Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN APLIKASI BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK

PADAT ATAU POC SERTA PESTISIDA ALAMI/NABATI PADA


TANAMAN HORTIKULTURAL

Di susun oleh :

Kelompok 4

Sri Alpida E 281 19 485

Imam ghifari

Yudi oktaviyandri marimbo


A. Latar Belakang
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sebagai sumber energi
yang umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia. Hampir separuh penduduk dunia,
terutama di Asia menggantungkan hidupnya dari tanaman padi. Begitu pentingnya arti
padi sehingga kegagalan panen dapat mengakibatkan gejolak sosial luas. Upaya
peningkatan produksi tanaman pangan dihadapkan pada berbagai kendala dan masalah,
antara lain kekeringan dan banjir.
Salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman padi adalah dengan mencukupkan
kebutuhan haranya. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak selalu mencukupi
untuk memacu pertumbuhan tanaman secara optimal (Salikin, 2003).
Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus menyebabkan peranan pupuk kimia
tersebut menjadi tidak efektif. Kurang efektifnya peranan pupuk kimia dikarenakan
tanah pertanian yang sudah jenuh oleh residu sisa bahan kimia. Astiningrum (2005)
menyatakan bahwa pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan
residu yang berasal dari zat pembawa (carier) pupuk nitrogen tertinggal dalam tanah
sehingga akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Menurut Sutanto
(2006) pemakaian pupuk kimia yang terus menerus menyebabkan ekosistem biologi
tanah menjadi tidak seimbang, sehingga tujuan pemupukan untuk mencukupkan unsur
hara di dalam tanah tidak tercapai. Potensi genetis tanaman pun tidak dapat dicapai
mendekati maksimal.
Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai
(dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik
sangat penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan. Penggunaan pupuk organik
padat dan cair pada sistem pertanian organik sangat dianjurkan. Penggunaan pupuk
organik padat dan cair juga telah diteliti pada beberapa tanaman selain padi, seperti pada
tanaman kentang (Parman, 2007), Penggunaan pupuk organik padat atau cair secara
umum dapat digunakan sebagai substitusi pupuk kimia yang memberikan hasil yang
baik. Pada pertanian padi secara organik murni (tanpa penambahan pupuk anorganik)
dianjurkan menggunakan kombinasi pupuk organik padat dan cair. Kombinasi ini
berperan penting untuk saling melengkapi antara kelebihan dan kelemahan kedua pupuk
organik tersebut. Pupuk organik padat yang diberikan lewat tanah perlu dikombinasikan
dengan pupuk organik cair melalui daun, untuk memaksimalkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman padi.

B. Tujuan
Bertujuan untuk menemukan kombinasi terbaik antara pupuk organik padat dengan
pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi.

C. Hasil dan Pembahasan


Hasil analisis statistika menunjukkan variabel pengamatan panjang malai maksimum,
berat bobot 1000 butir gabah kering panen, dan bobot 1000 butir gabah kering oven
dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan dan berpengaruh sangat nyata terhadap variabel
pengamatan hasil gabah kering panen, dan hasil gabah kering oven.

No Variabel pengamatan Signifikansi


1. Tinggi tanaman maksimun ns
2. Jumlah anakan maksimun per umpun ns
3. Jumlah anakan produktif per umpun ns
4. Persentase malai produktif per umpun ns
5. Panjang malai maksimun *
6. Berat kering ovven berangkasan ns
7. Hasil gabah kering panen **
8. Hasil gabah kering oven **
9. Bobot 1000 butir gabah kering panen
*
10. Bobot 1000 butir gabah kering oven *
11. Berat per volume ns
12. Indeks panen ns

Keterangan ns : berpengaruh tidak nyata (P >0,05)


* : berpengaruh nyata (P< 0,05)
** : berpengaruh sangat nyata (P < 0,01)
Variabel yang tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan adalah tinggi tanaman
maksimum, jumlah anakan maksimum per rumpun, jumlah anakan produktif per
rumpun, persentase jumlah malai produktif per rumpun, berat kering oven berangkasan,
berat per volume dan indeks panen. (Tabel 1).

D. Pembahasan Hasil
Gabah Kering Panen (GKP) per hektar sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan yang
diberikan. Perlakuan kombinasi pupuk yang diberikan dapat meningkatkan bobot gabah
kering panen per hektar sebanyak 4,40% - 17,36 % dibandingkan dengan perlakuan
kontrol. Perlakuan pupuk organik padat Shisako 2,5 ton/ha + pupuk organik cair Solbi
Agro dapat meningkatkan bobot gabah kering panen per hektar sebesar 4,40 %,
perlakuan pupuk organik padat Shisako 2,5 ton/ha + pupuk kandang ayam 5 ton/Ha
meningkatkan sebesar 8,56 %, perlakuan pupuk organik padat Shisako 2,5 ton/Ha +
pupuk organik kandang ayam 5 ton/Ha meningkatkan sebesar 12,5 %, dan perlakuan
pupuk organik padat Shisako 2,5 ton/Ha + pupuk organik AA-01 meningkatkan bobot
gabah kering panen per hektar sebesar 17,36 %.

Berdasarkan hasil tersebut, hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk organik
padat Shisako 2,5 ton/Ha yang ditambah pupuk organik AA-01. Pupuk organik AA-01
memiliki kandungan asam amino yang lebih banyak yaitu sekitar 20 % dibandingkan
dengan perlakuan pupuk cair Budd Terra, pupuk organik cair Solbi Agro, dan pupuk
kandang ayam. Fungsi utama asam amino adalah sebagai bahan dasar pembentukan
protein yang selanjutnya akan digunakan untuk pertumbuhan tanaman (fungsi struktural)
dan enzim (fungsi metabolisme). Asam amino ini dapat meningkatkan jumlah klorofil
dalam tanaman, meningkatkan aktivitas fotosintensis, dan meningkatkan pertumbuhan
akar. Asam amino juga dapat mengatur stomata secara optimal dengan mengendalikan
transpirasi tanaman dan meningkatkan reduksi karbondioksida yang akan diubah
menjadi karbohidrat yaitu berupa hasil gabah

Kandungan hara mikro dan makro yang terkandung dalam pupuk AA-01 dapat
menyebabkan peningkatan pertumbuhan tanaman serta mampu meningkatkan hasil
gabah tanaman padi, karena unsur hara tersebut memiliki peran yang cukup besar dalam
pertumbuhan dan hasil tanaman. Hal ini dapat diketahui dari fungsi masingmasing unsur
hara tersebut. Unsur hara mikro berfungsi sebagai activator system enzim atau dalam
proses pertumbuhan tanaman, seperti fotosintesis dan respirasi. Begitu juga dengan
kandungan hara makro yang cukup tersedia bagi kebutuhan tanaman, dapat
meningkatkan panjang malai serta mampu meningkatkan hasil gabah tanaman padi,
karena unsur hara tersebut memiliki peran yang cukup besar dalam pertumbuhan dan
hasil tanaman.

Menurut Nurjaya dan Setyorini (2009) yang meneliti substitusi pupuk kimia dan
pupuk organik cair pada tanaman padi sawah berpendapat bahwa menggantikan pupuk
urea secara umum dapat menggunakan pupuk organik cair. Substitusi ini mampu
meningkatkan pertumbuhan tinggi, jumlah anakan, dan bobot jerami yang setara dengan
pemberian pupuk NPK. Peneliti lain, Sulistyawati dan Nugraha (2008) melaporkan
bahwa kompos sampah organik dapat menggantikan penggunaan pupuk kimia sampai
50% dari dosis standar pada tanaman padi. Pada dosis pemupukan tersebut produktivitas
padi dapat dipertahankan. Unsur hara N berperan penting pada fase pertumbuhan dan
generatif tanaman. Henry (1988, dalam Facthur dan Sugiyanti, 2009) menyatakan bahwa
nitrogen yang terdapat di dalam pupuk organik padat tersedia perlahan-lahan bagi
tanaman. Adanya penambahan pupuk organik cair yang diharapkan dapat mengatasi
kekurangan dari pupuk organik cair dari pupuk organik padat, ternyata tidak
berpengaruh nyata terhadap tanaman tetapi dapat meningkatkan hasil gabah.

Anda mungkin juga menyukai