Anda di halaman 1dari 62

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI

SKRIPSI
LITERATUR REVIEW

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan


program pendidikan diploma DIV keperawatan
politeknik kesehatan kemenkes palu

Disusun oleh :
Yeni Oktafianti
PO7120317051

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV
KEPERAWATAN PALU
ii

2021

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Yeni Oktafianti

NIM : P0712031751

Kelas : Reguler

Tempat dan tanggal lahir : Bengkulu, 17 Oktober 1999

Agama : Islam

Alamat : Tondo

B. Riwayat Pendidikan

1. Tamat SDN 2 Dataran Bulan Tahun 2011

2. Tamat SMPN 4 Ampana Tete Tahun 2014

3. Tamat SMA Karya Bhakti Mamboro Tahun 2017

4. Mengikuti Pendudikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu jurusan DIV


Keperawatan Tahun 2017-2021

ii
iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui Tim Pembimbing untuk diuji oleh
Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program
Studi D-IV Keperawatan Palu.

Nama : Yeni Oktafianti


NIM : PO7120317051

Palu, September 2021


Pembirnbing I,

Dr.Irsanty Collein, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kep. MB


Nip. 19791011 200012 2 003

Palu, September 2021


Pembimbing II,

Dr. Jurana, S.Kep, Ners, M.kes


Nip. 19711215 199101 2 001

Mengetahui,

Kaprodi D-IV Keperawatan

Iwan, S.Kep, Ners, SH, M.Kes


Nip. 19770326 200312 1 004

iii
iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diperbaiki oleh peneliti yang telah diperiksa kembali
oleh tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program studi
DIV-Keperawatan Palu dan disetujui.

Nama : Yeni Oktafianti


NIM : PO7120317051

Palu, September 2021

Metrys Ndama, SST.,M.Kes Penguji


1
NIP. 197003281 99002 2 001

Iwan, S.Kep.,Ners, SH, M.Kes Penguji 2


NIP. 19770326 200312 1 004

Masudin, SST.M.Kes Penguji 3


NIP. 19671004 198603 1 001

Menyetujui, Mengetahui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan

Nasrul, SKM., M.Kes Selvi Alfrida M, S.Kp., M.Si

iv
v

NIP : 19680405 198802 1 001 NIP : 19660424 198903 2 002

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV KEPERAWATAN PALU
Yeni Oktafianti, 2021. Hubungan Gaya hidup Dengan Kejadian Hipertensi
Pembimbing : (I) Irsanty Collein. (II) Jurana

ABSTRAK
(xi +43 halaman + 1 gambar + 5 tabel + 6 bab)
Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi, tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang menetap.
Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Gaya Hidup atau
disebut juga life style adalah seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Pola makan
tidak sehat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi resiko meningkatnya
potensi penyakit hipertensi. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan menjelaskan
faktor aktivitas fisik dan pola makan yang mempengaruhi Kejadian Hipertensi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature


review, dengan mereview sebanyak 14 jurnal yang diperoleh dari hasil pencarian
dalam situs web Google Scholar yang terpublikasi tahun 2015-2021. Hasil dari
review 14 jurnal terdapat 3 jurnal yang memenuhi syarat kriteria Inklusi.

Hasil dari analisis peneliti diketahui menunjukan bahwa adanya hubungan


yang signifikan pada gaya hidup yaitu aktivitas fisik/olah raga dan pola makan
(asupan natrium) dengan kejadian hipertensi.

Kesimpulan penelitian ini yaitu dari hasil analisis peneliti, terdapat


hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi yang dipengaruhi oleh
faktor aktivitas fisik/olah raga dan pola makan pada orang yang memiliki penyakit
hipertensi. Dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi penyakit, seperti:
usia, jenis kelamin, stres, riwayat keluarga.

Kata Kunci : Hipertensi, Gaya Hidup, Aktivitas Fisik, Pola Makan.


Daftar Pustaka : 21 Referensi (2015-2021)

v
vi

HEALTH POLYTECHNIC KEMENKES PALU


DEPARTMENT OF NURSING PROGRAM D-IV NURSING PALU
Yeni Oktafianti, 2021.The Relationship Between Lifestyle And The Incidence Of
Hypertension. Pembimbing : (I) Irsanty Collein. (II) Jurana.

 
ABSTRACT
(xi + 43 pages + 1 images + 5 tables + 6 chapters)

Keywords : Hypertension, Lifestyle, Physical Activity, Diet.


Bibliography : 21 References (2015-2021)

vi
vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhitung,

salam dan shalawat atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan gaya hidup dengan

kejadian hipertensi“. Skripsi ini di susun untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan program pendidikan Diploma IV Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Palu.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, baik moril

maupun material. Oleh karena itu penulis persembahkan sebagai salah satu wujud

terima kasih dan tanggung jawab kepada kedua orang tua tercinta Bapak

Almarhum Sariyanto, Ibu Rustriana yang selalu memberikan kasih sayang dan

cintanya disertai pengorbanan, dukungan, semangat, serta diiringi doa yang tulus

dan ikhlas demi keberhasilan penulis, serta Kakak saya Yuyun Safitri, Adik saya

tersayang Yana Saputri dan I Gede Eddy Supriawan yang sudah banyak

membantu dan mendukung selama pembuatan skripsi. Penulis menyadari bahwa

tidak sedikit pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Melalui

kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada dari berbagai pihak

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, bantuan serta motivasi kepada

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan Terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Nasrul, SKM.,M.KES., sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes Palu

vii
viii

2. Selvi Alfrida Mangundap, S,Kp.,M.Si., sebagai Ketua Jurusan Keperawatan

Palu.

3. Iwan, S.Kep, Ners, SH, M.Kes. sebagai ketua program studi D-IV

Keperawatan Palu.

4. Dr. Irsanty Collein, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kep. MB sebagai pembimbing I

yang dengan tulus meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam

memberikan petunjuk, bimbingan, arahan, dan perhatian kepada penulis dan

menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Jurana, S.Kep, Ners, M.Kes sebagai pembimbing II yang dengan tulus

meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam memberikan petunjuk,

bimbingan, arahan, dan perhatian kepada penulis dan menyelesaikan skripsi

ini.

6. Metrys Ndama, SST.M.Kes Ketua tim penguji yang telah memberikan

banyak masukan yang berguna bagi perbaikan skripsi ini.

7. Iwan, S.Kep, Ners, SH, M.Kes., dan Masudin, SST.M.Kes anggota tim

penguji yang telah memberikan banyak masukan yang berguna bagi

perbaikan skripsi ini.

8. Dosen-dosen pengajar yang telah banyak memberikan ilmunya kepada

peneliti beserta staf yang telah membantu dalam berbagai pelayanan dan

administrasi akademik.

9. Kepada teman-teman seperjuangan DIV keperawatan angkatan 2017 yang

selalu membantu kapanpun dan telah memberikan dukungan selama

viii
ix

perjalanan perkuliahan dan semoga Allah SWT mempermudah urusan yang

kalian hadapi.

Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat berupa wawasan

dan ilmu pengetahuan yang berguna serta memperoleh limpahan rahmat dari

Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa kepada semua pihak yang membacanya

Palu, September 2021

Penulis

ix
x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................ ii
LEMBA PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI..................................................... iv
ABSTRAK............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Hipertensi........................................................................................ 7
B. Konsep Gaya Hidup.....................................................................................16

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian........................................................................19
B. Protokol Dan Registrasi Pencarian Literatur...............................................19
C. Data Base Pencarian.....................................................................................20
D. Kata Kunci...................................................................................................20
E. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi.......................................................................21
F. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi................................................................22
G. Metode Analisa Data...................................................................................25

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

x
xi

1. Karakteristik Studi Literature .................................................................31


2. Karakteristik Responden Studi................................................................33

B. PEMBAHASAN

1. Hasil dari jurnal yang di analisis .................................................................39


2. Hasil penjelasan dari buku Terapi perilaku kognitif pasien hipertensi
menurut Alfeulus Manuntung......................................................................41
3. Hasil/asumsi/pendapat peneliti....................................................................42

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................43
B. Saran.................................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
xii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal
2.1 Klasifikasi Data Hipertensi.......................................................................8
3.1 Kata Kunci Literatur Review .................................................................20
3.2 Format PICOS Dalam Literatur Review.................................................22
3.3 Hasil Pencarian Literatur........................................................................26
4.1 Hasil Pencarian Literatur........................................................................32

xii
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
3.1 Diagram flow pencarian literatur...........................................................23

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu

kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi, tekanan darah

sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang menetap.

Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri

ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh (WHO, 2013).

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah

secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan

darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor resiko yang tidak berjalan

sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal

(Wijaya et al., 2020).

Gaya Hidup atau disebut juga life style adalah seni yang dibudayakan

oleh setiap orang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), gaya hidup

adalah pola tingkah laku sehari–hari segolongan manusia didalam masyarakat.

Gaya hidup berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi

(Sumarwan, 2011). Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab

terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik yang kurang dan stres

(Simanullang, 2018). Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor

resiko yang meningkatkan penyakit hipertensi. Faktor makanan modern

sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi (Mahmudah et al., 2017).

1
2

Hipertensi sering disebut juga “The Sillent Killer” karena penyakit ini

merupakan pembunuh tersembunyi, dimana orang tidak mengetahui dirinya

terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit tekanan

darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap

tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah

penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk

yang meningkat. Pada tahun 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29%

warga di dunia terkena hipertensi (WHO, 2015). Hipertensi juga merupakan

faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Apabila tidak

ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan stroke, infark miokard,

gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan pengelihatan. Kondisi ini

dapat menjadi beban baik dari segi finansial, karena berkurangnya

produktivitas sumber daya manusia akibat komplikasi penyakit ini, maupun

dari segi sistem kesehatan (Hafiz, 2019).

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular sampai saat ini masih

menjadi masalah kesehatan secara global. Menurut survey dilakukan oleh

WHO dalam Siringoringo, mencatat satu miliar orang di dunia menderita

penyakit hipertensi, diperkirakan pada tahun 2025 menjadi 1,15 milyar atau

sekitar 29% dari total penduduk dunia (Sagita et al., 2019). Angka kejadian

hipertensi diIndonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit

hipertensi mengalami kenaikan dibandingkan Riskesdas 2013. Hasil


3

pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1% (Fadhli,

2018).

Hipertensi di Sulawesi Tengah mempunyai prevalensi lebih tinggi dari

angka nasional yakni 36%. Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,

menunjukan bahwa kasus Penyakit Tidak Mular (PTM) hipertensi di Sulawesi

Tengah, pada tahun 2015 sebanyak 96.797 kasus, tahun 2016 sebanyak 96.213

kasus dan pada tahun 2017 sebanyak 111.058 kasus (Dinkes, 2018). Angka ini

menunjukkan terjadinya tren peningkatan dari tahun ketahun penyebab

peningkatan ini belum diketahui secara pasti. Data Para ahli telah

mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang memudahkan seseorang

terkena hipertensi, yakni faktor tidak dapat dikontrol seperti genetik, usia, jenis

kelamin, dan ras. Faktor resiko yang dapat dikontrol berhubungan dengan

faktor lingkungan berupa perilaku atau gaya hidup seperti obesitas, kurang

aktivitas, stres dan konsumsi makanan.

Penelitian Nurul Mouliza (2016) tentang Hubungan Gaya Hidup

Dengan Kejadian Hipertensi Di Desa Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa

Baro Kota Langsa. Hasil; Penelitian menunjukkan ada hubungan antara gaya

hidup lansia dengan kejadian hipertensi. Variabel aktivitas fisik menunjukkan

nilai p = 0,021. Variabel merokok menunjukkan nilai p = 0,001. Variabel

kebiasaan makan menunjukkan nilai p = 0,001 dan variabel stres menunjukkan

nilai p = 0,012. Kesimpulan; terdapat hubungan gaya hidup (aktivitas fisik,

merokok, kebiasaan makan, dan stres) lansia dengan kejadian hipertensi di

Desa Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa (Nurul, 2016).
4

Penelitian Melianti (2019) tentang Hubungan Gaya Hidup Dengan

Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pagesangan. Hasil

penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan pada gaya hidup

yaitu olahraga p= 0,00, merokok p=0,00, konsumsi bayam p=0,00, konsumsi

gorengan p=0,001, konsumsi pisang p=0,001, sedangkan yang menunjukan

tidak adanya hubungan yang signifikan adalah gaya hidup konsumsi ikan asin

p= 0,263. Kesimpulan dari penelitian menunjukan adanya hubungan yang

signifikan pada gaya hidup yaitu olahraga, merokok, konsumsi bayam,

konsumsi gorengan, konsumsi pisang, sedangkan yang menunjukan tidak

adanya hubungan yang signifikan adalah gaya hidup konsumsi ikan asin

(Furqani & Rahmawati, 2020).

Penelitian Hairil Akbar (2018) tentang Determinan Epidemiologis

Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Jati Sawit.

Hasil penelitian: analisis bivariat menunjukkan aktivitas fisik (p=0,049,

OR=2,390), asupan lemak (p=0,003, OR=6,500), asupan natrium (p=0,029,

OR=2,647), dan obesitas (p=0,016, OR=2,941) merupakan faktor risiko

kejadian hipertensi pada lansia. Kesimpulan: pada penelitian ini adalah

aktivitas fisik, asupan lemak, asupan natrium dan obesitas merupakan faktor

risiko kejadian hipertensi pada lansia (Akbar, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan literature review dalam menganalisis faktor aktifitas fisik dan pola

makan yang mempengaruhi Kejadian Hipertensi.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Menganalisa apakah ada hubungan gaya hidup dengan kejadian

hipertensi ?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan gaya

hidup dengan kejadian hipertensi .

2. Tujuan khusus

a. Untuk menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi.

b. Untuk menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Terhadap Poltekkes Kemenkes Palu

Untuk pengembangan Ilmu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

bacaan siapa saja yang membutuhkan dan dapat menjadi salah satu referensi

dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan terkait masalah hubungan gaya

hidup dengan kejadian hipertensi.

2. Terhadap peneliti selanjutnya

Dalam pengembangan variabel penelitian. Penelitian selanjutnya

menganalisis variabel tentang kurang tidur.


6

3. Bagi peneliti

Hasil penilitian akan menambah wawasan bagi peneliti terutama mengenai

pengaruh faktor gaya hidup dengan kejadian hipertensi.

4. Terhadap Ilmu Keperawatan

Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu dibidang

keperawatan, sebagai bentuk implementasi dari ilmu-ilmu yang sudah

dipelajari selama dibangku kuliah dan merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan DIV Keperawatan Poltekkes kemenkes Palu.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana

menurut WHO tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90

mmHg (untuk usia ˂ 60 tahun) dan tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan

tekanan diastolik ≥ 95 mmHg (untuk usia ˃ 60 tahun) (Suwandi, 2016).

Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik

lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan

darah manusia secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah

tinggi menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan

darah tersebut membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai

darah (termaksud jantung dan otak) menjadi tegang (Manuntung, 2018).

2. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 (Manuntung,

2018):

a. Hipertensi Primer (Esensial) penyebab pasti belum diketahui. Namun,

berbagai faktor seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan

hederitas (keturunan).

b. Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui, yaitu: kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan


8

kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal

(hiperaldosteronisme). Berikut ini tabel klasifikasi hipertensi:

Tabel 2.1 klasifikasi hipertensi

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal 120-129 80-84
High Normal 130-139 85-89
Hipertensi :
- Grade 1 (Ringan) 140-159 90-99
- Grade 2 (Sedang) 160-179 100-109
- Grade 3 (Berat) 180-209 110-119
- Grade 4 (Sangat Berat) > 210 > 120
Sumber : (Nurarif, 2015).

3. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi padahal sesungguhnya

tidak (Manuntung, 2018).

Jika hipertensinya berat atau menahun tidak diobati, biasa timbul

gejala berikut (Manuntung, 2018):

a. Sakit kepala

b. Kelelahan

c. Mual

d. Muntah

e. Sesak nafas

f. Gelisah
9

Manifestasi klinis hipertensi secara umum: sakit kepala, perdarahan

hidung, vertigo, mual muntah, perubahan penglihatan, kesemutan pada kaki

dan tangan, sesak napas, kejang atau koma, nyeri dada.

4. Patofisiologi Hipertensi

Faktor-faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah,

pada dasarnya merupakan faktor yang mempengaruhi rumus dasar: tekanan

darah = curah jantung x resistensi perifer. Tekanan darah dibutuhkan untuk

mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi yang merupakan hasil dari aksi

pompa jantung atau curah jantung (cardiac output) dan tekanan dari arteri

perifer atau resistensi perifer. Kedua penentu primer adanya tekanan darah

tersebut masing-masing ditentukan oleh berbagai faktor serial yang sangat

kompleks.

Peningkatan tekanan darah terjadi karena peningkatan curah jantung

atau peningkatan resistensi perifer, peningkatan curah jantung melalui

peningkatan volume cairan (preload) atau melalui peningkatan kontraktilitas

karena rangsangan neural jantung terlibat dalam permulaan timbulnya

hipertensi, namun temuan pada penderita hipertensi kronis menunjukkan

adanya hemodinamik yang khas yaitu adanya peningkatan resistensi perifer

dengan curah jantung yang normal.

Perubahan resistensi perifer tersebut menunjukkan adanya perubahan

properti intrinsic dari pembuluh darah yang berfungsi untuk mengatur aliran

darah yang terkait dengan kebutuhan metabolik dari jaringan. Proses ini

disebut sebagai autoregulasi, yaitu proses dimana adanya peningkatan


10

curah jantung maka jumlah darah yang mengalir menuju jaringan akan

meningkatkan pula, dan peningkatan aliran daran ini meningkatkan pula

aliran nutrisi yang berlebihan melebihi kebutuhan jaringan dan juga

meningkatkan pembersihan produk-produk metabolik tambahan yang

dihasilkan, makan sebagai respon terhadap perubahan tersebut, pembuluh

darah akan mengalami vasokontriksi untuk menurunkan aliran darah dan

mengembalikan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan nurtisi kembali

ke normal, namun resistensi perifer akan tetap tinggi yang dipicu dengan

adanya penebalan struktur dari sel-sel pembuluh darah (Budi, 2015).

5. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi

a. Tidak Dapat Dimodifikasi: (Budi, 2015)

1) Jenis kelamin

2) Usia

3) Genetik

4) Ras

b. Dapat Dimodifikasi

1) Pendidikan

2) Kontrasepsi oral

3) Obesitas

4) Diet garam (natrium)

5) Dislipidemia

6) Alkohol

7) Rokok
11

8) Latihan fisik (olah raga)

9) Kopi (kafein)

10) Obat anti inflamasi nonsteroid (OAIN)

11) Stres mental.

6. Komplikasi Hipertensi (Manuntung, 2018):

a. Stroke

b. Infark miokard

c. Gagal ginjal

d. Gagal jantung

e. Ensefalopati

7. Evaluasi Diagnostik Hipertensi

Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting,

retina harus diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboraturium untuk

mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung

yang dapat disebabkan oleh tingginya tekanan darah. Hipertrofi ventrikel

kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi, protein dalam urin dapat

didekteksi dengan urinalisa, serta dapat terjadi ketidakmampuan untuk

mengkonsentrasi urin dan peningkatan nitrogen urea darah. Pemeriksaan

khusus seperti renogram, pyelogram intervena, arteriogram renal,

pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penetuan kadar urin dapat juga

dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler.

Faktor resiko lainnya juga harus dikaji dan evaluasi. Pemeriksaan penunjang

hipertensi (Manuntung, 2018)


12

a. Hemoglobin/hematokrit: mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap

volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasi faktor-faktor resiko

seperti hipokoagulabilitas, anemia.

b. BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

c. Glukosa: hiperglikemia (diabetes militus adalah pencetus hipertensi)

dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan

hipertensi).

d. Kalium serum: hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosterone

utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

e. Kalsium serum: peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan

hipertensi.

f. Kolesterol dan trigeliserida serum: peningkatan kadar dapat mengindikasi

pencetus untuk adanya pembentukan plak ateromatosa (efek

kardiofaskuler).

g. Pemeriksaan tiroid: hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasokonstriksi

dan hipertensi.

h. Kadar aldosterone urin dan serum: untuk menguji aldosteronisme primer

(penyebab).

i. Urinalisa: darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal

dana tau adanya diabetes.

j. VMA (vanillyl mandelic acid) urin (metabolic katekolamin): kenaikan

dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24


13

jam dapat di gunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi

hilang timbul.

k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor

beresiko terjadinya hipertensi.

l. Steroid urin: kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,

feokomositoma atau disfungsi ptuitaria, sindrom cushing’s, kadar renin

dapat juga meningkat.

m. IVP (intravenous pyelogram): dapat mengidentifikasi penyebab

hipertensi sebagai penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan juga ureta.

n. Foto dada: dapat juga menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katub ;

deposid pada dan EKG atau takik aorta ; pembesaran jantung.

o. CT Scan: mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati, atau

feokromositoma.

p. EKG: dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguang

konduksi.

8. Pencegahan Hipertensi

a. Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alkohol.

b. Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolah raga secara teratur

dapat mengurangi ketegangan pikiran (stres) membantu menurunkan

berat badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.

c. Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan BB harus

segera dikurangi).
14

d. Latihan olahraga seperti senam aerobik, jalan cepat, dan bersepeda paling

sedikit 7 kali dalam seminggu.

e. Memperbanyak minum air putih.

f. Memeriksakan tekanan darah secara berkala terutama bagi seseorang

yang memiliki riwayat penderita hipertensi.

g. Menjalankan hidup yang sehat, mempelajari cara yang tepat untuk

mengendalikan stres (Manuntung, 2018).

9. Penatalaksanaan Hipertensi

Setiap program terapi memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencegah

kematian dan komplikasi dengan mencapai dan mempertahankan tekanan

darah arteri atau kurang dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita

diabetes melitus atau penderita penyakit ginjal kronis) kapan pun jika

memungkinkan (Manuntung, 2018).

a. Pendekatan non farmakologis mencakup penurunan berat badan,

pembatasan alkohol dan natrium, olahraga teratur dan relaksasi. Diet

DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) tinggi buah, sayuran,

dan produk susu rendah lemak telah terbukti menurunkan tekanan darah

tinggi.

b. Pilih kelas obat yang memiliki efektivitas terbesar, efek samping terkecil,

dan peluang terbesar untuk diterima pasien. Dua kelas obat tersedia

sebagai terapi lini pertama : diuretik dan penyekat beta.

c. Tingkatkan kepatuhan dengan menghindari jadwal obat yang kompleks.


15

Tujuan pengobatan hipertensi adalah mengendalikan tekanan darah

untuk mencegah terjadinya komplikasi, adapun penatalaksanaannya sebagai

berikut (Manuntung, 2018)

a. Non Medikamentosa Pengendalian faktor risiko.

Promosi kesehatan dalam rangka pengendalian faktor risiko, yaitu :

1) Turunkan berat badan pada obesitas.

2) Pembatasan konsumsi garam dapur (kecuali mendapat HCT).

3) Hentikan konsumsi alkohol.

4) Hentikan merokok dan olahraga teratur.

5) Pola makan yang sehat.

6) Istirahat cukup dan hindari stress.

7) Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah) diet

hipertensi.

Penderita atau mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi

diharapkan lebih hati-hati terhadap makanan yang dapat memicu

timbulnya hipertensi, antara lain :

1) Semua makanan termasuk buah dan sayur yang diolah dengan

menggunakan garam dapur/ soda, biskuit, daging asap, dendeng,

abon, ikan asin, telur pindang, sawi asin, asinan, acar, dan lainnya.

2) Otak, ginjal, lidah, keju, margarin, mentega biasa, dan lainnya.

3) Bumbu - bumbu; garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin,

kecap, terasi, magi, tomat kecap, petis, taoco, dan lain-lain.


16

b. Medika mentosa meliputi :

Hipertensi ringan sampai sedang, dicoba dulu diatasi dengan

pengobatan non medikamentosa selama 2-4 minggu. Medikamentosa

hipertensi stage 1 mulai salah satu obat berikut :

1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg/hari dosis tunggal pagi hari

2) Propanolol 2 x 20-40 mg sehari.

3) Methyldopa

4) MgSO4

5) Kaptopril 2-3 x 12,5 mg sehari

6) Nifedipin long acting (short acting tidak dianjurkan) 1 x 20-60 mg

7) Tensigard 3 x 1 tablet

8) Amlodipine 1 x 5-10 mg

9) Diltiazem (3 x 30-60 mg sehari) kerja panjang 90 mg sehari.

B. Konsep Gaya Hidup

1. Pengertian Gaya Hidup

Pengertian Gaya Hidup atau disebut juga life style adalah seni yang

dibudayakan oleh setiap orang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2008), gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari–hari segolongan

manusia didalam masyarakat. Gaya hidup berkaitan erat dengan

perkembangan zaman dan teknologi. Sedangkan menurut (Sumarwan, 2011)

gaya hidup sering digambarkan sebagai kegiatan, minat dan opini dari

seseorang (activities, interests, opinions). Gaya hidup seseorang biasanya

tidak permanen dan cepat berubah.


17

2. Indikator Dan Pengukuran Gaya Hidup

Menurut (Sumarwan, 2011), terdapat beberapa indikator gaya hidup

seseorang yaitu:

a. Kegiatan (Activity) yaitu apa yang dikerjakan oleh konsumen, produk apa

yang dibeli atau dipergunakan dan kegiatan apa yang dilakukan untuk

mengisi waktu luang.

b. Minat (Interest) yaitu objek peristiwa, atau topik dalam tingkat

kegairahan disertai perhatian khusus ataupun terus-menerus kepadanya.

c. Opini (Opinion) yaitu pandangan serta perasaan konsumen dalam

menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial.

3. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah sebagai berikut

(Sumarwan, 2011):

a. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan

untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi

melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku.

Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,

kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

b. Pengalaman dan pengamatan dapat mempengaruhi pengamatan sosial

dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya

di 1masa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat

memperoleh pengalaman.
18

c. Kepribadian Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan

cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap

individu.

d. Konsep Diri Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat

luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen

dengan image mereka.

e. Motif Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk

merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa

contoh tentang motif.

f. Persepsi Persepsi adalah suatu proses di mana seseorang memilih,

mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu

gambar yang berarti mengenai dunia.

4. Teori Gaya Hidup

Teori gaya hidup (life sytle theory) adalah teori yang menyebutkan

bahwa tidak semua orang memiliki gaya hidup yang sama, setiap orang

memiliki gaya hidup yang berbeda diantara beberapa gaya hidup telah

memaparkan bahwa banyak orang yang memiliki resiko dari pada gaya

hidup lainnya. Gaya hidup ini dipengaruhi oleh perbedaan umur, jenis

kelamin, pendidikan, status perkawinan, pendapatan keluarga,

keturunan/genetik dan ras yang berkaitan dengan rutinitas sehari-hari seperti

aktifitas fisik/olah raga, stress yang rentan terhadap resiko-resiko untuk

kesehatan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan literature review. Literature review

adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data

pustaka, membaca dan mencatat serta mengelolah bahan penelitian. Studi

literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku-buku, jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang

sedang dihadapi dan diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil

penelitian (Nursalam, 2020).

Literature Review bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku,

dokumentasi, internet dan pustaka. Metode studi literatur adalah serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca

dan mencatat, serta mengelola bahan penulisan (Nursalam, 2016).

B. Protokol dan Registrasi Pencarian Literatur

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai

Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi. Protokol dan evaluasi dari

literature review menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan

penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari

literature review (Nursalam, 2020).

19
20

C. Data Base Pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa

studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literatur

dilakukan pada bulan Januari – Agusrus 2021. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan

langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel

jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini menggunakan

database, yaitu Google Schoolar (Nursalam, 2020).

D. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci yang digunakan

untuk memperluas atau menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah

dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Misalnya peneliti

melakukan pencarian pada mesin pencarian Scholar dengan Kata kunci yang

digunakan dalam pencarian ini adalah (Kejadian Hipertensi) + (Gaya hidup).

Tabel 3.1 Kata Kunci Literature Review

Gaya hidup Kejadian Hipertensi

Gaya hidup Kejadian Hipertensi

AND OR

Life style Incidence of Hipertension

Sumber : (Nursalam, 2020).


21

E. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework, yang terdiri dari :

1) Population/Problem, yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

2) Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

3) Comparation, yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol

dalam studi yang terpilih.

4) Outcome, yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu yang

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

5) Study Design, yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang

akan di review.
22

Tabel 3. 2 Format PICOS dalam Literatur Review


Kriteria Inklusi Ekslusi
Bukan terdiri dari masyarakat
Population/ Terdiri dari masyarakat yang
yang menderita penyakit
problem menderita penyakit hipertensi
hipertensi.
Bukan Penyuluhan tentang
Penyuluhan tentang pencegahan
Intervention pencegahan kekambuhan
kekambuhan penyakit hipertensi
penyakit hipertensi
Comparation Tidak ada pembanding Tidak ada
Analisis faktor hubungan gaya Bukan Analisis faktor
Outcome hidup dengan kejadian hubungan gaya hidup dengan
hipertensi. kejadian hipertensi.
Penelitian ini menggunakan
Study design metode penelitian observasional No exclusion
analitik dengan pendekatan case
control.

Publication Diatas-2015 Dibawah -2015


Years
Language Indonesia, inggris Bahasa selain
Inggris dan Indonesia

Sumber : (Nursalam, 2020).

F. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di data base

yaitu Google Scholar. Kemudian menggunakan kata kunci yang sudah

disesuaikan, peneliti mendapatkan 977 artikel yang berkaitan dengan kata

kunci tersebut. Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa

duplikasi, ditemukan terdapat 931 artikel yang sama dan tidak sesuai dengan

judul sehingga dikeluarkan dan tersisa 46 artikel. Peneliti kemudian melakukan

skrining berdasarkan judul (n =17), abstrak (n = 3) dan full text (n=3) yang

disesuaikan dengan tema literature review. Assessment yang dilakukan


23

berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan

sebanyak 3 artikel yang dipergunakan dalam literature review.

Seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow di bawah ini

Pencarian Literatur di basis


data Google Scholar
(n= 977)

Catatan setelah duplikat dan


tidak sesuai judul Eksklusi (n=29)
(n=931) Populations
Jumlah sampel terlalu sedikit dan terlalu banyak
untuk masuk dalam sintesis (n=5)

Judul di identifikasi dan disaring Intervensions


(n= 46) Intervensi yang tidak sesuai dengan tujuan
penelitian (n=4)

Outcome
Tidak membahas secara spesifik mengenai
Abstrak di identifikasi dan hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi
disaring (n=20).
(n=17)

Excluded (n=14)
Populasions
Tidak focus pada factor ananlisis (n=10)
Salinan lengkap diambil dan Intervensions
dinilai untuk kelayakannya Intervensi yang tidak sesuai dengan tujuan
(n=3) penelitian (n=3)

Outcome
Tidak membahas secara spesifik mengenai
hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi
Studi yang di analisis (n=1).
(n= 3)
24

G. Metode Analisa Data

Jurnal penelitian yang sesuai akan dikumpulkan dan dibuat ringkasan

jurnal meliputi nama peneliti, judul, tahun terbit jurnal, tujuan penelitian,

rancangan studi, sampel, instrument (alat ukur) dan ringkasan hasil atau

temuan. Ringkasan jurnal penelitian tersebut dimasukan ke dalam tabel

diurutkan sesuai alfabel dan tahun terbit jurnal dan sesuai dengan format

tersebut diatas.
25

Tabel 3.3 Analisis Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi


No Nama Judul Peneliti Tahun Tujuan Peneliti Rancangan Sampel Alat Ukur Hasil Atau
Peneliti Terbit Studi Temuan
Jurnal Cara Jumlah
1. Nurul Hubungan gaya 2016 Untuk Penelitian ini Teknik yang 102 Quesioner Berdasarkan
Mouliza1& hidup lansia menganalisis menggunakan digunakan Responden Hasil penelitian
Irma dengan ISSN hubungan gaya desain studi adalah 1. wawancara menunjukkan
Handayani kejadian 2477- hidup lansia observasi purposive dengan ada hubungan
Sarumpaet hipertensi di 4383 (aktivitas fisik, analitik sampling menggunakan antara gaya
desa paya merokok, dengan menggunakan kuesioner dan hidup lansia
bujok tunong kebiasaan makan, pendekatan data primer dianalisis dengan kejadian
kecamatan stres) dengan case-control. dan sekunder. bivariat hipertensi.
langsa baro kejadian dengan Variabel
kota langsa. hipertensi di Desa menggunakan aktivitas fisik
Paya Bujok uji statistik menunjukkan
Tunong chi-square. nilai p = 0,021.
Kecamatan Variabel
Langsa Baro Kota merokok
langsa. menunjukkan
nilai p = 0,001.
Variabel
kebiasaan
makan
menunjukkan
nilai p = 0,001
dan variabel
stres
menunjukkan
26

nilai p = 0,012.
2. Melianti, Hubungan 2019 Untuk Penelitian ini Teknik 80 a) Lembar Hasil penelitian
Nur Furqani Gaya Hidup Mengetahui menggunakan pengambilan Responden persetujuan Hubungan Gaya
, Cyntiya Dengan ISSN Hubungan Gaya desain studi sampel pada atau Hidup Dengan
Rahmawati Kejadian 2715- Hidup Dengan observasi penelitian ini Informed Kejadian
Hipertensi 5277 Kejadian analitik menggunakan consent, Hipertensi
Pada Pasien Hipertensi Pada dengan teknik case b) Kuesioner ini Pasien Rawat
Rawat Jalan di Pasien Rawat pendekatan control yaitu diambil dari Jalan Di
Puskesmas Jalan case-control dengan kuesioner Puskesmas
Pagesangan DiPuskesmas membandingka milik Linda Pagesangan
Pagesangan n responden Miftahul. J Periode Juli
Periode Juli 2019. yang tentang 2019
menderita Hubungan menunjukan
hipertensi dan Gaya Hidup adanya
tidak Dengan hubungan yang
menderita Kejadian signifikan
hipertensi. dianalis pada gaya
dengan hidup yaitu
menggunaka olahraga p=
n spss uji 0,00, merokok
chis square p=0,00,
bertujuan konsumsi
untuk bayam
melihat p=0,00,
apakah ada konsumsi
hubungan gorengan
yang p=0,001,
signifikan konsumsi
pisang p=0,001,
27

sedangkan
yang
menunjukan
tidak adanya
hubungan yang
signifikan
adalah gaya
hidup
konsumsi ikan
asin p= 0,263.
3. Hairil Determinan 2018 Untuk Penelitian ini Dengan cara 84 Analisis data Hubungan yang
Akbar Epidemiologis menganalisis menggunakan pengambilan Responden dilakukan signifikan
ISSN menggunakan uji
Kejadian determinan desain studi sampel Chi-Square. Selain
antara aktivitas
Hipertensi 2620- epidemiologis observasi menggunakan itu digunakan nilai fisik (p=0,049,
Pada 7729 kejadian analitik metode Simple odds ratio (OR) OR=2,390),
Lansia Di hipertensi pada dengan random untuk menentukan asupan lemak
Wilayah lansia di wilayah pendekatan sampling. apakah suatu (p=0,003,
variabel merupakan
Kerja kerja Puskesmas case-control. faktor risiko
OR=6,500),
Puskesmas Jatisawit. kejadian hipertensi asupan natrium
Jati Sawit. pada lansia dengan (p=0,029,
tingkat signifikan OR=2,647), dan
p=0,05 (taraf obesitas
kepercayaan 95%).
(p=0,016,
OR=2,941)
dengan kejadian
hipertensi pada
lansia,
sedangkan
riwayat
28

keluarga
(p=0,629,
OR=1,263)
tidak
berhubungan
secara
signifikan
dengan kejadian
hipertensi pada
lansi di wilayah
kerja
Puskesmas
Jatisawit.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis

1. Karakteristik Studi Literature

Berdasarkan hasil analisis jurnal yang dilakukan, tiga artikel memenuhi

syarat inklusi (Tabel 3.3) dalam literature review yang sudah memenuhi kriteria

inklusi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Nurul & Irma, 2016) dengan

judul Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di desa paya bujok

tunong kecamatan langsa baro kota langsa, penelitian yang dilakukan oleh

(Melianti, Furqani & Cyntia, 2019) dengan judul hubungan gaya hidup dengan

kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di puskesmas pangesangan dan

penelitian yang dilakukan oleh (Akbar, 2018) dengan judul Determinan

epidemiologis kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas jati

sawit.

Secara keseluruhan, ketiga artikel tersebut membahas seputar hubungan

gaya hidup dengan kejadian hipertensi (Nurul & Irma, 2016 ; Melianti,

Furqani & Cyntia, 2019 ; Akbar ,2018). Tiga artikel tersebut menggunakan

rancangan studi Observasi Analitik dengan pendekatan Cross Sectional.

Penggunaan instrumen penelitian menggunakan distribusi kuesioner serta

teknik pengambilan sampel yang sama yaitu Purposive sampling dan simple

29
30

random sampling (Nurul & Irma, 2016 ; Melianti, Furqani & Cyntia, 2019 ;

Akbar ,2018). Jumlah responden dalam tiga artikel ini 102, 80 dan 84 individu.

Tabel 4.1 Hasil Pencarian Literature


Judul, Desain Penelitian, Hasil Analisis Kesimpulan
Penulis Dan Sampel, Variabel,
Tahun Instrumen, Analysis
Hubungan Desain : Case Control Hasil penelitian Memberikan
gaya hidup Sampel : 102 menunjukkan konseling
lansia dengan Responden adanya hubungan kesehatan upaya
kejadian Variabel : Aktivitas antara gaya hidup peningkatan
hipertensi di fisik, merokok, yang terdiri dari pengetahuan
desa paya kebiasaan makan, dan variabel aktivitas masyarakat tentang
bujok tunong stress. fisik, merokok, gaya hidup sehat
kecamatan Instrument : Kuesioner kebiasaan makan untuk proses
langsa baro Analisis : Analisis data dan stres pada pencegahan,
kota langsa dalam penelitian ini lansia dengan penanggulangan
(Nurul menggunakan Bivariat kejadian hipertensi. hipertensi serta
Mouliza & dengan menggunakan meningkatkan
Irma uji statistik chi-square. derajat kesehatan
Handayani, Tujuan Penelitian : lansia.
2016) untuk menganalisis
hubungan gaya hidup
lansia (aktivitas fisik,
merokok, kebiasaan
makan, stres) dengan
kejadian hipertensi.
Hubungan Desain : Case Control Hasil penelitian Memberikan
Gaya Hidup Sampel : 80 Responden menunjukan konseling
Dengan Variabel : gaya hidup, adanya hubungan kesehatan upaya
Kejadian olahraga, merokok, yang signifikan peningkatan
Hipertensi konsumsi bayam, pada gaya hidup pengetahuan
Pada Pasien konsumsi gorengan, yaitu olahraga, masyarakat tentang
Rawat Jalan di konsumsi pisang, dan merokok, konsumsi gaya hidup sehat
Puskesmas konsumsi ikan asin bayam, konsumsi untuk proses
Pagesangan . Instrument : Kuesioner gorengan, pencegahan,
(Melianti, Nur Analisis : Analisis data konsumsi pisang, penanggulangan
Furqani dan dalam penelitian ini sedangkan hipertensi serta
Cyntiya menggunakan Bivariat yang menunjukan meningkatkan
Rahmawati, dengan menggunakan tidak adanya derajat kesehatan
31

2019). uji statistik chi-square. hubungan yang


Tujuan Penelitian : signifikan adalah
Untuk gaya hidup
Mengetahui Hubungan konsumsi ikan asin.
Gaya Hidup Dengan
Kejadian Hipertensi
Pada Pasien Rawat
Jalan Di
Puskesmas Pagesangan
Periode Juli 2019.
Determinan Desain : Case Control Ada hubungan Disarankan petugas
epidemiologis Sampel : 84 Responden yang signifikan kesehatan
kejadian Variabel : aktivitas antara aktivitas memberikan
hipertensi fisik, asupan lemak, fisik (p=0,049, penyuluhan kepada
pada lansia di asupan natrium , dan OR=2,390), asupan masyarakat
wilayah kerja obesitas merupakan lemak (p=0,003, mengenai
puskesmas jati faktor risiko kejadian OR=6,500), asupan informasi penyakit
sawit (Hairil hipertensi pada lansia. natrium (p=0,029, hipertensi dan bagi
Akbar, 2019). Instrument : Kuesioner OR=2,647), dan penderita penyakit
Analisis : Analisis data obesitas (p=0,016, hipertensi untuk
dalam penelitian ini OR=2,941) dengan selalu mengontrol
menggunakan Bivariat kejadian hipertensi tekanan darah dan
dengan menggunakan pada lansia, menghindari faktor
uji statistik chi-square sedangkan riwayat risiko dari penyakit
dan nilai odds ratio keluarga (p=0,629, hipertensi.
(OR). OR=1,263) tidak
Tujuan Penelitian : berhubungan
menganalisis secara signifikan
determinan dengan kejadian
epidemiologis kejadian hipertensi pada
hipertensi pada lansia di lansi di wilayah
wilayah kerja kerja Puskesmas
Puskesmas Jatisawit Jatisawit.

2. Karakteristik Responden Studi

Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami

penyakit hipertensi. Dalam studi telah disebutkan faktor yang

mempengaruhi kejadian hipertensi yaitu aktivitas fisik/ olah raga, pola


32

makan, dengan keseluruhan responden berjumlah 84 individu.

Responden dalam penelitian rata-rata berusia antara 35-74 tahun dan

bersifat multi wilayah. Karakteristik gender pada responden mayoritas

adalah laki-laki dan perempuan (Melianti, Furqani & Cyntia, 2019)

sedangkan penelitian (Nurul & Irma, 2016) dan (Akbar, 2018) tidak

dijelaskan secara jelas beberapa karakteristik responden.

B. Pembahasan

1. Hasil dari jurnal yang di analisis

a. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah kebiasaan seseorang untuk melakukan aktivitas

yang memerlukan sistim gerak baik berupa pekerjaan fisik maupun olahraga.

Olahraga merupakan gaya hidup sehat yang harus di mulai sejak dini hingga

usia lanjut agar di masa mendatang tubuh dapat menjadi sehat serta tidak

mudah terserang penyakit. Karena semakin tua tubuh seseorang secara otomatis

daya tahan tubuhnya akan semakin menurun.

Sejak usia dini hingga usia lanjut, olahraga dianjurkan minimal 30

menit. Menggunakan perlengkapan olahraga yang sesuai. Dilakukan secara

bertahap 5-10 menit, dikuti dengan latihan inti minimal 20 menit dan diakhiri

dengan pendinginan selama 5 menit, untuk mencapai hasil yang optimal

olahraga perlu dilakukan minimal 3 kali seminggu.


33

Responden terbanyak dalam penelitian dari jurnal yang di analisis

adalah Aktivitas fisiknya kurang yaitu sebesar 43 responden (51,2%),

sedangkan yang aktivitas fisiknya baik yaitu 41 responden (48,8%).

Aktivitas fisik mengurangi risiko hipertensi dengan mengurangi

resistensi pembuluh darah dan menekan aktivitas sistem saraf simpatik dan

sistem renninangiotensin. Aerobik selama 30-45 menit/hari efektif mengurangi

risiko hipertensi 19-30%. Kebugaran kardio respirasi rendah pada usia paruh

baya diduga meningkatkan resiko hipertensi sebesar 50% .

Hasil analisis multivariat yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan

di Wilayah desa paya bujok tunong kecamatan langsa baro menunjukan hasil

analisa bivariat diatas dapat diketahui bahwa dari 102 responden (100%)

mayoritas memiliki aktivitas yang baik sebanyak 55 responden (53,9%) dan

minoritas memiliki aktivitas fisik yang tidak baik sebanyak 47 responden

(41,6%). Hasil uji statistik chi-square pada variabel aktivitas fisik diperoleh

nilai p=0,021 < 0,05 yang artinya ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian

hipertensi dengan OR sebesar 4,93 (95% CI = 1,31 – 10,4). Hal ini

menunjukkan bahwa responden dengan aktivitas fisik yang tidak baik 5 kali

cenderung menderita hipertensi. Menurut analisis peneliti bahwa aktivitas fisik

yang teratur dan terukur dapat mempertahankan tekanan darah dalam kondisi

normal. Aktivitas fisik sangat berperan dalam mengontrol tekanan darah dan

dapat mengurangi faktor risiko terhadap penyakit jantung, termasuk hipertensi.


34

Aktivitas fisik yang teratur dapat memperbaiki risiko penyakit kardiovaskular

(Nurul & Irma, 2016).

Penelitian yang dilakukan di Wilayah puskesmas pagesangan

menunjukkan bahwa dari 80 responden (100%) mayoritas memiliki aktivitas

yang baik sebanyak 62 responden (77,5%) dan minoritas memiliki aktivitas

fisik yang tidak baik sebanyak 28 responden (22,5%). menunjukkan bahwa

hubungan kejadian hipertensi dengan aktivitas fisik menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan dengan perbandingan p= 0,00< p=0,05, responden

yang kategori buruk lebih banyak menggalami kejadian hipertensi

dibandingkan dengan responden yang berkategori baik, menurut analisis

peneliti hal ini disebabkan banyaknya responden yang tidak menyadari

pentingnya olahraga bagi tubuh terutama untuk mencegah terjadinya hipertensi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Linda Miftahul J

Tahun 2018 bahwa ada hubungan yang signifikan antara kejadian hipertensi

dengan olahraga (Melianti, Furqani & Cyntia, 2019).

Penelitian yang dilakukan di Wilayah puskesmas jatisawit menunjukkan

bahwa dari 84 responden (100%) mayoritas memiliki aktivitas yang baik

sebanyak 41 responden (48,8%) dan minoritas memiliki aktivitas fisik yang

tidak baik sebanyak 43 responden (51,2%). hasil uji chi-square diperoleh nilai p

value = 0,049, karena p-value < α (0,05), maka Ho ditolak, sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas


35

fisik dengan dengan kejadian hipertensi pada lansia. Nilai odds ratio (OR) =

2,390, karena nilai OR > 1, menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan karena

aktivitas fisik merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada lansia, dimana

lansia yang kurang aktivitas fisiknya 2,390 kali lebih besar untuk mengalami

penyakit hipertensi dibandingkan lansia yang aktivitas fisiknya baik (Akbar,

2018).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Berdasarkan

(Damanik & Sitompul, 2019) Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh hasil

ρ(0,003) <α(0,05) artinya Ho ditolak, Ha diterima maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan aktifitas fisik dengan hipertensi pada lansia di klinik

Tutun Sehati Tanjung Morawa tahun 2019. Menurut analisis peneliti Orang

yang kurang aktifitas fisik cenderung memiliki curah jantung yang tinggi.

Semakin tinggi curah jantung, maka semakin besar oksigen yang dibutuhkan

oleh sel-sel tubuh. Kurangnya aktifitas fisik menyebabkan kurangnyan

pembakaran energi oleh tubuh sehingga kelebihan energy dalam tubuh akan

disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. Penyimpanan yang berlebihan akan

mengakibatkan hipertensi.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Jannah & Ernawaty, 2018) Hasil uji

statistik chi square antara olahraga dengan kejadian hipertensi yakni terdapat

hubungan yang signifikan antara olahraga dengan kejadian hipertensi (p =

0,01). Responden yang tidak pernah berolahraga atau berkategori buruk banyak
36

menderita hipertensi yaitu sebesar 38,61% (39 orang). Responden dengan

kategori baik hanya sedikit yang menderita hipertensi yaitu sebesar atau 1,98%

(2 orang). Sebagian besar responden yang berolahraga secara rutin lebih sedikit

yang menderita hipertensi dari pada yang jarang berolahraga. Responden yang

tidak pernah berolahraga karena mereka sibuk bekerja sehingga tidak memiliki

waktu untuk berolahraga. Menurut analisis peneliti Pengetahuan responden

tentang olahraga dapat mencegah hipertensi juga masih kurang, mayoritas

hanya beranggapan olahraga dapat menyehatkan badan akan tetapi tidak tahu

apakah olahraga dapat mencegah terjadinya hipertensi atau tidak. Responden

yang rajin berolahraga beranggapan bahwa olahraga itu penting dan sudah

terbiasa berolahraga setiap hari pada pagi hari sebelum bekerja.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Fatmawati, 2017) menunjukkan bahwa proporsi responden yang memiliki

aktifitas fisik berisiko dari 32 responden (100%), yang mengalami hipertensi

sebanyak 14 responden (43,8,%) dan tidak hipertensi sebanyak 18 responden

(56,2%). Sedangkan proporsi responden yang memiliki aktifitas fisik tidak

berisiko dari 26 responden (100%) yang mengalami hipertensi sebanyak 7

responden (26,9%) dan tidak hipertensi sebanyak 19 responden (73,1%).

Variabel ini diuji dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan

95% atau a = 0,05 didapatkan ρValue>a sehingga tidak terdapat hubungan

antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa (20-44 tahun)
37

di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari. Menurut analisis peneliti

tidak adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi bisa

disebabkan oleh faktor lain seperti stres pekerjaan atau masalah ekonomi,

mengurus anak-anaknya, dan masalah rumah tangga. Hal tersebut berdasarkan

jawaban dari beberapa responden yang di wawancara.

b. Pola makan (jenis makanan)

Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor risiko yang

meningkatkan penyakit hipertensi. Faktor makanan modern sebagai

penyumbang utama terjadinya hipertensi Seiring berubah gaya hidup di

perkotaan mengikuti era globalisasi, gaya hidup gemar makan fast food yang

kaya akan lemak, pengaruh asupan natrium terhadap hipertensi terjadi melalui

peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Dalam makanan

yang diawetkan sering ditemukan bahan makanan yang mengandng zat-zat

adiktif makanan berbasis natrium.

Konsumsi garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah karena

naiknya kandungan natrium di sel-sel otot halus pada dinding arteri. Kandungan

natrium yang tinggi memudahkan masuknya kalsium ke dalam sel-sel, yang

pada akhirnya menyebabkan kontraksi dan mempersempit diameter internal

arteri. Terdapat beberapa bukti bahwa seseorang yang memiliki riwayat

hipertensi di keluarganya, tidak memiliki kemampuan yang cukup baik untuk


38

mengeluarkan garam dalam tubuhnya. Lanjut usia biasanya lebih sensitif

dengan garam.

Memiliki kebiasaan makan yang tidak baik sehingga menyebabkan

penyakit hipertensi karena mengonsumsi makanan yang tinggi garam, lemak

dan bersantan, roti, biskuit serta makanan yang diawetkan. Makanan tersebut

tidak baik dikonsumsi karena mengandung tinggi natrium, pengawet serta

makanan yang berlemak dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah

sehingga tekanan darah dapat meningkat.

Penelitian yang dilakukan di Wilayah desa paya bujok tunong

kecamatan langsa baro menunjukan hasil analisa dapat diketahui bahwa dari

102 responden (100%) mayoritas memiliki kebiasaan makan yang tidak baik

sebanyak 58 responden (56,9%) dan minoritas memiliki kebiasaan makan yang

baik sebanyak 44 responden (43,1%). Hasil uji statistik chi- square pada

variabel kebiasaan makan dengan nilai p= 0,001 < 0,05 yang artinya ada

hubungan kebiasaan makan dengan kejadian hipertensi dengan OR sebesar

21,92 (95% CI = 7,60 – 63,23). Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan

kebiasaan makan yang tidak baik 2 kali cenderung menderita hipertensi

Menurut analisis peneliti responden memiliki kebiasaan makan yang tidak baik

sehingga menyebabkan penyakit hipertensi karena mengonsumsi makanan yang

tinggi garam, lemak dan bersantan, roti, biskuit serta makanan yang diawetkan.

Makanan tersebut tidak baik dikonsumsi karena mengandung tinggi natrium,


39

pengawet serta makanan yang berlemak dapat mengakibatkan penyempitan

pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat meningkat. (Nurul & Irma,

2016).

Penelitian yang dilakukan di Wilayah puskesmas jatisawit menunjukkan

bahwa distribusi berdasarkan asupan lemak lebih banyak yang asupan

lemaknya baik yaitu sebesar 67 responden (79,8%), sedangkan yang asupan

lemaknya lebih yaitu 17 responden (20,2%). Asupan natrium dapat dilihat

bahwa distribusi berdasarkan asupan natrium lebih banyak yang asupan

natriumnya baik yaitu sebesar 44 responden (52,4%), sedangkan yang asupan

natrium lebih yaitu 40 responden (47,6%)

Asupan tinggi natrium menyebabkan hipertropi sel adiposit akibat

proses lipogenik pada jaringan lemak putih, jika berlangsung terus menerus

akan menyebabkan penyempitan saluran pembuluh darah oleh lemak dan

berakibat pada peningkatan tekanan darah. Selain hal tersebut, individu dengan

berat badan berlebih dan obesitas kemungkinan besar memiliki sensitifitas

garam yang berpengaruh pada tekanan darah. Ada hubungan yang signifikan

antara asupan natrium (p=0,029, OR=2,647) dengan kejadian hipertensi pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Jatisawit. Menurut analisis peneliti asupan

tinggi natrium menyebabkan hipertropi sel adiposit akibat proses lipogenik

pada jaringan lemak putih, jika berlangsung terus menerus akan menyebabkan

penyempitan saluran pembuluh darah oleh lemak dan berakibat pada


40

peningkatan tekanan darah. Selain hal tersebut, individu dengan berat badan

berlebih dan obesitas kemungkinan besar memiliki sensitifitas garam yang

berpengaruh pada tekanan darah. (Akbar, 2018).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Simatullang, 2018)

menunjukkan bahwa gaya hidup berdasarkan pola makan responden mayoritas

hidup tidak sehat 35 (58,3%), dan Hidup sehat 25 (41,7). Hasil uji statistik

diperoleh nilai p value = 0,05, dengan nilai kemaknaan (ɑ) = 0,05 dengan

demikian maka dapat dikatakan Ha diterima dan H0 ditolak artinya ada

hubungan antara gaya hidup pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia

di puskesmas Darussalam medan.

Penelitian yang dilakukan di Wilayah puskesmas pagesangan

menunjukkan bahwa distribusi berdasarkan konsumsi ikan asin sering yaitu

sebesar 41 responden (51,25%), sedangkan jarang yaitu 39 responden (48,75%)

tidak adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi ikan asin dengan

kejadian hipertensi dengan perbadingan p= 0,263 > p= 0,05 , penelitian ini

menunjukan banyaknya reponden yang kategori sering banyak mengalami

kejadian hipertensi dibandingkan dengan kategori jarang, Natrium yang

terkandung dalam garam dan sumber lainnya seperti ikan asin sebenarnya

sangat diperlukan tubuh untuk fungsi otot, syaraf, serta untuk mengelola

tekanan dan volume darah. Berdasarkan konsumsi bayam sering yaitu sebesar

25 responden (31,25%), sedangkan jarang yaitu 55 responden (68,75%) square


41

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi bayam

dengan kejadian hipertensi dengan p= 0,00 < p=0,05, kategori jarang

mengomsumsi bayam lebih banyak dibandingkan kategori sering. Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan informasi dari responden sebagian mengetahui

bahwa konsumsi bayam tidak baik untuk kejadian hipertensi. Berdasarkan

konsumsi gorengan sering yaitu sebesar 10 responden (12,5%), sedangkan

jarang yaitu 70 responden (87,5%) terdapat hubungan yang signifikan antara

kejadian hipertensi dengan konsumsi gorengan dengan p=0,001< p= 0,05

dengan kategori jarang lebih banyak dibandingkan kategori sering, menurut

pemahaman dari responden bahwa gorengan merupakan makanan yang banyak

digemari di kalangan masyarakat akan tetapi ada sebagian orang yang

menyadari bahwa konsumsi gorengan tidak baik untuk penderita hipertensi.

Berdasarkan konsumsi buah pisang sering yaitu sebesar 15 responden,

sedangkan jarang yaitu 65 responden ada hubungan yang signifikan antara

konsumsi buah pisang dengan kejadian hipertensi dengan perbandingan

p=0,001<p=0.05 Dari hasil analis tersebut responden yang kategori jarang

menggalami kejadian hipertensi dibandingkan dengan responden yang kategori

sering mengonsumsi buah pisang. Menurut analisis peneliti natrium yang

terkandung dalam garam dan sumber lainnya seperti ikan asin sebenarnya

sangat diperlukan tubuh untuk fungsi otot, syaraf, serta untuk mengelola

tekanan dan volume darah. Natrium yang terkandung dalam garam dan sumber
42

lainnya seperti ikan asin sebenarnya sangat diperlukan tubuh untuk fungsi otot,

syaraf, serta untuk mengelola tekanan dan volume darah. Natrium memiliki

peran yang sangat penting dalam mengatur keseimbangan asam basah darah,

mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, merangsang fungsi syaraf,

mengatur kontraksi otot, serta mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan

tidak keluar dari darah dan masuk kedalam sel. Pengaruh konsumsi natrium

yang berlebihan dapat menyebab komposisi natrium didalam cairan

ekstraseluler meningkat. Pengaruh volume cairan yang meningkat

menyebabkan meningkatnya volume darah sehingga dapat terjadi hipertensi

(Melianti, Furqani & Cyntia, 2019).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Elfira, Anggraini, 2019).

dapat dilihat dari 51 responden, yang memiliki pola makan yang buruk terdapat

lebih dari separoh responden yang menderita hipertensi yaitu sebanyak 34

orang (66,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,083 > ( 0,05) maka dapat

disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan

kejadian hipertensi.

2. Hasil penjelasan dari buku Terapi perilaku kognitif pasien hipertensi menurut

Alfeulus Manuntung (2018)

a. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana

orang yang kurang aktivitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut


43

jantung yang lebih sehingga otot jantung akan bekerja lebih keras pada tiap

kontraksi. Semakin keras dan sering otot jantung memompa, maka makin besar

tekanan yang dibebankan pada arteri.

b. Pola makan (jenis makanan)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

patogenesis hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi

terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.

Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan

pembuluh darah. Mengkonsumsi garam lebih atau makanan yang diasinkan

dengan sendirinya akan meningkatkan tekanan darah.

3. Hasil/asumsi/pendapat peneliti

a. Aktivitas fisik

Berdasarkan pendapat peneliti, bahwa aktivitas fisik sangat

mempengaruhi potensi hipertensi pada setiap individu. Semakin padat aktivitas

fisik seseorang akan berpotensi mengurangi terjadinya penyakit hipertensi, dan

begitu pula sebaliknya, semakin sedikit akivitas fisik seseorang akan berpotensi

terjadinya penyakit hipertensi. Seseorang yang kurang beraktivitas fisik

memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi, sehingga akan

meningkatkan tekanan darah.

b. Pola makan (jenis makanan)


44

Menurut peneliti, pola makan merupakan kebiasaan makan dalam

pengaturan jumlah dan jenis makanan disetiap harinya, sehingga pola makan

sangat berpengaruh terhadap potensi penyakit hipertensi. Pola makan yang

dimaksud yaitu, seperti seberapa sering mengkonsumsi makanan yang siap saji,

makanan yang banyak mengandung pengawet, mengandung lemak, dan

makanan yang mengandung natrium.

Makanan yang mangandung natrium dalam kehidupan sehari-hari yaitu

garam. Mengkonsumsi garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah

karena kandungan natrium pada garam dapat menyebabkan penyempitan pada

pembuluh darah.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis peneliti, terdapat hubungan antara gaya hidup dengan

kejadian hipertensi yang dipengaruhi oleh faktor aktivitas fisik/olah raga dan pola

makan pada orang yang memiliki penyakit hipertensi. Dan masih banyak faktor

lain yang mempengaruhi penyakit, seperti: usia, jenis kelamin, stress, riwayat

keluarga, kemudian penyebab lain dari penyakit hipertensi tersebut adalah lama

seseorang menderita hipertensi karena menurut mereka penyakit tersebut adalah

penyakit yang susah untuk disembuhkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran dari

peneliti yang dapat digunakan dalam sebagai bahan pertimbangan diantaranya :

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Bagi Poltekkes Kemenkes Palu agar dapat menyediakan panduan tetap

mengenai studi literatur dan dapat menyediakan referensi terbaru khususnya

tentang hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi .

45
46

2. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, semoga penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan

dan menambah wawasan tentang hubugan gaya hidup dengan kejadian

hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pembanding dan dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan

menjadi penelitian-penelitian berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Hairil. (2018). Detarminan Epidemilogis Kejadian Hipertensi Pada Lansia di


Wilayah Kerja Puskesmas Jati Sawit. ISSN 2620-7729.
http://journal.unhena.ac.id. 2, 41–47.

Budi S.Pikir. (2015). Hipertensi Manajemen Komprehensif. Surabaya: Airlangga


University Press (AUP).

Dinkes. (2018). dinas provinsi sulawesi tengah.

Damanik, Syahroni & Sitompul, Novianti. (2020). Hubungan Gaya Hidup Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia. ISSN 1978-6298. Jurnal Nursing Arts. Vol.
XIV.
Elfira, Marisa & Angraini, Novi. (2019). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi. ISSN 2654-2552. Jurnal Akademika Baiturrahim. Vol. 8
No.1.
Fadhli, W. M. (2018). Hubungan Antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi
pada Usia Dewasa Muda di Desa lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten
Buol. Jurnal KESMAS, 7(6), 1–14.
Fatmawaty, Siti. (2017). Hubungan Life Style Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Usia Dewasa (20-44 Tahun) Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari Tahun 2017. ISSN 250-731X. Vol.2 No.6. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat.

Hafiz. (2019). faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. ISSN
2502-3632. Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni
2019 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, 53(9), 1689–1699.
www.journal.uta45jakarta.ac.id
Jannah, miftahul & Ernawaty. (2018). Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian
Hipertensi Di Desa Bumiayu Kabupaten Bojonegoro . ISSN 2301-7171. Jurnal
Berkala Epidemiologi Vol. 6 No.2, Januari – Agustus 2018 Universitas
Airlangga, Surabaya, Jawa Timur DOI: 10.20473/jbe.v6i22018.157-165.

Melianti, Furqani, Nur, & Rahmawati, Cyntiya. (2020). Hubungan Gaya Hidup
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas
Pagesangan Periode Juli 2019. ISSN 2715-5277.1(1), 34–40.

Manuntung, Alfeus. (2018). Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi.


Malang: Wineka Media (pp. 1–20).
Nurarif, Amir H & Hardhi Kusuma. (2015). Buku Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta: Penerbit
Mediaction Jogja.

Nursalam, (2020). Penulis Lierature Review Dan Systematic Review Pada


Pendidikan Kesehatan (Contoh).

Nursalam, (2016). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:


Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakart: Salemba
Medika.

Nurul mouliza& irma handayani sarumpaet. (2016). Hubungan Gaya Hidup Lansia
Dengan Kejadian Hipertensi Di Desa Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa
Baro Kota Langsa. 1–9. ISSN 2477- 4383 https://doi.org /https://doi.org//
10.33023/jikeb.v5i1.219

Sagita, S., Budiman, B., & Nurjanah, N. (2019). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan penyakit hipertensi di pengungsian wilayah kerja Puskesmas Kamonji.
Jurnal Kolaboratif Sains, 1(1), 204–2016. http://jurnal.unismuhpalu.ac.id/
index.php/jom/article/view/789

Simanullang, P. (2018). Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada


Lansia Dipuskesmas Darussalam Medan. Jurnal Darma Agung, XXVI(1), 522–
532.

Sugiyono. (2016). Metode penelirian kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Suwandi, Y. D. (2016). Hubungan dukungan keluarga dalam diit hipertensi dengan


frekuensi kekambuhan hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Posyandu Desa
Blimbing Sukoharjo. Naskah Publikasi Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1–14.
http://eprints.ums.ac.id/44865/

WHO. (2015). Prevalence of Raised Blood Pressur.

Wijaya, I., K, K. R. N., & Haris, H. (2020). Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan
terhadap Kejadian Hipertensi diwilayah Kerja Puskesmas Towata Kabupaten
Takalar. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia, 3(2597–6052), 165. htt

Anda mungkin juga menyukai