Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK MENULAR

DIABETES MELLITUS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI

Iii

DAFTAR TABEL

Iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1


B. Rumusan Masalah............................................................. 2

C. Tujuan ............................................................................... 2

D. Manfaat............................................................................. 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Mellitus............................................ 3

B. Tanda dan Gejala Diabetes Milletus................................. 4

C. Faktor Penyebab Diabetes Milletus.................................. 5

D. Tipe Diabetes Mellitus...................................................... 6

E. Komplikasai Dari Penyakit Diabetes Mellitus………….. 7

F. Pengobatan Diabetes Mellitus........................................... 11

G. Tinjauan Epidemiologi Diabetes Melitus

14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................... 18

B. Saran................................................................................. 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, perhatian terhadap penyakit tidak menular makin hari

Makin meningkat, karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya yang

Terjadi pada masyarakat. Tiga penyebab utama kematian menurut WHO

(1990), yaitu penyakit jantung koroner, diare dan stroke. Meskipun penyakit

Diabetes Mellitus tidak termasuk dalam ketiga penyebab utama kematian

Tersebut, namun penderita DM yang menyebabakan kematian secara

Keseluruhan juga besar.

Selama ini epidemiologi kebanyakan berkecimpung dalam menangani

Masalah penyakit menular, bahkan kebanyakan terasa bahwa epidemiologi

Hanya menangani masalah penyakit menular. Namun dengan adanya

Perkembangan sosio-ekonomi dan kultural bangsa dan dunia kemudian


Menuntut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit tidak

Menular karena sudah mulai meningkatkan sesuai dengan perkembangan

Masyarakat.

Pentingnya pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus

Dilatarbelakangi kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi penyakit

Diabetes Mellitus dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

Sebagian besar masyarakat Indonesia yang menderita penyakit ini adalah

Lansia, yang disebabkan karena pola makan dan pola hidup yang tidak sesuai.

Dan sebagian pula terdapat sebagian dari mereka yang sudah menyadari

Bahwa dirinya sudah positif terkena penyaikit ini, namun kebanyakan dari

Mereka enggan untuk mengobati dan mengatasi penyakit mereka dari awal.

Namun bagi kalangan masyarakat Indonesia dengan ekonomi rendah, banyak

Yang kurang bahkan tidak mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus

Baik dari segi pencegahan, gejala, maupun cara penanganan dan

Penaggulangannya. Diharapkan pembuatan makalah ini dapat membantu dan


Dijadikan sebagai pengetahuan bagi para pembaca.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian diabetes itu ?

2. Apakah patofisiologi diabetes mellitus ?

3. Apakah tanda dan gejala diabetes mellitus itu ?

4. Apakah faktor penyebab diabetes milletus ?

5. Apa saja tipe diabetes milletus itu ?

6. Apakah komplikasi dari penyakit diabetes mellitus ?

7. Bagaimana cara pengobatan diabetes mellitus ?

8. Bagaimanakah tinjauan epidemiologi diabetes melitus ?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata

Kuliah Epidemiologi.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui mengenai

Tinjauan epidemiologi Diabetes Mellitus di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Mellitus

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit

Kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis

Yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat

Adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas

Tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Sekitar tahun 1960, diabetes melitus hanya diartikan sebagai penyakit

Metabolisme yang dikelompokkan ke golongan hiperglikemia atau gula darah

Yang lebih dari normal (gula darah normal 80-120 mg/dl). Kadar gula dalam

Darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak

Puasa lebih dari 200 mg/dl. Oleh karenanya, diabetes melitus disebut juga
Penyakit gula. Dengan adanya glukosuria yaitu adanya gula di dalam air seni

Maka penyakit ini dikenal pula dengan nama penyakit kencing manis. Kedua

Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan sel dalam mempergunakan

Karbohidrat untuk menghasilkan tenaga.

Dewasa ini, diketahui bahwa diabetes melitus bukan hanya dianggap

Sebagai gangguan tentang metabolisme karbohidrat. Namun juga menyangkut

Tentang metabolisme protein dan lemak. Apabila penyakit ini dibiarkan tak

Terkendali maka akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat

Berakibat fatal, termasuk penyakit jantung, ginjal, kebutaan, amputasi, dan

Mudah mengalami aterosklerosis.

Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan

Oleh sel khusus di pancreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar

Menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormone pancreas lain yang

Disebut glukagon, juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila

Tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika tubuh tidak


Menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes.

Diabetes biasanya dapat dikendalikan dengan makanan yang rendah

Kadar gulanya, obat yang di minum, atau suntukan insulin secara teratur

Meskipun begitu, penyakit ini lama kelamaan minta korban juga, terkadang

Menyebabkan komplikasi seperti kebutaan dan stroke.

B. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

Kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah,

Dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dL

Dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula

(glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala

Dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)


3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Sedangkan komplikasi diabetes mellitus menyebabkan penderita mudah

Terserang penyakit seperti berikut :

1. Penglihatan kabur

2. Penyakit jantung

3. Penyakit ginjal

4. Gangguan kulit dan syaraf


5. Pembusukan

6. Gairah sex menurun

Jika tidak cepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa

Menimbulkan berbagai komplikasi. Maka bagi penderita diabet jangan

Sampai lengah untuk selalu mengukur kadar gula darahnya, baik ke

Laboratorium atau gunakan alat sendiri. Bila tidak waspada maka bisa

Berakibat pada gangguan pembuluh darah antara lain :

1. Gangguan pembuluh darah otak (stroke),

2. Pembuluh darah mata (gangguan penglihatan),

3. Pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),

4. Pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), serta

5. Pembuluh darah kaki (luka yang sukar sembuh/gangren).

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

Seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala


Kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam

Hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita

Penyakit diabetes mellitus tipe 1. Lain halnya pada penderita diabetes

Mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas.

Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.

C. Faktor Penyebab Diabetes Milletus

Penyakit diabetes mellitus belum diketahui dengan pasti penyebabnya,

Namun kegemukan atau overweight diduga merupakan salah satu faktor

Pencetusnya. Penyakit diabetes yang timbul akibat kegemukan ini biasanya

Terjadi pada usia lanjut alias umur diatas 40 tahun. Diabetes mellitus dapat

Disebabkan adanya riwayat keturunan, namun diabetes bukan 100% penyakit

Turunan. Penyakit diabetes dapat dipicu karenan gaya hidup yang buruk.

Setiap orang dapat terkena penyakit diabetes mellitus, baik tua maupun muda.

Waspada bagi anda yang memiliki orang tua yang merupakan pengidap

Diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah jika tidak
Menjalankan gaya hidup yang baik / sehat.

Penyebab diabetes mellitus bisa dipengaruhi berbagai macam cara :

1. Genetik atau Faktor Keturunan

Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan

Ditularkan. Anggota keluarga penderita diabetes mellitus (diabetisi)

Memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan

Dengan anggota keluarga yang tidak menderita Diabetes mellitus. Para ahli

Kesehatan juga menyebutkan diabetes mellitus merupakan penyakit yang

Terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi

Penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang

Membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

2. Virus dan Bakteri

Virus penyebab diabetes mellitus adalah rubela, mumps, dan human

Coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta,

Virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini

Menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya


Otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa

Dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan

Menyebabkan diabetes mellitus.

3. Bahan Toksik atau Beracun

Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah

Alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis

Jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong.

4. Nutrisi

Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko pertama

Yang diketahui menyebabkan diabetes mellitus. Semakin berat badan

Berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar

Kemungkinan seseorang terjangkit diabetes mellitus.

D. Tipe Diabetes Milletus

Terdapat 2 tipe diabetes mellitus berdasarkan penyebab perjalanan klinik dan

Terapinya, antara lain:

1. Diabetes Mellitus Tipe 1


Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

Tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah Insulin

Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel

Beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes

Tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

Pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

Berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat

Mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita

Diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar

Gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama

Pada anak-anakn atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami

Dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

2. Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
Berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin

Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai

Kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap

Insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh

Terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di

Dalam darah.

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten

Terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita

Diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan

Beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian

Tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon

Penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai

Dipertimbangkan untuk diberikan.

E. Komplikasai Dari Penyakit Diabetes Mellitus

Penderita diabetes mellitus rentan menderita :

1. Kardiopati diabetik
Kardiopati diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes.

Glukosa darah yang tinggi dalam jangka waktu panjang akan menaikkan

Kadar kolesterol dan trigliserida darah. Lama-kelamaan akan terjadi

Aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah. Maka bagi para

Penderita diabet perlu pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida darah

Secara rutin. Dari pengalaman saya untuk menurunkan kadar gula darah

Sekaligus menormalkan kadar kolestrol dan trigliserida sebenarnya sangat

Mudah. Yang pertama sebenarnya pola makan malam. Upayakanlah tidak

Makan nasi pada malam hari. Gantilah dengan makan kentang atau bisa

Juga pisang kepok rebus atau bisa juga konsumsi sayur dan buah-buahan.

Penyempitan pembuluh darah koroner menyebabkan infark jantung

Dengan gejala antara lain nyeri dada. Karena diabetes juga merusak sistem

Saraf, rasa nyeri kadang-kadang tidak terasa. Serangan yang tidak terasa ini

Disebut silent infraction atau silent heart attack.

Kematian akibat kelainan jantung dan pembuluh darah pada


Penderita diabetes kira-kira dua hingga tiga kali lipat lebih besar dibanding

Bukan penderita diabetes., pengendalian kadar gula dalam darah belum

Cukup untuk mencegah gangguan jantung pada penderita diabetes.

Sebagaimana rekomendasi Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) serta

Perkumpulan sejenis di Eropa atau Indonesia (Perkumpulan Endokrinologi

Indonesia/Perkeni), penderita diabetes diharapkan mengendalikan semua

Faktor secara bersama-sama untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Tekanan darah harus diturunkan secara agresif di bawah 130/80 mmHg,

Trigliserida di bawah 150 mg/dl, LDL (kolesterol buruk) kurang dari 100

Mg/dl, HDL (kolesterol baik) di atas 40 mg/dl. Hal ini memberi proteksi

Lebih baik pada jantung.

2. Gangren dan impotensi

Penderita diabetes yang kadar glukosanya tidak terkontrol respons

Imunnya menurun. Akibatnya, penderita rentan terhadap infeksi, seperti

Infeksi saluran kencing, infeksi paru serta infeksi kaki. Banyak hal yang
Menyebabkan kaki penderita diabetes mudah kena infeksi, terkena knalpot,

Lecet akibat sepatu sesak, luka kecil saat memotong kuku, kompres kaki

Yang terlalu panas. Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes

Kronis dan dikenal sebagai penyulit gangren atau ulkus. Jika dibiarkan,

Infeksi akan mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak

Mendapat aliran darah. Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes

Banyak tersumbat atau menyempit. Jika luka membusuk, mau tidak mau

Bagian yang terinfeksi harus diamputasi. Penderita diabetes yang terkena

Gangren perlu dikontrol ketat gula darahnya serta diberi antibiotika.

Penanganan gangren perlu kerja sama dengan dokter bedah. Untuk

Mencegah gangren, penderita diabetes perlu mendapat informasi mengenai

Cara aman memotong kuku serta cara memilih sepatu.

Impotensi juga menjadi momok bagi penderita diabetes, impotensi

Disebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran sehingga penis tidak

Bisa ereksi. Impotensi pada penderita diabetes juga bisa disebabkan oleh

Faktor psikologis atau gabungan organis dan psikologis.


3. Nefropati diabetik

Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran

Selaput penyaring darah. Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan

Unit penyaring (glomerulus). Setiap unit penyaring memiliki

Membran/selaput penyaring. Kadar gula darah tinggi secara perlahan akan

Merusak selaput penyaring ini. Gula yang tinggi dalam darah akan

Bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur dan fungsi sel,

Termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein rusak

Dan terjadi kebocoran protein ke urin (albuminuria). Hal ini berpengaruh

Buruk pada ginjal. Menurut situs Nephrology Channel, tahap

Mikroalbuminuria ditandai dengan keluarnya 30 mg albumin dalam urin

Selama 24 jam. Jika diabaikan, kondisi ini akan berlanjut terus sampai

Tahap gagal ginjal terminal. Karena itu, penderita diabetes harus diperiksa

Kadar mikroalbuminurianya setiap tahun.

Penderita diabetes tipe 1 secara bertahap akan sampai pada kondisi


Nefropati diabetik atau gangguan ginjal akibat diabetes. Sekitar lima

Sampai 15 persen diabetes tipe 2 juga berisiko mengalami kondisi ini.

Gangguan ginjal, menyebabkan fungsi ekskresi, filtrasi dan hormonal

Ginjal terganggu. Akibat terganggunya pengeluaran zat-zat racun lewat

Urin, zat racun tertimbun di tubuh. Tubuh membengkak dan timbul risiko

Kematian. Ginjal juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi

Mematangkan sel darah merah. Gangguan pada ginjal menyebabkan

Penderita mengalami anemia. Pengobatan progresif sejak dini bisa

Menunda bahkan menghentikan progresivitas penyakit. Repotnya

Penderita umumnya baru berobat saat gangguan ginjal sudah lanjut atau

Terjadi makroalbuminuria (300 mg albumin dalam urin per 24 jam).

Pengobatan meliputi kontrol tekanan darah. Tindakan ini dianggap paling

Penting untuk melindungi fungsi ginjal. Biasanya menggunakan

Penghambat enzim pengonversi angiotensin (ACE inhibitors) dan atau

Penghambat reseptor angiotensin (ARBs). Selain itu dilakukan


Pengendalian kadar gula darah dan pembatasan asupan protein (0,6-0,8

Gram per kilogram berat badan per hari). Penderita yang telah sampai

Tahap gagal ginjal memerlukan hemodialisis atau transplantasi ginjal.

Gejala nefropati diabetes baru terasa saat kerusakan ginjal telah parah

Berupa bengkak pada kaki dan wajah, mual, muntah, lesu, sakit kepala,

Gatal, sering cegukan, mengalami penurunan berat badan. Penderita

Nefropati harus menghindari zat yang bisa memperparah kerusakan ginjal,

Misalnya pewarna kontras yang digunakan untuk rontgen, obat antiinflamasi nonsteroid serta obat-
obatan yang belum diketahui efek

Sampingnya.

4. Retinopati diabetik

Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Yang

Terutama adalah retinopati diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya

Pembuluh darah yang memberi makan retina. Bentuk kerusakan bisa bocor

Dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau timbul

Endapan lemak yang disebut eksudat. Selain itu terjadi cabang-cabang


Abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang sehat.

Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati

Lensa mata. Cahaya yang difokuskan akan membentuk bayangan yang

Akan dibawa ke otak oleh saraf optik. Bila pembuluh darah mata bocor

Atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan yang dikirim ke otak

Menjadi kabur. Gangguan penglihatan makin berat jika cairan yang bocor

Mengumpul di fovea, pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan

Sentral. Akibatnya, penglihatan kabur saat membaca, melihat obyek yang

Dekat serta obyek yang lurus di depan mata. Pembuluh darah yang rapuh

Bisa pecah, sehingga darah mengaburkan vitreus, materi jernih seperti

Agar-agar yang mengisi bagian tengah mata. Hal ini menyebabkan cahaya

Yang menembus lensa terhalang dan tidak sampai ke retina atau

Mengalami distorsi. Jaringan parut yang terbentuk dari pembuluh darah

Yang pecah di korpus vitreum dapat mengerut dan menarik retina,

Sehingga retina lepas dari bagian belakang mata. Pembuluh darah bisa

Muncul di iris (selaput pelangi mata) menyebabkan glaukoma.


Risiko terjadinya retinopati diabetik cukup tinggi. Sekitar 60 persen

Orang yang menderita diabetes 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan

Pembuluh darah pada mata. Pemeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop

Serta angiografi fluoresen yaitu foto rontgen mata menggunakan zat

Fluoresen untuk mengetahui kebocoran pembuluh darah. Pengobatan

Dilakukan dengan bedah laser oftalmologi. Yaitu, penggunaan sinar laser

Untuk menutup pembuluh darah yang bocor, sehingga tidak terbentuk

Pembuluh darah abnormal yang rapuh. Selain itu bisa dilakukan vitrektomi

Yaitu tindakan mengeluarkan vitreus yang dipenuhi darah dan

Menggantinya dengan cairan jernih. Penderita retinopati hanya boleh

Berolahraga ringan dan harus menghindari gerakan membungkuk sampai

Kepala di bawah. Menderita diabetes bukan berarti kiamat. Penderita

Diabetes bisa hidup secara wajar dan normal seperti orang- orang yang

Bukan penderita diabetes. Bedanya, penderita diabetes harus disiplin

Mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat di atas normal untuk
Jangka waktu panjang.

F. Pengobatan Diabetes Mellitus

Perencanaan makan, olahraga serta usaha menurunkan berat badan

Adalah dasar dari bagaimana penderita diabetes millitus menghadapi

Penyakitnya. Tanpa perencanaan makan dan kedisiplinan menjalani misalnya,

Mustahil kiranya penderita dapat mengatasi penyakitnya. Bahkan diabetes

Millitus yang masih dalam tahap ringan dapat ditanggulangi/ disembuhkan

Hanya dengan pola makan saja. Bila seluruh usaha diatas telah dijalankan

Dengan baik tetapi kadar gula darah masih belum berada pada batas normal,

Obat untuk penderita diabetes mellitus dikenal sebagai obat

Hipoglikemik atau obat penurun kadar glukosa dalam darah. Walaupun efektif

Dan mudah dipakai, penggunaan obat ini harus sesuai dosis atau berdasarkan

Petunjuk dokter. Bila dosis terlalu rendah komplikasi kronis akan muncul

Lebih dini. Sedang dosis yang berlebih atau cara pemakaian yang salah dapat

Menimbulkan hipoglikemia. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara


Pengobatan medis yaitu pengobatan dengan disiplin kedokteran. Obat medis

Dapat dibagi dalam beberapa golongan :

a) Sulfonilurea

Golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi

Dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel b Pankreas. Dengan

Demikian bila pankreas sudah rusak dan tidak dapat memproduksi insulin

Lagi maka obat ini tidak dapat digunakan. Karena itu obat ini tidak berguna

Bagi penderita diabetes millitus tipe 1. Namun, akan berkhasiat bila

Diberikan pada pasien diabetes millitus tipe 2 yang mempunyai berat badan

Normal. Penggunaan obat golongan sulfonilurea pada yang gemuk dan

Obesitas harus hati-hati. Karena mungkin kadar insulin dalam darah sudah

Tinggi (hiperinsulinemia). Hanya saja insulin yang ada tidak dapat bekerja

Secara efektif. Pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas, pemberian

Obat golongan ini akan memacu pankreas mengeluarkan insulin lebih

Banyak lagi. Akibatnya keadaan hiperinsulmnemia menjadi lebih tinggi.

Ini berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.


b) Biguanid

Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan

Kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Obat

Ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian

Tunggal tidak menyebabkan hipoglikemia. Obat golongan biguanid

Dianjurkan sebagai obat tunggal pada penderita diabetes mellitus dengan

Obesitas (BBR>120%). Untuk penderita diabetes mellitus yang gemuk

(BBR>110%) pemakaiannya dapat dikombinasikan dengan obat golongan

Sulfonilunea. Efek samping yang sering terjadi dari pemakaian obat

Golongan biguanid adalah gangguan saluran cerna pada hari-hari pertama

Pengobatan. Untuk menghindarinya, disarankan dengan dosis rendah dan

Diminum saat makan atau sesaat sebelum makan. Wanita hamil dan

Menyusui tidak dianjurkan memakai obat golongan ini.

c) Acarbose

Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan


Karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian kadar glukosa darah

Setelah makan tidak meningkat tajam. Sisa karbohidrat yang tidak tercerna

Akan dimanfaatkan oleh bakteri di usus besar, dan ini menyebabkan perut

Menjadi kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.Pemakaian

Obat ini bisa dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea atau insulin,

Tetapi bila terjadi efek hipoglikemia hanya dapat diatasi dengan gula murni

Yaitu glukosa atau dextrose. Gula pasir tidak bermanfaat.Acarbose hanya

Mempengaruhi kadar gula darah sewaktu makan dan tidak mempengaruhi

Setelah itu. Obat ini tidak diberikan pada penderita dengan usia kurang dan

18 tahun, gangguan pencernaan kronis, maupun wanita hamil dan

Menyusui. Acarbose efektif pada pasien yang banyak makan karbohidrat

Dan kadar gula darah puasa lebih dari 180 mg/dl.

d) Insulin

Insulin diinjeksikan sebagai obat untuk menutupi kekurangan insulin

Tubuh (endogen) karena kelenjar sel b pankreas tidak dapat mencukupi

Kebutuhan yang ada. Pengobatan dengan insulin berdasarkan kondisi


Masing-masing penderita dan hanya dokter yang berkompeten memilih

Jenis serta dosisnya. Untuk itu insulin digunakan pada pasien diabetes

Millitus tipe 1. Penderita golongan ini harus mampu meyuntik insulin

Sendiri. Untuk sebagian penderita diabetes millitus tipe 2, juga

Membutuhkan pemakaian insulin. Indikasi berikut menunjukkan bahwa

Penderita perlu menggunakan insulin.

a. Kencing manis dengan komplikasi akut seperti misalnya ganggren.

b. Ketoasidosis dan koma lain pada penderita.

c. Kencing manis pada kehamilan yang tidak terkendali dengan

Perencanaan makan.

d. Berat badan penderita menurun cepat.


e.

Anda mungkin juga menyukai