Anda di halaman 1dari 8

Lentora Nursing Journal Vol.1 No.1 Oktober 2020: Hal.

27-34
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/LNJ p-ISSN: 0000-0000 e-ISSN: 0000-0000

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pemberian Ramuan Tradsional untuk


Meningkatkan Nafsu Makan Pada Balita yang Mengalami Gizi Kurang
di Wilayah Kerja Puskesmas Kawatuna

Family Nursing Care by Giving Traditional Ingredients to Increase Appetite for Toddlers
Who Are Undernourished in the Work Area of Puskesmas Kawatuna

Ulfiani, Andi Saifah*


Universitas Tadulako
*(saifah90@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Gizi kurang merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perioritas pemerintah untuk
ditanggulangi. Kurang nafsu makan cenderung membuat intake nutrisi tidak terpenuhi. Tujuan
penelitian adalah mengeksplorasikan asuhan keperawatan keluarga dengan pemberian ramuan
tradisional ketumbar dan madu untuk meningkatkan nafsu makanbalita yang mengalami gizi kurang.
Desain penelitian studi kasus menggunakan dua subjek (keluarga) yang mempunyai balita gizi kurang
dan nafsu makan kurang. Fokus intervensi adalah pemberian ramuan tradisional pada balita oleh
keluarga. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa ramuan tradisional dapat meningkatkan porsi makan,
jenis makanan yang dikonsumsi bervariasi, dan berat badan dari 10,6 kg menjadi 11,6 kg pada An. A,
dan 11,1 kg menjadi 11,8 kg pada An. V. Kemandirian dua keluarga dari KM II menjadi KM III.
Kesimpulan penelitian adalah pemberian ramuan tradisional ketumbar dan madu oleh kaluarga dapat
memperbaiki nafsu makan dan berat badan walaupun berat badan belum mencapai berat badan normal
karena keterbatasan waktu untuk memberikan intervensi. Disarankan pada keluarga untuk
mengsosialisakan manfaat ramuan tradisional kepada keluarga lain yang mempunyai keluhan yang
sama dan untuk peneliti selanjutnya di sarankan untuk mengembangkan penelitian dengan desain
kuantitatif experimental.
Kata kunci : Ramuan tradisional; nafsu makan; balita; gizi kurang; keluarga

ABSTRACT

Malnutrition is a health problem that is a priority for the government to tackle. Lack of appetite
tends to make nutritional intake not fulfilled. The aim of the study was to explore family nursing care
by providing traditional ingredients of coriander and honey to increase the appetite of under-
nourished toddlers. The case study research design used two subjects (families) who had under-
nutrition and poor appetite. The focus of the intervention was the giving of traditional ingredients to
toddlers by the family. The results of case studies show that traditional herbs can increase the portion
of food, the types of food consumed vary, and body weight from 10.6 kg to 11.6 kg in An. A, and 11.1
kg to 11.8 kg An. V. Independence of two families from KM II to KM III. The conclusion of this study
is that the family's giving of coriander and honey traditional ingredients can improve appetite and
body weight even though the body weight has not reached normal weight due to limited time to
provide intervention. It is recommended that families socialize the benefits of traditional ingredients to
other families who have the same complaints and for further researchers it is recommended to develop
research with a quantitative experimental design.
Keywords: traditional ingredients; appetite; toddler; malnutrition; family
© 2020 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons
Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).

27
PENDAHULUAN sehingga akibat tersebut harus dicegah secara
dini supaya tidak berkelanjutan.6
Gizi kurang merupakan salah satu
Kesulitan makan pada anak merupakan
penyakit yang masih merupakan masalah besar masalah yang sangat sering dihadapi orang tua,
di dunia dan juga masalah di Indonesia dokter dan petugas kesehatan lain. Keluhan
khususnya pada balita, untuk rawan gizi.1
yang sering muncul adalah anak tidak mau
Balita adalah anak yang berumur 0-5 tahun,
makan, menolak makan, proses makan yang
yang merupakan aset bangsa dan masalah terlalu lama, hanya mau minum saja, kalau
balita yang paling berbahaya adalah gizi diberi makan muntah, mengeluh sakit perut,
kurang karena bisa menyebabkan berbagai
bahkan ada yang disuruh makan hanya marah-
penyakit.2
marah dan mengamuk, 7 sehingga intake tidak
Jumlah penderita gizi kurang di dunia adekuat yang akan berdampak pada penurunan
mencapai 104 juta anak dan keadaan gizi berat badan dan gizi kurang.
kurang masih menjadi penyebab sepertiga dari
Salah satu penyebab masalah gizi kurang
seluruh penyebab kematian anak di seluruh
adalah intake yang tidak adekuat. Hal ini
dunia.3 Asia selatan merupakan wilayah disebabkan karena kurangnya nafsu makan,
dengan prevalensi gizi kurang terbesar di sehingga untuk mengatasi gizi kurang yaitu
dunia, yaitu sebesar 46%kemudian wilayah
dengan memperbaiki nafsu makan anak.8 Pada
sub-Sahara Afrika 28%, Amerika Latin 7%
masa prasekolah seperti ini, anak sering
dan yang paling rendah terdapat di Eropa mengalami kekurangan pemenuhan asupan
Tengah, Timur, dan Commonwealth of gizi. Asupan gizi yang tidak adekuat
Independent States (CEE/CIS) sebesar 5%.4
disebabkan karena nafsu makan pada anak
UNICEF melaporkan sebanyak 167 juta anak
berkurang.9 Berdasarkan fenomena-fenomena
usia pra-sekolah di dunia yang menderita gizi yang ada sangat diperlukan adanya peranan
kurang (underweight) sebagian besar berada di orang tua untuk memperbaiki pola makan dan
Asia Selatan.5 Kurang gizi atau gizi buruk
nafsu makan pada anak dengan penyajian
merupakan penyebab kematian 3,5 juta anak di
makanan yang bervariasi, cerdik dan kreatif.
bawah usia lima tahun (balita) di dunia.6 Intervensi yang dilakukan untuk
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), meningkatkan nafsu makan sehingga intake
prevalensi gizi kurang pada balita sebesar
menjadi adekuat adalah dapat mengemsumsi
13,0% pada tahun 2007, prevalensi gizi kurang
ramuan herbal/tradisional. Salah satu
pada balita meningkat menjadi 13,9% pada rekomendasi Nursing Intervention
tahun 2013, prevalensi gizi kurang pada balita Classification (NIC).10 Dalam terapi nutrisi
menurun menjadi 13,8% pada tahun 2018.
yaitu menawarkan atau memberikan herbal dan
Kasus gizi kurang pada balita di Provinsi
rempah. Kementerian Kesehatan RI juga
Sulawesi Tengah sebesar 18,5% pada tahun menganjurkan salah satu metode pelayanan
2013, 18,3% pada tahun 2018. Angka kejadian kesehatan tradisional komplementer yang
gizi kurang secara Nasional maupun Sulawesi
terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
Tengah mengalami penurunan tapi sangat
103 Tahun 2014 adalah menggunakan ramuan
sedikit, hal tersebut masih menjadi masalah salah satunya adalah ramuan ketumbar dan
kesehatan di Indonesia maupun di Sulawesi madu untuk meningkatkan nafsu makan
Tengah.
balita.11
Masalah gizi pada balita dapat memberi
Ketumbar mempunyai banyak sekali
dampak terhadap kualitas sumber daya manfaat dan khasiat dimana ketumbar
manusia, sehingga jika tidak diatasi dapat (Coriandrum sativum) merupakan tumbuhan
menyebabkan lost generation (generasi yang
rempah-rempah yang cukup populer dan biasa
hilang). Kekurangan gizi dapat mengakibatkan
digunakan sebagai bahan untuk membuat
gagal tubuh kembang, meningkatkan angka bumbu masakan di Indonesia. Biji ketumbar
kematian dan kesakitan serta penyakit,1 mengandung banyak senyawa dan nutrisi
masalah gizi kurang apabila tidak segera seperti asam folat, riboflavin, vitamin A
ditangani akan menimbulkan akibat-akibat
karoten dan vitamin C yang berperan sebagai
yang merugikan bangsa. Akibat-akibat tersebut
antioksidan alami dan stomachica sebagai
antara lain, kecerdasan yang semakin minim, penambah nafsu makan.
28
Ramuan tradisional dapat diberikan pada adalah intervensi keperawatan pada balita gizi
balita di rumah melalui olahan orang tua atau kurang untuk meningkatkan nafsu makannya
keluarga. Keluarga diharapkan mampu berupa pemberian ramuan tradisional yaitu
melaksanakan tugasnya di bidang kesehatan ketumbar 1 sendok teh, madu secukupnya dan
dalam mengatasi masalah gizi kurang dengan 150 ml air. Ketumbar ditumbuk halus, seduh
memperbaiki nafsu makan anak, termasuk dengan air panas, setelah hangat dengan suhu
penyediaan dan pemberian ramuan tradisional. 30-350C, tambahkan madu dan aduk rata.
Pemberdayaan keluarga dapat dibantu oleh Pasien diberikan satu kali sehari sehabis
perawat melalui asuhan keperawatan keluarga makan, selama satu minggu. Metode
secara komprehensif. pengumpulan data yang digunakan pada
Asuhan keperawatan keluarga dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi
mengatasi gizi kurang pada balita sejalan dan pemeriksaan fisik. Penelitian ini
dengan program pemerintah yaitu Program dilaksanakan di Kelurahan Kawatuna dan
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS- Kelurahan Tanamodindi pada tanggal 31 Mei
PK). Berdasarkan indikator PIS-PK adalah s/d 13 Juni 2019. Penelitian ini dilakukan
balita mendapatkan pemantauan selama dua minggu dengan kunjungan minimal
pertumbuhan.12 Perawat meningkatkan tugas dua belas hari.
keluarga khususnya keluarga yang mengalami
gizi kurang pada balita dengan memperbaiki
HASIL DAN PEMBAHASAN
nafsu makan terlebih dahulu, dapat Hasil pengkajian data yang peneliti
mendukung dan mensukseskan program dapatkan pada keluarga Tn. A masuk dalam
pemerintah serta meningkatkan status tipe keluarga besar sedangkan keluarga Tn. M
kesehatan masyakarat. masuk dalam tipe keluarga inti. Keluarga
Peran perawat sebagai pemberi asuhan dengan tipe keluarga besar/extended family
keperawatan antara lain kepada individu dan memiliki ikatan yang sangat erat dan semangat
keluarga. Perawat memberikan asuhan kegotongroyongan yang baik.14 Keluarga Tn.
keperawatan untuk meningkatkan 5 tugas A memiliki 1 orang anak laki-laki yang sudah
kesehatan keluarga yaitu mampu mengenal menikah dan memiliki 2 orang cucu
masalah kesehatan yang ada dikeluarga, perempuan berusia 8 tahun (kakak klien) dan 3
mampu mengambil keputusan untuk solusi tahun (klien) sedangkan Tn. M. memiliki 2
yang tepat, mampu memberikan perawatan orang anak perempuan berusia 3 tahun (klien)
sederhana pada anggota keluarga yang dan 1 tahun (adik klien). Hal ini didukung oleh
mempunyai masalah kesehatan, mampu penelitian lain yang menyebutkan bahwa anak
memodifikasi lingkungan sehat dan perempuan lebih banyak mengalami masalah
memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan.13 kesulitan makan dibandingkan anak laki-laki.15
Tujuan penelitian ini adalah untuk Menurut peneliti anak perempuan lebih susah
mendeskripsikan Asuhan keperawatan makan karena cenderung suka bermain dengan
keluarga dengan pemberian ramuan tradisional teman sebayanya yang berada disekitar
untuk meningkatkan nafsu makan pada balita rumahnya.
yang mengalami gizi kurang. Hasil pengkajian sanitasi lingkungan
pada dua keluarga yaitu meliputi kondisi
METODE PENELITIAN
rumah yang baik, pencahayaan rumah, saluran
Metode penelitian yang digunakan adalah buang limbah, jamban memenuhi syarat,
penelitian kualitatif desain studi kasus yang tempat sampah, sumber air bersih dan rasio
berfokus pada Asuhan Keperawatan Keluarga luas bangunan, namun ventilasi pada keluarga
dengan intervensi pemberian ramuan satu tidak ada sehingga keadaan ruangan agak
tradisional pada balita gizi kurang diwilayah panas. Menurut Permenkes 2017 menyatakan
kerja puskesmas Kawatuna tahun 2019. Subjek bahwa pedoman penyehatan udara dalam
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ruang rumah adalah laju ventilasi sehingga
dua keluarga yaitu keluarga 1 (Tn. A) dan dengan adanya ventilasi dapat menyejukkan
keluarga 2 (Tn. M) yang di dalamnya terdapat ruangan.16 Menurut peneliti sanitasi
dua anak balita perempuan dengan masalah lingkungan yang sehat harusnya dapat memuat
gizi kurang. Pemberian ramuan tradisional semua unsur-unsur yang memenuhi syarat dan
29
dapat dikatakan bahwa pada keluarga satu makanan karena cenderung lebih suka bermain
belum memenuhi kriteria tersebut karena tidak dengan teman-temannya.
terdapat ventilasi yang dapat menyebabkan Hasil pengkajian tingkat kemandirian
kurangnya sirkulasi udara di ruangan rumah. keluarga sebelum dilakukan intervensi kurang
Hasil pengkajian PHBS rumah tangga optimal, karena keluarga Tn. A berada di
keluarga Tn.A lebih baik dari pada Tn.S tingkat kemandirian II dan keluarga Tn. M
karena ada anggota keluarga yang merokok berada di tingkat kemandirian III. Tingkat
dalam rumah yaitu Tn. M. Salah satu indikator kemandirian keluarga yang paling optimal
PHBS rumah tangga yang baik yaitu tidak ada yaitu berada pada tingkat kemandirian
anggota keluarga yang merokok untuk keluarga IV dengan indikator yaitu, menerima
menciptakan PHBS rumah tangga yang baik petugas kesehatan, menerima pelayanan
dibutuhkan kesadaran dalam setiap anggota keperawatan yang diberikan sesuai dengan
keluarganya.17 Menurut peneliti, adanya rencana keperawatan keluarga, keluarga tahu
anggota keluarga yang merokok di lingkungan dan dapat mengungkapkan masalah
rumah merupakan hal yang sangat dapat kesehatannya secara benar, memanfaatkan
menimbulkan masalah anggota keluarga fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran,
terutama masalah kesehatan gangguan melakukan tindakan keperawatan sederhana,
pernafasan sehingga dapat dikatakan masalah melakukan tindakan pencegahan secara aktif.19
PHBS pada keluarga Tn. S belum optimal. Pencapaian hasil tingkat kemandirian keluarga
Hasil pengkajian pada individu yang yang optimal dibutuhkan kesadaran tinggi
sakit pasien An. A dan An. V sama-sama untuk meningkatkan status kesehatan dan
masuk dalam batasan umur balita atau perilaku yang tidak beresiko. Menurut peneliti,
prasekolah (3-6 tahun). Menurut penelitian keluarga masih tergolong kemandirian
usia prasekolah cenderung mengalami keluarga II karena belum terdapat interaksi
gangguan nafsu makan sehingga anak-anak dengan petugas kesehatan sebelumnya
dengan usia ini mudah mengalami gizi kurang. sehingga belum bisa melakukan tindakan
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengkajian keperawatan sederhana dan melakukan
status gizi Anak A dengan tinggi badan 92 promosi kesehatan serta pencegahan secara
cm, berat badan 10,6 kg (berat badan kurang aktif.
berdasarkan KMS) dan Anak V dengan tinggi Diagnosa diangkat berdasarkan data
badan 82 cm dan berat badan 11,1 kg (berat hasil pengkajian yang peneliti dapatkan.
badan kurang berdasarkan KMS) . Anak usia Pengangkatan diagnosa keperawatan harus
prasekolah banyak mengalami kesulitan dengan melihat definisi masalah, faktor yang
makan.18 Menurut peneliti, anak-anak balita berhubungan, dan batasan karakteristik yang
merupakan usia dimana anak mulai bisa akan memperkuat tanda dan gejala yang di
melakukan kegiatan bermain dengan sangat dapatkan dari hasil pengkajian.20 Diagnosa
antusias, sehingga pada masa ini cenderung keperawatan yang diambil oleh peneliti pada
akan lupa dan malas untuk makan. Anak balita pasien An. A dan An. V memiliki satu
yang sudah bisa berjalan dan bermain akan diagnosa yang diangkat kedalam permasalahan
mengalami malas makan. klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi : kurang
Hasil pengkajian data tugas keluarga dari kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan
menunjukkan kedua keluarga sudah mengenal nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk
cukup baik tentang gizi kurang namun memenuhi kebutuhan metabolik.21 Menurut
keluarga mengatakan belum dapat melakukan peneliti masalah kesehatan yang dirumuskan
penanganan dengan baik. Menurut mereka dan diangkat sudah sesuai dengan data-data
makanan yang disediakan sudah cukup baik, yang dikumpulkan, sehingga masalah
menu sudah memenuhi kebutuhan nutrisi keseahtan utama adalah masalah kekurangan
namun anaknya yang tidak ada nafsu makan gizi pada anak dapat difokuskan untuk
karena banyak bermain. Peneliti berpendapat diberikan asuhan keperawatan.
bahwa keluarga sudah mampu mengenal Intervensi keperawatan yang dilakukan
kebutuhan makanan seorang anak, namun anak pada kedua pasien dan menjadi fokus
tidak terlalu mau untuk menghabiskan penelitian yaitu pemberian terapi tradisonal
ramuan ketumbar dan madu untuk
30
meningkatkan berat badan pasien. Salah satu yang mengalami gizi kurang. Peneliti
penanganan ketidaseimbangan nutrisi kurang mengamati kedua keluarga memiliki rasa
dari kebutuhan tubuh yaitu terapi nutrisi 21 : empati dan antusias yang tinggi untuk
ramuan tradisional. Air ketumbar dipercaya melakukan perawatan terhadap anggota
memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti keluarga yang mengalami gizi kurang. Fungsi
sakit perut, kehilangan nafsu makan, hernia, keluarga selain menyediakan makanan,
mual, diare, kejang usus, gas usus, campak, pakaian, dan rumah keluarga juga berfungsi
wasir sakit gigi, nyeri sendi dan infeksi oleh melakukan asuhan kesehatan terhadap anggota
bakteri dan jamur. 22 keluarga yang lain untuk mencegah terjadinya
Implementasi dan Evaluasi Tugas gangguan dan melakukan perawatan terhadap
Kesehatan Keluarga yaitu pertama mengenal anggota keluarga yang sakit. Menurut peneliti,
masalah kesehatan gizi kurang. anggota keluarga sudah memutuskan dengan
Implementasi proses pengajaran yang baik siapa yang akan menjadi anggota yang
dilakukan oleh peneliti kepada kedua diberdayakan mengingat peran orang tua
keluarga menggunakan media leaflet. adalah sebagai pelindung serta mengobati
Implementasi yang dilakukan pada kedua seorang anak sehingga keputusan yang diambil
keluarga yaitu pengajaran tentang pemberian oleh kedua keluarga sudah tepat.
ramuan tradisional ketumbar dan madu, dalam Hasil keputusan keluarga untuk merawat
hal ini peneliti merasa proses pengajaran lebih anggota keluarga yang mengalami gizi kurang
kondusif dilakukan pada keluarga dua (Tn. M) dengan pemberian terapi nutrisi ramuan
dibandingkan pada keluarga satu (Tn. A) tradisional ketumbar madu, anggota
dikarenakan ada anaknya yang sedang pemberdayaan satu adalah ibu klien (Ny. M)
bermain-main dengan anak-anak tetangga dan angota pemberdayaan dua adalah ibu klien
sehingga lingkungan menjadi gaduh dan (Ny. S).
membuat mengganggu kosentrasi. Menurut Proses pengajaran pemberian ramuan
peneliti perbedaan terjadi karena pada keluarga ketumbar madu menunjukan hasil pelaksanaan
yang lebih tenang dan kondisi serta suasana pemberian ramuan tradisonal ketumbar madu
yang lebih tenang dan kondusif akan lebih pada dua anggota pemberdayaan, proses
mudah dan cepat dalam menyerap informasi pelaksanaan pengajaran pada kedua keluarga
mengenai masalah kesehatan serta dilakukan sebanyak satu kali karena kedua
pembelajaran yang diberikan. anggota pemberdayaan memperhatikan dan
Hasil proses pengajaran yang dilakukan antusias dalam proses yang diajarkan, mampu
oleh peneliti menunjukan tingkat pengetahuan mengingat langkah-langkah dari tindakan, dan
kepada kedua keluarga sama-sama baik, seorang perempuan. Menurut peneliti kedua
dibuktikan kedua keluarga mampu anggota keluarga sudah mampu melakukan
menjelaskan kembali tentang pengertian gizi kegiatan pemberian ramuan tradisonal
kurang, penyebab dari gizi kurang, tanda dan dengan baik karena sudah diterapkan dari
gejala gizi kurang, komplikasi dari gizi kurang, hari pertama pengajaran dan akan dilakukan
hal ini karena kedua keluarga sangat antusias, hingga dua minggu kedepan oleh anggota
kooperatif, mempunyai kesadaran untuk keluarga yang diberdayakan.
merawat anggota keluarga yang sakit dan Hasil observasi pelaksanaan anggota
banyak menanyakan hal-hal yang berkaitan pemberdayaan menunjukan, pada kedua
dengan gizi kurang. Menurut peneliti, antusias anggota pemberdayaan sama-sama memiliki
dari anggota keluarga terlihat dengan skor rata-rata 85%. Hal ini disebabkan karena
bagaimana mereka memberikan respon kedua anggota pemberdayaan mempunyai
terhadap tindakan yang diberikan oleh peneliti antusias. Semakin sering berlatih atau belajar
sehingga kedua anggota keluarga mampu dan orang akan semakin terampil. Keberhasilan
dapat melakukannya kembali apa yang telah anggota pemberdayaan dalam melakukan
diajarkan oleh peneliti. perawatan akan berdampak baik terhadap
Tugas kesehatan keluarga yang kedua pasien.23
yaitu kemampuan keluarga memutuskan Hasil observasi menunjukkan bahwa
tindakan perawatan untuk anggota keluarga anak A lebih mudah untuk diberikan ramuan

31
daripada anak V sehingga pada hasil observasi dapat dikatakan bahwa pemberian ramuan
hari terakhir dengan penimbangan berat badan tradisional madu dan ketumabr sangat efektif.
pada kedua anak dimana pada An. A berat Implementasi yang dilakukan oleh
badan 11, 6 Kg dapat disimpulkan kenaikan peneliti pada kedua keluarga berjalan dengan
berat badan 1 Kg selama 2 minggu lancar dan cepat, karena keluarga telah
pelaksanaan sedangkan pada An. V hasil memahami pentingnya untuk menjaga
pengukuran berat badan adalah 11,8 Kg dapat lingkungan untuk anggota keluarga yang sakit.
disimpulkan terdapat kenaikan berat badan Keluarga memiliki peranan penting dalam
sebesar 0,7 Kg. Menurut peneliti kenaikan berperilaku hidup bersih dan sehat untuk
berat badan lebih banyak dialami oleh anak A menciptakan lingkungan yang sehat.
karena lebih dulu mau meminum ramuan Hasil dari implementasi kemampuan
sedangkan anak V mau menghabiskan ramuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan pada
pada hari ketiga sehingga nafsu makan anak A keluarga satu (Tn. A) dan keluarga dua (Tn.
lebih cepat membaik dibandingkan dengan M), kedua keluarga sudah baik dan memenuhi
Anak V yang ditandai dengan anak sudah mau syarat dalam memodifikasi lingkungan, semua
menghabiskan makanan yang diberikan serta kriteria hasil telah tercapai yaitu suhu ruangan
kadang anak sudah meminta makanan sebelum yang sejuk, lingkungan yang kondusif,
jam makan biasanya. Menurut Kementerian ketertiban lingkungan, perangkat keselamatan
Kesehatan RI juga menganjurkan salah satu tersedia, tempat tidur yang nyaman,
metode pelayanan kesehatan tradisional lingkungan yang damai, dan kontrol terhadap
komplementer yang terdapat dalam Peraturan suara ribut. Kenyamanan lingkungan yang
Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 adalah paling penting yaitu kontrol terhadap suhu
menggunakan ramuan salah satunya adalah ruangan dan kebisingan ruangan. Peneliti
ramuan ketumbar dan madu untuk berpendapat bahwa kondisi lingkungan yang
24
meningkatkan nafsu makan balita. Ramuan baik dapat meningkatkan kemauan seseorang
tradisional ketumbar dan madu memiliki dalam melakukan tugas kesehatan serta
efektivitas dalam meningkatkan nafsu makan memudahkan dalam melakukan kegiatan yang
seseorang meskipun tidak cukup signifikan diajarkan seperti pemberian tramuan
namun memperlihatkan hasil yang bervariasi tradisional madu dan ketumbar.
terhadap seseorang yang mengkonsumsinya Berdasarkan implementasi dari tugas
secara rutin. kemampuan keluarga dalam memanfaatkan
Berdasarkan teori, ramuan ketumbar fasilitas pelayanan kesehatan, kedua keluarga
merupakan tumbuhan semak yang sering telah memanfaatkan pelayanan kesehatan
dimanfaatkan masyarakat sebagai bumbu secara baik. Hal ini karena jarak rumah ke
masakan, selain itu masyarakat juga pusat pelayanan kesehatan tidak jauh (±15 M),
memanfaatkannya dalam pengobatan dan kedua keluarga memiliki kesadaran yang
tradisional seperti dalam meningkatkan nafsu tinggi untuk memantau tekanan darah secara
makan manfaat lainnya untuk mengatasi darah rutin.
tinggi, kolestrol, batuk, mual dan flu. Bagian Hasil evaluasi dari kemampuan keluarga
yang dimanfaatkan berupa buah. Umumnya dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
masyarakat memperoleh dengan cara membeli kesehatan, kedua keluarga sudah
di pasar. Untuk meningkatkan nafsu makan, memanfaatkan dibuktikan dengan keluarga
ketumbar ditumbuk halus, seduh dengan air berkunjung ke pelayanan kesehatan apabila
dan dicampur dengan sedikit madu, kemudian anggota keluarga mengalami masalah
air ramuan di minum secaca teratur.25 Manfaat kesehatan hal ini juga didukung keluarga telah
madu secara umum madu berkhasiat sebagai memiliki BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
suplemen penambah nafsu makan diharapkan Kesehatan). Menurut peneliti, kedua keluarga
mampu meningkatkan berat badan pada anak mengenal dan dapat memanfaatkan fasilitas
usia toddler.26 kesehatan dengan baik dan perlu meningkatkan
Menurut peneliti, sudah terlihat khasiat adanya konsultasi mengenai masalah gizi
dari ramuan tradisional madu dan ketumbar seperti mengikuti posyandu dengan lebih rutin
yaitu bertambahnya nafsu makan pada kedua karena dengan adanya posyandu maka berat
anak dan meningkatkan berat badan sehingga
32
badan serta perkembangan fisik dan mental satunya nilai gizi makanannya untuk cepat
anak dapat terpantau dengan baik. mencapai berat badan normal. Respon anak
Setelah dilakukan implementasi tingkat terhadap ramuan tradisional yang diberikan
kemandirian kedua keluarga mengalami dimana anak keluarga satu lebih cepat mau
peningkatan menjadi tingkat kemandirian III, meminum ramuan tradisional ketumbar dan
hal ini belum optimal dan perlu ditingkatkan madu yang diberikan sedangkan anak keluarga
menjadi tingkat kemandirian IV. Menurut dua mau meminum ramuan tradisional
Depkes tingkat kemandirian keluarga yang ketumbar dan madu pada hari keempat dan
paling optimal yaitu berada pada tingkat menghabiskannya pada hari kelima. Ramuan
kemandirian keluarga IV dengan indikator tradisional ketumbar dan madu boleh diberikan
yaitu, menerima petugas kesehatan, menerima secara bertahap. Disarankan peneliti
pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai selanjutnya untuk melakukan penelitian berupa
dengan rencana keperawatan keluarga, penelitian experimental dengan sampel yang
keluarga tahu dan dapat mengungkapkan memadai.
masalah kesehatannya secara benar,
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
sesuai anjuran, melakukan tindakan 1. Zulfita PN. Faktor-Faktor yang
keperawatan sederhana, melakukan tindakan Mempengaruhi Kejadian Gizi Kurang
pencegahan secara aktif. Kemandirian keluarga Buruk pada Balita di Wilayah Kerja
yang optimal dibutuhkan kesadaran anggota Puskesmas Air Dingin Kota Padang TAhun
2013. STIKes Mercu Bakti Jaya.; 2013.
keluarga .
2. Depkes R. Suplementasi Gizi. Direktorat
Namun terdapat perbedaan dimana pada Jendral Bina Kesehatan Masyarakat
keluarga 1 anggota keluarga yang Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2009;
diberdayakan lebih fokus dalam mengurus 3. World Health Organization. Angka
klien karena anak yang lain sudah mandiri Kematian Bayi.
sedangkan pada keluarga 2 belum terlalu fokus 4. Sigit. Agroforestry Swadaya [Internet].
karena masih ada anak bayi Peneliti Available from: http:///agro-forestry-
berpendapat bahwa adanya kunjungan oleh swadaya.html
tenaga kesehatan akan dapat meningkatkan 5. Gupta, G. K., Rani, S., & Kumar R.
kemandirian keluarga karena tenaga kesehatan Analysis of management of supracondylar
femur fracture by locking compression
akan memberikan pengetahuan dan informasi
plate. 2016;2(4):218–222.
yang lebih baik mengenai masalah keseahtan 6. Santoso. Susu dan Yoghurt Kedelai. 2009.
baik individu maupun keluarga. Seseorang 7. Ferdinand. Metode Penelitian Manajemen,.
akan dapat berfokus pada masalah kesehatan Semarang: Badan Penerbit Universitas
jika tidak terdapat faktor-faktor lain yang Diponegoro; 2012.
mengganggu seperti adanya anak kecil atau 8. Santrock JW. Life – Span Development,
bayi yang tentunya juga harus mendapat Perkembangan Masa Hidup. 13th ed.
perhatian kesehatan yang sama baiknya. Jakarta: Erlangga; 2011.
9. Sunarjo D. Kesulitan makan pada anak
KESIMPULAN DAN SARAN [Internet]. Available from:
rsud.patikab.go.id/download/KESULITAN
Kesimpulan dari hasil penelitian melalui
MAKAN PADA A%0ANAK.pdf
asuhan keperawatan keluarga dengan 10. Bulechek et al. Nursing Intervension
pemberdayaan keluarga dalam mengajarkan Classification. Elsevier. 2013.
pembuatan ramuan tradisional ketumbar dan 11. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia.
madu untuk meningkatkan nafsu makan. 2017.
Pemberian ramuan tradisional ketumbar dan 12. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia
madu oleh anggota keluarga dapat tahun 2014. Jakarta;
meningkatkan nafsu makan pada kedua balita 13. Maglaya A. Nursing Peraktice In
ditandai dengan porsi makan meningkat, berat Comunity. Marika City: Argounauta; 2012.
badan An. A dari 10,6 kg naik menjadi 11,6 kg 14. Ali Z. Pengantar Keperawatan Keluarga.
EGC. Jakarta; 2006.
sedangkan An. V dari 11,1 kg naik menjadi
15. Ostberg, M., & Hagelin E. Feeding and
11,8 kg namun belum mencapai berat badan Sleeping problems in infancy a follow up at
normal karena yang harus diperhatikan salah
33
early school age. Blackwell Publ Ltd. 22. Ade S. Jangan Sembarang Minum Air
2010;37:11–25. Ketumbar Jika Alami 5 Kondisi Tubuh Ini,
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Bisa Berbahaya! [Internet]. 2019. Available
Indonesia. Pedoman Penyehatan Udara from:https://intisari.grid.id/read/031604890
Dalam Rumah. 2011. /jangan-sembarang-minum-air-ketumbar-
17. Proverawati, Atikah dan Rahmawati E. jika-alami-5-kondisi-tubuh-ini-bisa-
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). berbahaya?page=all
Yogyakarta: Nuha Medika; 2012. 23. Hartono. Tumbuh Kembang Anak dan
18. Kesuma A, Novayelinda R, Sabrian F. Remaja. Jakarta: Sagung Seto; 2014.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan 24. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia.
Perilaku Kesulitan Makan Anak Pra 2017;
sekolah. JOM. 2015;2(2):953–61. 25. Astawan M. Pangan Fungsional untuk
19. Depkes RI. Suplementasi Gizi. Direktorat Kesehatan yang Optimal. 2012; Available
Jendral Bina Kesehatan Masyarakat from: http://masnafood.com
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2009; 26. Winarno F. Kimia Pangan dan Gizi.
20. NANDA-I. Diagnosis Keperawatan: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2009.
Definisi dan Klasifikasi 2018−2020.
21. Bulechek et al. Nursing Intervension
Classification. Elsevier; 2013.

34

Anda mungkin juga menyukai