OLEH
FEBRIANTO MUSA
NIM:P00220217011
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya tulis ilmiah ini telah disetujui untuk diujui oleh Pembimbing Poltekkes
Nim : PO0220217011
Poso,
Pembimbing I,
Agusrianto,S.Kep.Ns.MM
NIP. 197307271997031002
Poso,
Pembimbing II,
Menyutujui
Ketua Progam Studi
Agusrianto.S.Kep.Ns.M.Biomed
NIP. 197307271997031002
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.
pada tanggal 2020
Penguji 1
Penguji 2
Penguji 3
Mengetahui menyetujui
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang
telah diberikan-Nya, sehingga proposal studi kasus yang berjudul “ Studi Literatur
Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2” yang diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam rangka
penulis menyadari bahwa proposal studi kasus ini masih jauh dari sempurna
hambatan, namun berkat bantuan dan masukan saran dari semua pihak akhirnya
terima kasih Kepada kedua orang tua, terimah kasih atas Doa dan Nasihatnya
kepada:
Palu
iv
4. Pembimbing 2 Tasnim, S.Kep.Ns.MM. yang telah memberikan saran dan
Poso
7. Kepada Kedua Orang Tua saya Bapak Mas’ud Musa dan Ibu Kamsia Adam
sekarang. Selalu mendukung dan memberikan nasihat agar saya selalu sabar
Casandra
10. Kepada penguji Satu Dua dan Tiga saya yang telah memberikan masukan
yang dimiliki penulis maka proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis
v
Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis
baik moril dan materil, dorongan dan perhatian akan mendapat imbalan dari
PENULIS
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI......................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Studi Literatur...................................................................................4
D. Manfaat Studi kasus......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Tinjauan Tentang Diabetes Melitus..............................................................6
1. Pengertian Diabetes Melitus......................................................................6
2. Etiologi......................................................................................................7
3. Klasifikasi..................................................................................................7
4. Patofisiologi...............................................................................................8
5. Pathway...................................................................................................13
6. Tanda dan Gejala.....................................................................................14
7. Komplikasi..............................................................................................16
8. Penatalaksanaan.......................................................................................20
9. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................21
B. Tinjauan Tentang Konsep Evidence Based Nursing (EBN).......................21
1. Tinjauan Tentang Relaksasi Otot Progresif.............................................21
BAB III METODE PENULISAN.......................................................................28
A. Metode Penelusuran....................................................................................28
B. Alasan Pemilihan Jurnal..............................................................................28
C. Subyek Studi...............................................................................................28
D. Fokus Studi.................................................................................................29
E. Etika Penelitian...........................................................................................29
vii
BAB IV..................................................................................................................32
ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................................................32
A. Analisis........................................................................................................32
6..............................................................................................................................36
B. Pembahasan.................................................................................................37
C. Hambatan....................................................................................................43
BAB V....................................................................................................................44
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................44
A. Kesimpulan.................................................................................................44
B. Saran............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 : Glosarium
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
termasuk dalam kelompok gula darah yang melebihi batas normal atau
hiperglikemia (lebih dari 120/dl), karena itu DM sering di sebut juga dengan
penderita diabetes pada usia 20 tahun adalah sebanyak 300 juta orang
dengan peningkatan dua kali lipat dari tahun 2000 yaitu 150 juta orang.
Negara ke-6 dunia dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 10,3 juta
pada rentang usia 55-64 tahun menempati posisi tertinggi sebesar 6,3%,
Diabetes Melitus Tahun 2017 sebanyak 4.092 kasus dan di tahun 2018
sebanyak 4.775 jiwa dan tahun 2019 sebanyak 4.342 kasus dengan penyakit
1
2
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk
dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan
otot rangka. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia.
mellitus (DM). yaitu kelainan yang terjadi pada tubuh akibat kekurangan
hormone insulin. Akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan
sukar menembus dinding sel. Beberapa dampak yang di alami oleh pasien
rsa bersalah, hilang harapan, depresi, kesepian, tidak berdaya (Smeltzer &
Bare, 2008), juga dapat menjadi pasif, tergantung, merasa ridak nyaman,
tindakan yang dapat menurunkan kadar gula darah terkhusus pada pasien
3
gerakannya dan mudah di lakukan mulai dari ujung kepala sampai kaki
darah. Apabila hal itu tidak di lakukan maka akan merangsang pengekuaran
2018) di dapatkan bahwa terjadi penurunan gula darah sebelum dan sesudah
muscle relaxation.
bahwa terjadi perubahan kadar gula darah sebelum dan sesudah di berikan
Riduan, 2019), bahwa pemberian terapi injeksi insulin pada pasien diabetes
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien dengan Kasus Diabetes
B. Rumusan Masalah
1. Bagi Peneliti
Akibat dari kelainan ini, maka kadar gula darah (glukosa) akan
di pertahan kan pada nilai normal, dijaga dan dikontrol, dalam artian
tidak boleh terlalu tinggi dan juga tidak boleh terlalu rendahdari ambang
normal. Ambang normal gula darah manusia adalah 60-120 mg/dl pada
waktu puasa dan di bawah 140 ml/dL dua jam sesudah makan (Sutanto,
6
7
dan kegagalan pada berbagai organ seperti mata, ginjal, saraf, jantung,
2. Etiologi
peran besar. Etiologi diabetes melitus dapat di bagi dalam dua golongan
a. Faktor genetic
b. Faktor non-genetik
3. Klasifikasi
sindroma lainnya
pankreatopati fibrokalkulus
4. Patofisiologi
terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan
tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
glukosa baru dari asam-asam amino dan substansi lain). Namun pada
penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan
muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan
obesitas, rendahnya aktivitas fisik, diet, dan tingginya kadar asam lemak
pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika
pada kulit yang lama-lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan kabur
resiko yang tinggi terhadap luka ulkus diabetikum. Ada 3 dasar penderita
5. Pathway
DM Tipe II
Hiperglikemia
Metabolisme
Kelainan pada pemburuh protein meningkat
darah kecil
Penurunan berat badan
dirasakan dan tidak di sadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala
a. Keluhan Klasik
atau beban kerja yang berat untuk menghilangkan rasa haus itu
tenaga terpaksa di ambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan
b. Keluhan lain
2) Gangguan penglihatan
3) Gatal/Bisul
lama sembuhnya. Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang
4) Gangguan Ereksi
5) Keputihaan
7. Komplikasi
a. Komplikasi akut
(PERKENI, 2016).
3) Hiperglikemi
b. Komplikasi Kronik
1) Komplikasi makrovaskuler
akibat
18
2) Komplikasi mikrovaskuler
3) Neuropati
(PERKENI, 2016).
8. Penatalaksanaan
ketat, dan jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
2) Latihan Jasmani
lari, dan renang. Dianjurkan latihan jasmani secara teratur 3-4 kali
21
progressive, endurance).
3) Obat Antidiabetes
sesuai indikasi.
4) Pendidikan Kesehatan
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Definisi
15-30 menit dan dapat di sertai dengan intruksi yang di rekam yang
pada otot. Otot yang kaku akan menyebabkan tubuh tidak menjadi
b. Tujuan
pada sistem saraf dan hormon. Pada akhirnya teknik relaksasi dapat
darah
hormone (ACTH).
No Prosedur Gambar
Gerakan 1
a.Genggam tangan sambil
membuat satu kepalan.,
buat kepalan semakin kuat
1 sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
pada saat kepalan di
lepaskan, klien di pandu
merasakan rileks selama
10 detik
Gerakan 2
di tunjukkan untuk melatih
otot tangan bagian
belakang pada pergelangan
tangan sehingga otot di
2 tangan bagian belakang
dan lengan bawah
menegang, jari-jari
menhadap ke langit-langit .
gerakan melatih otot
bagian depan dan belakang
di tunjukkan pada gambar
Gerakan 3
Di tujukan untuk melatih
otot biseps (otot besar pada
bagian atas pangkal
3 lengan). Genggam kedua
tangan menjadi kepalan,
kemudian membawa kedua
kepalan ke pundak
sehingga otot biseps akan
menjadi tegang
24
Gerakan 4
Di tujukan untuk melatih
otot bahu supaya
4 mengendur. Angkat kedua
bahu setinggi tingginya
seakan-akan menyentuh
telinga, fokuskan atas dan
leher.
Gerakan 5-6
Di tujukan untuk
melemaskan otot-otot
wajah seperti otot dahi,
mata, rahang dan mulut.
Gerakkan otot dahi dengan
5 cara mengerutkan dahi dan
alis sampai otot terasa dan
kulitnya keriput, tutup
keras-keras mata sehingga
dapat di rasakan di sekitar
mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan
mata
Gerakan 7
Di tujukan untuk
mengendurkan ketegangan
yang di alami oleh otot
rahang. Katupkan rahang,
6 diikuti dengan menggigit
gigi sehingga terjadi
ketegangan di sekitar otot
rahang
25
Gerakkan 8
Di tunjukkan untuk
mengendurkan otot-otot
sekitar mulut. Bibibr di
7 moncongkan sekuat-
kuatnya sehingga akan di
rasakan ketegangan di
sekitar mulut
Gerakkan 9
Di tujukan untuk
merilekskan otot leher
bagian depan maupun
belakang. Gerakan diawali
dengan otot leher bagian
belakang baru kemudian
otot leher bagian depan,
8 letakkan kepala sehingga
dapat beristirahat, tekan
kepala pada permukaan
bantalan kursi sehingga
dapat merasakan
ketegangan bagian
belakang leher dan
punggung atas
Gerakkan 10
Di tujukan untuk melatih
otot leher bagian depan.
9 Gerakan membawa kepala
ke muka, benamkan dagu
ke dada, sehingga dapat
merasakan ketegangan di
daerah leher bagian muka.
26
Gerakkan 11
Di tujukan untuk melatih
otot punggun. Angkat
punggung dari sandaran
10
kursi, punggung di
lengkungkan, busungkan
dada, tahan kondisi tegang
selama 10 detik, kemudian
relaks, saat relaks letakkan
tubuh kembali ke kursi
sambil membiarkan otot
menjadi lemas
11 Gerakkan 12
Di tujukan untuk
melemaskan otot dada.
Tarik napas panjang, untuk
mengisi paru-paru dengan
udara sebanyak banyaknya,
di tahan selama beberapa
saat sambil merasakan
ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut
kemudian dilepas. Saat
ketegangan di lepas,
lakukan napas normal dan
lega. Ulangi sekali lagi
sehingga dapat di rasakan
perbedaan antara kondisi
tegang dan rileks
27
12 Gerakan 13
Di tujukan untuk melatih
otot perut. Tarik dengan
kuat perut ke dalam. Tahan
sampai menjadi kencang
dank eras selama 10 detik,
lalu di lepaskan bebas.
Ulangi kembali seperti
gerakan awal
13 Gerakan 14-15
masing-masing 2 k
ali
28
BAB III
METODE PENULISAN
A. Metode Penelusuran
keperawatan pada pasien Diabetes Melitus. Selain itu, jurnal ini merupakan
adalah non-farmakologi
C. Subyek Studi
29
30
D. Fokus Studi
E. Etika Penelitian
atau persetujuan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
4. Prinsip Autonomi
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Tidak ada paksaan
akan dilakukan.
5. Prinsip Beneficience
6. Non Maleficience
7. Prinsip Justice
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
tidak memilih pasien berdasarkan status sosial, RAS, suku dan agama
Berdasarkan hasil penelitian jurnal yang di lakukan, maka akan di buat analisis jurnal dalam bentuk table yang terdiri dari
peneliti (tahun da judul), tujuan penelitian, desain penelitian, responden, pengumpulan data dan hasil penelitian sebagai berikut:
33
34
2 Ridha Tujuan dalam Pre eksperimental Lansia yang 1. Gulah darah Hasil penelitian menunjukan
Hidayanti, 2018. penelitian ini untuk design dengan menderita responden nilai rata-rata kadar gula darah
Pengaruh mengetahui adanya rancangan one penyakit DM sebelum sebelum dilakukan terapi PMR
progresissive pengaruh relaksasi group pretest- di panti social dilakukan terapi dengan nilai rata-rata 267,83
muscle otot progresif posttest design tresna werda PMR mg/dl dan setelah dilakukan
relaxation terhadap gula darah sabai nan aluih 2. Gula darah terapi PMR nilai rata-rata gula
terhadap gula pasien diabetes sicincin setelah dilakukan darah 208,33 mg/dl. Hasil uji
darah pada mellitus tipe 2 sebanyak 14 terapi PMR statistik dengan menggunakan
pasien diabetes orang lansia uji paired T-Test didapatkan
mellitus tipe 2 di nilai p value 0,00 p<0,05
panti social sehinggah dapat disimpulkam
Tresna werda bahwa ada pengaruh
sabai nan aluh pemberian terapi PMR
sicincin tahun terhadap gula darah pasien DM
2016 tipe 2 di panti sosial kresna
werda sabai nan aluih sicincicn
tahun 2016.
3 Tati Murni Tujuan: untuk Metode yang Penelitian ini 1. Kadar gula Hasil penelitian kadar gula
Krokaro, mengetahui dilakukan pada menggunakan darah pada darah pada pasien diabetes
Muhammad pengaruh Teknik penelitian ini sampel pasien pasien DM tipe sebelu dilakukan teknik
Riduan, 2019. relaksasi otot adalah Quasi DM tipe II II sebelum relaksasi otot progresif
Pengaruh progresif terhadap Eksperiment sebanyak 10 dilakukan tahnik berjumlah sebanyak 10
tekhnik relaksasi penurunan kadar responden realksasi otot responden didapatkan hasil rata
otot progresif gula darah pada dengan tahnik progresif rata 244 mg/dl.Dan setelah
terhadap pasien DM tipe II pengambilan 2. Kadar gula dilakukan tehnik relaksasi otot
penurunan kadar sampel yang darah pada progresif sebanyak 10
gula darah pada digunakan pasien DM tipe responden dengan rata rata
35
6 Wahyuningsih Tujuan dalam Quasi 18 orang yang 1. Kadar gula darah Hasil penelitian menunjukkan
Safitri, Rahajeng penelitian ini untuk eksperimental. telah penderita dm tipe rata-rata nilai kadar gula darah
Putriningrum menganalisis Rancangan menandatanga sebelum di pada pre test sebesar 173,07
2019, pengaruh pengaruh terapi penelitian yang di ni lembar lakukan terapi mg/dl, nilai standard deviasi
terapi relaksasi relaksasi progresif gunakan adalah persetujuan PMR sebesar 38,60 dengan nilai
progresig terhadap kadar gula one-group pretest- menjadi 2. Kadar gula darah kadar gula darah terendah
terhadap kadar darah pasien posttest design respondern sesudah sebelum diberikan terapi PMR
gula darah diabetes mellitus penelitian dilakuakn terapi sebesar 99 mg/dl dan nilai
pasien diabetes tipe 2 PMR kadar gula darah tertinggi
mellitus tipe 2 sebesar 255 mg/dl dan setelah
di lakukan terapi PMR nilai
rata-rata kadar gula darah pada
post test sebesar 161,68 mg/dl,
nilai standard deviasi sebesar
39,60 dengan nilai kadar gula
darah setelah di berikan terapi
PMR sebesar 86 mg/dl. Hasil
penelitian menunjukkan p-
value = 0,001 < 0,05, hal ini
menunjukkan Ho di tolak,
sehingga dapat di simpulkan
bahwa ada perbedaan rata-rata
kadar gula darah pretest dan
dan posttest penderita DM tipe
2.
38
B. Pembahasan
tidak bisa mengontrol kadar gula darah sehingga tubuh akan selalu
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk
dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan
otot rangka. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia.
mellitus (DM). yaitu kelainan yang terjadi pada tubuh akibat kekurangan
hormone insulin. Akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan
sukar menembus dinding sel. Beberapa dampak yang di alami oleh pasien
rsa bersalah, hilang harapan, depresi, kesepian, tidak berdaya (Smeltzer &
Bare, 2008), juga dapat menjadi pasif, tergantung, merasa ridak nyaman,
menurunkan kadar glukosa darah. Hal ini terjadi karena adanya proses
(2019) Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai kadar gula darah pada pre
test sebesar 173,07 mg/dl, nilai standard deviasi sebesar 38,60 dengan nilai
kadar gula darah terendah sebelum diberikan terapi PMR sebesar 99 mg/dl
dan nilai kadar gula darah tertinggi sebesar 255 mg/dl dan setelah di lakukan
terapi PMR nilai rata-rata kadar gula darah pada post test sebesar 161,68
mg/dl, nilai standard deviasi sebesar 39,60 dengan nilai kadar gula darah
sehingga dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata kadar gula darah
pretest dan dan posttest penderita DM tipe 2. Penelitian ini didukung dengan
relaksasi otot berpengaruh terhadap kadar salivary corsitol dan bila dilakukan
terapi PMR dengan nilai rata-rata 267,83 mg/dl dan setelah dilakukan terapi
PMR nilai rata-rata gula darah 208,33 mg/dl. Hasil uji statistik dengan
terhadap gula darah pasien DM tipe 2 di panti sosial kresna werda sabai nan
aluih sicincicn tahun 2016. Relaksasi PMR merupakam salah satu bentuk
respon stress merupakan bagian dari jalur umpan balik yang tertutup antara
otot yang mengirinkan stimulus ke otak dan membuat jalur umpan balik.
hipotalamus berkurang (Price & Wilson, 2006). PMR dapat menurunkan gula
41
darah pasien DM. dengan memunculkan kondisi rileks. Pada kondisi ini
terjadi perubahan impuls syaraf pada jalur afferen ke otak dimana aktivitas
kecepatan metabolisme tubuh dalam hal ini mencegah peningkatan gula darah
(Smeltzer & Bare, 2002). Hipofisis anterior juga inhibisi sehingga ACTH
bahwa hasil penelitian kadar gula darah pada pasien diabetes sebelum
didapatkan hasil rata rata 244 mg/dl.Dan setelah dilakukan tehnik relaksasi
otot progresif sebanyak 10 responden dengan rata rata hasil kadar gula darah
sebesar 201 mg/dl hasil uji didapat nilai p = 0,001 ≤ a = 0,05 sehingga
penurunn kadar gula darah pada pasien dm tipe 2 di rum sakit granmed luwuk
insulin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 tanpa adanya pemberian teknik
otot progresif pada pasien DM tipe 2 dapat menurunkan kadar gula darah
dengan sangat cepat. Teknik relaksasi otot progresif yang dilakukan pada
kadar gula dalam darah, (Damayanti Santi, 2015, dan Kustanti & Widodo,
2008).
kadar glukosa darah 305,31 dan setelah dilakukan intervensi PMR pada
uji statistic didapatkan nilai p=0,00 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata kadar gula darah sebelum dan
sesudah intervensi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan
pertambahan umur, terutama umur diatas 50 tahun seperti yang terjadi pada
pankreas (Perry & Potter, 2005). Penelitian ini mendukung hasil dari
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh antara usia dengan
peningkatan KGD.
menjadi 17,72 (standar deviasi 3,588). Hasil analisis indikator di atas yang
paling di pengaruhi oleh terapi PMR yaitu respon fisiologis dengan nilai
p<,000(p value < 0,05). Yang berart terapi PMR ini mampu menurunkan
respon fisiologis tubuh yang tegang menjadi rileks. Hal itu menunjukkan
ketegangan dan relaksasi dari berbagai macam otot tubuh. Sehingga selain
Salah satu mekanisme koping yang sering dilakukan oleh seseorang dalam
adalah proses penyimpanan impuls yang tidak tepat ke dalam alam bawah
sadar sehingga impuls tersebut tidak dapat diingat kembali (Stuart, 2007).
relaksasi otot progresif (PMR) dapat menurunkan kadar gula darah pada
C. Hambatan
Hambatan yang dialami oleh peneliti dalam menyusun studi literatur ini
yaitu sulinya proses pencarian jurnal yang berhubungan dengan judul studi
kurang memadai juga menjadi hambatan dalam penyusunan studi literatur ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
progresif untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus
tipe 2.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anna rufaida, wiwik udayani, ika puspitasari, nurul hidayah. 2018. “Effect of
Progressive Muscle Relaxation Techniques to Blood Glucose Levels on
Patients with Type 2 Diabee Melitus ; Systematic Review.” 1(2): 311–18.
B.Sudoyo, alwi i setiyohadi. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. jakarta: interna
publising.
Conrad, A, & Roth W.T. 2012. “Muscle Relaxation Therapy for Anxiety
Disordes: It Works but How?” Journal of Anxiety Disordes 2(1): 243–64.
Guyton, A C., Hall, J. E. 2015. Buku Ajar Fisisologi Kedokteran’. ed. 12. jakarta:
EGC.
Heny Siswanti., & Ummu Kalsum. 2019. “Progressive Muscle Relaxation (PMR)
Terhadap Perubahan Kadar Glukosa Darah (KGD) Pada Pasien Diabetes
Melitus (DM).” Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan 10(1): 206–12.
46
47
Kemenkes, RI. 2014. Infodatin Diabetes. jakarta : pusat data dan informasi.
Kasengke, J, Assa Y.A,. & Panuntu, M.E. 2015. “Gambaran Kadar Glukosa
Darah Sesaat Pada Dewasa Muda.” Jurnal e-Biomedik (eBM) 3(3).
Lestari, D.D. et al. 2013. “Gambaran Kadar Gula Darah Pada Mahasiswa
Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Dengan
Indeks Masa Tubuh 18,5-22,9 Kg/M.” Jurnal e-Biomedik (eBM) 1(2): 991–
96.
Marks, I. Tracey. 2011. Master Your Sleep, Proven Methode Simplied. USA:
Bascom Hils Publish Group.
Mansjoer, Afif, Dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. jakarta: Media Aesculap.
R., Sutanto, Y., & Khadizah, S. “Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Dengan
Penyakit Penyerta Di Poli Jntung RSUD Ratu Zalecha Martapura.” Jurnal
Pharmascience (4): 39–47.
Tati Murni Krokaro, Muhamad Riduan. 2019. “). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit GRANMED Lubuk Pakam.” Jurnal
Keperawatan dan Fisioterapi 1(2): 48-53