Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

B DENGAN KASUS
GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DI RUANGAN PERAWATAN 1
RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA PALU

Susmeyanto Wibowo
PO7120118013
LATAR BELAKANG
Gastroenteritis Akut (GEA) adalahadalah suatu keadaan dimana terdapat
inflamasi pada bagian mukosa dari saluran gastrointestinal di tandai dengan
diare dan muntah.
NEXT...
Tujuan umum penelitian ini adalah dilakukannya analisis asuhan keperawatan pada pasien
dengan Gastroenteritis Akut (GEA) Diruangan Perawatan 1 Rumah Sakit Bhayangkara Palu.
PEMBAHASAN DAN HASIL PENGKAJIAN
Dari hasil pengkajian keperawatan didapatkan data subjektif, Klien mengatakan BAB cair
lebih dari 5x, klien mengatakan mual dan muntah serta pusing, Klien nampak lemah,
mukosa bibir kering, terpasang ivfd RL pada tangan kiri klien, kesadaran compos mentis,
tanda-tanda vital tekanan darah 100/80 Mmhg Suhu 36,4º C, Nadi : 70x/menit, Respirasi
22x/menit.
Asumsi peneliti bahwa diare adalah kekurangan cairan dengan gejala-gejala tertentu yang
dapat mempengaruhi keadaan umum klien, sesuai hasil pengkajian masalah utama yang
dialami oleh klien yaitu . Karena klien mengalami BAB cair lebih dari 5x disertai mual dan
muntah.
Pada penelitian orang lain, diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair dan
setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau
200ml/jam (Yusuf W,2019).
Menurut Teori buku Keperawatan Medikal Bedah (Tasbihul Anwar.2020) menyatakan
bahwa , Diare adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai
kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen. Diare atau Gastroentiritis adalah
peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi pengeluaran tinja dibandingkan individu
dengan keadaan usus besar .
Dari hasil pengkajian dan perbandingan dengan penelitian orang lain yang dilaksanakan,
data-data yang diperoleh pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang terdapat dalam
teori. Tergantung dari respon tubuh manusia terhadap penyakit Gastroenteritis Akut itu
sendiri sehingga gejala yang diperlihatkan akn berbeda-beda
PEMBAHASAN DAN HASIL DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Setelah dilakukan pengumpulan data pada Tn.B dan dilakukan analisa, penulis
menemukan dua diagnosis keperawatan, didapatkan diagnosis keperawatan yang
muncul pada Tn.B yaitu : diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di
usus, resiko ketidak seimbangan elektrolit berhubungan dengan pengeluaran cairan
yang berlebihan.
Menurut asumsi peneliti masalah utama yang dialami oleh klien yaitu diare yang
berhubungan dengan proses infeksi inflamasi diisus dan resiko ketidak seimbangan
elekrolit berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan, karena klien
mengalami BAB cair lebih dari 5 kali.
Hasil penelitian Iswahyuni yang mengalami Gastroenteritis Akut adalah akibat
terjadinya kekurangan cairan dan tidak seimbangnya intake dan output. Diagnosa ini
muncul karena mengalami kekurangan cairan ditandai dengan pasien mengalami
BAB encer lebih dari 5 kali, ditandai dengan turgor kulit jelek, bibir kering dan
demam disertai lemah diseluruh tubuh.
Berdasarkan diagnosis keperawatan yang ada pada teori SDKI (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI,2018) ada tiga diagnose yaitu :1. Resiko keseimbangan elektrolit
berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan. 2. Diare berhubungan
dengan proses infeksi, inflamasi diusus. 3. Hipovolemia.
PEMBAHASAN DAN HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN
Pada penelitian penulis menggunakan batasan waktu yang jelas, hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan kapan evaluasi proses dan hasil akan dilakukan. Pada kasus Tn. B
penulis menentukan semua rencana tindakan, hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
tindakan jelas tujuannya.
Tujuan ditulis terdiri atas subjek, predikat, kriteria dan kondisi kriteria maupun kriteria
hasil sehingga mudah dicapai pada waktu evaluasi. Rencana keperawatan untuk masing-
masing diagnosis pada kasus ini disusun mengacu pada masalah atau respon utama pasien
dengan tidak mengesampingkan perkembangan keadaan pasien.
Menurut asumsi peneliti tindakan tersebut mampu mengatasi diare berhubungan dengan
proses infeksi inflamasi di usus dan resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan
dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.
Perencenaan keperawatan yang muncul pada Tn. B dan sesuai dengan teori Nursalam
(2013), yang muncul SDKI (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2018 yaitu : Diare berhubungan
dengan proses infeksi, inflamasi di usus, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan diare teratasi yang ditandai dengan kriteria hasil : Tidak ada diare,
pola buang air besar normal, mempertahankan turgor kulit dan tanda vital dalam batas
normal dan resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan pengeluaran cairan
yang berlebihan, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
diare teratasi yang ditandai dengan kriteria hasil : Tidak ada tanda dehidrasi, elisitas turgor
kulit baik, membrane mukosa lembab dan tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
normal.
PEMBAHASAN DAN HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN

Pembahasan pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn. B di Rs Bhayangkara Palu dilaksanakan


selama 3 hari. Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan ini sesuai dengan kriteria waktu atau
target dalam perencanaan asuhan keperawatan yang telah diprogramkan oleh penulis yaitu mulai
tanggal 25 februari 2021 sampai tanggal 27 februari 2021. Dalam melaksanakan tindakan
keperawatan penulis menyesuaikan kondisi pasien, sarana dan prasarana yang ada, juga
bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini sehingga
dapat dilaksanakan sesuai target yang direncanakan. Pasien Kooperatif, alat tersedia, keluarga
pasien antusias mengikutin saran perawat, bekerjasama dengan tim medis dalam perawatan.
Pelaksanaan yang muncul pada Tn. B dan sesuai dengan teori Tasbihul Anwar (2020), dengan dua
diagnosis yaitu :1. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di usus. Pelaksanaan
rencana asuhan keperawatan dari diagnosa diare dapat dilaksanakan sesuai rencana yaitu 3x24
jam. Semua rencana yang dilaksanakan yaitu Kelola pemeriksaan kultur sensitivitas feses, ajarkan
pada pasien penggunaan obat diare, instruksikan keluarga pasien untuk mencatat warna ,jumlah,
frekuensi dan konsistensi dari feses, beri HE tentang persiapan makan yang aman dan kolaborasi
dengan tim medis tentang pemberian obat. Dalam hal ini terdapat factor pendukung yaitu pasien
dapat mengatasi diare dengan minum obat .2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan
dengan pengeluaran cairan yang berlebihan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan dari
diagnosa resiko ketidak seimbangan elekrolit dapat dilaksanakan sesuai rencana yaitu 3x24 jam.
Semua rencana yang dilaksanakan yaitu; Pertahankan catatan intake dan output yang akurat,
monitor status hidrasi, observasi vital sign, kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian cairan
dan berikan cairan IV RL 28 tts/ menit. Dalam hal ini terdapat factor pendukung yaitu pasien dapat
mengatasi kekurangan cairan dengan dipasang infus dan klien tidak muntah.
PEMBAHASAN DAN HASIL EVALUASI KEPERAWATAN

Berdasarkan pada pelaksanaan yang telah dilakukan, dari dua diagnosis didapatkan evaluasi
hasil yaitu dua diagnosis yang tercapai. 1 Diare berhubungan dengan proses infeksi,
inflamasi di usus. Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan selama 3x24 jam sesuai pada
perencanaan yaitu pada saat dilakukan evaluasi hasil tujuan tercapai yaitu klien mengatakan
BAB 2 kali sehari, keadaan umum baik, klien dibolehkan pulang. 2. Resiko
ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.
Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan selama 3x24 jam sesuai pada perencanaan yaitu
pada saat dilakukan evaluasi hasil tujuan tercapai yaitu Klien mengatakan mual dan muntah
tidak ada lagi, mukosa bibir lembab, tanda vital dalam batas normal TD : 110/80 mmhg, S :
36,2 ºC, R : 20x/menit, N : 78x/menit, klien dibolehkan pulang.
SEKIAN TERIMA KASIH

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai