Anda di halaman 1dari 115

LINGKAR PEMECAHAN MASALAH

EVALUASI PROGRAM GIZI PUSKESMAS


KECAMATAN CEMPAKA PUTIH JAKARTA PUSAT PERIODE
JULI – DESEMBER 2019

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Aditya Pratama S 1102012006
Aminatuz Zahrah 1102014019
Kurnia Hasanah 1102014146
Shabrina Ardelia 1102014244
Siti Aisah 1102014250

PEMBIMBING
dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, Dipl.DK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 24 FEBRUARI 2019 – 28 MARET 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus dengan judul “LINGKAR PEMECAHAN MASALAH


EVALUASI PROGRAM GIZI PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA
PUTIH JAKARTA PUSAT PERIODE JULI – DESEMBER 2019” ini telah
disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah
satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Maret 2020


Pembimbing,

dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, Dipl.DK

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada tim penulis
sehingga Laporan Lingkar Pemecahan Masalah yang berjudul Lingkar
Pemecahan Masalah Evaluasi Program Gizi Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Jakarta Pusat Periode Juli-Desember 2019 ini dapat diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan
Masyarakat, semoga dapat memberikan manfaat.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang
sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, Dipl.DK, selaku dosen pembimbing, dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
2. Dr. dr. Fathul Jannah, M.Si Dipl.DK, selaku kepala bagian dan staf pengajar
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Yusnita, M. Kes, Dipl.DK, selaku koordinator kedokteran keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
4. Dr. Kholis Ernawati, S. Si, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. Dr. Rifqatussa’adah, S.KM, M. Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

ii
6. dr. Dini Widianti, MKK, Dipl.DK, selaku staf Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. dr. Maya Trisiswati, MKM. selaku staf Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. dr. Diki Alsedik selaku ketua Puskesmas Kecamatan Kecamatan Cempaka Putih,
Jakarta Pusat.
9. dr. Shinta Dwi, dan Ibu Murti serta seluruh tenaga kesehatan Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih yang telah memberikan bimbingan dan data kepada
penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
10. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga
tersusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat memberi
manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, Maret 2020

Tim Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
BAB I BERKAS PASIEN DAN KELUARGA ........................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)............................................. 2
1.2.1 Definisi Puskesmas ................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Puskesmas ..................................................................... 2
1.2.3 Prinsip Penyelenggaraan, Tugas dan Fungsi Puskesmas .......... 3
1.2.4 Upaya Kesehatan Puskesmas .................................................... 3
1.2.5 Wilayah Kerja Puskesmas ......................................................... 4
1.2.6 Peran Puskesmas ....................................................................... 7
1.2.7 Jaringan Pelayanan, Fasilitas, dan Sistem Rujukan .................. 8
1.3 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih ........................ 9
1.3.1 Keadaan Geografis .................................................................. 9
1.3.2 Keadaan Demografi ............................................................... 10
1.4 Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih ............................................... 15
1.4.1 Sejarah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih .................... 15
1.4.2 Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih ....................................................................................... 16
1.4.3 Visi, Misi ,dan Prinsip Dasar Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih ...................................................................................... 16
1.4.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih ...................................................................................... 17
1.4.5 Fasilitas di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih .............. 17
1.4.6 Tenaga Kerja di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih ...................................................................................... 18

iv
1.5 Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat ...................................... 19
1.6 Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur ..................................... 20
1.7 Puskesmas Kelurahan Rawasari .......................................................... 21
1.8 Program Gizi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih .................. 22
1.8.1 Indikator ............................................................................... 23
1.8.2 Dasar Hukum ........................................................................ 24
1.8.3 Pencapaian Target Program Gizi Berdasarkan Wilayah
Kelurahan Tahun 2019 ......................................................... 24
1.9 Identifikasi Masalah .......................................................................... 45
1.10 Rumusan Masalah ........................................................................... 47
BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB
MASALAH ............................................................................................... 50
2.1 Penetapan Prioritas Masalah ............................................................... 50
2.1.1 Non Scoring Technique ........................................................... 50
2.1.2 Scoring Technique .................................................................. 51
2.2 Pemilihan Metode MCUA ................................................................... 55
2.3 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah .................................. 85
2.4 Menentukan Penyebab Masalah yang Dominan .................................. 89
2.4.1 Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan
Juli – Desember 2019 .............................................................. 89
2.4.2 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah
kerja Se- Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan
Juli – Desember 2019 .............................................................. 90
BAB III MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN
MASALAH ................................................................................................ 91
3.1 Menetapkan Alternatif Cara Pemecahan Masalah dan
Menentukan Cara Pemecahan Masalah yang Paling
Fleksibel .............................................................................................. 91
3.2 Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019

v
sebesar 85,05% lebih dari target 30% ................................................. 92
3.3 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 100% lebih dari target 50% .................................................. 93
BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH ... 95
4.1 Menyusun Rencana Pemecahan Masalah .......................................... 95
4.1.1 Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 95
4.1.2 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli –Desember
2019 sebesar 100% lebih dari target 50% ................................. 97
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiataan Pemecahan Masalah ..................... 98
BAB V PENUTUP ................................................................................ 101
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 101
5.2 Saran .................................................................................................. 102

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih ................................... 9


Tabel 1.2 Jumlah Penduduk di Kecamatan Cempaka Putih ...................... 10
Tabel 1.3 Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 11
Tabel 1.4 Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan .................. 11
Tabel 1.5 Gambaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............ 12
Tabel 1.6 Sarana Umum di Kecamatan Cempaka Putih ............................ 12
Tabel 1.7 Jumlah Rumah Tinggal di Kecamatan Cempaka Putih ............ 13
Tabel 1.8 Jumlah Sekolah di Kecamatan Cempaka Putih ......................... 14
Tabel 1.9 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Cempaka ............. 14
Tabel 1.10 Sarana dan Prasarana di Gedung Puskesmas
Kecamatan .............................................................................. 17
Tabel 1.11 Tenaga Kerja di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................................... 18
Tabel 1.12 Tenaga Kerja di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat ........................................................................................ 20
Tabel 1.13 Tenaga Kerja di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Timur ....................................................................................... 21
Tabel 1.14 Tenaga Kerja di Puskesmas Kelurahan Rawasari .................... 22
Tabel 1.15 Indikator Kinerja Target Kegiatan Pembinaan Gizi ............... 23
Tabel 1.16 Presentase Balita Underweight Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019 ................... 25
Tabel 1.17 Persentase Balita Stunting Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019 .................. 26
Tabel 1.18 Persentase Balita Wasting Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019 ................. 27
Tabel 1.19 Persentase Ibu Hamil Anemia Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019 .................. 28
Tabel 1.20 Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember
tahun 2019 ............................................................................. 29

vii
Tabel 1.21 Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat
ASI Eksklusif Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
bulan Juli-Desember tahun 2019 ............................................ 30
Tabel 1.22 Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet
Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa
kehamilan Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan
Juli-Desember tahun 2019 ...................................................... 31
Tabel 1.23 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
yang mendapat makanan tambahan Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember
tahun 2019 .............................................................................. 32
Tabel 1.24 Persentase Balita Kurus yang mendapat makanan
tambahan Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan
Juli-Desember tahun 2019 ...................................................... 34
Tabel 1.25 Persentase remaja putri mendapat TTD Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember
tahun 2019 .............................................................................. 35
Tabel 1.26 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD
Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan
Juli-Desember tahun 2019 ...................................................... 36
Tabel 1.27 Persentase balita yang ditimbang berat badannya
Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan
Juli-Desember tahun 2019 ....................................................... 37
Tabel 1.28 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS
Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan
Juli-Desember tahun 2019 ..................................................... 38
Tabel 1.29 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS
Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan
Juli-Desember tahun 2019 .................................................... 39
Tabel 1.30 Persentase balita yang tidak naik berat badannya
dua kali berturut-turut (2T) Wilayah Kecamatan

viii
Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019 .................. 41
Tabel 1.31 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan
Juli-Desember tahun 2019 ...................................................... 42
Tabel 1. 32 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin
A Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan
Juli-Desember tahun 2019 ...................................................... 43
Tabel 1. 33 Persentase kasus balita gizi buruk yang
mendapat perawatan Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019 .................. 45
Tabel 2.1 Proxy untuk Program Gizi di Wilayah Puskesmas
Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2019 ...................... 55
Tabel 2.2 Skala Penilaian Emergency terhadap Program Gizi
Puskesmas Cempaka Putih Periode Juli – Desember
2019 ........................................................................................ 56
Tabel 2.3 Hasil Penilaian Emergency terhadap Program Gizi
Puskesmas Puskesmas Cempaka Putih Periode Juli –
Desember 2019 ....................................................................... 57
Tabel 2.4 Hasil Penilaian Greatest Member terhadap
Program Gizi Puskesmas Puskesmas Cempaka
Putih Periode Juli – Desember 2019 ...................................... 62
Tabel 2.5 Penentuan Expanding Scope berdasarkan
keterpaduan lintas sektoral ................................................... 66
Tabel 2.6 Hasil Penilaian Expanding Scope terhadap Program
Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Juli – Desember 2019 ......................................... 67
Tabel 2.7 Rasio Tenaga Kesehatan terhadap Penduduk di Wilayah
Kerja Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli –
Desember 2019 .......................................................................... 70
Tabel 2.8 Penentuan Score Rasio Tenaga Kesehatan dengan
Jumlah Penduduk di Wilayah Kecamatan Cempaka

ix
Putih Periode Juli – Desember 2019 ......................................... 70
Tabel 2.9 Scoring Ketersediaan Dana terhadap Kegiatan di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Juli – Desember 2019 ............................................................... 71
Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Juli – Desember 2020 ................................................................ 71
Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Juli – Desember 2019 ................................................................ 72
Tabel 2.12 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode
Juli – Desember 2020 .............................................................. 77
Tabel 2.13 Penentuan Nilai Policy Program Gizi Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember
2019 ......................................................................................... 77
Tabel 2.14 Penentuan Masalah Terhadap Program Gizi Menurut
Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Juli – Desember 2019.......................................... 82
Tabel 2.15 Urutan Masalah Terhadap Program Gizi Menurut
Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Juli – Desember 2019......................................... 83
Tabel 3. 1. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan
Juli – Desember 2019 sebesar 85,05% lebih dari target
30% dengan selisih 55,05%. .................................................... 92
Tabel 3. 2. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan
Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target
50% dengan selisih 50%. ......................................................... 94
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Persentase remaja putri

x
mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka
Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 .................................. 96
Tabel 4.2 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan
Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target
50% .......................................................................................... 97
Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Persentase remaja putri
mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka
Putih pada Bulan Juli – Desember 2020 ................................... 98
Tabel 4.4 Rencana Pemecahan Masalah Persentase bayi yang baru
lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100% lebih dari target 50% ..................................................... 99

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Cempaka Putih .............................. 10


Gambar 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih ........................................................................ 17
Gambar 2.1 Fishbone Masalah 1 ............................................................... 87
Gambar 2.2 Fishbone Masalah 2 ............................................................... 88

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah investasi utama bagi pembangunan


sumber daya manusia Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya
adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan
setiap orang untuk dapat berperilaku hidup yang sehat untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Untuk mewujudkan hal
tersebut, perlu perencanaan pembangunan kesehatan yang sistematis, terarah,
terpadu, dan meyuluruh, serta dibutuhkam keterlibatan berbagai sektor dan
seluruh komponen setiap masyarakat dalam pelaksanaanya.
Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik,
mental dan sosial yang tak hanya berarti suatu keadaan yang bebas dari
penyakit dan kecatatan.Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar
kehidupan organisme contohnya lingkungan fisik, kimia dan biologi. Upaya-
upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif
sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga
derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan.
Pembangunan kesehatan dicapai dengan menyelenggarakan berbagai
upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Berdasarkan PERMENKES
No. 75 Tahun 2014, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat esensial
meliputi pelayanan promosi kesehatan; pelayanan kesehatan lingkungan;
pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; pelayanan gizi; dan

1
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Dalam upaya pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta
sehat untuk semua. Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta menetapkan syarat-syarat yang harus dicapai
oleh jajarannya yaitu melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta
yang telah dibuat acuan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan
SK Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik
secara individu maupun kesehatan masyarakat yang mengacu kepada SPM
tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan
secara optimal.
1.2 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
1.2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes 75 tahun
2014).

1.2.2 Tujuan Puskesmas


Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas yaitu:
a. Mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

2
kelompok dan masyarakat.
1.2.3 Prinsip Penyelenggaraan, Tugas dan Fungsi Puskesmas
1. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
a. Paradigma sehat;
b. Pertanggungjawaban wilayah;
c. Kemandirian masyarakat;
d. Pemerataan;
e. Teknologi tepat guna; dan
f. Keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes 75 tahun 2014).

2. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat (Permenkes 75 tahun 2014).
3. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
(Permenkes 75 tahun 2014).

1.2.4 Upaya Kesehatan Puskesmas


1. Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama
1) Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Pelayanan promosi kesehatan;
b. Pelayanan kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. Pelayanan gizi; dan
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
(Permenkes 75 tahun 2014).

3
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi
sumber daya yang tersedia di masing- masing Puskesmas
(Permenkes 75 tahun 2014).
3. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama

a. Rawat jalan;
b. Pelayanan gawat darurat;
c. Pelayanan satu hari (one day care);
d. Home care; dan/atau
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan. (Permenkes 75 tahun 2014)

1.2.5 Wilayah Kerja Puskesmas


Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu
Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan
oleh bupati setelah mendengar saran teknis dari kantor wilayah
departemen kesehatan provinsi.
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan
pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan
penyelenggaraan. Puskesmas dikategorikan menjadi tiga, yaitu
Puskesmas Kawasan Perkotaan, Puskesmas Kawasan Pedesaan dan

4
Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil (Permenkes No 75 tahun
2014).

1. Pusksesmas Kawasan Perkotaan

Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang


memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
perkotaan sebagai berikut:

a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada


sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5
km, bioskop, atau hotel;
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga
memiliki listrik;
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas
perkotaan

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas


kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memprioritaskan pelayanan UKM
b. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
Masyarakat
c. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah
atau masyarakat
d. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan
dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat
perkotaan.

5
2. Puskesmas Kawasan Pedesaan

Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang


memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
pedesaan sebagai berikut:
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada
sektor agraris.
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius
lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau
hotel.
c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh
persen).
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas
kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan
partisipasi masyarakat
b) Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan
fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
masyarakat
c) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan
d) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan
dengan pola kehidupan masyarakat perdesaan.
3. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil

Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan


karakteristik sebagai berikut:
a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana,
pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir

6
b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak
tempuh pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan
waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-
waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
c. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang
tidak stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas


kawasan terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan
kompetensi tenaga kesehatan
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan
kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan
bidan.
c. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan
kearifan lokal
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan
pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat
terpencil
e. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
f. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola
gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak
untuk meningkatkan aksesibilitas.
1.2.6 Peran Puskesmas
Konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut
memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan
dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem
perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan yang

7
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komperhensif dan terpadu (Permenkes No.75 tahun 2014).

1.2.7 Jaringan Pelayanan, Fasilitas, dan Sistem Rujukan


Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas
didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri atas:
1. Puskesmas Pembantu
Memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi
dalam wilayah kerja Puskesmas.
2. Puskesmas keliling
Memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak (mobile),
untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi
masyarakat diwilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh
pelayanan dalam gedung Puskesmas.
3. Bidan desa
Merupakan bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu
desa dalam wilayah kerja Puskesmas.
4. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Terdiri atas klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat
melaksanakan rujukan. Sesuai dengan sistem rujukan. Sistem rujukan
adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab atas masalah yang timbul kepada
yang lebih mampu secara vertikal atau horizontal. Sistem rujukan
menyangkut dua aspek, yaitu:
1. Rujukan Medis
a. Konsultasi penderita berupa pengobatan

8
b. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih mampu atau
ahli untuk meningkatkan pelayanan kesehatan setempat dan
memungkinkan alih ketrampilan dan pengetahuan.
2. Rujukan Kesehatan
a. Kejadian Luar Biasa (KLB) atau terjangkitnya penyakit
Menular
b. Terjadinya bencana kelaparan (peningkatan besar-besaran kasus
gizi buruk)
c. Masalah lain yang menyangkut kesehatan masyarakat umum.
1.3 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
1.3.1 Keadaan Geografis
Kecamatan Cempaka Putih adalah salah satu kecamatan yang berada di
wilayah Kota madya Jakarta Pusat, memiliki wilayah seluas 4,67 km2 yang
terbagi menjadi tiga Kelurahan, yaitu Kelurahan Cempaka Putih Timur (2,22
km2), Kelurahan Cempaka Putih Barat (1,21 km2) dan Kelurahan Rawasari
(1,24 km2). Jumlah Rukun Warga di Kecamatan Cempaka Putih Sebanyak 30,
sedangkan Rukun Tetangga sejumlah 366 (Profil Kesehatan Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih, 2019).
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

Kelurahan Luas Wilayah Jumlah RW Jumlah RT


(KM)
Cempaka Putih Timur 2,22 8 106
Cempaka Putih Barat 1,21 13 151
Rawasari 1,24 9 109
Jumlah 4,67 30 366
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,
2019)
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa kelurahan Cempaka Putih Timur
memiliki luas wilayah yang paling besar, yaitu 2,22 KM.

9
Adapun batas wilayah Kecamatan Cempaka Putih, yaitu:
1) Sebelah Utara: Jl. Suprapto (Kecamatan Kemayoran)
2) Sebelah Barat: Jl. Rawa Selatan, Jl. Mardani (Kecamatan
Johar Baru)
3) Sebelah Selatan: Jl. Pramuka (Kecamatan Matraman)
4) Sebelah Timur: Jl. Jendral Ahmad Yani (Kecamatan Pulo Gadung)

(Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, 2019)


Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

1.3.2 Keadaan Demografi


A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk kecamatan Cempaka Putih sampai akhir
bulan Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk di Kecamatan Cempaka Putih


Kelurahan Jumlah Penduduk

Cempaka Putih Timur 25.660


Cempaka Putih Barat 37.045
Rawasari 22.757
Jumlah 85.462
(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor
Lurah, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat dan Rawasari, 2019)

10
Data pada tabel 1.2. menunjukkan bahwa jumlah penduduk
yang paling banyak berada di Kelurahan Cempaka Putih Barat, yaitu
sebanyak 37.045 penduduk.

Tabel 1.3. Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Kelurahan Laki-Laki Perempuan
Cempaka PutihTimur 13.086 12.574
Cempaka Putih Barat 18.892 18.153
Rawa sari 11.606 11.151
Jumlah 43.584 41.878
(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor
Lurah Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat dan Rawasari, 2019)

Dari tabel 1.3. terlihat bahwa penduduk di Kecamatan Cempaka


Putih paling banyak berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak
43.584 penduduk.

Tabel 1.4.Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Kelurahan
Jenis Jumlah
Cempaka Cempaka Rawa
Pencaharian Penduduk
Putih Timur Putih Barat sari
Karyawan 6.294 6.099 3.312 15.705
Pedagang 2.915 9.156 398 12.469
Pegawai Negeri 4.891 2.567 2.389 9.856
Sipil TNI/Polri 41 1.710 25 1.776
Pensiunan
2.954 3.385 881 7.226
TNI/Polri/PNS
Pertukangan 1.149 73 21 1.243
Lain-lain 6.323 111 3.407 9.841
Jumlah 24.567 23.110 10.443 58.110
(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan
Kantor Lurah Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat dan Rawasari,
2019)

11
Dari tabel 1.4. terlihat penduduk di Kecamatan Cempaka Putih
paling banyak bekerja sebagai karyawan dengan total 15.705
penduduk.

Tabel 1.5. Gambaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Kelurahan
Tingkat Cempaka Cempaka Jumlah
Rawa
Pendidikan Putih Putih Penduduk
sari
Timur Barat
Tidak Sekolah 385 - 1.090 1.475
Tidak Tamat
4.388 158 523 5.069
SD/Sederajat
Tamat SD/Sederajat 4.933 2.170 1.076 8.179
Tamat
7.558 2.809 1.945 12.312
SLTP/Sederajat
Tamat
6.886 19.103 759 26.748
SLTA/Sederajat
Tamat
1.963 3.410 158 5.531
Universitas/PT
Jumlah 26.113 27.650 5.551 59.314
(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor
Lurah Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat dan Rawasari, 2019)

Dari tabel 1.5. terlihat bahwa penduduk di Kecamatan Cempaka


Putih paling banyak berpendidikan tamat SLTA/sederajat, yaitu
sebanyak 26.748 penduduk.

B. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Tabel 1.6. Sarana Umum di Kecamatan Cempaka Putih

No Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah


1 Masjid/ Mushola/ Gereja 17/40/6
2 Panti Asuhan -
3 Restoran dan Rumah Makan 133
4 Tempat-tempat Umum 134

12
5 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 10
6 Sarana Air Bersih (PAM dan Sumur bor 10.981
dengan Pompa)
7 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) 9
8 Pasar 4

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,


2019)

Dari tabel 1.6. terlihat sarana umum di Kecamatan Cempaka


Putih yang paling banyak adalah sarana air bersih, yaitu sebanyak
10.981.

Tabel 1.7. Jumlah Rumah Tinggal di Kecamatan Cempaka Putih

Kelurahan
Jenis
Cempaka Putih Cempaka Putih Jumlah
Bangunan Rawasari
Timur Barat
Rumah
874 1.044 2.992 4.910
Permanen
Rumah semi
1.582 857 69 2.508
Permanen
Rumah Biasa 807 54 - 861
Rumah Susun - 1 - 1
Rusun - - 1 1
Apartemen - - - -
(Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan
Kantor Lurah Cempaka Putih timur, Cempaka Putih Barat dan Rawasari,
2019)
Dari tabel 1.7. terlihat bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan
Cempaka Putih bertempat tinggal di rumah yang permanen dengan
jumlah sebanyak 4.910 rumah.

13
Tabel 1.8.Jumlah Sekolah di Kecamatan Cempaka Putih
Sekolah
TK SD SMP SMA SMK MA
Kelurahan
Swas Neg Swas Neg Swas Neg Swas Neg Neg
Cempaka
10 5 2 4 1 1 0 3 0 0
Putih Barat
Cempaka
Putih 8 3 7 0 3 0 2 0 1 1
Timur
Rawasari 10 2 4 2 1 1 0 1 0 0

Jumlah 28 10 13 6 5 2 2 4 1 1
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,
2019)

Dari tabel 1.8. terlihat bahwa jumlah sekolah di Kecamatan


Cempaka Putih yang paling banyak adalah sekolah TK, yaitu
sebanyak 28 sekolah.

Tabel 1.9. Sarana Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Cempaka


Putih
No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas Kelurahan 3
2 Puskesmas Keliling 2
3 Klinik Pratama 21
4 Bidan Praktik Mandiri 2
5 Dokter Praktik Pribadi 21
6 Rumah Sakit 4
7 Pengobatan Tradisional 2
8 Apotek 14

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, 2019)

14
Dari data tabel 1.9. terlihat bahwa fasilitas pelayanan kesehatan
terbanyak di Kecamatan Cempaka Putih adalah Klinik Pratama dan Dokter
Praktek Pribadi, yaitu sebanyak 21 klinik.

1.4 Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

1.4.1 Sejarah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih merupakan Puskesmas
Pembina sesuai dengan SK Gubernur tahun 1992 Puskesmas dengan tipe
1.350 m2 dengan empat lantai dan mempunyai Unit Rawat Inap Rumah
Bersalin. Sedangkan 2 puskesmas kelurahan masih merupakan Puskesmas
dengan tipe lama yaitu kurang dari luas standar bangunan 435 m2.
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih beroperasi pada bulan Juli Tahun
1990 setelah terjadi pemisahan wilayah dengan wilayah Kecamatan
Johar Baru. (Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,
2019).
Sejak bulan Maret tahun 2001, Puskesmas ini ditetapkan melalui Surat
Keputusan Gubernur Nomor 15 Tahun 2001 sebagai Puskesmas Swadana,
kemudian pada tahun ini juga oleh Gubernur Daerah Khusus Ibukota
Jakarta semua Puskesmas Kecamatan harus membuka Unit Puskesmas
Siaga selama 24 jam. (Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih, 2019).
Sejak bulan Mei 2015, Puskesmas Cempaka Putih pindah ke
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih I dikarenakan gedung Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih yang berlokasi di Jl. Rawa Kerbau beralih
fungsi menjadi RSUK Kecamatan tipe D. Pada tanggal 18 September
2017, Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih pindah lokasi gedung baru
yang beralamatkan Jalan Pramuka Sari I kelurahan Rawasari Kecamatan
Cempaka Putih dengan luas bangunan 459 m2. (Profil Kesehatan
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, 2019).

15
1.4.2 Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih meliputi 3 wilayah


Kelurahan yaitu Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kelurahan Cempaka
Putih Timur, dan Kelurahan Rawasari. Seluruh Kelurahan di Cempaka
Putih masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih (Profil
Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, 2019).

1.4.3 Visi, Misi ,dan Prinsip Dasar Puskesmas Kecamatan Cempaka


Putih

A. Visi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Menjadikan Puskesmas


Pilihan Utama di DKI Jakarta
B. Misi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
1. Meningkatkan SDM yang berkualitas dan kompeten secara
berkelanjutan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh yang
berorientasi pada kebutuhan pelanggan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman, dan
berkualitas.
4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis.
5. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas
sektoral.
C. Nilai-nilai Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
1. Integritas
2. Profesional
3. Kerjasama
4. Inovatif
5. Empati
D. Branding Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
1. Ramah
2. Nyaman
3. Terpercaya

16
1.4.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Sebagai salah satu bentuk organisasi, puskesmas kecamatan


cempaka putih memiliki struktur organisasi yang jelas dan mengacu pada
Peraturan Gubernur Nomor 386 Tahun 2016 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat. Adapun
gambaran struktur organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
secara rinci dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


(Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, 2019)

1.4.5 Fasilitas di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Tabel 1.10. Sarana dan Prasarana di Gedung Puskesmas Kecamatan


Cempaka Putih
Lantai Penggunaan Luas
Lantai Loket, PS 24 jam, Ruang Paru, Ruang Jaga Dokter, Ruang 459 m2
1 Jaga Perawat, Medical Record, Ruang Jaga Loket, Toilet
Karyawan, Toilet Pengunjung dan Disable, Lobby

Lantai Ruang perawatan, ruang admin 1 dan admin 2, Ruang VK, 459 m2
2 Ruang Jaga Bidan, Kamar Bayi, Ruang Menyusui, Ruang
periksa nifas dan USG, Ruang Sterilisasi, Ruang cuci linen,
Ruang Gudang Linen, Farmasi, Ruang
Tunggu, Toilet Pengunjung dan Toilet Disable

17
Lantai Gizi, Lansia, Ruang tindakan, Ruang umum, Edelweiss, 459 m2
3 Laboratorium, Klinik sanitasi dan ruang konseling,Toilet
pengunjung dan disable

Lantai Imunisasi, KIA, KB, Ruang Ramah Anak, MTBS, Ruang 459 m2
4 Gigi, Toilet pengunjung dan disable, Mushola

Lantai Ruang server, Ruang bendahara, Ruang MTU, Ruang 459 m2


5 Penggunaan Pengadaan, Ruang Kepala Tata Usaha, Ruang
Tata Usaha, Gedung Arsip, Ruang Pengelola Barang, Ruang
Kepala Puskesmas, Ruang UKM,
Mushola, Toilet Karyawan

Lantai Gudang Imunisasi, Gudang Umum, Gudang Barang, 459 m2


6 Gudang Farmasi, Aula Pertemuan, Toilet Pengunjung dan
disable.

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih memiliki luas tanah sebesar


1.127 m2 dengan luas bangunan sebesar 459 m2. Bangunan dibangun pada
tahun 2016 yang terdiri dari 6 lantai, beratapkan beton dan berplafon
gypsum. Dinding gedung terbuat dari tembok, berlantai keramik dan
memiliki pagar besi sebagai pembatas gedung dengan bangunan dan jalan
raya di sekitarnya. (Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih, 2019).
1.4.6 Tenaga Kerja di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Tabel 1.11. Tenaga Kerja di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jenis Tingkat Pendidikan
Ketenagakerjaan S2 S1 D4 D3 D1 SPRG/SPK/SM
F/SMA
Kepala Puskesmas 1 0 0 0 0 0
Kepala Tata Usaha 1 0 0 0 0 0

18
Epidemiolog 0 3 0 0 0 0
Penyuluh Kesehatan 0 3 0 0 0 0
Dokter Umum 0 28 0 0 0 0
Dokter Gigi 0 8 0 0 0 0
Bidan 0 0 1 26 4 0
Perawat 0 5 0 33 0 1 (SPK)
Perawat Gigi 0 0 0 6 0 1 (SPRG)
Analisis Kesehatan 0 0 0 7 0 1 (SMAK)
Sanitarian 0 0 0 3 0 0
Nutrisionis 0 0 0 5 1 0
Apoteker 0 5 0 0 0 0
Asisten Apoteker 0 0 0 11 0 4 (SMF)
Administrasi Umum 0 4 0 4 0 24 (SMA)
Pengemudi 0 0 0 0 0 5 (SMA)
Cleaning Service 0 0 0 0 0 20 (SMA)
Satpam 0 0 0 0 0 20 (SMA)
Jumlah 2 56 1 96 5 70
(Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,
2019)
Dari tabel 1.11. terlihat bahwa tenaga kerja di Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih paling banyak memiliki tingkat pendidikan
D3, yaitu 96 orang (Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih, 2019). Total tenaga kerja di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
yaitu 230 orang.
1.5 Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat memiliki luas tanah sebesar
1.2 km2 dengan luas bangunan sebesar 196 m2. Bangunan dibangun pada tahun
1983 yang terdiri dari 3 lantai, beratapkan genteng dan berplafon gypsum.
Dinding gedung terbuat dari tembok, dan keramik, berlantai keramik dan
memiliki pagar Stainless sebagai pembatas gedung dengan bangunan dan jalan
raya di sekitarnya. (Profil Kesehatan PKM Kecamatan Cempaka Putih, 2019).

19
Tabel 1.12. Tenaga Kerja di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat

Jenis Ketenagakerjaan Jumlah


Kepala Puskesmas 1
Kepala Tata Usaha 1
Penyuluh Kesehatan Lingkungan 1
Dokter Umum 2
Dokter Gigi 1
Bidan 2
Perawat 2
Apoteker 2
Administrasi Umum 1
Pengemudi 1
Satpam 1

Jumlah 15
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,
2019)
1.6 Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur memiliki luas tanah

sebesar 322 m2 dengan luas bangunan sebesar 252 m2. Bangunan dibangun
pada tahun 2017 yang terdiri dari 3 lantai, beratapkan beton dan berplafon
gypsum. Dinding gedung terbuat dari tembok, berlantai keramik dan memiliki
pagar besi sebagai pembatas gedung dengan bangunan dan jalan raya di
sekitarnya. (Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, 2019).

20
Tabel 1.13. Tenaga Kerja di Puskesmas Kelurahan Cempaka
Putih Timur

Jenis Ketenagakerjaan Jumlah

Kepala Puskesmas 1
Kepala Tata Usaha 1
Penyuluh Kesehatan Lingkungan 2
Dokter Umum 2
Dokter Gigi 1
Bidan 2
Perawat 2
Apoteker 2
Administrasi Umum 1
Pengemudi 1
Satpam 1
Jumlah 15
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,
2019)
1.7 Puskesmas Kelurahan Rawasari
Puskesmas Kelurahan Rawasari memiliki luas tanah sebesar 322m2
dengan luas bangunan sebesar 200 m2. Bangunan dibangun pada tahun 1984
yang terdiri dari 3 lantai, beratapkan genteng dan berplafon gypsum. Dinding
gedung terbuat dari tembok dan keramik, berlantai keramik dan memiliki pagar
besi sebagai pembatas gedung dengan bangunan dan jalan raya di sekitarnya.
(Profil Kesehatan PKM Kecamatan Cempaka Putih, 2019).

21
Tabel 1.14. Tenaga Kerja di Puskesmas Kelurahan Rawasari

Jenis Ketenagakerjaan Jumlah

Kepala Puskesmas 1

Kepala Tata Usaha 1

Penyuluh Kesehatan Lingkungan 1

Dokter Umum 2

Dokter Gigi 1

Bidan 2

Perawat 2

Apoteker 2

Administrasi Umum 1

Pengemudi 1

Satpam 1

Jumlah 15
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, 2019)
1.8 Program Gizi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Kegiatan Gizi ada 2 bagian yaitu Pelayanan di dalam gedung (Ruangan
Gizi) dan kegiatan Program Gizi Masyarakat. Pelayanan di Ruangan gizi
meliputi pelayanan konseling diit untuk pasien rujukan dokter dari Ruangan
MTBS, Ruangan KIA, Ruangan Umum dan Ruangan Lansia. Untuk pelayanan
di Ruangan gizi kami melakukan antropometri, menetukan status gizi/IMT,
anamnesa diit, food recall 24 jam, penghitungan kebutuhan kalori dan
konseling diit.
Data yang didapatkan yaitu data hasil program bulan Juli hingga
Desember 2019, dikarenakan data capaian program pada bulan Januari dan
Februari 2020 belum dilakukan rekapan oleh petugas Gizi, hal ini disebabkan
terkendala nya pengumpulan data capaian program dari puskesmas kelurahan
tertentu.

22
1.8.1 Indikator

Kegiatan Program Gizi Masyarakat telah di tetapkan 20 indikator sesuai


SPM Gizi, Namun belum semua di jalankan. Indikator Kinerja Target Kegiatan
Pembinaan Gizi tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.15. Indikator Kinerja Target Kegiatan Pembinaan Gizi

TARGET
NO INDIKATOR
2019 (%)
1 Persentase balita underweight <17
2 Persentase balita stunting <28
3 Persentase balita wasting 9,5
4 Persentase ibu hamil anemia 28
Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat
5 8
badan < 2500 gram)
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI
6 50
Eksklusif
7 Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 50
Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah
8 98
Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
9 95
yang mendapat makanan tambahan
Persentase balita kurus yang mendapat makanan
10 95
tambahan
11 Persentase remaja putri mendapat TTD 30
12 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD 50
13 Persentase balita yang ditimbang berat badannya 80
14 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS 80
15 Persentase balita yang naik berat badannya (N) 76
Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua
16 ≤4
kali berturut-turut (2T)
17 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 90
18 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 98
Persentase rumah tangga mengonsumsi garam
19 90
beriodium
Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat
20 100
perawatan

23
1.8.2 Dasar Hukum
Sebagai salah satu instansi dalam Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, berkewajiban melaporkan laporan penyelenggaraan Tahunan sesuai
dengan Surat PMK no.26 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktik Tenaga Gizi
1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009
2. PMK no.23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
3. PMK No.41 tahun 2014 tentang pedoman Gizi Seimbang
4. PMK No. 51 tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi
5. PMK No. 88 tahun 2014 tentang Standar Pemberian TTD bagi WUS
dan Ibu Hamil
6. PMK No.21 tahun 2015 tentang Standar Kapsul Vitamin A Bagi
Bayi, Balita dan Ibu Nifas

1.8.3 Pencapaian Target Program Gizi Berdasarkan Wilayah Kelurahan


Tahun 2019
1) Persentase balita underweight
Underweight merupakan masalah gizi yang bersifat umum dapat
disebabkan karena masalah kronis ataupun akut, sehingga perlu konfirmasi
lebih lanjut. Masalah underweight yang terjadi lama akan mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai indikator outcome
yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang
telah dilakukan.

a. Definisi Operasional

1) Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59


bulan 29 hari).

2) Underweight adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Berat


Badan menurut Umur (BB/U) dengan Z-score kurang dari -2 SD

24
3) Persentase balita underweight adalah jumlah balita dengan
kategori status gizi underweight terhadap jumlah seluruh balita
yang ditimbang dikali 100%

b. Ukuran Indikator

prevalensi dibawah 10%. Underweight dinilai bukan masalah


kesehatan masyarakat apabila
Rumus:

Persentase Jumlah balita underweight


Balita = Jumlah balita yang x 100%
Underweight ditimbang

Tabel 1. 16 Presentase Balita Underweight Wilayah Kecamatan Cempaka


Putih bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih <17 0,87
2. Kel. Cempaka Putih Barat 0,82
3. Kel.Cempaka Putih Timur 0,6
4. Kel. Rawasari 1,067

2) Persentase balita Stunting


Stunting merupakan masalah gizi yang bersifat kronis yang disebabkan
oleh banyak faktor baik dari masalah kesehatan maupun di luar kesehatan
dan berlangsung lama. Stunting berdampak pada gangguan kognitif dan
risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa. Indikator ini
sebagai indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari
upaya program gizi yang telah dilakukan.

a. Definisi Operasional

1) Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59


bulan 29 hari).

2) Baduta adalah anak yang berumur dibawah 2 tahun (0 sampai 23


bulan 29 hari)

25
3) Stunting adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Tinggi
Badan menurut Umur (TB/U) dengan Z-score kurang dari -2 SD

4) Persentase balita stunting adalah jumlah balita dengan kategori


status gizi stunting terhadap jumlah seluruh balita diukur dikali
100%

b. Ukuran Indikator

Stunting dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila


prevalensi dibawah 20%

Rumus:

Jumlah balita stunting


Persentase Balita
= Jumlah balita yang x 100%
Stunting
diukur
Tabel 1.17 Persentase Balita Stunting Wilayah Kecamatan Cempaka
Putih bulan Juli-Desember tahun 2019

No. Puskesmas Target Capaian (%)


(%)
1. Kec. Cempaka Putih <28 1,52
2. Kel. Cempaka Putih Barat 1,75
3. Kel.Cempaka Putih Timur 1,13
4. Kel. Rawasari 1,52

3) Persentase balita Wasting


Wasting merupakan masalah gizi yang bersifat akut terutama
disebabkan oleh asupan yang kurang atau penyakit infeksi. Wasting
berdampak pada gangguan pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai
indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya
kinerja gizi yang telah dilakukan.

a. Definisi Operasional

1) Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59


bulan 29 hari).

26
2) Wasting adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Berat
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan Z-score kurang
dari -2 SD

3) Persentase balita wasting adalah jumlah balita dengan kategori


status gizi wasting terhadap jumlah seluruh balita diukur dikali
100%

b. Ukuran Indikator

Wasting dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila


prevalensi dibawah 5%

Rumus:
Prevalensi Balita Jumlah balita wasting
= x 100%
Wasting Jumlah balita diukur

Tabel 1.18 Persentase Balita Wasting Wilayah Kecamatan Cempaka


Putih bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 9,5 0,62
2. Kel. Cempaka Putih Barat 0,62
3. Kel.Cempaka Putih Timur 0,47
4. Kel. Rawasari 0,8

4) Persentase ibu hamil anemia


Anemia pada ibu hamil menjadi salah satu penyebab terjadinya BBLR
dan pendarahan pada saat persalinan yang berujung pada kematian ibu. Ibu
hamil anemia di dunia masih cukup tinggi yaitu 38% dan umumnya terjadi
karena defisiensi zat besi. Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana
jumlah dan ukuran sel darah merah atau kadar Hemoglobin (Hb) lebih
rendah dari normal, yang akan mengakibatkan terganggunya distribusi
oksigen oleh darah ke seluruh tubuh. Anemia sebagai indikator rendahnya
kualitas kesehatan dan gizi.
a. Definisi Operasional
1) Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb <11,0 g/dl

27
2) Persentase ibu hamil anemia adalah jumlah ibu hamil anemia
terhadap jumlah ibu hamil yang diperiksa dikali 100%.

b. Ukuran Indikator

Masalah anemia dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat


apabila prevalensi ibu hamil anemia dibawah 5%

Rumus:

jumlah ibu hamil anemia


Persentase Ibu Hamil
= jumlah ibu hamil yang x 100%
Anemia
diperiksa Hb pertama kali

Tabel 1.19 Persentase Ibu Hamil Anemia Wilayah Kecamatan


Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 26,23
2. Kel. Cempaka Putih Barat 27,75
28
3. Kel.Cempaka Putih Timur 44,82
4. Kel. Rawasari 22,63

5) Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
determinan terjadinya masalah stunting. Anak umur 12 – 23 bulan dengan
berat lahir rendah berisiko 1,74 kali menjadi stunting dibandingkan yang
lahir dengan berat badan normal (Aryastami et al., 2017). BBLR sangat
berkaitan dengan kejadian kesakitan dan kematian pada janin dan neonatal.
Indikator ini sebagai indikator outcome dari kondisi gizi ibu selama
kehamilan.

a. Definisi Operasional

1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir


dengan berat badan kurang dari 2500 gram.

2) Persentase BBLR adalah jumlah BBLR terhadap jumlah bayi


baru lahir hidup yang ditimbang dikali 100%.

28
b. Ukuran Indikator

Masalah BBLR dinilai rendah apabila persentase BBLR dibawah


target

Rumus:

Persentase Bayi Jumlah bayi BBLR


% = X 100 %
BBLR Jumlah bayi baru lahir hidup yang ditimbang

Tabel 1.20 Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Wilayah


Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019

No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)


1. Kec. Cempaka Putih 8 0
2. Kel. Cempaka Putih Barat 0
3. Kel.Cempaka Putih Timur 0
4. Kel. Rawasari 0

6) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif


Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki banyak manfaat
bagi bayi dan ibu. Manfaat bagi bayi diantaranya adalah perlindungan
terhadap infeksi gastrointestinal baik di negara berkembang dan di negara
industri. Menyusui meningkatkan IQ, kehadiran di sekolah, dan dikaitkan
dengan pendapatan yang lebih tinggi ketika kehidupan dewasa. Indikator ini
bertujuan untuk mengetahui penurunan persentase ASI Eksklusif
berdasarkan kelompok umur sehingga dapat merencanakan edukasi gizi
pada saat yang tepat bagi ibu hamil dan menyusui.

a. Definisi Operasional

1) Bayi usia kurang dari 6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan
1 hari sampai 5 bulan 29 hari

2) Bayi mendapat ASI Eksklusif kurang dari 6 bulan adalah bayi


kurang dari 6 bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan atau
cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral berdasarkan recall
24 jam.

29
3) Persentase bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
adalah jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang masih mendapat ASI
Eksklusif terhadap jumlah seluruh bayi kurang dari 6 bulan yang
direcall dikali 100%.

b. Ukuran Indikator
Kinerja dinilai baik jika persentase bayi kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif sesuai target.

Rumus:

Persentase Bayi < Jumlah bayi kurang dari 6 bulan


6 Bulan masih mendapat ASI Eksklusif
% = X 100 %
Mendapat ASI Jumlah bayi kurang dari 6 bulan
Eksklusif yang di recall

Tabel 1.21 Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat ASI
Eksklusif Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-
Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 72,95
2. Kel. Cempaka Putih Barat 72,77
50
3. Kel.Cempaka Putih Timur 67,23
4. Kel. Rawasari 78,07

7) Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif


Program ini tidak terlaksanakan dikarenakan kurang nya pencatatan yang
dapat dilakukan oleh kader-kader di Posyandu sehingga tidak dapat
terlaksana.
8) Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama masa kehamilan
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan satu intervensi
untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu selama proses kehamilan.
Sebaiknya ibu hamil mulai mengonsumsi TTD sejak konsepsi sampai akhir
trimester III. Indikator ini sebagai evaluasi kinerja apakah TTD sudah
diberikan kepada seluruh sasaran.

30
a. Definisi Operasional

1) TTD adalah tablet yang sekurangnya mengandung zat besi setara


dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang
disediakan oleh pemerintah maupun diperoleh sendiri.

2) Ibu hamil mendapat 90 TTD adalah jumlah ibu hamil yang


selama kehamilan mendapat minimal 90 TTD terhadap jumlah
sasaran ibu hamil dikali 100%.

b. Ukuran Indikator

Kinerja dinilai baik jika persentase ibu selama hamil mendapat 90


TTD sesuai target.

Rumus:

Persentase Ibu Jumlah ibu hamil usia kehamilan


Hamil Mendapat 90 yang mendapat minimal 90 TTD
% == X 100%
TTD Jumlah ibu hamil

Tabel 1.22 Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah
(TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019

No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)


1. Kec. Cempaka Putih 98 100
2. Kel. Cempaka Putih Barat 100
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
4. Kel. Rawasari 100

9) Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat


makanan tambahan
Pada kelompok ibu hamil baik di pedesaan maupun perkotaan lebih
dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein. Berdasarkan
hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi
makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan
dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita

31
pendek (stunting).

a. Definisi Operasional

1) Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas
(LiLA) < 23,5 cm
2) Makanan Tambahan adalah makanan yang dikonsumsi sebagai
tambahan asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk
makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan
pangan lokal.
3) Persentase Ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan
adalah jumlah ibu hamil KEK yang mendapatkan makanan
tambahan terhadap jumlah ibu hamil KEK yang ada dikali 100%.
b. Ukuran Indikator

Kinerja dinilai baik jika presentase Ibu hamil KEK mendapat


makanan tambahan sesuai target.
Rumus:
Persentase = Jumlah ibu hamil KEK X 100%
Ibu Hamil yang mendapat makanan
KEK tambahan
mendapat Jumlah sasaran ibu hamil
KEK yang ada

Tabel 1.23 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 95 100
2. Kel. Cempaka Putih Barat 100
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
4. Kel. Rawasari 100

10) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan


Di banyak negara, kurang dari seperempat anak balita usia 6-23 bulan
dengan frekuensi makan dan kriteria keragaman makanannya sesuai untuk

32
usianya. Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui
bahwa lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang
kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Pemberian
makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah satu
strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi.

a. Definisi Operasional

1) Balita kurus adalah anak usia 6 bulan 0 hari sampai dengan 59


bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB - 3
SD sampai dengan < - 2 SD)
2) Makanan Tambahan adalah makanan yang dikonsumsi
sebagai tambahan asupan zat gizi diluar makanan utama dalam
bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan
bahan pangan lokal
3) Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan
adalah jumlah balita kurus yang mendapat makanan tambahan
terhadap jumlah balita kurus dikali 100%.
b. Ukuran Indikator

Kinerja dinilai baik jika presentase balita kurus yang mendapat


makanan tambahan sesuai target.

Rumus:

Jumlah balita kurus yang mendapat


Persentase Balita
makanan tambahan
Kurus mendapat == X 100%
Jumlah seluruh balita kurus
makanan tambahan

33
Tabel 1.24 Persentase Balita Kurus yang mendapat makanan tambahan
Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019

No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)


1. Kec. Cempaka Putih 95 100
2. Kel. Cempaka Putih Barat 100
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
4. Kel. Rawasari 100

11) Persentase remaja putri mendapat TTD


Prevalensi anemia di Indonesia pada perempuan usia 15 tahun keatas
sebesar 22,7%. Remaja yang menderita anemia akan mengalami gangguan
kehamilan jika tidak segera ditangani. Pemberian TTD pada remaja putri
(rematri) usia 12 – 18 tahun sebagai upaya pencegahan anemia sejak dini.
Pemberian TTD rematri yang diikuti dengan KIE gizi dan kesehatan
diharapkan akan memperbaiki masalah-masalah pada periode berikutnya.
Perlu dilakukan monitoring pemberian TTD, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan TTD pada remaja putri. Dalam kegiatan ini, diasumsikan seluruh
remaja putri wajib sekolah.

a. Definisi Operasional

1) Remaja Putri adalah remaja putri yang berusia 12 -18 tahun yang
bersekolah di SMP/SMA atau sederajat

2) TTD adalah tablet yang sekurangnya mengandung zat besi setara


dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang
disediakan oleh pemerintah maupun diperoleh secara mandiri

3) Remaja putri mendapat TTD adalah jumlah remaja putri yang


mendapat TTD secara rutin setiap minggu sebanyak 1 tablet.

4) Persentase remaja putri mendapat TTD adalah jumlah remaja


putri yang mendapat TTD secara rutin setiap minggu terhadap
jumlah remaja putri yang ada dikali 100%.

b. Ukuran Indikator

Kinerja dinilai baik jika presentase remaja putri mendapat dan

34
mengkonsumsi TTD sesuai target

Rumus:

Jumlah remaja putri mendapat


Persentase
TTD
Remaja Putri = X 100%
Jumlah seluruh remaja puteri 12-18
mendapat TTD
tahun di sekolah

Tabel 1.25 Persentase remaja putri mendapat TTD Wilayah Kecamatan


Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 30 85,05
2. Kel. Cempaka Putih Barat 97,25
3. Kel.Cempaka Putih Timur 74,22
4. Kel. Rawasari 94,48
12) Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dalam waktu 1 jam setelah kelahiran,
melindungi bayi yang baru lahir dari tertular infeksi dan mengurangi angka
kematian bayi baru lahir. IMD merupakan salah satu indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

a. Definisi Operasional

1) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai


segera setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke
kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan
berlangsung minimal 1 (satu) jam.
2) Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah jumlah
bayi baru lahir hidup yang mendapat IMD terhadap jumlah bayi
baru lahir hidup dikali 100%.
b. Ukuran Indikator

Kinerja dinilai baik jika persentase bayi baru lahir yang mendapat
IMD sesuai dengan target.

35
Rumus:

Persentase
Jumlah bayi baru lahir hidup yang mendapat
Jumlah bayi baru
IMD
% lahir yang mendapat = X 100%
Jumlah seluruh bayi baru lahir hidup
IMD

Tabel 1.26 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 50 100
2. Kel. Cempaka Putih Barat 100
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
4. Kel. Rawasari 100

13) Persentase balita yang ditimbang berat badannya


Balita yang ditimbang berat badannya menggambarkan tingkat
keberlangsungan pemantauan pertumbuhan sebagai bentuk partisipasi
masyarakat sekaligus menilai kinerja petugas kesehatan dalam mengedukasi
masyarakat untuk melakukan pemantauan pertumbuhan

a. Definisi Operasional

1) Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan


29 hari)

2) S Balita adalah jumlah seluruh sasaran (S) balita yang ada di


suatu wilayah.

3) D Balita adalah jumlah balita yang ditimbang (D) di suatu


wilayah.

4) Persentase D/S adalah jumlah balita yang ditimbang terhadap


balita yang ada dikali 100%.

b. Ukuran Indikator

Kinerja penimbangan balita yang ditimbang berat badannya


dinilai baik bila persentase D/S setiap bulannya sesuai target.

36
Rumus:

Persentase
Jumlah balita ditimbang di suatu wilayah
Balita = X 100%
Jumlah Balita yang ada
ditimbang

Tabel 1.27 Persentase balita yang ditimbang berat badannya Wilayah


Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019

No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)


1. Kec. Cempaka Putih 80 82,5
2. Kel. Cempaka Putih Barat 84,17
3. Kel.Cempaka Putih Timur 77,33
4. Kel. Rawasari 86,17

14) Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS


KMS digunakan sebagai media untuk merekam pemantauan
pertumbuhan anak. Sebaiknya seluruh balita mempunyai KMS didalam
buku KIA agar dapat terus diikuti pertumbuhannya dari waktu ke waktu.

a. Definisi Operasional

1) Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan


29 hari)
2) Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil,
bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak
balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat
kesehatan ibu serta grafik pertumbuhan anak yang dapat dipantau
setiap bulan.
3) Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat
badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
KMS digunakan untuk mencatat berat badan, memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan sebagai media penyuluhan
gizi dan kesehatan.

37
4) Persentase balita mempunyai KMS dalam Buku KIA adalah
jumlah balita mempunyai Buku KIA/ KMS terhadap jumlah
balita yang ada dikali 100%
b. Ukuran Indikator
Kinerja dinilai baik jika persentase balita mempunyai Buku
KIA/KMS sesuai dengan target.

Rumus:
Persentase
Balita Jumlah balita mempunyai buku KIA/KMS
% = X 100%
mempunyai buku Jumlah seluruh balita yang ada
KIA/KMS

Tabel 1.28 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS Wilayah


Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 80 100
2. Kel. Cempaka Putih Barat 100
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
4. Kel. Rawasari 100

15) Persentase balita yang naik berat badannya (N)


Pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan dapat
memberikan gambaran tingkat keberhasilan program dalam kegiatan upaya
perbaikan gizi masyarakat di posyandu melalui informasi persentase balita
yang naik berat badannya.

a. Definisi Operasional

1) Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan


29 hari)
2) Balita ditimbang (D) adalah anak umur 0-59 bulan 29 hari
yang ditimbang.
3) Berat badan naik (N) adalah hasil penimbangan berat badan
dengan grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau
kenaikan berat badan sama dengan kenaikan berat badan

38
minimum atau lebih. Kenaikan berat badan ditentukan dengan
membandingan hasil penimbangan bulan ini dengan bulan lalu.
4) Balita tidak ditimbang bulan lalu (O) adalah balita yang tidak
memiliki catatan hasil penimbangan bulan lalu
5) Balita baru (B) adalah balita yang baru datang ke posyandu dan
tidak terdaftar sebelumnya.
6) Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya adalah
jumlah balita yang naik berat berat badannya terhadap jumlah
balita yang ditimbang dikurangi balita tidak ditimbang bulan lalu
dan balita baru dikali 100%.

b. Ukuran Indikator
Kinerja dinilai baik jika persentase balita ditimbang yang naik berat
badannya sesuai dengan target.

Rumus:
Jumlah balita naik berat badan
Persentase balita
Jumlah seluruh balita yang ditimbang –
naik Berat = x 100%
(balita tidak ditimbang bulan lalu + balita
badannya
baru)

Tabel 1.29 Persentase balita yang naik berat badannya (N) Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 76 61,28
2. Kel. Cempaka Putih Barat 62,73
3. Kel.Cempaka Putih Timur 58,92
4. Kel. Rawasari 57,42

16) Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut
(2T)
Balita yang tidak naik berat badannya selama 2 bulan berturut turut
harus segera dirujuk ke puskesmas untuk mendapat pemeriksaan lanjut.
Setelah diketahui penyebabnya maka tenaga kesehatan akan memberikan
intervensi yang sesuai.

39
a. Definisi Operasional

1) Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan


29 hari)
2) Balita ditimbang (D) adalah anak umur 0-59 bulan 29 hari
yang ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu
wilayah pada periode tertentu.
3) Balita tidak ditimbang 2 bulan lalu (O) adalah balita yang tidak
memiliki catatan hasil penimbangan bulan lalu
4) Balita baru (B) adalah balita yang baru datang ke posyandu dan
tidak terdaftar sebelumnya.
5) Tidak naik berat badannya (T) adalah hasil penimbangan berat
badan dengan grafik berat badan mendatar atau menurun
memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat
badan kurang dari kenaikan berat badan minimum.
7) Balita 2T adalah balita tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut dalam 2 bulan.
6) Persentase balita 2T adalah jumlah balita 2T terhadap jumlah
balita yang ditimbang dikurangi balita tidak ditimbang bulan lalu
dan balita baru dikali 100%.

b. Ukuran Indikator

Masalah balita yang tidak naik berat badannya 2 kali berturut-turut


dinilai rendah apabila persentase dibawah target

Rumus:

Jumlah balita 2T
Persentase balita
Jumlah seluruh balita yang ditimbang –
tidak naik Berat = x 100%
(balita tidak ditimbang bulan lalu + balita
badannya
baru)

40
Tabel 1. 30 Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut (2T) Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-
Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih ≤4% 3,67
2. Kel. Cempaka Putih Barat 2,93
3. Kel.Cempaka Putih Timur 4,72
4. Kel. Rawasari 3,35

17) Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A


Vitamin A merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh
dan asupan vitamin A dari makanan sehari-hari umumnya masih kurang.
Kekurangan Vitamin A (KVA) di dalam tubuh yang berlangsung lama
menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang berdampak pada
meningkatnya risiko kesakitan dan kematian. Mempertahankan status
vitamin A pada bayi dan anak balita dapat mengurangi masalah kesehatan
masyarakat seperti kecacingan dan campak.

a. Definisi Operasional

1) Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di
suatu wilayah kabupaten/kota

2) Balita umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang
ada di suatu wilayah kabupaten/kota

3) Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yang ada di
suatu wilayah kabupaten/kota

4) Kapsul vitamin A adalah kapsul yang mengandung vitamin A


dosis tinggi, yaitu 100.000 Satuan Internasional (SI) untuk bayi
umur 6-11 bulan dan 200.000 SI untuk anak balita 12-59 bulan

5) Persentase balita mendapat kapsul vitamin A adalah jumlah


bayi 6-11 bulan ditambah jumlah balita 12-59 bulan yang

41
mendapat 1 (satu) kapsul vitamin A pada periode 6 (enam) bulan
terhadap jumlah seluruh balita 6-59 bulan dikali 100%.

b. Ukuran indikator:

Kinerja dinilai baik jika persentase balita 6-59 bulan mendapat


Vitamin A sesuai target.

Rumus:
Persentase Balita 6-59 = Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan x 100%
Bulan Mendapat yang mendapat kapsul vitamin A
Kapsul Vitamin A Jumlah balita 6-59 bulan

Tabel 1.31 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 90 100
2. Kel. Cempaka Putih Barat 100
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
4. Kel. Rawasari 100

18) Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A


Ibu nifas membutuhkan vitamin A karena pada saat proses melahirkan
telah kehilangan sejumlah darah sehingga berisiko mengalami kekurangan
vitamin A. Pemberian vitamin A dapat membantu menurunkan angka
kematian pada ibu dan bayi, mengurangi penyakit infeksi paska persalinan,
mempercepat proses pemulihan dan mencegah anemia.

a. Definisi Operasional

1) Ibu nifas adalah ibu baru melahirkan sampai hari ke-42.


2) Ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A adalah ibu nifas
mendapat 2 kapsul vitamin A, satu kapsul diberikan segera
setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam
setelah pemberian pertama.1

42
3) Kapsul Vitamin A untuk ibu nifas adalah kapsul yang
mengandung vitamin A dosis 200.000 Satuan Internasional
(SI).
4) Persentase ibu nifas mendapat mendapat kapsul vitamin A
adalah jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A
terhadap jumlah ibu nifas yang ada dikali 100%.

b. Ukuran Indikator

Kinerja dinilai baik jika presentase ibu nifas mendapat dua kapsul
vitamin A sesuai target. Persentase ibu nifas mendapat kapsul Vitamin
A

Rumus:

Jumlah Ibu nifas dapat kapsul vit.


Persentase Ibu nifas A 100
= x
dapat kapsul vit. A Jumlah seluruh ibu nifas %

Tabel 1. 32 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A Wilayah


Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-Desember tahun 2019

No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)


1. Kec. Cempaka Putih 98 100
2. Kel. Cempaka Putih Barat 100
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
4. Kel. Rawasari 100

19) Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium


Program ini tidak terlaksana dikarenakan iodium base tidak tersedia, yang
pada usaha dalam pelaksanaannya telah dikumpulkan sample garam yang
digunakan oleh 20 Kartu Keluarga di setiap kelurahan. Petugas gizi telah
mencoba mengganti iodium base dengan singkong akan tetapi tidak
didapatkan reaksi yang diharapkan. sehingga perencanaan selanjutnya yang
dilakukan petugas gizi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yaitu
pengajuan untuk iodine test.
20) Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan

43
Gizi buruk secara langsung disebabkan karena kekurangan asupan dan
adanya penyakit infeksi yang berlangsung lama akan menyebabkan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan Permenkes
Nomor 347/Menkes/IV/2008 semakin aktif surveilans gizi, maka semakin
banyak kasus yang ditemukan dan dirujuk, karena setiap gizi buruk yang
ditemukan harus segera mendapat perawatan. Indikator ini untuk melihat
kinerja akses pelayanan kesehatan.

a. Definisi Operasional

1) Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan


29 hari).

2) Kasus balita gizi buruk adalah balita dengan tanda klinis gizi
buruk dan atau indeks Berat Badan menurut Panjang Badan
(BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
dengan nilai Z-score <-3 SD.

3) Kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah


balita gizi buruk yang dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas
pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tatalaksana
gizi buruk.

4) Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan


adalah jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yang ditemukan di suatu
wilayah pada periode tertentu dikali 100%.

b. Ukuran Indikator

Kinerja penanganan kasus balita gizi buruk dinilai baik jika seluruh
balita gizi buruk yang ditemukan mendapat perawatan.

44
Rumus:

Persentase Kasus = Jumlah kasus balita gizi buruk yang x 100%


balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan di suatu wilayah
Mendapat Perawatan Jumlah kasus balita gizi buruk yang
ditemukan
di suatu wilayah

Tabel 1. 33 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat


perawatan Wilayah Kecamatan Cempaka Putih bulan Juli-
Desember tahun 2019
No. Puskesmas Target (%) Capaian (%)
1. Kec. Cempaka Putih 100 100
2. Kel. Cempaka Putih Barat 100
3. Kel.Cempaka Putih Timur 100
4. Kel. Rawasari 100

1.9 Identifikasi Masalah

Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan gizi yang dievaluasi di Puskesmas
Se-Kecamatan Cempaka Putih periode Juli – Desember 2019 maka didapatkan
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Persentase balita wasting di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih
pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 0,6%.
2. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kecamatan Cempaka Putih
pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 26,2%.
3. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kelurahan Cempaka Putih
Barat pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 27,75%
4. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kelurahan Cempaka Putih
Timur pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 44,82%
5. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kelurahan Cempaka Putih
Rawasari pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 22,63 %
6. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram)
di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 0%.

45
7. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 72,95%.
8. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama masa kehamilan di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%.
9. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat
makanan tambahan di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%.
10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100%.
11. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 85,05%.
12. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%.
13. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
82,5%.
14. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Kelurahan
Cempaka Putih Barat pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 84,17%
15. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Kelurahan
Cempaka Putih Timur pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 77,33%
16. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Kelurahan
Rawasari pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 86,17%
17. Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%.
18. Persentase balita yang naik berat badannya (N) di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
61,2%.

46
19. Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T)
di wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur pada bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 4,7%.
20. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih pada bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100%.
21. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%.
1.10 Rumusan Masalah
Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada Puskesmas Se-
Kecamatan Cempaka Putih periode Juli – Desember 2019 terdapat 17 poin yang
menjadi masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari cakupan
promosi kesehatan di Puskesmas Se-Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai
berikut:
1. Persentase balita wasting di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 0,6% kurang dari target 9,5%.
2. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih
pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 26,2% kurang dari target 28%.
3. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kelurahan Cempaka Putih Barat
pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 27,75% kurang dari target 28%.
4. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kelurahan Cempaka Putih Timur
pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 44,82% lebih dari target 28%.
5. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kelurahan Cempaka Putih
Rawasari pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 22,63 % kurang dari target
28%.
6. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram) di
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 0% kurang dari target 8%.

47
7. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
72,95% lebih dari target 50%.
8. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal
90 tablet selama masa kehamilan di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka
Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 98%.
9. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan
tambahan di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 95%.
10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 95%.
11. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 85,05% lebih dari
target 30%.
12. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari
target 50%.
13. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 82,5%
lebih dari target 80% .
14. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Kelurahan
Cempaka Putih Barat pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 84,17% lebih
dari target 80%.
15. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Kelurahan
Cempaka Putih Timur pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 77,33%
kurang dari target 80%.
16. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Kelurahan
Rawasari pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 86,17% lebih dari target
80%.

48
17. Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari
target 80%.
18. Persentase balita yang naik berat badannya (N) di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 61,2% kurang dari
target 76%.
19. Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T) di
wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur pada bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 4,7% lebih dari target ≤ 4%.
20. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 90%.
21. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 98%.

49
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan
apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul
harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana dan
waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk
itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal
merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah
yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada
secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang
cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan sebanyak 15 masalah yang terdapat pada
program gizi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua
masalah yang telah dirumuskan perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas
untuk diselesaikan.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
2.1.1 Non Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang
lazim digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini,

50
masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut
“Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:
A. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan
melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak
sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah,
diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian
dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi.
Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
B. Metode Delphi
Suatu metode dimana sebuah masalah didiskusikan oleh
sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui
pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan
pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak
dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.2 Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
teknik skoring antara lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi.
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan
angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut.
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber
daya.
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan
tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah

51
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran
skor yang diberikan adalah satu sampai lima, yang ditulis dari
arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk
masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil
yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit
untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
B. Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan
digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai
prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang
ditunjukkan dengan angka prevalensi.
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case
fatality rate masing-masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau
kegusaran masyarakat dan para politisi
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
C. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan
masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom.

52
Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi
masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif.
Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan
sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang
digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika
masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai
adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang
dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
2. Greatest Member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk
yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan
yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah
prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest
member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang
telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sector lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang
digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah,
berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa
banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan

53
adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan
jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan
yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai
apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut
serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya
masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada
seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah
tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang
concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah
tersebut terpublikasi diberbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang telah disebutkan
sebelumnya untuk penilaian masalah. Setiap kriteria harus diberikan
bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada,
sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang
satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang
mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu
sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang
mempunyai bobot lima.
1. Bobot 5: sangat penting
2. Bobot 4: penting
3. Bobot 3: cukup penting
4. Bobot 2: tidak penting
5. Bobot 1: sangat tidak penting

54
2.2 Pemilihan Metode MCUA
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah – masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk
penilaian masalah, tetapi masing – masing kriteria diberi bobot penilaian dan
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah.
a. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah Case Fatality Rate (CFR) dilihat dari pendekatan program
dengan kejadian penyakit sehingga menimbulkan angka kematian.

Tabel 2.1 Proxy untuk Program Gizi di Wilayah Puskesmas Cempaka Putih
Periode Juli – Desember 2019

No. Program Gizi Komponen Proxy


1. Persentase balita wasting AKBa 2,62%
2. Persentase ibu hamil anemia AKI 0,305%
3. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan AKB
2,22%
< 2500 gram)
4. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI AKB
2,22%
eksklusif
5. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah AKI
0,305%
Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
6. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang AKI
0,305%
mendapat makanan tambahan
7. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan AKBa 2,62%
8. Persentase remaja putri mendapat TTD Prevalensi
9,6%
Anemia WUS
9. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD AKB 2,22%
10. Persentase balita yang ditimbang berat badannya AKBa 2,62%

55
11. Persentase balita yang naik berat badannya (N) AKBa 2,62%
12. Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali AKBa
2,62%
berturut-turut (2T)
13. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A AKBa 2,62%
14. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A AKI 0,305%

• AKI : 305/ 100.000 = 0,305%


• AKB : 22,22/ 1.000 = 2,22%
• AKBa : 26,2/ 1.000 = 2,62%

Tabel 2.2 Skala Penilaian Emergency terhadap Program Gizi Puskesmas


Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2019

Interval Selisih (%) Skor


1 – 5,5 1
5,6 –11 2
11,1 –16,5 3
16,6 – 22 4
22,1 – 27,5 5
27,6 – 33 6
33,1 – 38,5 7
38,6 – 44 8
44,1 – 49,5 9
49,6 – 55 10
55,1 – 61 11
61,1 – 66,5 12

56
Tabel 2.3 Hasil Penilaian Emergency terhadap Program Gizi Puskesmas Puskesmas Cempaka Putih Periode Juli – Desember
2019

Kontribusi risiko
Total Nilai (Kontribusi
No. Daftar Masalah (Selisih Target Proxy Skor
Risiko + Proxy)
(%) – Pencapaian)
1. Persentase balita wasting di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 8,9% 2,62% 11,52% 3
0,6% kurang dari target 9,5%.
2. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 1,8% 0,305% 2,105% 1
26,2% kurang dari target 28%.
3. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat pada Bulan Juli – 0,25% 0,305% 0,55% 1
Desember 2019 sebesar 27,75% kurang dari target 28%.
4. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Timur pada Bulan Juli – 32,27% 0,305% 32,57% 6
Desember 2019 sebesar 44,82% lebih dari target 28%.

57
5. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rawasari pada Bulan Juli – Desember 2019 5,37% 0,305% 5,67% 2
sebesar 22,63% kurang dari target 28%.
6. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat
badan < 2500 gram) di wilayah kerja Se-Kecamatan
8% 2,22% 10,22% 2
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
0% kurang dari target 8%.
7. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI
eksklusif di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih
22,95% 2,22% 25,17% 5
pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 72,95% lebih dari
target 50%.
8. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan di
2% 0,305% 2,305% 1
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli
– Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 98%.
9. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan di wilayah kerja Se-
5% 0,305% 5,305% 1
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 100% lebih dari target 95%.

58
10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan
di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan 5% 2,62% 7,62% 2
Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 95%.
11. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember
55,05% 9,6% 64,65% 12
2019 sebesar 85,05% lebih dari target 30%.
12. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli –
50% 2,22% 52,22% 10
Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 50%.
13. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah
kerja Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – 2,5% 2,62% 5,12% 1
Desember 2019 sebesar 82,5% lebih dari target 80%.
14. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat pada
4,17% 2,62% 6,79% 2
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 84,17% lebih dari
target 80%.
15. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah
2,67% 2,62% 5,29% 2
kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur pada

59
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 77,33% kurang dari
target 80%.
16. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari pada Bulan Juli – 6,17% 2,62% 8,79% 2
Desember 2019 sebesar 86,17% lebih dari target 80%.
17 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – 20% 2,62% 22,62% 5
Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 80%.
18. Persentase balita yang naik berat badannya (N) di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – 14,8% 2,62% 17,42% 4
Desember 2019 sebesar 61,2% kurang dari target 76%.
19. Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut (2T) di wilayah Puskesmas Kelurahan
0,7% 2,62% 3,32% 1
Cempaka Putih Timur pada bulan Juli – Desember 2019
sebesar 4,7% lebih dari target ≤ 4%.
20. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A di
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada bulan Juli 10% 2,62% 12,62% 3
– Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 90%.

60
21. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada bulan Juli – 2% 0,305% 2,305% 1
Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 98%.

61
b. Greatest Member
Greatest Member menunjukan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukan dengan jumlah penduduk.
Penentuan Skor Greatest Member
Interval Selisih (%) Skor
0–5 1
6 – 10 2
11 – 15 3
16 – 20 4
21 – 25 5
26 – 30 6
31 – 35 7
36 – 40 8
41 – 45 9
46 – 50 10
51 – 55 11

Tabel 2.4 Hasil Penilaian Greatest Member terhadap Program Gizi


Puskesmas Puskesmas Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2019

Kontribusi risiko (Selisih


No. Daftar Masalah Skor
Target (%) – Pencapaian)

1. Persentase balita wasting di wilayah kerja


Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan
8,9% 2
Juli – Desember 2019 sebesar 0,6% kurang
dari target 9,5%.
2. Persentase ibu hamil anemia di wilayah
kerja Kecamatan Cempaka Putih pada
1,8% 1
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
26,2%.kurang dari target 28%.
3. Persentase ibu hamil anemia di wilayah
0,25% 1
kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka

62
Putih Barat pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 27,75% kurang
dari target 28%.
4. Persentase ibu hamil anemia di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka
Putih Timur pada Bulan Juli – 32,27% 7
Desember 2019 sebesar 44,82% lebih
dari target 28%.
5. Persentase ibu hamil anemia di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari
pada Bulan Juli – Desember 2019 5,37% 1
sebesar 22,63% kurang dari target
28%.
6. Persentase bayi dengan berat badan
lahir rendah (berat badan < 2500 gram)
di wilayah kerja Se-Kecamatan
8% 2
Cempaka Putih pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 0% kurang dari
target 8%.
7. Persentase bayi usia kurang dari 6
bulan mendapat ASI eksklusif di
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka
22,95% 5
Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 72,95% lebih dari target 50%.

8. Persentase ibu hamil yang


mendapatkan Tablet Tambah Darah
(TTD) minimal 90 tablet selama masa 2% 1
kehamilan di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan

63
Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 98%.
9. Persentase ibu hamil Kurang Energi
Kronik (KEK) yang mendapat
makanan tambahan di wilayah kerja
5% 1
Se-Kecamatan Cempaka Putih pada
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100% lebih dari target 95%.
10. Persentase balita kurus yang mendapat
makanan tambahan di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih pada 5% 1
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100% lebih dari target 95%.
11. Persentase remaja putri mendapat TTD
di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – 55,05% 11
Desember 2019 sebesar 85,05% lebih
dari target 30%.
12. Persentase bayi yang baru lahir
mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan 50% 10
Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 50%.
13. Persentase balita yang ditimbang berat
badannya di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan 2,5% 1
Juli – Desember 2019 sebesar 82,5%
lebih dari target 80%.
14. Persentase balita yang ditimbang berat
badannya di wilayah kerja Puskesmas 4,17% 1
Kelurahan Cempaka Putih Barat pada

64
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
84,17% lebih dari target 80%.
15. Persentase balita yang ditimbang berat
badannya di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Timur pada 2,67% 1
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
77,33% kurang dari target 80%.
16. Persentase balita yang ditimbang berat
badannya di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rawasari pada Bulan Juli – 6,17% 2
Desember 2019 sebesar 86,17% lebih
dari target 80%.
17. Persentase balita mempunyai buku
KIA/KMS di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan 20% 4
Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 80%.
18. Persentase balita yang naik berat
badannya (N) di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan 14,8% 3
Juli – Desember 2019 sebesar 61,2%
kurang dari target 76%.
19. Persentase balita yang tidak naik berat
badannya dua kali berturut-turut (2T)
di wilayah Puskesmas Kelurahan
0,7% 1
Cempaka Putih Timur pada bulan Juli
– Desember 2019 sebesar 4,7% lebih
dari target ≤ 4%.
20. Persentase balita 6-59 bulan mendapat
kapsul vitamin A di wilayah kerja Se- 10% 2
Kecamatan Cempaka Putih pada bulan

65
Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 90%.
21. Persentase ibu nifas mendapat kapsul
vitamin A di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada bulan 2% 1
Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 98%.

c. Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu
permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
Untuk keterpaduan lintas program dan lintas sektor diberikan nilai 4
karena masalah pada suatu program memungkinkan untuk menimbulkan
masalah pada banyak sektor lainnya yang berhubungan langsung,
keterpaduan lintas sektoral saja diberikan nilai 3 karena masalah pada suatu
program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada beberapa sektor
lainnya yang berhubungan langsung, keterpaduan lintas program saja
diberikan nilai 2, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor dan program
lain diberikan nilai 1.
Tabel 2.5 Penentuan Expanding Scope berdasarkan keterpaduan lintas
sektoral

Score Keterpaduan

1 Tidak ada keterpaduan lintas program dan sektor

2 Ada keterpaduan lintas program

3 Ada keterpaduan lintas sektor

4 Ada keterpaduan lintas program dan sektor

66
Tabel 2.6 Hasil Penilaian Expanding Scope terhadap Program Gizi di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli –
Desember 2019

No Kegiatan Skor
1. Persentase balita wasting di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 4
2019 sebesar 0,6% kurang dari target 9,5%.
2. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 4
2019 sebesar 26,2%.kurang dari target 28%.
3. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat pada Bulan
4
Juli – Desember 2019 sebesar 27,75% kurang dari
target 28%.
4. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur pada
4
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 44,82% lebih dari
target 28%.
5. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rawasari pada Bulan Juli –
4
Desember 2019 sebesar 22,63% kurang dari target
28%.
6. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat
badan < 2500 gram) di wilayah kerja Se-Kecamatan
4
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 0% kurang dari target 8%.
7. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI
eksklusif di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka
4
Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 72,95%
lebih dari target 50%.

67
8. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada 4
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari
target 98%.
9. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
yang mendapat makanan tambahan di wilayah kerja Se-
4
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 100% lebih dari target 95%.
10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan
tambahan di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka
4
Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 95%.
11. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – 4
Desember 2019 sebesar 85,05% lebih dari target 30%.
12. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada
4
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari
target 50%.
13. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di
wilayah kerja Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan
4
Juli – Desember 2019 sebesar 82,5% lebih dari target
80%.
14. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
4
Barat pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 84,17%
lebih dari target 80%.
15. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih 4
Timur pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar

68
77,33% kurang dari target 80%.
16. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari pada
4
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 86,17% lebih dari
target 80%.
17. Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS di
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada
4
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari
target 80%.
18. Persentase balita yang naik berat badannya (N) di
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada
4
Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 61,2% kurang dari
target 76%.
19. Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua
kali berturut-turut (2T) di wilayah Puskesmas
4
Kelurahan Cempaka Putih Timur pada bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 4,7% lebih dari target ≤ 4%.
20. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin
A di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada
4
bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari
target 90%.
21. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A di
wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada
4
bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari
target 98%.

d. Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.

69
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi:
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak
jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu
permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan
penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap
jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing-masing
wilayah Puskesmas. Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas
terhadap jumlah penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut:
Tabel 2.7 Rasio Tenaga Kesehatan terhadap Penduduk di Wilayah Kerja
Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2019

Puskesmas Tenaga Kesehatan Jumlah Penduduk Ratio

Kelurahan Cempaka Putih 15 37.045 1 : 2469


Barat
Kelurahan Cempaka Putih
15 25.660 1 : 1710
Timur

Kelurahan Rawasari 15 22.757 1 : 1517

Kecamatan Cempaka Putih 230 85.462 1 : 372

Tabel 2.8 Penentuan Score Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah


Penduduk di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember

2019
Range (%) Score
1 : 8.001 – 1 : 10.000 5
1 : 6.001 – 1 : 8.000 4
1 : 4.001 – 1 : 6.000 3
1 : 2.001 – 1 : 4.000 2
1 : 1 – 1 : 2.000 1
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan
untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan

70
cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap
kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang
dibutuhkan oleh kegiatan- kegiatan tersebut. Kategori fasilitas digolongkan
menjadi dua yaitu ketersediaan tempat dan ketersediaan alat. Penilaian
berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan
tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan
program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai tiga.
Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang,
atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai dua. Dan tidak ada bila tidak
tersedia dan diberi nilai satu.

3. Ketersediaan dana, Scoring keterdiaan dana terhadap setiap kegiatan


Puskesmas penilaian dibagi dua yaitu “cukup” dan “kurang”. Penilaian
berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas
terkait.

Tabel 2.9 Scoring Ketersediaan Dana terhadap Kegiatan di Puskesmas


Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2019

Dana Skor
Cukup 2
Kurang 1

Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di wilayah


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2020
Kategori Ketersediaan Skor
Tempat Tidak ada 1
Ada tetapi kurang 2
Ada dan cukup 3
Alat Tidak ada 1
Ada tetapi kurang 2
Ada dan cukup 3

71
Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2019

No. Daftar Masalah SDM Alat Tempat Dana Skor


1. Persentase balita wasting di
wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli 1 3 3 2 9
– Desember 2019 sebesar 0,6%
kurang dari target 9,5%.
2. Persentase ibu hamil anemia di
wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli 1 3 3 2 9
– Desember 2019 sebesar
26,2%.kurang dari target 28%.
3. Persentase ibu hamil anemia di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat
2 3 3 2 10
pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 27,75% kurang
dari target 28%.
4. Persentase ibu hamil anemia di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih
1 3 3 2 9
Timur pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 44,82%
lebih dari target 28%.
5. Persentase ibu hamil anemia di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rawasari pada Bulan 1 3 3 2 9
Juli – Desember 2019 sebesar
22,63% kurang dari target 28%.

72
6. Persentase bayi dengan berat
badan lahir rendah (berat badan
< 2500 gram) di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih 1 3 3 2 9
pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 0% kurang dari
target 8%.
7. Persentase bayi usia kurang dari
6 bulan mendapat ASI eksklusif
di wilayah kerja Se-Kecamatan
1 3 3 2 9
Cempaka Putih pada Bulan Juli
– Desember 2019 sebesar
72,95% lebih dari target 50%.
8. Persentase ibu hamil yang
mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan di
1 3 3 2 9
wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli
– Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 98%.
9. Persentase ibu hamil Kurang
Energi Kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan di
wilayah kerja Se-Kecamatan 1 3 3 2 9
Cempaka Putih pada Bulan Juli
– Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 95%.
10. Persentase balita kurus yang
mendapat makanan tambahan di 1 3 3 2 9
wilayah kerja Se-Kecamatan

73
Cempaka Putih pada Bulan Juli
– Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 95%.
11. Persentase remaja putri
mendapat TTD di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 3 3 2 9
pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 85,05% lebih dari
target 30%.
12. Persentase bayi yang baru lahir
mendapat IMD di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 3 3 2 9
pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 100% lebih dari
target 50%.
13. Persentase balita yang
ditimbang berat badannya di
wilayah kerja Kecamatan
1 3 3 2 9
Cempaka Putih pada Bulan Juli
– Desember 2019 sebesar 82,5%
lebih dari target 80%.
14. Persentase balita yang
ditimbang berat badannya di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat 2 3 3 2 10
pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 84,17% lebih dari
target 80%.
15. Persentase balita yang
ditimbang berat badannya di 1 3 3 2 9
wilayah kerja Puskesmas

74
Kelurahan Cempaka Putih
Timur pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 77,33%
kurang dari target 80%.
16. Persentase balita yang
ditimbang berat badannya di
wilayah kerja Puskesmas
1 3 3 2 9
Kelurahan Rawasari pada Bulan
Juli – Desember 2019 sebesar
86,17% lebih dari target 80%.
11. Persentase balita mempunyai
buku KIA/KMS di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 3 3 2 9
pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 100% lebih dari
target 80%.
12. Persentase balita yang naik berat
badannya (N) di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 3 3 2 9
pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 61,2% kurang dari
target 76%.
13. Persentase balita yang tidak naik
berat badannya dua kali
berturut-turut (2T) di wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka 1 3 3 2 9
Putih Timur pada bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 4,7%
lebih dari target ≤ 4%.
14. Persentase balita 6-59 bulan
1 3 3 2 9
mendapat kapsul vitamin A di

75
wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 90%.
15. Persentase ibu nifas mendapat
kapsul vitamin A di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka
1 3 3 2 9
Putih pada bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 98%.

e. Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu
masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap
masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern
pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap
permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai
media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka
skor untuk Penyuluhan diberikan 1. Sedangkan untuk iklan di media cetak
diberikan nilai 2. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki
jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk
adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan
nilai 3.

76
Tabel 2.12 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2020
Parameter Skor

Kebijakan Pemerintah
Pusat 1
Kebijakan
Pemerintah
Kebijakan Pemerintah 2

Daerah
Penyuluhan 1

Publikasi kebijakan di media cetak


2
( poster, majalah, koran)

Publikasi kebijakan di media elektronik


3
(TV, radio, internet)

Tabel 2.13 Penentuan Nilai Policy Program Gizi Puskesmas Kecamatan


Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2019

Publikasi Ke
No. Daftar Masalah Kebijakan Skor
Masyarakat
1. Persentase balita wasting di
wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – 1 2 3
Desember 2019 sebesar 0,6%
kurang dari target 9,5%.
2. Persentase ibu hamil anemia di
wilayah kerja Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – 1 2 3
Desember 2019 sebesar
26,2%.kurang dari target 28%.
3. Persentase ibu hamil anemia di
1 2 3
wilayah kerja Puskesmas

77
Kelurahan Cempaka Putih Barat
pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 27,75% kurang dari
target 28%.
4. Persentase ibu hamil anemia di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Timur
1 2 3
pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 44,82% lebih dari target
28%.
5. Persentase ibu hamil anemia di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rawasari pada Bulan 1 2 3
Juli – Desember 2019 sebesar
22,63% kurang dari target 28%.
6. Persentase bayi dengan berat
badan lahir rendah (berat badan <
2500 gram) di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada 1 2 3
Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 0% kurang dari target
8%.
7. Persentase bayi usia kurang dari 6
bulan mendapat ASI eksklusif di
wilayah kerja Se-Kecamatan
1 2 3
Cempaka Putih pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 72,95%
lebih dari target 50%.
8. Persentase ibu hamil yang
mendapatkan Tablet Tambah 1 2 3
Darah (TTD) minimal 90 tablet

78
selama masa kehamilan di
wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 98%.
9. Persentase ibu hamil Kurang
Energi Kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan di
wilayah kerja Se-Kecamatan 1 2 3
Cempaka Putih pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 95%.
10. Persentase balita kurus yang
mendapat makanan tambahan di
9.wilayah kerja Se-Kecamatan
1 2 3
Cempaka Putih pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 95%.
11. Persentase remaja putri mendapat
TTD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada
1 2 3
Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 85,05% lebih dari target
30%.
12. Persentase bayi yang baru lahir
mendapat IMD di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 2 3
pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 100% lebih dari target
50%.

79
13. Persentase balita yang ditimbang
berat badannya di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 2 3
pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 82,5% lebih dari target
80%.
14. Persentase balita yang ditimbang
berat badannya di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Cempaka
1 2 3
Putih Barat pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 84,17%
lebih dari target 80%.
15. Persentase balita yang ditimbang
berat badannya di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Cempaka
1 2 3
Putih Timur pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 77,33%
kurang dari target 80%.
16. Persentase balita yang ditimbang
berat badannya di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rawasari
1 2 3
pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 86,17% lebih dari target
80%.
17. Persentase balita mempunyai
buku KIA/KMS di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 2 3
pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 100% lebih dari target
80%.

80
18. Persentase balita yang naik berat
badannya (N) di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 2 3
pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 61,2% kurang dari target
76%.
19. Persentase balita yang tidak naik
berat badannya dua kali berturut-
turut (2T) di wilayah Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Timur 1 2 3
pada bulan Juli – Desember 2019
sebesar 4,7% lebih dari target ≤
4%.
20. Persentase balita 6-59 bulan
mendapat kapsul vitamin A di
wilayah kerja Se-Kecamatan
1 2 3
Cempaka Putih pada bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 90%.
21. Persentase ibu nifas mendapat
kapsul vitamin A di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih
1 2 3
pada bulan Juli – Desember 2019
sebesar 100% lebih dari target
98%.

81
Tabel 2.14 Penentuan Masalah Terhadap Program Gizi Menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Juli – Desember 2019
Urutan Emergency Greatest Member Expanding Scope Feasibility Policy Total
Masalah Skor Bobot SB Skor Bobot SB Skor Bobot SB Skor Bobot SB Skor Bobot SB SB
1 3 5 15 2 4 8 4 3 12 9 2 18 3 1 3 56
2 1 5 5 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 42
3 1 5 5 1 4 4 4 3 12 10 2 20 3 1 3 44
4 6 5 30 7 4 28 4 3 12 9 2 18 3 1 3 91
5 2 5 10 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 47
6 2 5 10 2 4 8 4 3 12 9 2 18 3 1 3 51
7 5 5 25 5 4 20 4 3 12 9 2 18 3 1 3 78
8 1 5 5 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 42
9 1 5 5 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 42
10 2 5 10 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 47
11 12 5 60 11 4 44 4 3 12 9 2 18 3 1 3 137
12 10 5 50 10 4 40 4 3 12 9 2 18 3 1 3 123
13 1 5 5 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 42
14 2 5 10 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 47
15 2 5 10 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 47
16 2 5 10 2 4 8 4 3 12 9 2 18 3 1 3 51
17 5 5 25 4 4 16 4 3 12 9 2 18 3 1 3 74
18 4 5 20 3 4 12 4 3 12 9 2 18 3 1 3 65
19 1 5 5 1 4 4 4 3 12 9 2 18 3 1 3 42
20 3 5 15 2 4 8 4 3 12 9 2 18 3 1 3 56
21 1 5 5 1 4 4 4 3 12 9 2 18 2 1 3 42

Keterangan:
SB : Skor x Bobot
Masalah : Daftar Masalah, urutan daftar masalah 1-21 dapat dilihat pada tabel

82
Tabel 2.15 Urutan Masalah Terhadap Program Gizi Menurut Metode
MCUA di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli –
Desember 2019

DAFTAR MASALAH
1. Persentase balita wasting di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih
pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 0,6% kurang dari target 9,5%.
2. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Kecamatan Cempaka Putih
pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 26,2%.kurang dari target 28%.
3. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 27,75%
kurang dari target 28%.
4. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 44,82%
lebih dari target 28%.
5. Persentase ibu hamil anemia di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Rawasari pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 22,63% kurang dari
target 28%.
6. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram)
di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 0% kurang dari target 8%.
7. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 72,95% lebih dari target 50%.
8. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama masa kehamilan di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari
target 98%.
9. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan
tambahan di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 95%.

83
10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan di wilayah kerja
Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100% lebih dari target 95%.
11. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 85,05% lebih dari
target 30%.
12. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 50%.
13. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 82,5%
lebih dari target 80%.
14. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 84,17% lebih dari target 80%.
15. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur pada Bulan Juli – Desember
2019 sebesar 77,33% kurang dari target 80%.
16. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rawasari pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
86,17% lebih dari target 80%.
17. Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 80%.
18. Persentase balita yang naik berat badannya (N) di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 61,2%
kurang dari target 76%.
19. Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T)
di wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur pada bulan Juli –
Desember 2019 sebesar 4,7% lebih dari target ≤ 4%.

84
20. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 90%.
21. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100%
lebih dari target 98%.

Berdasarkan perhitungan dengan metode MCUA dari total 21 masalah


ditetapkan dua prioritas masalah yang akan dibahas, yaitu:
1. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 dengan final score 137
2. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 dengan
final score 123
2.3 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian
masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahapan dilakukan mencari akar
permasalahan dari tiap-tiap masalah yang dijadikan prioritas. Pada tahapan ini
digunakan diagram sebab akibat yaitu diagram tulang ikan (fishbone
diagram/Ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan serta data – data yang
telah didapatkan maka dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu
sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem
adalah:
• Man : Jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan, dan
motivasi kerja
• Money : Jumlah dana yang tersedia.
• Material : Jumlah peralatan medis dan jenis obat
• Method : Mekanisme cara yang digunakan
Environment merupakan subsistem di luar puskesmas yaitu lingkungan.

85
Puskesmas tidak dapat mengintervensi lingkungan.
Proses adalah suatu kegiatan dari sistem. Melalui proses maka suatu input
akan diubah menjadi output. Proses tersebut terdiri dari:
1. Planning
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya
2. Organizing
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya yang
dimiliki organisasi dan memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi
3. Actuating
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
melakukan tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dengan
dukungan sumber daya yang tersedia
4. Controlling
Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan melakukan koreksi apabila
didapatkan adanya penyimpangan.
Masalah prioritas untuk program Gizi di wilayah Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih yang akan ditetapkan akar penyebab masalahnya melalui diagram
fishbone sebagai berikut :

86
Method Material Money Man

Data yang diiterima


oleh puskesmas tidak
sesuai dengan jumlah

Persentase remaja
Tidak ada masalah putri mendapat
Kurangnya ketelitian Tidak ada masalah Tidak ada masalah
petugas dalam karena TTD
karena dana untuk TTD di wilayah
pembagian TTD sesuai karena tenaga
pencatatan data mencukupi. kesehatan mencukupi
kerja Se-
anggaran. Kecamatan
Cempaka Putih
Kurangnya Target yang dibuat di pada Bulan Juli –
Tidak ada masalah Kurangnya Tidak ada
koordinasi antara
karena sekolah pengawasan dari masalah karena samaratakan seluruh Desember 2019
puskesmas wilayah jakarta
sudah bekerjasama pihak gizi petugas telah sebesar 85,05%
kecamatan dengan
dengan baik melakukan
tugasnya dengan
kelurahan lebih dari target
optimal. 30%.
Kurangnya laporan Puskesmas hanya
yang diperoleh mengerjakan dan tidak
puskesmas kecamatan dapat mengubah target
Pelaksanaan dan dari puskesmas
pemantauan kelurahan Target dan perencanaan sudah
pendistribusian TTD ditentukan oleh pusat
kurang baik Pengawasan
diserahkan kepada Target program terlalu
pihak gizi puskesmas
rendah
kelurahan

Environment Controlling Actuating Organizing Planning

Gambar 2.1 Fishbone Masalah 1

87
Method Material Money Man

Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah


Tidak ada masalah
karena sudah sesuai karena ada/tidaknya karena tenaga
karena pendanaan
SOP. ASI tetap dilakukan kesehatan mencukupi
mencukupi.
IMD.

Tidak ada masalah Tugas pihak gizi hanya Agar dapat Tidak ada Target yang dibuat di
karena mengolah data yang memaksimalkan masalah karena samaratakan seluruh
pelaksanaan IMD telah terkumpul. kinerja tenaga sudah ada SOP wilayah Jakarta
telah dilakukan medis. setiap ibu hamil
semua dengan harus lahir
pedoman yang dibantu nakes. Puskesmas hanya
berlaku Pengawasan dan Karena sudah ada mengerjakan dan
pencatatan langsung pembagian tugas tidak dapat
hanya dilakukan oleh dari pemegang mengubah target
bidan program Target dan perencanaan
Kurangnya sudah ditentukan oleh
pengawasan dan Program dijalankan pusat
pendataan langsung sepenuhnya oleh
Target program terlalu
pihak gizi bidan
rendah

Environment Controlling Actuating Organizing Planning

Gambar 2.2 Fishbone Masalah 2

88
2.4 Menentukan Penyebab Masalah yang Dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari dua
prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau
lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari
akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang
apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah – masalah
yang lain dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling
dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program
yang cukup. Dibawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam
Program Gizi pada Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli –
Desember 2019
2.4.1 Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
Berdasarkan uraian fishbone, didapat beberapa akar penyebab
masalah.
1. Pada tahap input, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan
sebagai berikut:
1) Kurangnya ketelitian petugas dalam pencatatan data (method)

2. Pada tahap environment, tidak ada penyebab masalah yang ditemukan


3. Pada tahap proses, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan
sebagai berikut:
1) Kurangnya pengawasan dari pihak gizi (Controlling)
2) Kurangnya koordinasi antara puskesmas kecamatan dengan
kelurahan (organizing)
3) Target yang dibuat di samaratakan seluruh wilayah jakarta
(planning)
Dari akar penyebab masalah yang diuraikan di atas, maka ditetapkan
satu akar penyebab masalah yang paling dominan berdasarkan data,

89
informasi, observasi, dan pemahaman terhadap masalah di lapangan. Dua
akar permasalahan yang paling dominan antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya pengawasan dari pihak gizi (Controlling)
2. Target yang dibuat di samaratakan seluruh wilayah Jakarta
(Planning)
2.4.2 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
Berdasarkan uraian fishbone, didapat beberapa akar penyebab
masalah.
1. Pada tahap input, tidak ada penyebab masalah yang ditemukan.
2. Pada tahap environment, tidak ada penyebab masalah yang ditemukan
3. Pada tahap proses, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan
sebagai berikut:
1) Tugas pihak gizi hanya mengolah data yang telah terkumpul
(controlling)
2) Target yang dibuat di samaratakan seluruh wilayah Jakarta
(planning)
Dari akar penyebab masalah yang diuraikan di atas, maka ditetapkan
satu akar penyebab masalah yang paling dominan berdasarkan data,
informasi, observasi, dan pemahaman terhadap masalah di lapangan. Dua
akar permasalahan yang paling dominan antara lain sebagai berikut:
1. Tugas pihak gizi hanya mengolah data yang telah terkumpul
(controlling)
2. Target yang dibuat di samaratakan seluruh wilayah Jakarta (Planning)

90
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN
MASALAH

3.1 Menetapkan Alternatif Cara Pemecahan Masalah dan Menentukan Cara


Pemecahan Masalah yang Paling Fleksibel
Setelah menentukan akar penyebab masalah yang paling dominan, untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA
(Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan memberikan skoring pada
bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, dan justifikasi kelompok.
Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom.
Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan
sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria
dengan skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut
setiap kriteria berdasarkan masing – masing alternatif masalah tersebut.
Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah:
1. Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
2. Murah biayanya.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal biaya
pelaksanaannya.
3. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang sulit
diselesaikan dengan sempurna.
4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling dapat

91
diselesaikan dengan cepat dan nilai 1 adalah masalah yang memerlukan
waktu paling lama dalam penyelesaiannya.
3.2 Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 85,05% lebih
dari target 30%
Dari tiga akar penyebab masalah, maka dipilih dua akar penyebab masalah
yang paling dominan dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, sebagai
berikut:
a. Kurangnya pengawasan dari pihak gizi
Alternatif:
• Memberikan pengarahan kepada pihak gizi untuk meningkatkan
pengawasan selama pencatatan dan perhitungan.

b. Target yang dibuat di samaratakan seluruh wilayah Jakarta (Planning)


Alternatif:
• Melakukan diskusi rutin untuk menentukan target baru yang
didapatkan berdasarkan pencatatan dan perhitungan data
masing-masing puskesmas.
Tabel 3.1. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
85,05% lebih dari target 30% dengan selisih 55,05%.

AL-1 AL-2
No. Parameter Bobot
N BN N BN
Dapat memecahkan
1. 4 2 8 1 4
masalah dengan sempurna
2. Mudah dilaksanakan 3 3 9 2 6
3. Murah biayanya 2 3 6 2 4
Waktu penerapannya
4. sampai masalah 1 2 2 1 1
terpecahkan tidak terlalu

92
lama
Jumlah 25 15

Keterangan:
• AL – 1 : Memberikan pengarahan kepada pihak gizi untuk
meningkatkan pengawasan selama pencatatan dan
perhitungan.
• AL – 2 : Melakukan diskusi rutin untuk menentukan target
baru yang didapatkan berdasarkan pencatatan dan
perhitungan data masing-masing puskesmas.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan
menggunakan metode MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi
didapatkan hasil berupa peringkat sebagai berikut:
1. Memberikan pengarahan kepada pihak gizi untuk meningkatkan
pengawasan selama pencatatan dan perhitungan.
2. Puskesmas melakukan diskusi rutin untuk menentukan target baru
yang didapatkan berdasarkan pencatatan dan perhitungan data
masing-masing puskesmas.
3.3 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100% lebih dari target 50%
Dari dua akar penyebab masalah, maka dipilih dua akar penyebab masalah
yang paling dominan dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, sebagai
berikut:
a. Tugas pihak gizi hanya mengolah data yang telah terkumpul (Controlling)
Alternatif:
• Melakukan pengarahan terhadap pihak gizi untuk mengawasi
saat pencatatan dan perhitungan data.
b. Target yang dibuat di samaratakan seluruh wilayah Jakarta (Planning)
Alternatif:
• Melakukan diskusi rutin untuk menentukan target baru yang

93
didapatkan berdasarkan pencatatan dan perhitungan data
masing-masing puskesmas.

Tabel 3.2. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah
kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
sebesar 100% lebih dari target 50% dengan selisih 50%.

AL-1 AL-2
No. Parameter Bobot
N BN N BN
Dapat memecahkan
1. 4 1 4 1 4
masalah dengan sempurna
2. Mudah dilaksanakan 3 3 9 1 3
3. Murah biayanya 2 3 6 2 4
Waktu penerapannya
sampai masalah
4. 1 2 2 1 1
terpecahkan tidak terlalu
lama
Jumlah 21 12

Keterangan:
• AL – 1 : Melakukan pengarahan terhadap pihak gizi untuk ikut serta
mengawasi dalam proses pencatatan dan perhitungan data.
• AL – 2 : Menentukan target baru yang didapatkan berdasarkan pencatatan
dan perhitungan data masing-masing puskesmas.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi didapatkan hasil berupa
peringkat sebagai berikut:
1. Puskesmas melakukan pengarahan terhadap pihak gizi untuk ikut serta
mengawasi dalam proses pencatatan dan perhitungan data.
2. Puskesmas menentukan sistem pengumpulan data yang menunjang
pengumpulan data.

94
BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Menyusun Rencana Pemecahan Masalah


Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah
pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini,
diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar
masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya
menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling
penting dan akan dilakukan menurut urutannya, guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana
memecahkan masalah.

4.1.1 Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-


Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, maka
dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:

95
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka
Putih pada Bulan Juli – Desember 2019

No. Alternatif Rencana Kegiatan Target Sasaran Volume Biaya Ket


Kegiatan
1. Memberikan Mengadakan pertemuan Untuk sistim Petugas 1x/bulan Biaya operasional Dilakukan setiap
pengarahan kepada dengan seluruh petugas pencatatan pelaksana Rp. 20.000,- per bulan untuk
pihak gizi untuk gizi untuk membahas dan program orang. Biaya pengawasan
meningkatkan mengenai hasil laporan perhitungan konsumsi sesuai hasil pencatatan
pengawasan selama yang diterima yang akurat dengan jumlah tenaga
pencatatan dan kesehatan.
perhitungan.
2. Puskesmas menentukan Mengadakan Pertemuan Untuk Petugas 1x/Tahun Biaya operasional Dilakukan setiap
target baru yang dengan seluruh petugas meningkatkan pelaksana Rp. 50.000,- per tahun untuk
didapatkan berdasarkan puskesmas untuk target capaian program orang. Biaya evaluasi target
pencatatan dan membahas mengenai konsumsi sesuai tahunan
perhitungan data penetapan target baru dengan jumlah tenaga
masing-masing sesuai dengan hasil kesehatan.
puskesmas pencatatan dan
perhitungan masing-
masing puskesmas

96
4.1.2 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli –
Desember2019 sebesar 100% lebih dari target 50%
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:
No. Alternatif Rencana Kegiatan Target Sasaran Volume Biaya Ket
Kegiatan
1. Puskesmas menentukan Mengadakan Pertemuan Untuk Petugas 1x/Tahun Biaya operasional Dilakukan setiap
target baru yang dengan seluruh petugas meningkatkan pelaksana Rp. 50.000,- per tahun untuk
didapatkan berdasarkan puskesmas untuk membahas target capaian program orang. Biaya evaluasi target
pencatatan dan mengenai penetapan target konsumsi sesuai tahunan
perhitungan data baru sesuai dengan hasil dengan jumlah tenaga
masing-masing pencatatan dan perhitungan kesehatan.
puskesmas. masing-masing puskesmas
2. Puskesmas menentukan Mengadakan pertemuan Untuk sistim Petugas 1x/bulan Biaya operasional Dilakukan
sistem pengumpulan dengan seluruh petugas gizi pencatatan pelaksana Rp. 20.000,- per setiap bulan
data yang menunjang untuk membahas mengenai yang efektif program orang. Biaya untuk evaluasi
pengumpulan sistem pengumpulan data konsumsi sesuai sistim
data.puskesmas yang menunjang dengan jumlah tenaga pencatatan
kesehatan.

97
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiataan Pemecahan Masalah
Setelah menyusun pemecahan masalah, maka akan dilakukan renacan pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan
rencana urutan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gant chart berikut ini:
Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan Cempaka Putih
pada Bulan Juli – Desember 2020

Mei Juni Juli Agustus September


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mengadakan pertemuan dengan seluruh


X X X X X
petugas gizi untuk membahas mengenai hasil
laporan yang diterima

2. Mengadakan Pertemuan dengan seluruh


X
petugas puskesmas untuk membahas
mengenai penetapan target baru sesuai
dengan hasil pencatatan dan perhitungan
masing-masing puskesmas

98
Tabel 4.4 Rencana Pemecahan Masalah Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 100% lebih dari target 50%

Mei Juni Juli Agustus September


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mengadakan Pertemuan dengan seluruh


X
petugas puskesmas untuk membahas
mengenai penetapan target baru sesuai
dengan hasil pencatatan dan perhitungan
masing-masing puskesmas
2. Mengadakan pertemuan dengan seluruh
X X X X X
petugas puskesmas untuk membahas
mengenai sistem pengumpulan data yang
menunjang

99
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melewati beberapa tahapan proses maka didapatkan program
kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang dievaluasi
yaitu program Gizi dengan 21 masalah teridentifikasi dan justifikasi
sehingga didapatkan 2 (dua) prioritas masalah pada priode waktu Juli –
Desember 2019 yaitu :
1. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 85,05% lebih
dari target 30%. dengan final score 137
2. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100% lebih dari target 50% dengan final score 123
Selanjutnya kedua prioritas masalah diatas dicari akar penyebab
masalah yang paling dominan setelah dilakukan diskusi, argumentasi dan
justifikasi maka dapat disimpulkan akar penyebab masalah yang paling
dominan dari kedua prioritas masalah sebagai berikut :
1. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 85,05%
lebih dari target 30%. dengan final score 137.
Akar permasalahan yang paling dominan didapat adalah :
• Kurangnya pengawasan dari pihak gizi (controlling)
• Target yang dibuat di samaratakan seluruh wilayah Jakarta
(Planning)
2. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100% lebih dari target 50% dengan final score 123.
Akar permasalahan yang paling dominan adalah :

101
• Tugas pihak gizi hanya mengolah data yang telah terkumpul
(Controlling)
• Target yang dibuat di samaratakan seluruh wilayah Jakarta
(Planning)
5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan masyarakat tersebut,
maka direkomendasikan atau disarankan beberapa hal berikut ini :
1. Persentase remaja putri mendapat TTD di wilayah kerja Se-Kecamatan
Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar 85,05% lebih
dari target 30%. Dengan final score 137
a. Puskesmas memberikan pengarahan kepada pihak gizi untuk
meningkatkan pengawasan selama pencatatan dan perhitungan.
b. Puskesmas melakukan diskusi rutin untuk menentukan target
baru yang didapatkan berdasarkan pencatatan dan perhitungan
data masing-masing puskesmas.
2. Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD di wilayah kerja Se-
Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan Juli – Desember 2019 sebesar
100% lebih dari target 50% dengan final score 123
a. Puskesmas melakukan pengarahan terhadap pihak gizi untuk
ikut serta mengawasi dalam proses pencatatan dan perhitungan
data.
b. Puskesmas menentukan sistem pengumpulan data yang
menunjang pengumpulan data.

102

Anda mungkin juga menyukai