Oleh
MOH. FADEL
NIM. PO 0220216027
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim penguji
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program
Studi D-III Keperawatan Poso pada tanggal 31 Juli 2019
Nirva Rantesigi,S.Kep.Ns.MM.
NIP.197104271990022001
Menyetujui,
Ketua Program Studi Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso pada
tanggal 31 Juli 2019
Penguji 1
Mengetahui Menyetujui
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan
v
vi
ABSTRAK
ABSTRAK
vii
viii
8. Kepala ruangan dan staf ruangan NSCC RSUD Poso yang telah memberikan
ilmu dan informasi selama penulis melakukan penelitian.
9. Kadar Ramadhan SKM.MKM. selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama belajar di Poltekkes Kemenkes Palu Prodi Poso
10. Kakak satu-satunya Fadlia Muhadjir, SKM bersama suaminya Safrudin
Muchlis, Lc yang selalu memberikan motivasi, dan serta nasehat selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Bapak/Ibu dan Tenaga Kependidikan Program Studi Keperawatan Poso yang
selama ini telah banyak memberikan bantuan kepada penulis
12. Para kolega saya terutama, Aldi, Anto, Dayat, Franly, Farhan, Fadlan, Rizki,
Rizal Fahmi, Riki, Steven yang telah memberikan dukungan walaupun lebih
banyak bermainnya, motivasi dan selalu menemani dalam senang maupun
susah, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
13. Teman-teman perempuan seangkatan 2016 dan Aini Pakaya, yang selalu
menyemangati dan memberikan dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penulis maka Karya Tulis Ilmia ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan penulis untuk dijadikan sebagai perbaikan dalam penyusunan hasil
penelitian.
Poso, Juli 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................................................ v
ABSTRAK ...........................................................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Batasan Masaalah ................................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 7
A. Konsep Dasar Stroke ............................................................................................ 8
1. Pengertian ............................................................................................................. 8
2. Etiologi ................................................................................................................. 9
3. Manifestasi klinis (Setyopranoto, I., 2011) ......................................................... 10
4. Patofisiologi ........................................................................................................ 11
5. Patway ................................................................................................................ 12
6. Laboratorium ...................................................................................................... 13
7. Komplikasi ......................................................................................................... 14
8. Diagnosa (Menurut Judith Wilkinson, 2014), ..................................................... 15
9. Penatalaksanaan .................................................................................................. 16
10. Faktor Resiko ...................................................................................................... 17
B. Konsep Range of Motion (ROM) ........................................................................ 18
1. Pengertian Range of Motion (ROM) ................................................................... 19
2. Tujuan Range of Motion (ROM) ......................................................................... 20
3. Manfaat Range of Motion (ROM) ....................................................................... 21
ix
x
xi
xii
NIM : PO0220216027
saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran yang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau
dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini hasil ciplakan maka saya bersedia
Moh Fadel
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serangan stroke lebih banyak dipicu karena hipertensi yang disebut silent
otak. (Pudiastuti, 2014). Angka kejadian stroke di dunia kira – kira 200 per
terkena serangan stroke dan sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal
menjadi cacat berat (Pudiastuti, 2014). Di Indonesia usia pasien stroke pada
umumnya berkisar pada usia lebih dari 45 tahun (Audina & Halimuddin,
2016).
(Riskesdas, 2018).
1
2
603 kasus meningkat pada tahun 2018 sebanyak 369 kasus jadi, 972 kasus
RSUD Poso tahun 2017 jumlah penderita stroke yang di rawat di Rumah
Sakit Umum Poso sebanyak 287 pasien. Berdasarkan data yang jumlah
penderita stroke sebanyak 199 pasien (Juli s/d Desember 2018). Untuk
Poso,2019).
kiri Menurut (Dourman, 2013). Penurunan parsial / total gerakan lengan dan
terjadi cacat pada salah satu sisi tubuh (himeplegia), jika dampaknya tidak
terjadi di berbagai bagian tubuh, mulai dari wajah, tangan, kaki, lidah, dan
anggota gerak namun juga menyebabkan sisi tubuh yang normal akhirnya
ikut cacat. Untuk mencegah hal tersebut, pasien perlu melakukan latihan
of Motion (ROM) atau bisa dikenal dengan latihan rentang gerak, adalah
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Perry & Potter
(Pudiastuti, 2014)
cara latihan ROM pada keluarga. Jadi latihan ROM hanya dilakukan oleh
rumah.
3
4
B. Batasan Masaalah
Aspek kasus yang dibatasi untuk diteliti oleh peniliti, pada studi kasus ini
C. Rumusan Masalah
Dengan Kasus Stroke Non Hemoragik di Rumah Sakit Umum Daerah Poso?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hemoragik.
hemoragik.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada kasus stroke non
hemoragik.
E. Manfaat Penelitian
sakit.
2. Bagi Institusi
keperawatan.
3. Bagi Peneliti
4. Bagi Pasien
kekuatan otot.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala
merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu
darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehinggah sel-
sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh
yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
2. Etiologi
Stroke dibagi menjadi 2 jenis yaitu : stroke iskemik dan stroke hemoragik
7
8
pengumpalan
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
otak
e. Gangguan penglihatan
i. Vertigo
j. Kesadaran menurun
9
4. Patofisiologi
suplai oksigen. Pada saat terjadi anoksia sebaiman pada CVA, metabolisme serebral
akan segera mengalami perubahan dan kematian sel dan kerusakan permanen dapat
terjadi dalam 3-10 menit. Banyak kondisi yang merubah perfusi serebral yang akan
Iskemia dalam waktu singkat (kurang dari 10-15 menit) menyebabkan deficit
sementara. Iskemia dalam waktu yang lama menyebabkan kematian sel permanen
dan infark serebral dengan disertai edema serebral. Tipe defisit fokal permanen
akan tergantung pada daerah otak yang dipengaruhi. Daerah otak yang di pengaruhi
pembuluh darah yang dipengaruhi adalah middle cerebral arteri, yang kedua adalah
arteri korotis interna. Stroke trombotik adalah tipe stroke yang paling umum,
lumen arteri, sehingga menyebabkan gangguan suplai darah yang menuju ke otak.
Fase awal dari thrombus tidak selalu menyumbat komplit lumen. Penyumbatan
komplit dapat terjadi beberapa jam. Gejala-gejala dari CVA akibat thrombus terjadi
selama tidur atau segera setelah bangun. Hal ini berkaitan pada orang tua aktivitas
darah, yang akan menimbulkan iskemik otak. Pada orang ini biasanya mempunyai
hipotensi postural atau buruknya refleks terhadap perubahan posisi. Tanda dan
10
gejala sering memperlihatkan keadaan yang lebih buruk pada 48 jam pertama
setelah thrombosis.
dari stroke. Klien yang mengalami stroke akibat embolis biasanya usianya lebih
mudah dan paling umum embolus berasal dari thrombus jantung. Miokardial
thrombus paling umum disebabkan oleh penyakit jantung rheumatic dangan mitral
stenosis atau atrial fibrilasi. Penyebab yang lain stroke emboli adalah lemak, tumor
sel embolik, septik embolik, eksudat dari sub akut bacterial endocarditis, emboli
neurologi dapat berupa hilang kesadaran dan hilangnya seluruh fungsi sensorik dam
motorik, atau hanya ada defisit fokal. Defisit paling umum adalah kelemahan
kontra lateral wajah, tangan, lengan, dan tungkai, disfasia sementara dan beberapa
5. Patway
hematoma serebral
Resiko Ketidakefektifan
perfusi Menekan jaringan otak
jaringan serebral
Herniasi otak/PTIK
Kesadaran menurun
6. Laboratorium
lipid)
a) Waktu protrombin
b) APTT
c) Kadar fibrinogen
d) D-dinner
e) INR
f) Viskositas plasma
a. Foto thorax
prognosis.
b. CT – Scan Otak
CT – Scan mungkin tidak perlu dilakukan oleh semua pasien terutama jika
diagnosis klinisnya sudah jelas, tetapi pemeriksaan ini berguna untuk mencari
7. Komplikasi
Menurut, Junaidi (2011) komplikasi yang sering terjadi pada pasien stroke
yaitu:
berbaring, seperti pinggul, sendi kaki, pantat dan tumit. Luka dekubitus
b. Bekuan darah merupakan bekuan darah yang mudah terjadi pada kaki
Penekanan saraf peroneus dapat menyebabkan drop foot. Selain itu dapat
nyeri bahu pada bagian di sisi yang lemah. Kontraktur dan nyeri bahu
c. Konstipasi
9. Penatalaksanaan
Penderita stroke sejak mulai sakit pertama kali dirawat sampai proses rawat
jalan di luar RS, memerlukan perawatan dan pengobatan terus menerus sampai
optimal dan mencapai keadaan fisik maksimal. Pengobatan pada stroke non
a. Pengobatan Umum
1) Breathing
Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru cukup baik. Fungsi
paru sering terganggu karena curah jantung yang kurang, maka jantung
2) Blood
a) Tekanan darah
Tekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah
ke otak. Pada fase akut pada umumnya tekanan darah meningkat dan
pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru menambah
iskemik lagi.
b) Komposisi darah
Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak.
3) Bowel
akan membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup, bila perlu diberikan
4) Bladder
Miksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi retensio
5) Brain
Edema otak dan kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi edema otak,
atau Carbamazepin.
b. Pengobatan Khusus
mungkin. Untuk daerah yang mengalami infark, kita tidak bisa berbuat banyak.
daerah penumbra.
tidak dapat berfungsi oleh karena aliran darahnya tidak adekuat. Daerah inilah
tersebut maka aliran darah di daerah tersebut harus diperbaiki. Menurut hukum
1. Hematokrit
2. Plasma fibrinogen
3. Rigiditas eritrosit
4. Agregasi trombosit
17
a) Tromblosis
baik i.v maupun arterial dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset
stroke.
b) Antikoagulan
embolus.
ini dapat digunakan pada TIA. Obat yang banyak digunakan adalah
d) Neuroprotektor
pentoksifilin.
e) Anti edema
Resiko stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor resiko.
Yaitu kelainan atau penyakit yang membuat seseorang lebih rentan terhadap
serangan stroke.
a. Faktro resiko yang tidak dapat dirubah
1) Usia
Stroke dapat terjadi pada semua usia, namun lebih dari 70% stroke
darah karena penuaan dapat menjadi salah satu faktor terjadi serangan
stroke.
2) Jenis kelamin
Insiden stroke lebih tinggi terjadi pada laki-laki dari pada perempuan
19
dengan rata-rata 25%-30% Walaupun para pria lebih rawan dari pada wanita
pada usia yang lebih muda, tetapi para wanita akan menyusul setelah usia
memiliki peluang yang sama juga dengan laki-laki untuk terserang stroke.
terserang stroke pada usia dewasa awal adalah sama. Pria memiliki risiko
terkena stroke iskemik atau perdarahan intra sereberal lebih tinggi sekitar
perempuan memiliki peluang yang sama untuk terkena stroke pada usia
1) Stres
Pengaruh stres yang dapat ditimbulkan oleh faktor stres pada proses
2) Hipertensi
tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan distolik diatas 90
endotel atau lapisan dalam dinding arteri yang berakibat pembentukan plak
3) Diabetes melitus
pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar atau pembuluh darah
otak dan jantung. Kadar glukosa darah yang tinggi akan menghambat
yang manis dan makanan siap saji yang tidak diimbangi dengan
4) Hiperkolestrolemia
Secara alamiah tubuh kita lewat fungsi hati membentuk kolesterol sekitar
1000 mg setiap hari dari lemak jenuh. Selain itu, tubuh banyak dipenuhi
5) Merokok
aterosklerosis.
6) Konsumsi Alkohol
mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu
sagital, transfersal, frontal. Sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan
ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal
melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan ke
menjadi bagian atas dan bawah. Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi
oleh ligament, otot, dan konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi spesifik
untuk setiap potongan. Pada potongan sagital, gerakannya adalah fleksi dan
23
ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul) (Adamovich &
Lewis. 2007)
dan tungkai), eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transfersal, gerakannya
adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan
yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena
pergerakan
a. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 1 kali sehari
d. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM dalah leher, jari,
e. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
a. ROM pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
latihan adalah pasien semi koma dan tidak sadar, dengan keterbatasan
b. ROM aktif
secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk
bergerak aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma,
1) Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
Assistive Range Of Motion) adalah jenis ROM aktif yang mana bantuan
diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik,
menyelesaikan gerakan.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk
b. Keluhan Utama
kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau
gangguan fungsi otak yang lain. Adanya penurunan atau perubahan pada
riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih
f. Pengkajian Psikosospritual
persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku klien.
perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau
dalam masyarakat.
g. Pemeriksaan fisik
keluhankeluhan klien.
1) Keadaan Umum :
bicara dan tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, dan denyut nadi
bervariasi.
29
2) Sistem Pernafasan
batuk yang menurun yang sering di dapatkan pada klien stroke dengan
3) Sistem kardiovaskuler
yang seringa terjadi pada klien stroke. Tekanan darah biasanya terjadi
peningkatan dan dapat terjadi hipertensi masih (tekanan darah lebih dari
200 mmHg).
4) Sistem Perkemihan
5) Sistem Pencernaan
mual dam muntah pada fase akut. Mual dan muntah pada pasien stroke
6) Sistem Moskuloskeletal
neurologis.
Tabel 2.1
Pengukuran kekuatan otot
h. Neurosensorik
Cara pemeriksaan : Anjurkan klien untuk menutup mata dan uji satu
Cara pemeriksaan : Dengan snellen card pada jarak 5-6 meter dan
pupil.
rangsangan kedalamnya.
wajah klien, uji kepekaan lidah dan gigi, untuk menggerakkan rahang atau
mengigit.
lateralis.
Cara pemeriksaan : tes rine weber dan bisikan, tes keseimbangan dengan
Fungsi : saraf sensorik dan motorik, untuk refleks muntah dan menelan
i. Pengkajian aktivitas/istirahat
kesadaran.
34
j. Pengkajian sirkulasi
hipotensi postural.
k. Integritas ego
Tanda : Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira,
l. Eliminasi
m. Makanan/cairan
Gejala : Nafsu makan menurun. Mual muntah selama fase akut (peningkatan
TIK). Kehilangan sensasi rasa pada lidah, pipi, dan tenggorokan, disfalgia.
(faktor risiko).
35
Tabel 2.2
respon ketakutan
dan kecemasan
terhadap
ketidakmampuan
berbicara
gastrointestinal
14. Anjurkan keluarga
klien
memantau/mencatat
warna, volume,
frekuensi, dan
konsistensi tinja
3. Implementasi
yang optimal. Pada tahap ini perawat menggunakan segala kemampuan yang
2010).
diprakarsai oleh perawat itu sendiri sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan
dilakukan dengan bekerja sama dengan profesi/disiplin ilmu yang lain dalam
fungsi yang dilaksanakan oleh perawat berdasarkan atas pesan orang lain
4. Evaluasi
Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat
41
dapat diketahui.
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah deskriptif
Deskriptif yang dipilih untuk studi yang akan dilaksanakan. Penelitian ini
RSUD Poso.
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Poso, pada bulan Mei 2019
penurunan kekuatan otot pada ekstremitas atas/bawah dengan rentan nilai 0-3
D. Fokus studi
Studi Kasus penelitian ini berfokus pada penerapan latihan Range Of Motion
stroke.
42
43
E. Definisi operasional
dan evaluasi.
3. Gerak pasif adalah gerak yang dilakukan oleh seseorang yang menggerakan
5. Ektremitas merupakan salah satu anggota tubuh yakni tangan dan kaki
F. Pengumpulan data
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama dan
melalui :
a. Wawancara
kasus ini wawancara akan dilakukan pada klien, keluarga, dokter dan
alasan masuk rumah sakit, keluhan yang di alami saat ini, riwayat
b. Obsevasi
Observasi direncanakan setiap hari dan pada waktu tertentu, dimulai dari
c. Studi Dokumentasi
2. Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari
dan data yang di ambil yaitu data penderita penyakit stroke dari :
1. Prinsip menghargai hak asasi manusia (Respect Human Dignity). Hak untuk
informasi yang telah diberikan, tidak dipergunakan untuk hal-hal yang tidak
dan 1 ruangan stroke center. Kelas 1 terdiri terdiri dari 1 ruangan dengan 2
memiliki 3 tempat tidur, kelas 3 atau bangsal terdiri dari 1 ruangan khusus
memiliki 6 tempat tidur, dan 1 ruangan stroke center terdiri 4 tempat tidur.
B. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
a. Biodata pasien
Care ) Ruang Ebony laki-laki RSUD Poso. Nama pasien Tn. J, usia
44
45
Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama :
Pasien mengeluh merasa kram pada kaki kirinya dan sulit untuk
digerakkan.
Kekuatan otot 4 4
1 4
riwayat hipertensi.
46
b. Pemeriksaan fisik
22x/menit. Berat badan sebelum sakit 62 kg, tinggi badan 155 cm.
10) Abdomen, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada luka, tidak
11) Integument, crt < 2 detik, kulit tidak ada luka, kulit
sawomatang
kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan sama sekali), tidak ada
digerakan
sulit menelan
menelan
menelan.
tahanan tersebut.
2) Eliminasi urin, sebelum sakit 3-4 kali sehari, saat sakit 2-3 kali
5) Istirahat dan tidur pasien sebelum sakit pasien jarang tidur siang,
tidur malam kurang lebih 9 jam, saat sakit tidur siang kurang
2. Data penunjang
Laboratorium
Tanggal, 16-06-2019. Pukul 14.26
Tabel 4.1
Tanggal, 16 – 06 – 2019
Tabel 4.2
3. Terapi medis
Tabel. 4.3
4. Analisa data
Tabel 4.4
Do :
4 4
4 1
Do :
5. Rencana keperawatan
Tabel 4.5
6. Catatan perkembangan
Tabel 4.6
Intervensi dihentikan
Pihak rumah sakit sudah
memperbolehkan Tn. J
pulang ke Rumah.
Sabtu, 22-06-2019
Pukul 11.00
C. Pembahasan
a) Pengkajian
pasien Tn. J dengan kasus NHS telah sesuai dengan teori Junaidi
(2011) yang telah ditemukan oleh peneliti yaitu kelumpuhan
(terlihat atau teraba getaran kontraksi otot tetapi tidak ada gerakkan
sama sekali).
b) Diagnosa keperawatan
neuromoskular.
penelitian ini. Hal ini disebabkan karena menurut (Smeltzer & Bare,
diagnosa tersebut.
c) Intervensi keperawatan
tindakan.
kriteria hasil : klien dapat menelan makanan dengan baik dan pasien
d) Implementasi
pergerakan sendi.
rom pasif.
ekstremitas atas kanan dan kiri, ekstremitas bawah bagian kanan masih
sesuai jadwal yang dibuat yakni pagi namun belum ada perubahan pada
ekstremitas bawah bagian kiri teraba getaran kontarksi otot, tetapi tidak
ada gerakan sama sekali, sehinggah masalah belum teratasi, akan
diulangi intervensi.
teratasi.
yaitu latihan ROM pasif pada pagi hari, didapatkan hasil kaki bagian
ROM pasif pada pagi hari, didapatkan hasil kaki kiri sudah dapat
ROM pasif pada pagi hari, didapatkan hasil ekstremitas atas dan bawah
terutama kaki kiri sudah dapat menggerakkan sendi dengan aktif dan
relaksasi selama gerakan rom pasif yang dilakukan pada pasien stroke
dengan kasus Non Hemoragik Stroke di ruangan Stroke Center RSUD Poso,
tangga, agama kristen, alamat Desa Sepe. Tn. J masuk RSUD Poso
Stroke serta keluhan utama merasa kram dibagian kaki kiri dan sulit
menelan
setiap hari pada pagi hari, dan pemberian terapi menelan 6 hari setiap
hari pada pagi hari tercapai. Evaluasi pada diagnosa gangguan menelan
B. Saran
Stroke.
Adamovich & Lewis, Pengaruh pemberian latihan ROM terhadap kekuatan otot
Pasien Stroke di RSUD Gambiran 2007
Arif Mutaqqin,. Asuhan Keperawatan dengan gangguan sistem persarafan.
salemba medika. Jakarta. 2008
Astrid. (2011). Pengaruh latihan range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot,
luas gerak sendi dan kemampuan fungsional pasien stroke di RS Sint
Carolus Jakarta (Tesis, Tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia, Jakarta.
Audina, D. & Halimuddin, 2016. Usia, Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Hipertensi
dengan Jenis Stroke di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. JIM
Unsyiah. 1(1):1-6
Batticaca Fransisca, C. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Buku Asuhan Keperawatan NANDA NIC-NOC Jilid 3, Tentang Konsep Penyakit
Stroke, 2015, Mediaction Jogja
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, (Riskesdas,2018). Pravelensi Penderita
Stroke di Sulawesi Tengah
Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, 2019 Pravelensi Penderita Stroke di
Kabupaten Poso
Dinata, C. & Safritai, Y., 2013. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada
Pasien Rawat di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan
Periode 1 Januari 2010-31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 2(2): 57-61
Dourman. 2013. Waspadai Stroke Usia Muda. Jakarta : Cerdas Sehat
Jitowiyono, S dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi Pendektan Nanda,
NIC, NOC. Yogyakarta: Nuha Medika.
Judith Wilkinson, 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC.
Junaidi. 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : Andi
Kozier, et al (1995) buku ajar Fundamental keperawatan konsep,proses,praktik,
(fourth edition) California : Addison-Wesley-Publishing CO
Lingga, Lanny. 2013. All About Stroke, Jakarta: Elex Media Komputindo.
76
Maria dkk, 2011. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan
Otot, Luas Gerak dan Kemampuan Fungsional Pasien Stroke di RS Sint
Carolus Jakarta.
Misbach, J., 2011. Pandangan Umum Mengenai Stroke. Dalam Rasyid, A.,
Soertidewi, L.Unit Stroke: Manajemen Stroke Secara Komprehensif.
Jakarta: Balai Penerbit Universitas Indonesia. pp.1-9.
Mutaqqin, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Stroke.
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2011). Konsep dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek.
Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry. 2006, 2009. Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses,
dan praktik . Jakarta : Erlangga
Potter, P.A & Perry A.G. 2012. Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC
Pudiastuti, 2014. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.
Roger, V. et al., 2017. Heart Disease and Stroke Statistics-2017 Update: A Re port
From the American Heart Association. Circulation, 135(10): 146-603
Setyopranoto, I., 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. CDK, 38(4):247250
Smeltzer C Suzanne. 2001, 2002. Medical surgical nursing (7th Ed.). United Stated
of America: Lippincort.
Suratun, 2008. Konsep latihan Range Of Motion . Jakarta: Mediaction
Sofwan, Rudianto. 2010. Stroke dan Rehabilitasi Pasca-Stroke. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer.
Taylor, (2015), Health Psyochology (8th edition). New York: McGraw-Hill Higher
Education
Widagdo,suharyanto,Aryani(2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
gangguan sistem persarafan.Jakarta : Trans Info Media.
Wilkinson, Judith.(2008), (2011) Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7, 9.
Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta
Dokumentasi Penelitian
82
84
STANDART SOP RANGE OF MOTION (ROM) Pasif
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian Latihan gerak pasif atau range of motion (ROM) adalah latihan
yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara
normal dan lengkap, dibantu oleh seorang perawat