menerapkan protokol memakai masker berjumlah 56,4% ada 43,6% yang kurang
menerapkan protokol memakai masker.
Chi-Square tests didapatkan hasil signifikan atau angka ρ = 0,007 jauh lebih
rendah dari standar signifikan dari 0,05 atau (ρ< a), yang berarti ada
Rw 03 Labuan Beru
bearti ada 22 responden yang tidak membawa hand sanitizer saat berpergian
keluar rumah.
tangan karena ada beberapa faktor seperti tidak adanya biaya untuk membeli
anti septik, masyarakat juga belum terbiasa menggunkan anti septik saat
Hal ini sejalan dengan teori Maryunani tahun 2013 bahwa Mencuci
tangan merupakan proses menghilangkan kotoran dan debu dari kedua belah
tangan dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Bertujuan untuk
dengan air bersih yang mengalir selama 1 menit akan dapat menurunkan
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faura
dea ayu pinasti tahun 2020. Dimana Dari 130 peserta sebanyak 94,6 % peserta
tangan mereka dengan menggunakan sabun dan air menggalir dan didapatkan
signifikan atau angka ρ = 0,019 jauh lebih rendah dari standar signifikan dari
0,05 atau (ρ< a), yang berarti ada hubungan antara kepatuhan terhadap
masker dirumah.
Labuan Berru terhadap protokol memakai masker karena ada beberapa faktor
seperti tidak merasa nyaman dan tidak terbiasa saat memakai masker, tidak
Hal ini sejalan dengan teori Cohen & Birdner tahun 2012 bahwa
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faura
dea ayu pinasti tahun 2020. Dimana Dari 130 peserta sebanyak 95,4 peserta
telah menerapkan protokol penggunaan masker dengan baik dan benar serta
menggunakan masker ketika pergi. Hal sangat perlu dilakukan karena dengan
didapatkan hasil signifikan atau angka ρ = 0,002 jauh lebih rendah dari
standar signifikan dari 0,05 atau (ρ< a), yang berarti ada hubungan antara
responden berdiam diri dirumah sebagai cara efektif selain menjaga jarak dan
responden yang tidak berdiam diri di rumah dan tidak menghindari pusat
berarti ada 25 responden tidak menerapkan jaga jarak selama masa pandemik.
Labuan Berru terhadap protokol menjaga jarak karena ada beberapa faktor
renggang, berdiam diri sementara pun sebagai cara efektif selain menjaga
menengah kebawah dan jika dalam ibadah agama islam dapat menjadi pro dan
kontrak serta mayarakat akan cenderung ingin tahu jika tiba-tiba ada
Hal ini sejalan dengan teori Delfirman dkk tahun 2020 Jaga jarak
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faura dea ayu pinasti
(2020). Dimana Dari 130 peserta sebanyak 84,6 % peserta membuktikan menjaga
jarakminimal 1 meter. Selain itu sebanyak 77,7 % peserta juga tidak berpergian dan
berkumpul dengan orang lain selama masa pandemi Corona virus. Kegiatan tersebut
tentu sangat perlu dilakukan karena melalui menjaga jarak proses interaksi antar
masyarakat dapat diminimalisir, sehingga penyebaran virus Corona dari satu orang ke