Anda di halaman 1dari 35

STATUS

DERMATOLOGIS

Nabila Chintia Putri


1102013192
OUTLINE
ANATOMI KULIT

IDENTITAS PASIEN & ANAMNESIS

STATUS GENERALIS & PEMERIKSAAN DERMATOLOGIK

ALUR TATALAKSANA

UJI DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

EFLORESENSI
ANATOMI KULIT
Anatomi Kulit
IDENTITAS PASIEN 1,3
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Alamat :
5. Pekerjaan :
6. Suku/ Ras :
7. Agama :
STATUS GENERALIS 1,3

Keadaan Kesadaran Tekanan Frekuensi Frekuensi Suhu


Umum Darah Nadi Pernapasan
ANAMNESIS 1,3
KELUHAN UTAMA & TAMBAHAN LAINNYA

▪ Gatal
▪ Nyeri
▪ Panas • Onset of the diseases
▪ Baal • Riwayat Perjalanan
Penyakit
▪ Lepuh
• Faktor yang memperberat
▪ Koreng • Faktor Genetik
▪ Benjolan • Faktor Predisposisi
▪ Perubahan bentuk atau estetika • Riwayat Penggunaan
Obat
▪ Gangguan fungsi berkemih
▪ Duh tubuh
PEMERIKSAAN DERMATOLOGIK 1,2,3
INSPEKSI

Inspeksi seluruh kulit, rambut, kuku, selaput lendir (mukosa)

▪ Lokasi dan Penyebaran : Sirkumskrip, difus, generalisata, regional, universalis,


herpetiformis, diskret, serpiginosa, irisformis, simetrik,
bilateral , unilateral
▪ Warna : Merah, ungu, cokelat, hitam pekat
▪ Bentuk : Teratur, tidak teratur
▪ Susunan : Linier, anular, polikistik, korimbiformis
▪ Batas : Tegas , Tidak Tegas
▪ Ukuran : Miliar, Lentikular, Numular, Plakat
Gambar 1. Susunan kelainan atau bentuk kulit. 2
PALPASI

Padat Tumor
Jenis Permukaan Lesi

Tanda Radang Akut


Konsistensi Lesi
Rata / Kenyal Color
tidak rata Lunak Dolor
Halus/ Nyeri Pada Kolor
kasar Penekanan Fungsiolesa
ALUR TATALAKSANA
▪ Prosedur penegakkan diagnosis
▪ Terapi
▪ Tindak lanjut
▪ Prediksi keparahan dan prognosis
▪ Komplikasi
UJI DIAGNOSIS 1
UJI KLINIS

Uji Tanda White


Nikolsy Dermogra
-fisme

Uji Tetesan Dermogra


Lilin -fisme

Fenomena
Auspitz
Fenomena
Köbner
UJI TANDA NIKOLSKY
 Fungsi : menilai apakah ada
epidermolisis.
 Cara Pemeriksaan :
1. Langsung : dikatakan positif bila
bula ditekan maka bula akan
melebar ke samping dan meluas.
2. Tidak Langsung : dikatakan positif
bila di antara 2 bula ditekan dan
digeser maka kulit akan terangkat
dari dasarnya.

 Indikasi : Toxic Epidermal Necrolysis,


Stapylococcal Scalded Skin
Sumber : https://www.slideshare.net Syndrome, Pemphigus vulgaris
FENOMENA TETESAN LILIN

 Fungsi : untuk membandingkan


psoriasis dengan penyakit kulit
yang memiliki morfologi yang
sama
 Cara pemeriksaan :
Lesi digores dengan benda
berujung agak tajam (ujung kuku,
punggung scapel pensil). Hasilnya
akan tampak seperti lilin yang
digores.
Gambar Fenomena Tetetan Lilin  Indikasi : pada pasien psoriasis.
Sumber : http//google.com
FENOMENA AUSPITZ

 Fungsi : membuktikan adanya


papilomatosis dan akantosis yang
menjulang sampai ujung papila
dermis dan menyentuh lapisan
stratum korneum.
 Cara pemeriksaan : Skuama di
kerok lembar demi lembar sampai
ke bagian ke papila dermis.
Hasilnya tampak titik-titik
Gambar Fenomena Auspitz perdarahan pada permukaan kulit
Sumber : https://dermoskopik.com pada skuama yang terkelupas.
 Indikasi : Pada pasien psoriasis.
FENOMENA KöBNER

 Fenomena Köbner
dikatakan positif :
Apabila dilakukan goresan/
digaruk pada kulit yang
sehat selama 3 minggu atau
lebih akan muncul lesi yang
mirip dengan lesi asal
 Indikasi : pada pasien
psoriasis dan liken planus.
Sumber :
https://www.slideshare.net/MUSTAFASHUKUR/ps
oriasis-43995614
DERMOGRAFISME

Cara Pemeriksaan :
Kulit digosok dengan ujung benda
tumbu maka di tempat tersebut muncul
garis kemerahan dengan urtikaria dan
udem sesuai dengan goresan.
 Indikasi : urtikaria pigmentosa

Gambar Dermografisme
Sumber : https://medicomedisch.wordpress.com
WHITE DERMOGRAPHISM

 Cara pemeriksaan :
Sama dengan dermografisme,
namun pada hasil didapatkan garis
putih
 Indikasi : dermatitis atopik

Gambar White Dermographism


Sumber : https://google.com
UJI DIAGNOSIS DENGAN ALAT

1. Diaskopi
2. Fluoresensi
3. Uji Tempel
4. Uji Tusuk
DIASKOPI
 Fungsi : untuk membedakan eritema dan
purpura
 Cara Pemeriksaan :
Menekan benda transparan ( object glass)
pada tempat kemerahan.
 Positif (+) jika : warna kemerahan menghilang
(Eritema)
Negatif (-) jika : Warna merah tidak
Gambar Diaskopi
menghilang (purpura atau telangiektasis)
Sumber: www.medscape.com
Pemeriksaan menggunakan lampu Wood
FLUORESENSI
1. Diletakkan 10 cm dari permukaan kulit yang sakit
menghasilkan fluoresen
▪ Tinea kapitis, Tinea versikolor : kuning keemasan
▪ Eritrasma : coral red
▪ Infeksi pseudomonas : kehijauan
2. Membedakan warna pada hiperpigmentasi
▪ pigmen yang terletak superfisial : lebih gelap
3. Membedakan warna pada hipopigmentasi

▪ Depigmentasi lengkap (vetiligo) : tampak lenih putih


dengan batas tegas
Sumber : www. Slideshare.com
UJI TEMPEL

 Fungsi : menguji kulit untuk mengetahui


penyebab alergi
 Cara pemeriksaan :
Menggunakan perangkat berisi alergen
dengan fin chamber (tempat melekatkan
reagen) dibuka ditempelkan ke kulit dan
dibaca pada jam ke 24,48,72,96.
Gambar Uji Tempel  Indikasi : Dermatitis kontak alergi.
Sumber : www.medicastore.com
UJI TUSUK

 Fungsi : mengetahui penyebab alergi


terutama pada pasien urtikaria atau
alergi terhadap berbagai alergen
 Cara Pemeriksaan :
Menggunakan seperangkat alergen,
jarum uji kulit dan alat ukur diameter
urtikaria. Dibaca setelah 30 menit.
 Indikasi : Dermatitis kontak alergik
Gambar Uji Tusuk
Sumber : www. Medicastore.com
RENCANA PEMERIKSAAN 1

1. Pemeriksaan Laboratorium 2. Pemeriksaan Histopatologik


✓ Pengambilan Pus ✓ Biopsi Kulit
✓ Pemeriksaaan Infeksi
Treponema
✓ Pemeriksaan Infeksi Parasit
dan Jamur
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1
1. Pemeriksaan Mikologik
2. Pemeriksaan Basil Tahan Asam
3. Pemeriksaan Duh Tubuh
4. Permeriksaan Langsung dari kerokan kulit
5. Slit Skin Smear
EFLORESENSI 1
EFLORESENSI PRIMER

Makula, Papula, Plak, Urtikaria, Nodus, Nodulus, Vesikel, Bula, Pustul, Kista

EFLORESENSI SEKUNDER

Skuama, Krusta, Erosi, Ulkus, Sikatriks, Keloid, Abses, Hiperpigmentasi,


Hipopigmentasi, Rhagaden

EFLORESENSI KHUSUS

Kanalikuli, Milia, Komedo, Eksantema, Roseola


EFLORESENSI PRIMER 1,2

MAKULA

Lesi berbatas tegas, hanya terjadi perubahan warna

Makula Hipopigmentasi

Makula Hiperpigmentasi

Makula Eritematosa
EFLORESENSI PRIMER 2

PLAK
PAPULA

Menonjol , < 0,5 cm Batas Tegas, diameter 1 cm


Lokasi : dermis/ epidermis atau lebih.
EFLORESENSI PRIMER 2

URTIKARIA NODUS

Edema bersifat sementara, Masa padat sirkumskrip,


Bentuk oval/arkuata, Letak kutan/subkutan
Warna kemerahan Diameter > 1 = cm
EFLORESENSI PRIMER 2

BULA VESIKEL

Berisi pus, isi Gelembung berisi


Vesikel > 1cm Bula berisi darah
bula seperti cairan serum
kantung Diameter <0.5 cm
Berada di epidermis
superficial
EFLORESENSI PRIMER 2

PUSTUL KISTA

Vesikel berisi Asal : pembuluh darah yang


eksudat purulen dilatasi dan tertutup, sal.kelenjar,
atau pus pemb.darah, sal. Getah bening,
lap. epidermis
EFLORESENSI SEKUNDER 2

SKUAMA

Lapisan stratum korneum terlepas dari kulit.


EFLORESENSI SEKUNDER 2
KRUSTA EROSI

Berasal dari serum Berasal dari pus Hilangnya jar. Kulit


Berasal dari darah sebatas epidermis`
(tidak sampai stratum
Krusta : cairan tubuh mengering basalis)
Keluar cairan serosa
DAFTAR PUSTAKA
Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2017. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed. 7. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2015. Atlas Berwarna dan Sinopsis Kulit Kelamin, Ed.
1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Rositawati A, Sawitri. 2016. Studi Retrospektif: Profil Pasien Erisipelas dan Selulitis. Vol. 28
/No.2/Agustus2016 .
http://ejournal.unair.ac.id/index.php/BIKK/article/download/2817/2036
https://dermoskopik.com/2015/12/26/psoriasis-auspitz-phenomenon-and-coiled-
dotted-vessels/
https://www.slideshare.net/MUSTAFASHUKUR/psoriasis-43995614
https://www.slideshare.net/daulatramdhaked/clinicl-aproch-to-blistering-dissorder
http://www.medscape.com/content/2003/00/44/85/448502/448502_fig.html
http://m.medicastore.com/index.php?mod=diagnosa&id=3571

Anda mungkin juga menyukai