HALAMAN JUDUL
Oleh :
ADHE FITRI FEBRIANTI LAMATO
NIM: PO0220216002
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
menyelesaikan karya tulis ilmiah studi kasus yang berjudul “Penerapan Terapi
Provinsi Sulawesi Tengah” ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kepada kedua orang tua saya, Bapak saya Ridwan Wangke dan Ibu saya
menjadi seperti sekarang. Selalu mendukung dan memberikan nasihat agar saya
selalu sabar dan ikhlas selama penyusunan proposal ini. Untuk itu penulis
penulis, Kepada :
Kesehatan Palu.
iv
5. Direktur RSUD Madani Provinsi Sulawesi tengah dan Staf yang telah
dukungan, motivasi dan selalu menemani dalam senang maupun susah, Dan
Abd Hair Mondo yang selalu setia mendengarkan keluh kesah saya,
Ilmiah ini.
di miliki penulis maka Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat di harapkan
v
DAFTAR ISI
vi
G. Etika Penelitian ..................................................................................... 49
BAB IV ........................................................................................................................ 49
A. Hasil ............................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Saran ...................................................................................................... 94
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Biodata
Lampiran 11 : Dokumentasi
ix
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN POSO
ABSTRAK
Kata Kunci : Studi Kasus Isolasi Sosial, Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melakukan segala aktivitas sehari – hari, selain kesehatan rohani dan juga
hanya terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang di
sekitar 450 juta orang mengalami Gangguan jiwa, lebih dari 440 orang
1
2
jangka panjang.
oleh pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya yang di tandai dengan
RSUD Madani Palu sebanyak 1.190 orang, dan tahun 2018 gangguan jiwa
diagnosa medis Skizofrenia tahun 2017 sebanyak 1.012 orang, dan tahun
2018 sebanyak 850 orang, berdasarkan data RSUD Madani palu pasien
tidak berarti dengan orang lain, isolasi sosial yang tidak mendapatkan
individu juga dengan pemberian terapi modalitas salah satunya yaitu terapi
masalah keperawatan yang sama (Kelliat, B.A & Akemat. 2005). Aktivitas
pasien dengan isolasi sosial di RSJ Menur Surabaya tahun 2015. Penelitian
kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
V. L. Ratumbuysang Menado.
Palu”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Sulawesi Tengah.
2. Tujuan Khusus
Tengah
5
b. Bagi Institusi
c. Peneliti
isolasi sosial” .
TINJAUAN PUSTAKA
sehari-hari.
genetik, kelainan fisik pada otak yang terjadi sejak lahir dan
6
7
harmonis.
menjadi 2, yaitu :
menyebabkan depresi.
berikut :
a. Terapi psikofarmakologi
hilangkan.
b. Psikoterapi
pasien.
c. Terapi psikososial
sendiri.
d. Terapi psikoreligius
berdoa.
9
e. Rehabilitasi
1. Pengertian
individu dan di rasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan
a. Respon adaptif
berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
selanjutnya.
hubungan interpersonal.
terasing dilingkungannya.
orang lain
tidak mendukung.
dengan orang
a. Bayi
hangat merupakan aspek penting yang harus di bina sejak dini karena
pada orang lain akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri sendiri dan
b. Pra sekolah
positif terhadap perilaku anak yang adaptif. Hal ini merupakan dasar
c. Anak-anak
dan mulai mengenal lingkungan yang lebih luas, dimana anak mulai
d. Remaja
mulaI interdependen.
kuarng.
e. Dewasa muda
pernikahan.
f. Dewasa tengah
dengan orang tua, khususnya individu yang telah menikah. Jika ia telah
menikah maka peran menjadi orang tua dan mempunyai hubungan antar
15
interdependen.
berkurang.
g. Dewasa lanjut
tidak berguana, tidak dihargai dan hal ini dapat menyebabkan individu
h. Etiologi
Menurut Stuart dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang
1) Faktor predisposisi
a) Faktor perkembangan
b) Faktor biologis
menderita skizofrenia.
d) Faktor Presipitasi
dipenjara.
2) Stressor biokimia
terjadinya skizofrenia.
Menurut Mustika Sari (2002) tanda dan gejala klien dengan isolasi
soisal,yaitu:
1) Kurang spontan
4) Afek tumpul
8) Mengisolasi (menyendiri)
a. Objektif
3) Afek tumpul
4) Bukti kecacatan
6) Sakit
b. Subjektif
verbal).
a. Definisi
kelompok.
1) Struktur kelompok
2) Besaran kelompok
orang.
22
3) Lamanya sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi fungsi
Banyak sesi terutama pada tujuan kelompok, dapat satu kali atau dua
4) Komunikasi
5) Peran kelompok
masalah.
6) Kekuatan kelompok
7) Norma kelompok
8) Kekohesifan
adalah :
sama
f. Aktivitas TAKS
Sosialisasi).
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
adalah:
1) Faktor perkembangan
2) Faktor Biologis
keluarga.
b. Stessor Presipitasi
dirumah sakit.
c. Perilaku
ciri (menyendiri).
bercakap-cakap.
d. Sumber koping
atau tulisan.
e. Mekanisme defensive
lain
tiba dikesadaran
2. Pohon Masalah
(Stuart, 2006)
3. Diagnosa keperawatan
a. Isolasi Sosial
4. Fokus Intervensi
Perencanaan
an dihadapi klien.
perasaanny 6. Dengarkan
a ungkapan perasaan
klien dengan
empati.
nyaman saat
berinteraksi
4. Berikan bantuan
fisik sesuai
kemampuan.
5. Bimbing klien
cara berinteraksi
dengan benar dan
tepat.
6. Awasi klien
selama kegiatan
Berinteraksi.
7. Anjurkan klien
untuk memulai
percakapan
dengan sopan.
8. Anjurkan klien
untuk tetap
memberikan salam
sesuai dengan
agama masing-
masing.
9. monitor dan
evaluasi
kemampuan klien
selama kegiatan
berinteraksi.
10. Berikan
reinforcement
setelah klien
mampu berintarksi
dengan baik,
5. Strategi Pelaksanaan
34
tersebut adalah :
Pasien Keluarga
No.
SP1P SP1K
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial 1. Mendiskusikan
pasien. masalah yang
2. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan dirasakan keluarga
berinteraksi dengan orang lain. dalam merawat
3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian pasien.
berinteraksi dengan orang lain. 2. Menjelaskan
4. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan pengertian, tanda
satu orang. dan gejalah isolasi
5. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan sosial yang dialami
latihan berbincang-bincang dengan orang lain klien beserta proses
dalam kegiatan harian. terjadinya.
3. Menjelaskan cara-
cara merawat klien
dengan isolasi
sosial.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 1. Melatih keluarga
2. Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan cara
mempraktikan cara berkenalan dengan satu merawat klien
orang. dengan isolasi
3. Membantu klien memasukkan kegiatan latihan sosial.
berbincang-bincang dengan orang lain dalam 2. Melatih keluarga
kegiatan harian. mempraktikkan cara
merawat langsung
kepada klien isolasi
35
sosial.
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 1. Membantu keluarga
2. Memberikan kesempatan kepada klien membuat jadwal
mempraktikkan cara berkenalan dengan dua aktivitas di rumah
orang atau lebih. termasuk minum
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal obat (dischange
kegiatan harian. planing).
2. Menjelaskan follow
up klien setelah
pulang.
Iskandar 2008)
d. Melatih pasien cara berkenalan dengan dua orang atau lebih, perawat
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
mulai dari hari ini dan saya bertugas untuk merawat bapak.
b. Validasi
c. Kontrak
1) Topik
2) Waktu
38
3) Tempat
4) Tujuan
2. Fase kerja
orang lain?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
tadi?”
b. Tindak Lanjut
1) Topik
2) Waktu
3) Tempat
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
b. Validasi
c. Kontrak
1) Topik
2) Waktu
3) Tempat
2. Fase kerja
“bapak”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan
pak. “selamat pagi, kenalkan nama saya N, hobi main bola, asal
dari poso, nama bapak siapa?, hobi bapak apa?, asal bapak dari
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
41
tadi?”
2) Evaluasi Objektif
b. Tindak Lanjut
1) Topik
lain?
2) Waktu
3) Tempat
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
saya suster A”
b. Validasi
c. Kontrak
1) Topik
orang”
2) Waktu
bapak?
3) Tempat
2. Fase kerja
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
b. Evaluasi Objektif
sebanyak 1 orang”
c. Tindak Lanjut
“bapak saat saya tidak ada bapak dapat melakukan hal seperti
1) Topik
44
2) Waktu
3) Tempat
lagi?...
1. Fase orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi pak!” masih ingat dengan saya? Benar pak! saya
suster A...
b. Validasi
c. Kontrak
1) Topik
45
atau lebih pada orang yang tidak bapak kenal atau orang
baru...”
2) Waktu
bapak?
3) Tempat
2. Fase kerja
mari kita melakukannya dengan orang lain yang bapak tidak kenal
harian?
3. Fase Terminasi
46
a. Evaluasi Subyektif
tadi?”
b. Evaluasi Objektif
sebanyak 3 orang”
c. Tindak Lanjut
“nah.. saat saya tidak ada, bapak dapat melakukannya hal seperti
yang bapak lakukan tadi dengan orang yang baru bapak kenal...
datang lagi ya pak...? hari ini terakhir saya dinas di ruangan ini.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Sulawesi Tengah.
2. Waktu Penelitian
Subjek studi kasus penelitian ini yaitu pasien jiwa dengan masalah
D. Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian studi kasus ini yaitu Penerapan Terapi
47
48
E. Definisi Operasional
Sosial.
keperawatan.
3. Kemampuan Sosialisasi
4. Isolasi Sosial
F. Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Wawancara
b. Observasi
yang di milki klien seperti pasien menyendiri, acuh tak acuh terhadap
c. Pemeriksaan Fisik
panca indra ( lihat, dengar, raba, cium ) yaitu seperti tekanan darah,
2. Data sekunder
G. Etika Penelitian
penolakan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
4. Prinsip autonomi
5. Prinsip Beneficience
kebaikan oleh diri dan orang lain. Dalam penelitian ini di harapkan
7. Prinsip justice
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
juni – 24 juni 2019 di RSUD Madani Palu. RSUD Madani terletak Jln.
menempati area seluas 92.010 m2, Pelayanan yang ada untuk rawat jalan
dengan gangguan jiwa yaitu poli jiwa, konsultasi psikolog, konsultasi ahli
jiwa tumbuh kembang anak, rawat inap dengan beberapa ruangan, akut
(sawo), ruangan tenang pasien laki-laki yaitu salak, srikaya, untuk pasien
B. Karakteristik Pasien
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang gambaran pelaksanaan asuhan
ruangan Salak Rumah Sakit Umum Daerah Madani Palu pada tanggal 10-
53
54
1. Fase Orientasi
disini selama 1 minggu dan saya yang akan merawat bapak. Kalau
2. Fase Kerja
“Bapak sudah berapa lama di sini ? “ “ Apa yang bapak rasakan saat
mengunjungi?”
3. Fase terminasi
berkenalan yaa pak! Bagaimana perasaan bapak? Nah pak tadi kita
juga sudah mau menceritakan nama bapak? Dan apa yang bapak
rasakan saat ini? Pak apa bila ada hal yang ingin disampaikan boleh
55
bersama” “Pak sekitar jam 15.30 WITA saya akan datang lagi ya
Implementasi Evaluasi
5. Identitas Klien
a) Klien
6. Alasan masuk
dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum klien masuk rumah sakit,
7. Faktor predisposisi
Klien menderita gangguan jiwa sejak 3 tahun terakhir dan klien tidak
8. Pemeriksaan fisik
9. Psikososial
a) Genogram
A B
Keterangan :
Perempuan :
Laki-laki :
Meninggal :
Menikah :
Saudara :
Klien :
Tinggal Serumah :
58
gangguan jiwa.
a) Gambaran Diri
musik.
b) Identitas diri
laki.
c) Peran
keluarga.
d) Ideal diri
e) Harga diri
berhubungan dengan orang lain karena menurut klien tidak ada hal
12. Spiritual
Klien tidak tahu tentang gangguan jiwa sesuai dengan norma dan
a) Penampilan
b) Pembicaraan
c) Aktivitas motorik
d) Alam perasaan
e) Afek
g) Persepsi
h) Proses pikir
i) Isi pikir
j) Tingkat kesadaran
k) Memori
m) Kemampuan penilaian
a) Adaptif
b) Maladaptif
16. Pengetahuan
nya.
1. DS : - Isolasi Sosial
DO:- Kontak mata kurang
- Saat berbicara klien nampak berfikir
ketika ingin menjawab pertanyaan
- Nampak sesekali klien terdiam saat
berbicara
- Klien cepat bosan
- Klien sering tidur
63
- Klien bermalas-malasan
- Menolak hubungan dengan orang lain
- Klien memutuskan percakapan
- Klien terlihat menyendiri
2. DS : - Klien mengatakan sering mendengarkan Halusinasi pendengaran
suara adiknya yang menyuruhnya
pulang
- Klien mengatakan sering mendengar
suara itu siang dan malam hari
DO : - Klien terlihat murung
- Klien terlihat senyum-senyum sendiri
- Klien terlihat berbicara sendiri
3. DS : - Klien mengatakan malu bertemu orang Harga Diri Rendah
karena dirinya di anggap gila
- Klien mengatakan bahwa sekarang
sudah tidak mempunyai penghasilan
untuk di berikan adik-adiknya
- Klien merasa tidak berguna
DO: - Klien nampak sedih
- Klien menunduk ketika diberikan
pertanyaan soal keluarganya
4. DS : - Klien mengatakan malas untuk melakukan
Defisit Perawatan Diri
aktivitas
- Klien mengatakan malas untuk mandi
- Klien mengatakan merasa gatal pada
1.
seluruh tubuhnya
DO: - Klien terlihat kotor
- Klien berpakaian tidak sesuai
- Rambut acak-acakan
- Kuku klien panjang dan terlihat kotor
- Kulit klien kering
64
a) Isolasi Sosial
b. Intervensi
Perencanaan
3. Menganjurkan
pasien untuk
membicarakn
topik tertentu
dengan orang
lain
4. Menganjurkan
klien
memasukkan
kegiatan kedalam
jadwal harian
5. Berikan
reinforcement
setelah klien
mampu
berintarksi
dengan baik,
Nama : Tn. S
Ruangan : Salak
Pertemuan : II
1) Proses Keperawatan
a) Kondisi klien
b) Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
c) Tindakan keperawatan
a) Fase Orentasi
b) Fase kerja
“bapak”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan
69
A, hobi main bola, asal dari poso, nama bapak siapa?, hobi
bapak apa?, asal bapak dari mana?”. Coba bapak praktekan yang
kegiatan harian?
c) Fase Terminasi
dengan orang lain dan cara berkenalan yang benar. Saya harap
d) Evaluasi Implementasi
Nama : Tn. S
Ruangan : Salak
Pertemuan : III
1) Proses keperawatan
a) Kondisi klien
klien masih cenderung menyendiri di kamar, Klien masih sulit di
tebak kapan moodnya sedang baik
b) Diagnosa keperawatan
Isolasi Sosial
c) Tindakan keperawatan
1. Memberikan kesempatan kepada klien mempraktikan cara
suster A”. “ Bagaimana perasaan bapak hari ini ? masih ingat dengan
yang kemarin saya ajarkan?. “ sesuai dengan janji kita kemarin, hari
b) Fase kerja
bapak dapat mempraktekkan dengan baik dan sesuai dengan apa yang
c) Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?
Siapa nama orang yang bapak ajak berkenalan tadi?. “pasien terlihat
“bapak saat saya tidak ada bapak dapat melakukan hal seperti yang
bapak lakukan tadi dengan orang yang belum bapak kenal... kemudian
bapak ingat nama yang pernah bapak ajak kenalan atau bisa ibu catat
lain sebanyak 2 orang atau lebih. “sebentar sore saya datang kembali
Nama : Tn. S
Ruangan : Salak
Pertemuan : IV
1) Proses keperawatan
a) Kondisi klien
klien sudah mau berinteraksi dengan teman sekamarnya, dan sudah mulai
aktif tetapi terkadang masih berdiam diri .
b) Diagnosa keperawatan
Isolasi Sosial
c) Tindakan keperawatan
Menganjurkan klien untuk berinteraksi dengan dua orang atau lebih dan
membicarakan topik tertentu
2) Strategi komunikasi tindakan keperawatan
a) Fase orentasi
“ Selamat Pagi pak!” masih ingat dengan saya? Benar pak! saya suster A. “
Bagaimana perasaan bapak hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin
bapak lakukan? “ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini bapak akan
melakukan interaksi dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih pada
76
orang yang tidak bapak kenal atau orang baru. “ sesuai dengan kesepakatan
b) Fase kerja
“sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba bapak perlihatkan kepada
saya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... bapak dapat
orang lain yang bapak tidak kenal sebanyak 2 orang atau lebih!! Bagus...
dengan orang lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian?
c) Fase Terminasi
siapa saja nama orang yang ibu ajak berkenalan tadi?. “pasien terlihat
saat saya tidak ada, bapak dapat melakukannya hal seperti yang bapak
lakukan tadi dengan orang yang baru bapak kenal... kemudian bapak ingat
nama yang pernah bapak ajak kenalan atau bisa bapak catat di buku saat
berkenalan. “baiklah... pertemuan hari ini kita akhiri. Besok saya tidak
datang lagi ya pak...? hari ini terakhir saya dinas di ruangan ini. Sama-sama
d. Penerapan TAKS
keperawatan SP1P, SP2P, SP3P, yaitu tanggal 12 – 22 Juni 2019 dan dilakukan
yaitu Isolasi Sosial, Adapun pelaksanaan TAKS terdiri dari 4 sesi, yaitu :
1) Sesi 1 di lakukan hari Rabu tanggal 12 Juni 2019 pukul 09.00 Wib.
Alat dan bahan : Bola, Speaker, papan nama, buku catatan, jadwal harian
pasien.
b) Fase orientasi
c) Fase Kerja
satu peserta ke peserta yang lainnya searah dengan jarum jam, saat
d) Fase Terminasi
kita akhiri, kita akan bertemu lagi hari selasa jam 09.00 di tempat yang
sama, permisi”
2) Sesi 2 di lakukan hari sabtu tanggal 15 Juni 2019 pukul 09.00 Wib,
Tujuan : Klien mampu menyebutkan jati diri dan menanyakan jati diri
teman kelompoknya.
Alat dan bahan : Bola, Speaker, papan nama, buku catatan, jadwal harian
pasien.
b) Fase orientasi
c) Fase Kerja
satu peserta ke peserta yang lainnya searah dengan jarum jam, saat
d) Fase Terminasi
akan bertemu lagi hari jumat jam 09.00 di tempat yang sama, permisi”
3) Sesi 3 di lakukan hari Rabu tanggal 19 Juni 2019 pukul 09.00 Wib.
kehidupan pribadi .
Alat dan bahan : Bola, Speaker, papan nama, buku catatan, jadwal harian
pasien.
b) Fase orientasi
c) Fase Kerja
satu peserta ke peserta yang lainnya searah dengan jarum jam, saat
d) Fase Terminasi
kita akhiri, kita akan bertemu lagi hari senin jam 09.00 di tempat yang
sama, permisi”
4) Sesi 4 di lakukan hari Sabtu tanggal 22 Juni 2019 pukul 09.00 Wib.
Alat dan bahan : Bola, Speaker, papan nama, buku catatan, jadwal harian
pasien.
b) Fase orientasi
c) Fase Kerja
satu peserta ke peserta yang lainnya searah dengan jarum jam, saat
d) Fase Terminasi
hari ini kita akhiri, besok saya tidak dating lagi ya teman-teman, hari ini
tertentu. O:
- Klien mampu
menyampaikan dan
membicarakan topik
tertentu
- Kontak mata ada
- Klien sudah mulai
terbuka perihal
kehidupan pribadinya
A: TAKS sesi 4 tercapai
P: TAKS di hentikan
e. Pembahasan
masalah keperawatan Isolasi Sosial, yang dilakukan pada tanggal 10-22 juni
2019 di ruang Salak RSUD Madani palu, maka penulis akan membahas
1. Pengkajian
mengkonsumsi obat jiwa lagi sejak 1 tahun terakhir karena tidak ada
malas bergaul dengan orang lain, kontak mata kurang, klien sering
2. Diagnosa keperawatan
banyak diam, Data objektif yang di peroleh dari Tn. S yaitu klien tampak
3. Intervensi Keperawatan
Isolasi Sosial.
4. Implementasi
Percaya pada hari senin 10 juni 2019 pukul 10.00 peneliti mendapatkan
kedua pukul 15.30 klien mau menjawab salam, klien mau berjabat tangan,
89
kontak mata, Pada hari Rabu pukul 15.30 WITA peneliti melakukan Strategi
satu orang tetapi dengan stimulus dari peneliti, Pada hari Kamis pukul 15.30
dengan dua orang atau lebih dan membicarakan topik tertentu Klien mampu
TAKS Sesi 1 di lakukan pada hari Rabu pukul 09.00 klien masih
pada klien, klien mampu untuk memperkenalkan jati diri, TAKS Sesi 2 di
90
lakukan pada hari Sabtu Pukul 09.00 WITA Tn.S sudah mampu
tanpa stimulus dari fasilitator, TAKS Sesi 3 di lakukan Rabu pukul 09.00
TAKS Sesi 4 di lakukan Sabtu pukul 09.00 WITA Klien sudah lebih aktif,
sosialisasi pada pasien dengan isolasi sosial, klien mampu untuk memulai
dua orang atau lebih, membicarakan topik tertentu, Penelitian lain yang di
Ratumbuysang Menado .
5. Evaluasi
pada TAKS Sesi 1 di lakukan pada hari Rabu 12 Juni 2019 klien mampu
untuk memperkenalkan jati diri, TAKS Sesi 2 di lakukan pada hari Sabtu 15
91
Juni 2019 Tn.S sudah mampu memperkenalkan jati diri dan menanyakan
jati diri teman kelompoknya tanpa stimulus dari fasilitator, TAKS Sesi 3 di
lakukan hari Rabu 19 juni 2019 klien mampu untuk menanyakan kehidupan
pribadinya. TAKS Sesi 4 di lakukan hari Sabtu 22 Juni 2019 Klien sudah
di dalam ruangan yang dia rasakan seperti terkurung, sedangkan di luar dia
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian klien lebih banyak diam, kontak mata kurang, sering
3. Intervensi pada klien Tn. S yaitu bina hubungan saling percaya, Strategi
1, 2, 3, dan 4.
menyebutkan jati diri, sesi 2 mampu menyebutkan jati diri dan teman
92
95
topik tertentu
juni 2019 masalah Isolasi Sosial teratasi. Hal ini ditunjukkan dengan klien
B. Saran
Sosialisasi
2. Bagi Perawat
95
95
DAFTAR PUSTAKA
95
95