A DENGAN
KASUS DEMAM TIFOID DI RUANGAN NURI ATAS
DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU
Oleh :
NADYA
NIM. P07120117077
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : NADYA
Nim : P07120117077
Jurusan : Keperawatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini benar-benar karya
saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan KTI hasil ini dijiplak,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuat tersebut
Palu, 2020
NADYA
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh Tim Pembimbing Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D-III Keperawatan Palu.
NAMA : Nadya
NIM : P07120117077
Palu, 2020
Pembimbing I
Palu, 2020
Pembimbing II
Menyetujui,
Ketua Prodi D-III Keperawatan Palu
iii
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D-III
Keperawatan Palu
Nama : Nadya
Nim : PO7120116084
Tim Penguji
Penguji 1
Penguji 2
Iwan, S.Kep.Ns.M.kes
NIP : 197703262003121004
Penguji 3
Mengetahui, Menyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan
iv
KATA PENGANTAR
atas rahmat-Nya sehingga KTI dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada pasien
Anak Dengan Kasus Demam Tifoid (Thypoid) diruangan Nuri Atas Rumah Sakit
Terima kasih kepada ayah tiri saya ( Nurdin ), ayah kandung saya (Abdul
Rauf) dan ibu saya ( Saltin) atas semua dukunganya baik material, moril, dan
fasilitas yang telah diberikan kepada peneliti, serta dukungan doa yang membuat
Selama proses penyusuna KTI ini, peneliti menyadari bahwa semua ini
dapat terlaksana karena dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, secara
sejak dari pelaksanaan kegiatan awal sampai penyelesaian KTI ini. Untuk itu
v
5. Rina Tampake, S.Pd. S.Kep, Ns. M. Med. ED dosen pembimbing I yang telah
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini.
9. I ketut Putra, SKM.,M.Si Penguji III. Yang telah memberi banyak masukan
10. Semua Dosen dan Staf Pendidikan serta teman seangkatan yang selalu
ini. Semoga propsal ini dapat menambah wawasan bagi yang membacanya.
Palu, 2020
Nadya
vi
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D III KEPERAWATAN PALU
Nadya. 2020. Asuhan Keperawatan pada pasien anak.a Di RSU Umum AnutaPura
Palu. Karya Tulis Ilmiah Prodi D III Keperawatan Palu Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu. Pembimbing: (1) Rina Tampake
(2) Junaedi.
ABSTRAK
( x + 44 Halaman + 3 tabel + 2 Lampiran)
data WHO pada tahun 2016 secara global di perkirakan setiap tahunnya
terjadi sekitar 21 juta kasus dan 222.000 menyebabkan kematian. Demam tifoid
menjadi penyebab utama terjadinya mortalitas dan morbiditas di Negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Demam thypoid (enteric fever) adalah
penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala
demam yang lebih dari satu mingu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan
kesadaran.
Metedo ini adalah penelitian jenis penelitiaan deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 sampai
tanggal 28 juli 2019 Diruangan Nuri Atas Rumah Sakit Anutapura Palu. Subjek
penelitian adalah an.a, fokus dalam penelitian ini adalah asuhan keperawatan pada
pasien anak dengan kasus demam thypoid. Metode pengumpulan data yang di
gunakan adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
Hasil pengkajian data yang di peroleh adalah ibu klien anak.a mengatakan
anaknya demam. Diagnosa keperawatan adalah hipertermi berhubungan dengan
proses infeksi, resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan. Intervensi
pada hipertermi berhubungan dengan proses infeksi yang di berikan observasi
tanda-tanda vital, beri kompres hangat, anjurkan klien minum air putih yang
banyak, jelaskan kepada klien mengenai penyebab terjadinya demam, kolaborasi
pemberian obat antipiretik sesuai dosis. Implementasi mengobservasi tanda-tanda
vital, memberikan kompres hangat, menganjurkan kepada klien minum air putih
yang banyak, jelaskan klien penyebab terjadinya demam, kolaborasi pemberian
obat antipiretik sesuai dosiss, pada hari pertama 3 kali, hari ke dua 3 kali, hari
ketiga 2 kali. Evaluasi pada hari ketiga terjadi penurunan demam pada pasien
dengan suhu 36,5℃.
Kesimpulan yang di ambil bahwa tidak di temukan kesenjangan antara
diagnosa keperawatan dengan diagnosa teori. Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari. Masalah keperawatan pada hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi dapat teratasi dari suhu pasien 38,50C menjadi 36,50C.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI...........................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................3
D. Manfaat penelitian...................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Demam Tifoid............................................................................5
1. Pengertian Demam Tifoid.................................................................5
2. Etiologi..............................................................................................6
3. Pathwy ..............................................................................................7
4. Manifestasi Klinis.............................................................................8
5. Pemeriksaan Penunjang....................................................................9
6. Penatalaksanaan................................................................................10
7. Masalah Yang Lazim........................................................................11
8. Diascharge planning..........................................................................12
B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Demam Tifoid...............................13
1. Pengkajian Keperawatan...................................................................13
2. Diagnosa Keperawatan......................................................................15
3. Intervensi Keperawatan.....................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................21
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................................21
C. Subyek Studi Kasus.................................................................................21
D. Fokus Studi.............................................................................................21
E. Definisi Operasional................................................................................21
F. Pengumpulan Data..................................................................................22
G. Analisa Data............................................................................................23
H. Etika Penelitian.......................................................................................24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................................28
B. Pembahasan.............................................................................................40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................45
B. Saran ......................................................................................................46
viii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................48
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Askep
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
hal ini mempengaruhi sekitar 21,5 juta orang setiap tahun. Wabah demam
tifoid dilaporkan di Jepang pertama kali selama 16 tahun, 3/7 pasien adalah
(Kobayashi, 2016).
10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit, prevelensi kasus
demam tifoid sebesar 5,13%. Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit
case fatality rate tertinggi sebesar 0,67%, pada laporan riset kesehatan dasar
1
2
angka insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa pertahun, angka kematian
akibat demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia.
kasus demam tifoid atau sekitar 7,07% kasus demam tifoid rawat inap rumah
sakit kota palu dan menempati urutan ke-5 dari 10 besar pola penyakit untuk
rawat inap rumah sakit selama tahun 2017. Terdapat 150 kasus demam tifoid di
Palu pada pengambilan data awal jumlah penderita demam tifoid, pada tahun
2016 yaitu sebanyak 220 jiwa yang terbagi atas laki-laki 113 jiwa dan
perempuan 107 jiwa, dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 231 jiwa yang
terbagi atas laki-laki 65 jiwa dan perempuan 166 jiwa (RSU Anutapura Palu
2018)
dalam sepuluh penyakit pada tahun 2012. Kasus demam tifoid paling banyak di
temukan pada kelompok usia 5-9 tahun, yaitu 1066 kasus demam tifoid di
faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid antara lain
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan kebiasaan makan di luar rumah.
demam tifoid (Thypoid) diruangan Nuri Atas Rumah Sakit Anutapura Palu”
A. Rumusan Masalah
asuhan keperawatan pada pasien anak dengan kasus demam tifoid di Ruangan
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Atas.
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penelitian
keperawatan palu dan sebagai bahan bacaan dalam proses belajar maupun
KAJIAN PUSTAKA
2013)
akut yang disebabkan oleh Salmonella Thypi. Penyakit ini ditandai oleh
multipilikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe
usus dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui
5
6
2. Etiologi
thypi. Bakteri Salmonella Thypi adalah berupa hasil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen
antigen H (Flagella), dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapat zat
suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41oC (optimum 37 oC)
spora, fakultatif anaerob. Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari
aligosakarada, flagger antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope
lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan
3. Pathway
4.
kuman5. salmonella typhi olos dari asam lambung
yang6.masuk kesaluran
gastrointestinal bakteri masuk usus halus
7.
8.
pembuluh limfe
inflamasi
masuk retikulo Masuk ke aliran
peredaran darah endothelial (RES) darah(bacteremia
(bakteremia primer) terutama hati dan limfa sekunder)
Penurunan Peristaltik
hepatomegali usus Mempengaruhi pusat
thermoregulator
dihipotalamus
nyeri tekan– nyeri akut Konstipasi
resiko kekurangan
volume cairan
4. Manifestasi Klinis
Demam tifoid (thypoid) pada anak biasanya lebih ringan dari pada
orang dewasa. Mast tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi
enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian
a. Demam
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat
lagi pada sore dan maam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan
Ujung dan tepinya kemerahan. Hati dan limpa membesar disertai nyeri dan
peradangan.
c. Gangguan kesadaran
samnolen. Jarang terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat
d. Relaps
akan tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua
teori replas terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak
dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun zat anti.(Titik Lestari, 2016)
5. Pemeriksaan Penunjang
penanganan khusus.
d. Kultur
e. Antisalmonella type
6. Penatalaksanaan
a. Perawatan
b. Diet
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
selama 7 hari
c. Obat-obatan
3-4 kali pemberian, oral atau intervena saat belum dapat minum obat,
selama 21 hari,
ampisilin dengan dosis 200 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali.
3) Amoksilin dengan dosis 100 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali.
penyakit.
tidak adekuat
12
8. Diascharge Planning
e. Salmonella thypoid didalam air akan mati apabila dipanasi setinggi 570oC
f. Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi
g. Mintalah minum tanpa es kecuali air es sudah dididihkan atau dari botol
sebagai berikut
1. Pengkajian
a. Identitas.
rumah sakit dan apa keluhan utama pasien, sehingga dapat ditegakan
pernah icterus saat proses kelahiran yang lama atau lahir premature.
Kelengkapan imunisasi pada from atau daftar isian yang tersedia tidak
nyeri tekan.
ekstermitas.
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Darah tepi
3) Limfositosis relatif.
1) Pemeriksaan widal
titer dari 1/80, 1/160 dan seterusnya, maka hal ini menunjakan
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang biasanya muncul pada demam thypoid menurut Nuarif &
b) Kulit kemerahan
e) Pucat sedang
Kriteria hasil :
e) Laporan isyarat
f) Diaphoresis
Kriteria hasil :
manejemen nyeri
17
tanda nyeri)
suhu tubuh
Kriteria hasil :
b) Kurang pengatahuan
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
3. Intervensi Keperawatan
nyeri pasien
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
studi kasus. Penelitian studi kasus ini dilakukan untuk menghubungkan asuhan
keperawatan pada pasien anak demam thypoid. Pasien diobervasi selama 3 hari
Palu. Penelitian dilakukan dari tanggal 24 juli sampai 27 juli, selama 3 hari.
C.Subjek penelitian
D.Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah asuhan keperawatan pasien anak
demam thypoid.
E.Definisi operasional
21
22
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proseses keperawatan yang
b. Diagnose keperawatan
berdasarkan data yang di dapatkan dan keluhan yang dirasakan dari pasien.
c. Intervensi keperawatan
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi
F.Pengumpulan Data
1. Metode wawancara
2. Metode observasi
G. Analisa data
1. Pengumpulan data
bentuk transkrip.
Data yang sudah dibuat bentuk trasnkrip dibuat koding oleh penelitian
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
H. Etika penelitian
Ada beberapa prinsip etik dalam penelitian yang melibatkan manusia sebagai
haru dicegah itu dapat berupa cedera fisik (luka ataupun aktivitas yang
oleh orang yang memiliki kualifikasi yang baik khususnya jika penelitian
penelitian tersebut adalah penelitian yang akan melakukan uji coba obat
25
eksploitas
apa yang rahasia dari dari peserta. Peserta harus yakin bahwa partisipasi
(Pamungkas,2017).
peneliti tidak boleh melaksanakan kehendak atas apa yang diinginkan oleh
ditimbulkan.
26
and confidentiality).
alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apa pun untuk menjaga
2017).
Dalam hal ini yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti yaitu bahwa
A. Hasil Penelitian
Pengkajian dimulai hari selasa tanggal 24 juli 2019 pukul 17.26 WITA
Di Ruangan Nuri Atas Di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu dengan metode
kepada keluarga klien, pemeriksaan fisik dan melihat catatan medis. Sehinga
1. Pengkajian
a. Biodata Klien
laki-laki, agama islam, suku bugis dan alamat BTN Taman ria. An.A
masuk RSU Anutapura Palu pasa tanggal 24 juli 2019 dengan diagnose
2. Keluhan utama
3. Keluhan menyertai
28
29
7. Pengelaman di rawat di rs
demam
8. Pengelaman pembedahan
9. Pola fungsional
1) Pola persepsi
2) Pola metabolic
kali sehari dengan konstensi lunak dan warna kuning. Pada saat
padat. Pola BAK ibu klien mengatakan pada saat sehat 3 kali sehari
sampai 4 kali sehari dengan warna kuning, saat sakit ibu klien
5) Pola tidur
Siang tidur dari jam 14:00 – 16:00 dan malam harinya ibu pasien
sakit ibu klien mengatakan anaknya tidur siang di jam 12:00 dan di
6) Pola aktivitas
Kesadaran : composmentis
GCS : 15 E : 4 V : 5 M : 6
31
S : 38,5oC
N : 108x/menit
R : 30x/menit
2) Wajah
3) Mata
4) Telinga
5) Hidung
6) Mulut
7) Leher
8) Dada
9) Perut
Perkusi : timpani
11) Ekstremitas
b. Pemeriksaan darah
1. Reaksi Widal
- Salmonella Thypi O 1/160
- Salmonella Thypi H Negatif
- Salmonella Paratypi HA Negatif
- Salmonella Paratypi HB 1/40
2. Malaria Mikroskopis
c. Therapy Medik
d. Pengumpulan Data
9) TTV
Suhu : 38,5
Nadi : 108 x / m
34
RR : 30 x / m
1) Ds :
2) Do :
tangan kiri
f. TTV
Suhu : 38,5oc
Nadi : 108 x / m
RR : 30 x / m
g. Keadaan : lemah
35
e. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake
tidak adekuat dan peningkatam suhu tubuh
5. Jam 15:20
Berkolaborasi
pemberian obat
antipiretik sesuai
dosis terapi obat
dengan hasil : agar
demam klien cepat
menurun
5. Jam : 22:05
Berkolaborasi
pemberian obat
antipiretik sesuai
dosis terapi obat
dengan hasil :
agar demam klien
cepat menurun
40
4. Jam : 09:15
Memberikan
penjelasan kepada
klien dan keluarga
klien mengenai
penyebab faktor
penyebab demam
dengan hasil : agar
keluarga klien bias
mengetahui terjadinya
demam
5. Jam : 09:30
Berkolaborasi
pemberian obat
antipiretik sesuai
dosis terapi obat
41
dengan hasil :
agar demam klien
cepat menurun
B. Pembahasan
kasus demam tifoid pada AN.a dengan asuhan keperawatan penyakit demam
tifoid di ruangan Nuri Atas Rsu Anutapura Palu.” Prinsip dari penerapan ini
evaluasi.
1. Pengkajian
demam, Suhu tubuh klien 38,50C, kulit terasa hangat dan terpasang IVFD
30x/menit, S : 38,50C.
masalah utama yang dialami oleh klien yaitu hipertermi, karena klien
demam.
2. Diagnosa keperawatan
keperawatan ini sejalan dengan teori (Nuarif & Kusuma). Bahwa diagnosa
anaknya demam demam. Data objektif yang diperoleh suhu tubuh 38,5°C,
akral kulit teraba panas, klien nampak lemas, nampak mukosa bibir kering
3. Intervensi keperawatan
tanda vital klien, berikan kompres hangat, anjurkan klien untuk banyak
minum air putih, berikan penjelasan kepada klien dan keluarga klien
43
antipiretik sesuai dosis terapi obat. Diagnosa yang kedua adalah monitor
dan hitung intake kalori harian, berikan cairan IV pada suhu ruangan.
Intervensi ini sejalan dengan teori (Nuarif & Kusuma) dalam memberikan
4. Implementasi keperawatan
proses infeksi yang peneliti lakukan yaitu Mengobservasi tanda tanda vital,
sesuai dosis terapi obat. Implementasi diagnosa kedua yaitu : monitor status
dan hitung intake kalori harian, berikan cairan IV pada suhu ruangan.
penelitian ini sejalan dan tidak memeliki kesenjangan antara teori dan
5. Evaluasi
klien mengatakan anaknya sudah tidak demam, suhu tubuh 36,5°C, respirasi
anjurkan klien untuk banyak minum air putih, berikan penjelasan kepada
kolaborasi pemberian obat antipiretik sesuai dosis terapi obat. dan tindakan
demam tifoid yaitu suhu tubuh dalam rentang normal 36,5°C – 37,5°C,
respirasi dalam rentang normal dan nadi serta tekanan darah dalam rentang
normal dan .
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pada pengkajian an.a dengan demam tifoid didapatkan data berupa keluhan
bahwa tidak ada perbedaan antara teori dengan hasil yang peneliti
dapatkan.
proses infeksi dengan teori yaitu observasi tanda-tanda vital klien, berikan
kompres hangat, anjurkan klien untuk banyak minum air putih, berikan
dengan hasil yang peneliti dapatkan. Intervensi pada diagnosa kedua yaitu
masukan makanan/ dan hitung intake kalori harian, berikan cairan IV pada
45
46
vital klien, berikan kompres hangat, anjurkan klien untuk banyak minum
air putih, berikan penjelasan kepada klien dan keluarga klien mengenai
vital sign, monitor masukan makanan/ dan hitung intake kalori harian,
klien mengatakan anaknya sudah tidak sudah tidak demam, suhu 36,5°C,
B. Saran
4. Bagi peneliti
demam tifoid.
DAFTAR PUSTAKA
Andra Saferi Wijaya & Yessie Marizza Putri, (2013). Keperawatan Medikal
Bedah.yogyakarta.
Batubuaya, D., Ratag, T., Wariki, W. 2017. Hubungan Higiene Perorangan dan
Aspek Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Demam Tifoid di Rumah sakit
Tk. III R.W. Mongisidi Manado. Jurnal media kesehatan, 9(3):1-8
Kobayashi, T., Kutsuna, S., Hayakawa, K., Kato, Y., Ohmagari, N., Uryu, H.,
Ohnishi, M. 2016. Case report: An outbreak of food-borne typhoid fever
due to salmonella enterica serotype typhi in Japan reported for the first
time in 16 years. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene,
94(2): 289–291
Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, (2017),. Medika Tadulako,
Jurnal Ilmiah Kedokteran, (Vol.4 No.2)
Nuarif, H., Amin. & Kusuma, H,. (2015). Aplikasi Asuhan Keparawatan
Berdasarkan Diangosa Medis dan Nanda Nic-Noc, edisi revisi jilid 1.
Jogjakarta.
48
49
50
Sumarno, herry, (2002). Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis edisi kedua. IDAI.
Jakarta
A. Identitas
1. Nama : Nadya
2. Nim : P07120117077
4. Agama : Islam
5. Suku : Kaili
B. Riwayat Pendidikan