkatan tekanan

vaskuler serebral.
6. Perencanaan Keperawatan

Tabel 4.3 Rencana Keperawatan


NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan fungsi cerebral Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV. 1. Peningkatan tanda-tanda
b.d Peningkatan tekanan keperawatan 3x26 Jam vital dapat menjadi
vaskuler serebral yang diharapkan nyeri dapat acuan adanya
ditandai : berkurang dengan kriteria: peningkatan nyeri
1. Pasien akan melaporkan .
a. TTV: TD 170/110 nyeri hilang atau 2. Kaji jenis dan tingkat 2. Untuk pengkajian
mmHg, N 112 kali per terkontrol nyeri secara kembali yang kontinu
menit, R 26 kali per 2. TTV dalam batas normal komprehensif memungkinkan
menit, Suhu tubuh 36,7º TTV: TD 170/110 mmHg, termasuk lokasi, modifikasi rencana
C. N 80 kali per menit, R 26 karakteristik, durasi, perawatan yang
b. kepala agak sakit ketika kali per menit, Suhu tubuh frekuensi, dan diperlukan.
dipegang 36,7º C. kualitas nyeri.
c. Ekspresi wajah nampak 3. Berikan posisi yang 3. Untuk menurunkan
meringis nyaman. ketegangan atau spasme
d. Pemberian terapi otot.
Captopril 2 x 2,5 mg dan 4. Ajarkan teknik 4. Untuk mengurangi
Cefatoxime 2 x 1 gr relaksasi napas ketegangan atau spasme
dalam. otot, mendistribusikan
Ds: kembali tekanan pada
a. Pasien mengatakan bagian-bagian tubuh,
kepala pusing dan membantu pasien
b. Pasien mengatakan memfokuskan pada
tengkuk terasa berat. subjek pengurang nyeri.

35
36

c. Pasien mengatakan 5. Penatalaksanaanpem


penglihatannya berian obat penurun 5. Captopril mencegah
berkunang-kunang tekanan darah terjadinya perubahan
d. Pasien mengeluh captopril 2x2,5 mg dari angiotensin-I
tengkuk terasa berat dan menjadi angiotensin-II,
mata sulit dibuka, salah satu senyawa yang
tangan terasa dapat menaikkan
kesemutan. tekanan darah.

7. Implementasi
Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Hari/ Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi

1. Gangguan fungsi cerebral b.d Minggu 1. Mengobservasi TTV yaitu TD 14.00 WITA
Peningkatan tekanan vaskuler 31-10-2021 150/100 mmHg, N 100 kali per S:
serebral 08.30 menit, R 26 kali per menit, Suhu Pasien mengatakan
tubuh 36,5º C. kepalanya masih terasa
nyeri
08:50 2. Mengkaji Pasien mengatakan
jenis dan tingkat nyeri secara masih tegang
komprehensif termasuk lokasi, dibelakang kepala
karakteristik, durasi, frekuensi, O:
dan kualitas nyeri. Keadaan umum masih
Hasil : Pasien mengatakan sakit lemah
kepala yang dirasakan nyut-nyut Skala nyeri 8 (berat).
37

dan sering kambuh jika pasien TTV: TD 150/100


terlalu banyak pikiran, , pasien mmHg, N 100 kali per
mengatakan nyerinya berada di menit, R 26 kali per
skala 8 (berat) dan nyeri yang menit, Suhu tubuh
09:00 dirasakan pasien hilang timbul. 36,5º C menit
3. Menggunakan skala 1-10
Numerical Rating Scale (NRS) A:
untuk menjelaskan tingkat Tujuan belum tercapai
nyerinya.
09:15 Hasil : Skala nyeri 8. P:
4. Memberikan posisi yang Intervensi
nyaman. di lanjutkan.
09:20 Hasil : di beri posisi fowler.
5. Mengajarkan cara teknik
relaksasi napas dalam :
a. Ciptakan lingkungan yang
tenang.
b. Usahakan tetap rileks dan
tenang.
c. Menarik napas dalam dari
hidung dan mengisi paru-
paru dengan udara dengan
hitungan1,2,3
d. Perlahan-lahan udara
dihembuskan melalui mulut.
12.30 e. Anjurkan bernapas dengan
irama normal 3x.
f. Ulangi sampai 15x dengan
38

selingan istirahat singkat


setiap 5x.
Hasil : Pasien dapat melakukan
teknik yang di ajarkan.
6. Pemberian obat penurun tekanan
darah
Hasil :
captopril 2x2,5 mg

Tabel 4.5 Catatan Perkembangan Hari II

No Diagnosa Keperawatan Hari/ Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi

1. Gangguan fungsi cerebral b.d Senin 1. Mengobser asi TTV 14.00 WITA
Peningkatan tekanan vaskuler 01-11-2021 Hasil TD : 130/90 mmHg, S:
serebral yang ditandai : 08:45 N : 80 kali/menit - Pasien mengatakan
S: S: 36,5º C, nyeri pada kepala
a. Pasien mengatakan RR: 20 kali/menit sudah berkurang
kepalanya masih terasa nyeri 08:50 2. Mengkaji - Pasien mengatakan
b. Pasien mengatakan masih jenis dan tingkat nyeri secara mata sudah tidak
tegang dibelakang kepala komprehensif termasuk lokasi, berkunang-kunang
O: 09:00 karakteristik, durasi, frekuensi,
a. Keadaan umum masih lemah dan kualitas nyeri. O:
b. Skala nyeri 8 (berat). 3. Hasil : Pasien mengatakan sakit - Skala nyeri 4
c. TTV: TD 150/100 mmHg, N kepala yang dirasakan seperti (Sedang).
100 kali per menit, R 26 kali tertusuk-tusuk, pasien - TD : 140/100
per menit, Suhu tubuh 36,5º mengatakan nyerinya di bagian mmHg,
- N : 90 x/i,
39

C menit kepala menyebar sampai - S: 36,5º C,


kebelakang, pasien mengatakan - RR: 26 kali/menit
nyerinya berada di skala 6
(Sedang) dan nyeri yang A:
dirasakan pasien hilang timbul. Tujuan belum tercapai.
09:15
4. Menggunakan skala 1-10
Numerical Rating Scale (NRS) P:
untuk menjelaskan tingkat Intervensi
nyerinya. di lanjutkan.
09:20 Hasil : Skala nyeri 5.
5. Memberikan posisi yang
10:10 nyaman.
Hasil : di beri posisi fowler.
6. Mengajarkan cara teknik
relaksasi napas dalam :
a. Menarik napas dalam dari
hidung dan mengisi paru-
paru dengan udara dengan
hitungan1,2,3
b. Perlahan-lahan udara
dihembuskan melalui mulut.
c. Anjurkan bernapas dengan
irama normal 3x.
d. Ulangi sampai 15x dengan
selingan istirahat singkat
13.00 setiap 5x.
40

7. Panatalaksanaan pemberian
terapi medis.
Hasil :
captopril 2x2,5 mg

Tabel 4.6. Catatan Perkembangan Hari III

No Diagnosa Keperawatan Hari/ Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi

1. Gangguan fungsi cerebral b.d Selasa, 1. Mengobservasi TTV 14.00 WITA


Peningkatan tekanan vaskuler 02-11-2021 Hasil TD : 140/100 mmHg, S:
serebral yang ditandai : 08:45 N : 84 kali/menit, Pasien mengatakan
S: S: 36,5º C, kepalanya masih terasa
a. Pasien mengatakan nyeri RR: 26 kali/menit pusing sedikit
pada kepala sudah berkurang 08:50 2. Mengkaji
b. Pasien mengatakan mata jenis dan tingkat nyeri secara O:
sudah tidak berkunang- komprehensif termasuk lokasi, Keadaan umum masih
kunang karakteristik, durasi, frekuensi, lemah
09:00 dan kualitas nyeri. Skala nyeri 5 (Sedang).
O: 3. Hasil : Pasien mengatakan sakit
a. Skala nyeri 4 (Sedang). kepala yang dirasakan seperti A:
b. TD : 140/100 mmHg, tertusuk-tusuk dan sering Tujuan belum tercapai.
c. N : 90 x/i, kambuh jika pasien terlalu
d. S: 36,5º C, banyak pikiran, pasien P:
e. RR: 26 kali/menit mengatakan nyerinya di bagian Intervensi
kepala menyebar sampai di lanjutkan.
kebelakang, pasien mengatakan
41

nyerinya berada di skala 6


(Sedang) dan nyeri yang
dirasakan pasien hilang timbul.
09:15
4. Menggunakan skala 1-10
Numerical Rating Scale (NRS)
untuk menjelaskan tingkat
nyerinya.
09:20
Hasil : Skala nyeri 6.
10:10 5. Memberikan posisi yang
nyaman.
Hasil : di beri posisi fowler.
6. Mengajarkan cara teknik
relaksasi napas dalam :
- Menarik napas dalam dari
hidung dan mengisi paru-
paru dengan udara dengan
hitungan1,2,3
- Perlahan-lahan udara
dihembuskan melalui mulut.
- Anjurkan bernapas dengan
irama normal 3x.
10.20 - Ulangi sampai 15x dengan
selingan istirahat singkat
13.00 setiap 5x.
7. Hasil : Pasien dapat melakukan
teknik yang di ajarkan.
Pemberian obat penurun tekanan
42

darah captopril 2x2,5 mg


43

B. Pembahasan

Pembahasan ini membahas tentang asuhan keperawatan pada Tn H

dengan hipertensi di Runah Sakit Daerah Luwuk kmulai dari tahap

pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan

evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan dimulai tanggal 31 Oktober s/d 02

November 2021 diawali dengan melakukan pengkajian pada pasien

dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur dan pemeriksaan fisik

pada Tn. H

Pasien dirawat diruangan Anggrek pada tanggal, 30 Oktober 2021

Data pada pengkajian Pasien mengatakan kepala pusing, Pasien

mengatakan tengkuk terasa berat, Pasien mengatakan penglihatannya

berkunang-kunang, Pasien mengeluh tengkuk terasa berat dan mata sulit

dibuka , tangan terasa kesemutan. TTV: TD 170/110 mmHg, N 112 kali

per menit, R 26 kali per menit, Suhu tubuh 36,7º C. kepala agak sakit

ketika dipegang,Ekspresi wajah nampak meringis, Pemberian terapi

Captopril 2 x 2,5 mg dan Cefatoxime 2 x 1 gr

Data yang didapatkan Tn H sesuai dengan yang di ungkapkan di

teori Nurarif (2015) tentang manifestasi klinis pada pasien hipertensi

sehingga dapat menegakkan diagnosa keperawatan berdasrkan dari batasan

karakteristik yang terdapat pada setiap diagnosa pada konsep teori.


44

Menurut asumsi peneliti tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan hasil penelitian, karena dari hasil pengkajian yang didapatkan keluhan

serta data sama dengan teori, dilihat dari batasan karakteristik diagnosa

keperawatan yang didapatkan pada saat penelitian.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan peneliti,

didapatkan masalah keperawatan gangguan perfusi cerebral berhubungan

dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral. Data yang menunjang

diagnosa keperawatan tersebut adalah data subjektif Pasien mengatakan

kepala pusing, Pasien mengatakan tengkuk terasa berat, Pasien

mengatakan penglihatannya berkunang-kunang, Pasien mengeluh tengkuk

terasa berat dan mata sulit dibuka , tangan terasa kesemutan. Data objektif

TTV: TD 170/110 mmHg, N 112 kali per menit, R 26 kali per menit, Suhu

tubuh 36,7º C. kepala agak sakit ketika dipegang,Ekspresi wajah nampak

meringis, Pemberian terapi Captopril 2 x 2,5 mg dan Cefatoxime 2 x 1 gr

Berdasarkan teori yang ditemukan peneliti, menurut (Wijaya dan

Putri, 2013). Diagnosa yang sering muncul pada pasien dengan hipertensi

adalah resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertropi

ventricular. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral. Potensial perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung

berhubungan dengan gangguan sirkulasi. Kurangnya pengetahuan


45

berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan

perawatan diri.

Menurut asumsi peneliti dari hasil tersebut terdapat kesenjangan

antara teori dan hasil penelitian, disebabkan didalam teori terdapat empat

diagnosa keperawatan sedangkan dalam hasil penelitian hanya ditemukan

dua diagnosa kepetawatan, karena pada saat penelitian tidak ada keluhan

yang dirasakan pasien dan data yang mendukung untuk menegakkan ke-

empat diagnosa tersebut.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan untuk diagnosa Gangguan cerebral

vaskuler b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral : observasi TTV, kaji

jenis nyeri dan tingkat nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas nyeri, gunakan sebuah skala 1-

10 untuk menjelaskan tingkat nyerinya, berikan posisi nyaman, ajarkan

teknik relaksasi napas dalam dan kolaborasi pemberian obat penurun

tekanan darah Captopril 2 x 2,5 mg.

Berdasarkan teori Huda A.N & Kusuma H 2015, dalam buku

asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC NOC.

Implementasi intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah

dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan

teknikal, intervensi harus dilakukan dengan efisien pada situasi yang tepat,

keamanan fisik dan psikollogi dilindungi dan di dokumentasi keperawatan

berupa pencatatan dan pelaporan


46

4. Implementasi

Implementasi keperawatan mengukur Tekanan darah 170/110

mmHg, nadi 112 kali/menit, S: 36,7º C, respirasi 26 kali/menit, nyeri

kepala dirasakan nyut-nyut, skala nyeri 8 (nyeri sedang), memberikan

posisi semi fowler, mengajarkan teknik nafas dalam dan pemberian obat

Captopril 2 x 2,5 mg

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan dilakukan setelah 3 hari perawatan untuk

diagnosa gangguan fungsi cerebral sudah berkurang, skala nyeri 5 (nyeri

sedang).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengkajian keperawatan

Hasil penelitian pada pengkajian ada beberapa tanda gejala secara

teori tidak terdapat pada kasus Tn H.

2. Diagnosa keperawatan

Tidak semua diagnosa keperawatan pada teori dapat diangkat pada

kasus Tn H. diagnose yang ditegakan berdasarkan data yang didapatkan.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan diagnosa

keperawatan yang diangkat dimulai dari tindakan obsevasi, tindakan

mandiri perawat, tindakan kolaborasi dan memberikan pendidikan

kesehatan.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan

intervensi yang rencanakan.

5. Evaluasi keperawatan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 gangguan

perfusi cerebral mulai berkurang.

47
48

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan mampu meningkatkan mutu

pendidikan sehingga menghasilkan perawat yang berkualitas, profesional,

terampil, bermutu dan inovatif.

2. Rumah Sakit

Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan diharapkan Rumah

Sakit Daerah Luwuk dapat menyediakan buku-buku berkaitan dengan

asuhan keperawatan.

3. Peneliti

Diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien

lebih profesional

4. Peneliti lain

Diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam menyusun

asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif & Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medik & NANDA NIC NOC.
Mediaction publising: Yogyakarta.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. EGC:
Jakarta.

Dinkes Kesehatan Kabupaten Donggala, 2019. Laporan Penyakit Tidak Menular

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika:


Jakarta.

Elly Trisnawati dan Ikhlas M Janie, 2019. Jurnal Kesehatan Respati. Yogyakarta
Di unduh Juli 2020

Pamungkas, R.A & Usman, A.M. 2017. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:
TIM.

Potter, P.A & Perry, A.G. 2014. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan
Praktik Edisi 4 (Alih Bahasa Yasmin Asih Dkk; Editor Devi Y, Monica E).
EGC. Jakarta.

Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Alih Bahasa
Agung Waluyo) Edisi 8 Vol.3. EGC: Jakarta

Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertesi Secara


Terpadu. Graha ilmu: Yogyakarta

Guyton & Hall. 2009 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit
Kedokteran. EGC

W.F Ganong . 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Riskesdes.(2018). http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-
riskesdas-2018. pdf Di akses Februari 2020

Pusdiklat SDMK PPSDMK Kemenkes RI. 2017. Modul Pelatihan Kel

47
48

Anda mungkin juga menyukai