Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

M WILDAN S N
22004101093
LAPORAN KASUS
LIKEN SIMPLEKS
KRONIK
IDENTITAS PASIEN
Nama : ny. H
Tanggal lahir/Umur : 43 th
Agama : Islam
Alamat : Tanjung bumi,Bangkalan
Pekerjaan :pedagang
Tanggal Pemeriksaan : 15 November 2021
ANAMNESIS
KU : Gatal pada kaki bagian ibu jari sampai ke daerah tumit kanan dan kiri
RPS : Pasien datang ke poli kulit tgl 15 Nov 2021 dengangatal pada kaki bagian ibu
jari sampai ke daerah tumit kanan dan kiri. Gatal disertai bentol-bentol kemerahan
dan kulit yang menebal. Pasien mengaku bahwa keluhan bentol awalnya timbul 5
bulan yll awalnya kecil seperti kaki yang kiri. Bentol kemudian mulai meluas dan
terasa gatal. Keluhan gatal dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku sering
menggaruk kakinya yang gatal. Pasien sudah pernah berobat ke puskesmas dan
sudah mengkonsumsi obat, akan tetapi keluhan tidak membaik . Pasien mengaku
tidak memiliki riwayat alergi, asma, maupun bersin di pagi hari
RPD : Pasien tidak pernah menderita seperti ini sebelumnya

RPK : Keluarga pasien tidak ada menderita penyakit yang sama dengan keluarga. Tidak
ada riwayat alergi, asma, maupun bersin di pagi hari pada keluarga.
R. Kebiasaan :-

RPO : Pernah berobat di puskesmas tanjung bumi

R. Atopi : Tidak ada

R. Alergi : Tidak ada


PEMERIKSAAN FISIK

STATUS DERMATOLOGIS
• Lokasi : Regio Pedis sinistra and dextra
• Distribusi : Regional
• Effloresensi :
Regio dorsum pedis dextra :Terdapat plak hiperpigmantosa soliter
berukuran 7cm x 4 cm s berbentuk ireguler , batas tidak tegas disertai
likenifikasi dengan eksoriasi dan krusta bekas garukan.
Regio dorsum pedis sinistra : Tampak plak hiperpigmantosa soliter
berukuran <1cm berbentuk bulat, batas tegas disertai adanya krusta
bekas garukan.
Regio dorsum pedis dextra :Terdapat plak hiperpigmantosa soliter
berukuran 7cm x 4 cm s berbentuk ireguler , batas tidak tegas disertai
likenifikasi dengan eksoriasi dan krusta bekas garukan. Erosi dan squama
Regio dorsum pedis sinistra : Tampak plak
hiperpigmantosa soliter berukuran 5cm berbentuk bulat,
batas tegas disertai adanya krusta bekas garukan.
RESUME
Permpuan, 43 tahun, datang kepoli tgal 15 nov 2021 dengan keluhan gatal pada
dorsum pedis sinistra dan dextra sejak 5 bulan terakhir. . Gatal disertai plak dan
dan skuama . Pasien mengaku bahwa keluhan bentol awalnya timbul 5 bulan yll
awalnya kecil seperti kaki yang kiri. Bentol kemudian mulai meluas dan terasa
gatal. Keluhan gatal dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku sering menggaruk
kakinya yang gatal. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi, asma, maupun
bersin di pagi hari

Pada status dermatologik didapatkan pada Regio dorsum pedis


dextra :Terdapat plak hiperpigmantosa soliter berukuran 7cm x 4 cm s
berbentuk ireguler , batas tidak tegas disertai likenifikasi dengan eksoriasi dan
krusta bekas garukan.
Regio dorsum pedis sinistra : Tampak plak hiperpigmantosa soliter berukuran 5
cm berbentuk bulat, batas tegas disertai adanya krusta bekas garukan.
Diferential diagnosis

Dermatitis Dermatitis Dermatitis Liken kronik


Didapatkanatopiadanya kontak alergi Batas numularis
tegas, berbentuk simpelks
Adanya kontak kulit
riwyat asma maupun koin, niasanya
dgan alergen papulovesikel
rinitis
Tatalaksana

Medika mentos
Non medikamentosa Anti histamin
• Ceterizin tablet 10 mg, 1
Antibiotik
• Jangan digaruk x sehari selama 7 hari Jika ada infeksi sekunder
• Mencari faktor pencetus • Hydro xyzine tablet 50
dan menghindarinya mg/hari
• Mandi dengan sabun PH Topikal steroid combine
netral dgn emolien
• Hindari stress • Salep betametason
diproprionat 0,05%, 2x
sehari sehabis mandi
selama 7 hari
TINJAUAN
PUSTAKA
- DEFINISI

liken simpleks kronikus adalah Peradangan kulit kronis,


gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis
kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai
kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang
berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik
epidemiologi

12%
populasi orang dewasa dengan keluhan kulit gatal menderita
liken simplek kronik

Wanita > pria 30 th-50th


Etiopatofisiolog
i

• Etiologi belum diketahui


• Pruritus sendiri dapat muncul sebagai gelaja dari penyakit lainnya yang
mendasari seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak, serta gigitan
serangga.
• Faktor lain yaitu emosional dan faktor lingkungan .
• Pruritus sendiri timbul akibat adanya pelepasan mediator inflamasi dan
aktivitas enzim proteolitik. Keadaan ini menimbulkan adanya proses
inflamasi pada kulit, yang menyebabkan penderita sering menggaruk lesi
yang terbentuk sehingga dapat menyebabkan penebalan epidermis dan
fibrosis dermis neurodermatitis/lsk
Gejala Klinis Lesi yang muncul biasanya tunggal,
bermula sebagai plak eritematosa,
sedikit edematosa. Lambat laun edema
Rasa gatal yang dan eritema akan menghilang, lalu

01 02
muncul skuama pada bagian tengah dan
sanat menebal.
dengan
Likenifikasi,
sekeliling
ekskoriasi,
yang
mengganggu hiperpigmentasi, muncul seiring dengan

. .
menebalnya kulit, dan batas menjadi
aktivitas tidak tegas.

Lesi dapat timbul dimana saja, namun


Gatal menghilang

03 04
tempat yang sering adalah di tengkuk,
apabila digaruk dan leher, dengan bagian ekstensor, pubis,
penderita akan vulva, skrotum, peri-anal, paha bagian
medial, lutut, tungkai bawah lateral,
berhenti menggaruk

. .
pergelangan kaki bagian depan, dan
bila sudah timbul luka punggung kaki
Pemeriksaan penunjang

HISTOPATOLOGI

• Gambaran histopatologik liken simplek kronik berupa


ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges
memanjang teratur. Bersebukan sel radang limfosit dan
histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas,
fibroblast bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo
nodularis, akantosis pada bagian tengah lebih tebal,
menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwann
berproliferasi, dab terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat
krusta yang menutup sebagian epidermis
DIAGNOSIS

Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta/LSK didasarkan gambaran klinis. Diagnosis


banding yang dapat timbul adalah penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruritus,
misalnya liken planus, liken amiloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopik
Tatalaksana
Perlu dijelaskan kepada pasien untuk sebisa mungkin menghindari menggaruk lesi
larena garukan akan memperburuk penyakitnya. Untuk mengurangi rasa gatal dapat
diberikan:
a. Antihistamin dengan efek sedatif, contohnya hidroksizin, difenhidramin,
prometazin. Antihistamin topikal yang dapat diberikan yaitu krim doxepin 5% jangka
pendek (maksimal 8 hari).
b. Kortikosteroid potensi kuat, bila perlu dengan oklusi. Kortikosteroid memiliki efek
anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta vasokonstriktor. Contoh
kortikosteroid topikal potensi sangat tinggi (golongan I) yaitu betamethasone
dipropionate 0.05% serta clobetasol propionate 0.05%. Contoh kortikosteroid
potensi tinggi (golongan II) yaitu mometasone furoate 0.01%, desoximetasone
0.05%. Kortikosteroid topikal dipakai 2-3 kali sehari, tidak lebih dari 2 minggu untuk
potensi kuat. Apabila tidak berhasil, diberikan secara suntikan intralesi 1 mg,
contohnya triamsinolon asetonid.
c. UVB (Ultraviolet B) atau PUVA (Psoralen Ultraviolet A).
PROGNOSIS

01.
Penyakit ini bersifat kronik dengan persistensi dan rekurensi lesi.
Eksaserbasi dapat terjadi sebagai respon stres emosional. Prognosis
bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari) dan
status psikologik penderita

Anda mungkin juga menyukai