PSYCHOSOCIAL TRAUMA
DI SUSUN OLEH :
ULVIA KURNIAWATI
1. Latar Belakang
Hasil Riset Kesehatan Dasar Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (2013) menunjukkan angka prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia 1.7 permil, artinya ada sekitar 1.7 kasus gangguan jiwa berat di
antara 1000 orang penduduk Indonesia. Gangguan jiwa berat adalah gangguan
jiwa yang ditandai dengan terganggunya kemampuan menilai realitas dan
tilikan diri (insight) yang buruk. Gejala yang menyertai gangguan ini antara
lain berupa halusinasi, waham, gangguan proses pikir dan kemampuan
berpikir, dan tingkah laku aneh seperti katatonik. Gangguan mental emosional
dapat dialami oleh semua orang dan setiap tingkatan usia pada kondisi distres
psikologis, namun tetap dapat pulih seperti semula. Orang Dengan Masalah
Kejiwaan (ODMK), jika tidak mendapatkan intervensi dari profesional
kesehatan mental dengan tepat, maka orang dengan gangguan mental
emosional dapat mengalami gangguan yang lebih serius (Kurniawan dan
Indahria, 2016).
Dampak akibat gangguan mental yang serius adalah kematian atau bunuh
diri. Kisaran usia tertinggi akibat bunuh diri adalah usia 15-29 tahun (WHO,
2015). Gangguan jiwa sangat lazim terjadi pada remaja-remaja dengan perilaku
bunuh diri. Tidak semua tindakan bunuh diri disebabkan oleh gangguan jiwa,
tetapi 80-90% remaja yang meninggal karena bunuh diri mempunyai
psikopatologi signifikan seperti gangguan mood, gangguan cemas, problem
perilaku, dan penyalahgunaan NAPZA (Yusuf, 2019)
Hal ini tentu menjadi stressor bagi anak usia muda (remaja) yang
mengalami kasus kriminal akibat penyimpangan perilaku pada remaja. Mereka
harus mengalami perubahan lingkungan tempat tinggal dan orang-orang
disekitarnya yang awalnya bersama keluarga. Kesehatan mental bagi anak usia
dini memerlukan perhatian penting agar pergeseran rentang sehat sakit dapat
dicegah sehingga kualitas hidup remaja dapat ditingkatkan.
2. Tujuan
Memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan jiwa usia muda
(remaja) pendekatan keluarga dan agama sebagai preventif psychosocial
trauma.
3. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Senin, 25 Oktober 2020
b. Waktu : 30 menit
c. Sasaran : Para pasien remaja dan orangtua
d. Tempat : Ruang poliklinik jiwa RSUD Madani Palu
4. Pembagian Tugas
a. Presentator : Ulvia Kurniawati S.Tr.Kep
b. Moderator : Nining S.Tr.Kep
c. Observer : Niluh Nila Safitri S.Tr.Kep
d. Fasilitator : Rara Sintalotu S.Tr.Kep, Nyoman Ayu Priskilayanti
S.Tr.Kep, Liana Ros S.Tr.Kep, Indriami S.Tr.Kep.
Metode : Ceramah dan diskusi
5. Media : Leaflet dan Power Point
6. Materi : Pendidikan tentang kesehatan jiwa kepada para remaja
pendekatan keluarga dan agama sebagai preventif psychosocial trauma
7. Penyajian materi
Peserta duduk dikursi, anggota kelompok duduk berbaur dengan pasien dan
keluarga , penyaji didepan.
8. Rencana kegiatan
No Tahapan Kegiatan penyuluhan Waktu Metode Alat
. bantu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 5 menit Ceramah
2. Menjelaskan tujuan dan
kontrak waktu
2. Inti 1. Menjelaskan materi 15 Ceramah
a. Kesehatan jiwa pada menit
usia muda (remaja)
pendekatan keluarga
dan agama sebagai
preventif psychosocial
trauma
1. Mengevaluasi
secara lisan
melihat tingkat
pemahaman
peserta
3. Penutup 1. Memberikan Leaflet 10 Tanya
2. Memberikan salam menit jawab
penutup
9. Pengorganisasian Tempat
Penyuluh
Pembimbing
Moderator
Fasilitator Fasilitator
Keluarga/individu
Fasilitator Fasilitator
Observer
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan & Indahria. (2016). Komunitas SEHATI (Sehat Jiwa dan Hati) sebagai
intervensi kesehatan mental berbasis masyarakat. Jurnal Psikologi dan
Kesehatan Mental, pISSN 2528-0104 | e-ISSN 2528-5181
https://media.neliti.com/media/publications/70507-IDkomunitas-sehati-sehat-
jiwa-dan-hati-seb.pdf. Diakses tanggal 06 Desember 2020.
Kusumawati, F. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :Salemba Medika, 2010