BAB I
PENDAHUL
UAN
A. Latar
Belakang
Stroke
adalah
penyakit yang
sering
ditemukan di
negara maju
maupun
berkembang
3
salah satunya
di negara
Indonesia.
satu diantara
enam orang
didunaia akan
terkena
stroke. Seiring
dengan
semakin
meningkatnya
morbiditas
4
dan mortalitas
dalam waktu
yang
bersamaan,di
mana di
Indonesia
dimana
penigkatan
kasus dapat
berdampak
negatif
terhadap
5
ekonomi dan
produktivitas
bangsa,
karena
pengobatan
stroke
membutuhkan
waktu lama
dan
memerlukan
biaya yang
besar
6
(Kemenkes,20
14).
Stroke
merupakan
salah satu
penyakit tidak
menular yang
menjadi
penyebab
kematian
terbesar
disuluruh
7
dunia. Stroke
termasuk
cerebrovascul
ar disiase
yaitu
gangguan
fungsi otak
yang
berhubungan
dengan
penyakit
pembulu
8
darah yang
mensuplai ke
otak. Stroke
disebut juga
brain atack
atau serangan
otak yang
selalu terjadi
secara tiba-
tiba dengan
gejala yang
beragam.
9
Sebagian
besar gejala
yang sering
ditemukan
adalah kondisi
badan yang
lumpuh
seaparuh dan
atau disertai
dengan
penurunan
kesadaran
10
(Mulyatsih
dan ahmad
2010)
Stroke
merupakan
penyebab
kematian
yang paling
umum.
Sekitar 15 juta
orang
menderita
11
stroke yang
pertama kali
setiap tahun,
dengan
sepertiga dari
sekitar 6,6
juta
mengakibatka
n kematian
(3,5 juta
perempuan
12
laki-laki).
Stroke
merupakan
masalah besar
di negara-
negara
berpenghasila
n rendah dari
pada di negara
berpenghasila
n tinggi.
13
Lebih dari
81% kematian
akibat stroke
terjadi di
negaranegara
berpenghasila
n rendah
Presentase
kematian dini
karena stroke
naik menjadi
94% pada
14
orang
dibawah usia
70 tahun
(WHO, 2016)
Berdas
arkanYayasan
Stroke
Indonesia
(Yastroki),ma
salah stroke
semakin
penting dan
15
mendesak
karena jumlah
kematian
penderita
stroke di
Indonesia
terbanyak dan
menduduki
urutan
pertama di
Asia. Stroke
juga
16
merupakan
penyebab
kecacatan
serius didunia.
(Yastroki,
2012).
Di
Indonesia,
diperkirakan
setiap tahun
terjadi
500.000
17
penduduk
terkena
serangan
stroke dan
sekitar 2,5%
atau 125.000
orang
meninggal
(PDPERSI,
2010).
Sedangkan
sisanya
18
mengalami
cacat ringan
bahkan
menjadi cacat
berat
(Pudiastuti,20
14). Di
Indonesia usia
pasien stroke
pada
umumnya
berkisar pada
19
45 tahun
(Audina &
Halimudin
2016).
Sulaw
esi Tengah
sendiri
prevalensi
penyakit
stroke juga
mengalami
20
peningkatan
dari 8,6% di
tahun 2013
menjadi 10%
pada tahun
2018
(Riskesdas,20
18).
Pada
tahun 2018
kasusstroke
terutama di
21
Kabupaten
Poso
mengalami
peningkatan
setiap tahun.
Pada tahun
2017 tercatat
603 kasus
meningkat
pada tahun
2018
sebanyak 639
22
kasus
( Dinkes
Poso,2018).
Berdasarkan
hasil survei
dilokasi
penelitian
yaitu RSUD
Poso tahun
2017 jumlah
penderita
stroke yang
23
dirawat
dirumah sakit
umum poso
sebanyak 287
pasien pada
tahun 2018.
Berdasarkan
data yang
terdapat dari
Desember
tahun 2018
24
jumlah
penderita
stroke
sebanyak 199
pasien, dan
untuk tahun
2019 pada
bulan januari
terdapat
penderita
stroke
sebanyak 11
25
pasien (Data
RSUD
Poso,2017 s/d
2019).
Stroke
terjadi ketika
pasokan darah
ke suatu
bagian otak
tiba-tiba
terganggu,
karena
26
sebagian sel-
sel otak
mengalami
kematian
akibat
gangguan
aliran darah
karena
sumbatan atau
pecahnya
pembuluh
darah ke otak
27
(Nabyl,
2012).
Gejala
klinis yang
sering muncul
yaitu adanya
serangan
defisit
neurologis/kel
umpuhan
fokal seperti
hemiparesis,
28
yaitu lumpuh
sebelah badan
yang kanan
saja,
kemudian
bicara pelo
atau bicaranya
tidak begitu
jelas,
kesulitan
berjalan dan
29
kehilangan
keseimbangan
. Biasanya
juga pasien
mengalami
gangguan
gerak, atau
kesulitan saat
berjalan
karena
mengalami
gangguan
30
pada kekuatan
otot dan
keseimbangan
tubuh atau
bisa dikatakan
hambatan
mobilitas
(Iskandar,
2004).
Kelum
puhan yang
terjadi pada
31
pasien stroke
mengakibatka
n pasien
mengalami
hambatan
mobilitas fisik
di tempat
tidur dalam
waktu yang
lama sehingga
pasien
beresiko
32
mengalami
kerusakan
integritas
kulit.
(Yolanda,201
3)
Kondi
si ini
mengakibatka
n rusaknya
atau matinya
kulit sampai
33
jaringan
bawah
kulit,bahkan
menembus
otot sampai
mengenai
tulang akibat
adanya
penekanan
pada suatu
area secara
terus menerus
34
sehingga
dapat
mengakibatka
n gangguan
sirkulasi
setempat.
Dekubitus
adalah suatu
luka akibat
posisi
penderita
tidak berubah
35
dalam jangka
waktu lebih
dari 6 jam
(Sunaryanti,
2017).
Peraw
at merupakan
petugas
kesahatan
yang bersama
dengan pasien
24 jam dan
36
bertemu
dengan
pasien-pasein
yang beresiko
mengalami
luka tekan
sehingga
perawat
memiliki
peran penting
dalam
mencegah
37
luka tekan.
(Kallman dan
Suserud,
2009).
Berdas
arkan hasil
penelitian di
RSUD
Dr.soebandi
jember yang
di lakukan
oleh
38
umayanah
tahun 2015
tentang
pengaruh
minyak zaitun
pegaruh
pemberian
minyak
kelapa (virgin
coconut oil)
terhadap
39
dekubitus
pada pasien
strokedi
dapatkan 1
orang (6,6%)
pasien dengan
pemberian
virgin
coconut oil
mengalami
dekubitus
grande 1
40
sedankan
pada pasien
dengan
pemberian
olive oil, 15
responden
tidak
mengalami
dekubitus.
Dari hasil
analisa
tersebut
41
didapatkan
adanya
perbedaan
penggunaan
virgin
coconut oil
sebagai bahan
pelembam
kulit yang
tertekan. Hal
ini di
42
karenakan
minyak zaitun
mengandung
asam lemak,
vitamin
terutam
sumber
vitamin E
yang
berfungsi
sebagai
antioksidan
43
dan terlibat
dalam proses
tubuh dan
beroperasi
sebagai
antioksiadan
alami yang
membantu
melindungi
sruktur sel
yang penting
terutama
44
melindungi
sel dari
kerusakan
radikal bebas.
Sedangkan
kandungan
asam
lemaknya
dapat
memberikan
kelembaban
kulit serta
45
kerusakan
kulit.
(khadijah,200
8) minyak ini
mengandung
asam oleh
hingga 80%
dapat
melindungi
elastisitas
kulit dari
kerusakan.
46
Berdas
arkan
pengalaman
peneliti
selama dinas
di RSUD
Poso. Pasien
stroke dengan
imobilisasi
sebagian
belum
mendapatkan
47
penanganan
sesuai dengan
tindakan
keperawatan
mandiri.
Sebagian
besar pasien
stroke belum
dilakukan
posisi alih
baring tiap 2
48
tidak
memberik an
edukasi pada
keluarga
pasien,
sehingga
masalah
kerusakan
integritas kulit
pada pasien
stroke belum
49
mendapatkan
perhatian dari
perawat.
Berdas
arkan uraian
diatas, maka
penulis
tertarik untuk
mengangkat
judul proposal
dalam studi
kasus
50
“Penerapan
masase
minyak zaitun
terhadap
resiko
kerusakan
integritas kulit
pada asuhan
keperawatan
pada pasien
dengan kasus
Stroke di
51
Ruang Stroke
Center RSUD
Poso”.
B. Rumusan
Masalah
“Bagaimana
penerapan
masase
minyak zaitun
terhadap
resiko ke
pkerusakan
52
integritas kulit
pada asuhan
keperawatan
pasien dengan
kasus stroke
di RSUD
Poso?”
C. Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
Umum
Mmenerap
kan asuhan
53
keperawata
n pasien
stroke.
a. Penulis
dapat
melakuk
an
pengkaji
an pada
pasien
stroke
54
hemora
gik
b. Penulis
dapat
merumu
skan
masalah
diagnos
keperaw
atan
pada
55
pasien
stroke
hemora
gik
c. Penulis
dapat
menyus
un
rencana
asuhan
keperaw
atan
56
pada
pasien
stroke
hemora
gik
d. Penulis
dapat
melakua
kan
implem
entasi
penerap
57
an
masase
minyak
zaitun
pada
pasien
stroke
hemora
gik
e. Penulis
dapat
melakuk
58
an
evaluasi
keperaw
atan
pada
pasien
stroke
hemora
gik
f. Penulis
dapat
mengan
59
alisa
hasil
pemberi
an
masase
minyak
zaitun
terhadap
kerusak
an
integrita
s kulit
60
pada
pasien
stroke.
D. Manfaat
Penelitian
1. Pasien
Hasil
penelitian
ini dapat
menambah
pengetahua
n pasien
61
dalam
upaya
pencegaha
kerusakan
integiratas
kulit.
2. Bagi
Rumah
Sakit
Asuahan
keperawat
62
an dapat
memberika
n bahan
masukan
dan
evaluasi
dalam
pelaksanaa
n praktik
pelayanan
keperawat
an
63
khusunya
pada psien
stroke.
3. Bagi
institusi
Asuhan
keperawat
an dapat
memberika
n bahan
masukan
dalam
kegiatan
64
belajar
mengajar
mengenai
masalah
keperawat
an pada
pasien
stroke
hemoragik
4. Bagi
peneliti
Peneliti
dapat
65
memberika
n wawasan
yang luas
mengenai
masalah
kerusakan
itegritas
kulit pada
pasien
stroke
yang
mengalami
66
bedrest
total.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Konsep Dasar
Stroke
1. Pengertian
Stro
ke adalah
gangguan
peredaran
67
darah ke
otak yang
smenyebab
kan defisit
neurologis
mendadak
sebagai
akibat
iskemia
atau
hemoragik
sirkulasi
68
saraf
otak.Istilah
ini biasa
digunakan
secara
spesifik
untuk
menjelaska
n infark
serebrum.
(Sudoyo
Aru, 2009).
69
Stro
ke adalah
gangguan
peredaran
darah
serebral
yang
disebabkan
oleh
berbagai
faktor dan
berakibat
70
adanya
gangguan
neurologis
(Corwin,
2010).
Stro
ke adalah
gangguan
fungsi
sistem
saraf pusat
yang
71
terjadi
secara
mendadak
dapat
berupa
tersumbatn
ya
pembuluh
darah otak
atau
pecahnya
pembuluh
72
darah
diotak dan
ini
biasanya
disebabkan
oleh
gangguan
pembuluh
darah di
otak
(Rizaldy,
2010).
73
2. Klasifikasi
Stroke
Stroke
dibagi
menjadi 2
jenis
yaitu :
a. Stroke
Iskemik
(Non
Hemora
gik)
Yaitu
tersumb
atnya
74
pembul
uh darah
yang
menyeb
abkan
aliran
darah ke
otakseb
agian
atau
keseluru
han
75
terhenti.
80%
stroke
adalah
stroke
iskemik.
Stroke
iskemik
ini
dibagi
menjadi
76
3 jenis,
yaitu :
1) St
ro
ke
Tr
bo
tik
Pr
77
os
es
ter
be
nt
uk
ny
th
ro
bu
78
ya
ng
bu
at
pe
ng
gu
m
79
pa
la
2) S
b
80
u
81
h
82
e
83
3) H
p
84
i
85
u
86
a
87
u
88
b
89
n
90
e
91
.
92
b. Strok
e
Hem
oragi
k
Yaitu
strok
yang
diseb
abka
oleh
93
peca
hnya
pemb
uluh
darah
otak
hamp
ir
70%
kasus
strok
e
94
hemo
ragik
terjad
pada
pend
erita
hiper
tensi.
Strok
hemo
95
ragik
ada 2
jenis,
yaitu
1) H
g
96
b
97
h
98
d
99
r
100
2) H
e
101
r
102
a
103
r
104
n
105
(
106
a
107
a
108
p
109
n
110
i
111
3. Etiologi
a Faktor
yang
tidak
dapat
dirubah
(Non
Reversi
ble)
1) Jenis
kela
min :
Pria
lebih
serin
112
ditem
ukan
mend
erita
strok
diban
ding
wanit
a
113
2) Usia
Maki
tingg
i usia
maki
tingg
i pula
resik
o
114
terke
na
strok
3) Ketur
unan
: Ada
riway
at
kelua
rga
yang
115
terke
na
strok
b faktor
yang
dapat
dirubah
(Reversi
ble)
1) Hipe
rtensi
116
2) Peny
akit
jantu
ng
3) Kole
sterol
tingg
4) Obes
itas
5) Diab
etes
117
Melit
us
6) Polis
etemi
7) Stres
emos
ional
8) Kebi
asaan
118
Hidu
9) Mero
kok
10) Pe
minu
Alko
hol
11) Ob
at-
obata
119
terlar
ang
12) Aki
tivita
yang
tidak
sehat
Kura
ng
120
Olah
raga,
maka
nan
berk
olest
erol
(Arif
Mutt
aqin,
2012
).
121
4. Manifestasi
Klinis
a Tiba-
tiba
mengala
mi
kelemah
an atau
kelump
uhan
separuh
badan
122
b Tiba-
tiba
hilang
rasa
peka
c Bicara
cadel
atau
pelo
d Ganggu
an
bicara
123
dan
Bahasa
e Ganggu
an
penglih
atan
f Mulut
mencon
g atau
tidak
simetris
ketika
124
menyeri
ngai
g Ganggu
an daya
ingat
h Nyeri
kepala
hebat
i Vertigo
j Kesa
daran
125
menu
run
k Prose
kenci
ng
terga
nggu
l Gang
guan
fungs
126
otak
5. Stroke
menuru
perjalan
an
penyaki
t atau
stadium
nya
a. TIA
(Trans
127
Iskemik
Attack)
ganggua
neurolo
gis
setempa
t yang
terjadi
selama
beberap
a menit
128
sampai
beberap
a jam
saja.
Gejala
yang
timbul
akan
hilang
dengan
spontan
dan
129
sempurn
a dalam
waktu
kurang
dari 24
jam.
b. Stroke
Involusi
: stroke
yang
terjadi
masih
130
terus
berkem
bang
dimana
ganggua
neurolo
gis
terlihat
semakin
berat
dan
131
bertamb
ah
buruk.
c. Proses
dapat
berjalan
24 jam
atau
beberap
a hari.
d. Stroke
Komplit
132
: dimana
ganggua
neurolo
gi yang
timbul
sudah
menetap
atau
permane
n.
Sesuai
133
dengan
istilahny
a stroke
komplit
dapat
diawali
oleh
seranga
n TIA
berulan
(Smeltz
134
er &
Bare,
2002).
135
6. Pathway
Hematoma serebral
Ketidakefektifan perfusi
Menekan jaringan otak
jaringan serebral
Kesadaran menurun
Gangguan
mobilitas fisik Penekanan pada area brocca
Kerusakan Resiko
komunikasi verbal kerusakan
integritas kulit
137
7. Patofisiologi
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai persediaan suplai
oksigen. Pada saat terjadi anoksia sebaiman pada CVA, metabolisme serebral akan segera
mengalami perubahan dan kematian sel dan kerusakan permanen dapat terjadi dalam 3-10
menit. Banyak kondisi yang merubah perfusi serebral yang akan menyebabkan hipoksia
atau anoksia. Hipoksia pertama kali menimbulkan iskemia. Iskemia dalam waktu singkat
Iskemia dalam waktu yang lama menyebabkan kematian sel permanen dan infark
serebral dengan disertai edema serebral. Tipe defisit fokal permanen akan tergantung
pada daerah otak yang dipengaruhi. Daerah otak yang di pengaruhi tergangtung pada
pembuluh darah serebral yang dipengaruhi. Paling umum pembuluh darah yang
dipengaruhi adalah middle cerebral arteri, yang kedua adalah arteri korotis interna. Stroke
trombotik adalah tipe stroke yang paling umum, dimana sering dikaitkan dengan
Fase awal dari thrombus tidak selalu menyumbat komplit lumen. Penyumbatan
komplit dapat terjadi beberapa jam. Gejala-gejala dari CVA akibat thrombus terjadi
selama tidur atau segera setelah bangun. Hal ini berkaitan pada orang tua aktivitas
simpatisnya menurun dan sikap berbaring menyebabkan menurunnya tekanan darah, yang
akan menimbulkan iskemik otak. Pada orang ini biasanya mempunyai hipotensi postural
atau buruknya refleks terhadap perubahan posisi. Tanda dan gejala sering
memperlihatkan keadaan yang lebih buruk pada 48 jam pertama setelah thrombosis.
138
Stroke embolik yang disebabkan embolus adalah penyebab umum kedua dari
stroke. Klien yang mengalami stroke akibat embolis biasanya usianya lebih mudah dan
paling umum embolus berasal dari thrombus jantung. Miokardial thrombus paling umum
disebabkan oleh penyakit jantung rheumatic dangan mitral stenosis atau atrial fibrilasi.
Penyebab yang lain stroke emboli adalah lemak, tumor sel embolik, septik embolik,
eksudat dari sub akut bacterial endocarditis, emboli akibat pembedahan jantung atau
vaskuler.
disfungsi neurologi sementara. Disfungsi neurologi dapat berupa hilang kesadaran dan
hilangnya seluruh fungsi sensorik dam motorik, atau hanya ada defisit fokal. Defisit
paling umum adalah kelemahan kontra lateral wajah, tangan, lengan, dan tungkai, disfasia
cerebral atau aneurisme yaitu pengembangan pembulu darah otak yang semakin rapuh
atau ventrikel otak sehingga terjadi hematom cerebral yang berakibat pada peningkatan
TIK adanya penigkatan TIK mengakibatkan penuru nan kesadaran yang kemudian
menimbulkan vasospasme arteri cerebral sehingga terjadi infark jaringan karena tidak
bisa di aliri oleh darah.akibatnya bterjadi gangguan perfusi jaringan cerebral yang
8. Pemeriksaan Diagnostik
lesi non vaskuler, misalnya hemografi subdural, abses otak, tumor atau hemografi
vaskuler. Penting untuk diketahui apakah terdapat hemografi karena informasi ini
diagnose keperawatan.
d. Pemeriksaan ultrasonografi atau Doppler yang merupakan prosedur non invasif, sangat
f. Laboratorium
g. CT scan
arachnoid
h. EKG
9. Komplikasi
a Hipoksia serebral
Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirim ke jaringan. Pemberian
Bergantung pada tekanan darah, curah jantung dan integritas pembuluh darah serebral.
Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan
memperbaiki aliran darah serebral, hipertensi atau hipotensi eksterm perlu dihindari
untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area
cedera.
6. Pengobatan
darah otak dengan menurunkan tekanan darah sistemik dan menurunkan aliran
harus dipantau secara terus menerus untuk mencegah overdosis obat sehingga
c. Jika klien mengalami sakit kepala dan nyeri pada leher biasanya diberikan obat
obat narkotik yang kuat, karena dapat menenangkan klien dan menyebabkan
10.Penatalaksanaan stroke
dan oksigenasi
c Menempatkan klien dalam posisi yang tepat,harus dilakukan secapat mungkin klien
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
Pengkajian pada pasien stroke meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan pengkajian
psikososial.
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor
b. Keluhan utama
Sering menjdi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan
anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan
tingkat kesadaran.
aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah, bahkan kejang sampai tidak
sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
jantung, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obatan
anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, dan obesitas. Pengkajian obat-
alkohol dan penggunaa obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung
pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji
f. Pemeriksaan Fisik
klien.
1) Keadaan Umum :
mengalami gangguan bicara yaitu sulit dimengerti, kadang tidak bisa bicara dan
2) Sistem pernafasan :
pernafasan. Auskultasi bunyi nafas tambahan seperti ronchi pada klien peningkatan
produksi secret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering di dapatkan pada
3) Sistem kardiovaskuler
seringa terjadi pada klien stroke. Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan
dapat terjadi hipertensi masih (tekanan darah lebih dari 200 mmHg).
4) Sistem perkemihan
144
5) Sistem pencernaan
dam muntah pada fase akut. Mual dan muntah pada pasien stroke disebabakan oleh
nutrisi.
6) Sistem muskuloskeletal
terhadap gerakan motorik. Gangguan kontrol motorik volunteer pada salah satu sisi
tubuh dalam menunjukkan kerusakan pada neuron motorik atas pada sisi yang
berlawanan dari otak. Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis
pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang belawanan. Adanya kesulitan
serta mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.
7) Neurosensorik
untuk menutup mata dan uji satu persatu penciuman klien kemudian anjurkan
card pada jarak 5-6 meter dan pemeriksaan luas pandang dengan cara
menjalankan sebuah benda dari samping ke depan (kiri dan kanan, atas dan
bawah).
Fungsi : saraf motorik, untuk mengangkat kelopak mata dan kontraksi pupil.
Cara pemeriksaan : anjurkan klien menggerakkan dari dalam keluar, dan dengan
kedalamnya.
Cara pemeriksaan : anjurkan klien melihat kebawah dan kesamping kanan kiri
Fungsi : saraf motorik, gerakkan mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi,
Cara pemeriksaan : dengan menggunakan kapas halus sentuh pada kornea klien,
perhatikan refleks berkedip klien, dengan kapas sentuhkan pada wajah klien, uji
Fungsi : saraf motorik, pergerakkan bola mata kesamping memulai melalui otot
lateralis.
alis, megerutkan dahi, uji rasa dengan menganjurkan klien untuk menutup mata
kemudian tempatkan garam/gula pada ujung lidah dan anjurkan klien untuk
pemeriksaan: tes rine weber dan bisikan, tes keseimbangan dengan klien klien
Cara pemeriksaan : dengan cara membedakan rasa manis dan asam, dengan
mengembungkan mulut.
Fungsi : saraf sensorik dan motorik, untuk refleks muntah dan menelan. Cara
g. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi,
kognitif, dan perilaku klien. Dalam pola tata nilai dan kepercayaan klien, klien
biasanya jarang melakukan ibadah spiritual karena tingkah laku yang tidak stabil dan
h. Pengkajian aktivitas/istirahat
sensasi atau paralisis (hemiplegia). Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat
(nyeri/kejang otot).
148
Tanda : gangguan tonus otot (flaksid, spastis), paralitik (hemiplagia), dan terjadi
i. Pengkajian sirkulasi
hipotensi postural.
vaskuler. Frekuensi nadi dapat bervariasi karena ketidakstabilan fungsi jantung atau
j. Integritas ego
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah,sedih,dan gembira, kesulitan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pengertian
Wilkinson, 2014).
149
NO BATASAN
DIAGNOSA DEFINISI
KARAKTERISTIK
1 ketidak efektifan Penurunan Objektif
perfusi jaringaN Oksigen yang 1. Perubahan
serebral b.d mengakibatkan status mental
peningkatan kegagalan 2. Perubahan
tekanan penghantaran perilaku
intracranial oksigen ke 3. Perubahan
jaringan pada respon motorik
tingkat kapiler 4. Kesulitan
menelan
5. Kelemahan atau
paralis
ekstremitas
6. Ketidak
normalan dalam
berbicara
Tingkat
2:memerlukan
bantuan dari
orang lain untuk
pertolongan
pengawasan atau
pengajaran
Tingkat
4:ketergantungan
tidak
berpartisipasi
dalan aktifitas
3. Intervensi
memungkinkan
Pengaturan posisi
1. Dorong pasien
untuk terlibat dalam
perubah posisi
2. Dorong latihan
ROM aktif dan pasif
3. Posisikan untuk
memfasilitasi
ventalasi/perfusi
Minimalisir gesekan
dan cidera ketika
memposisikan dan
membalikan tubuh
pasien
Hambatan Komunikasi Kurang bicara
komunikasi verbal a.Mengenali pasan 1. Sediakan metode
b.d perubahan yang diterima alternatif untuk
pada sistem saraf b. Menggunakan berkomunikasi
pusat bahasa lisan dengan berbicara
c.Pertukaran pesan 2. Kenali emosi dan
yang akurat perilaku fisik
dengan orang sebagai bentuk
lain komunikasi
3. Sesuaikan gaya
komunikasi untuk
memenuhi
kebutuhan klien
Mendengar aktif
1. Buat tujun interaksi
2. Tunjukan kesadaran
154