TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Morfologi
Ascaris suum Goeze atau yang biasa dikenal sebagai cacing gelang
babi adalah nematoda yang menyebabkan askariasis pada babi. Hospes
utama Ascaris suum Goeze adalah babi, meskipun dapat pula menjadi
parasit pada tubuh manusia, sapi, kambing, domba, anjing, dan lain-lain
(Loreille dan Bouchet, 2003).
Secara morfologi, tidak banyak perbedaan antara Ascaris suum
Goeze dan Ascaris lumbricoides Linn Namun dengan menggunakan
mikroskop elektron menunjukkan adanya perbedaan pada bentuk bibir di
antara keduanya yaitu adanya beberapa perbedaan pola ikatan molekul
protein yang sama antara Ascaris lumbricoides dan Ascaris suum Goeze
mencerminkan hubungan genetik yang cukup dekat, serta menunjukkan
adanay kemungkinan terjadinya hibridisasi antara Ascaris lumbricoides
dan Ascaris suum (Alba et al., 2009).
2.2.3 Siklus hidup
Pada Ascaris suum siklus hidup dapat terjadi secara langsung
(direct) maupun tidak langsung (indirect). Pada siklus direct, babi akan
menelan telur infektif yang mengandung larva III. Larva tersebut akan
bermigrasi ke bronkus. Selanjutnya, larva tersebut akan melakukan
penetrasi pada dinding usus besar dan bermigrasi melalui hati ke paru-
paru,. Ketika host batuk, larva akan tertelan dan masuk ke saluran
gastrointestinal. Di dalam traktus gastrointestinal, larva akan berkembang
menjadi bentuk dewasa. cacing dewasa akan hidup dan berkembang baik
dalam usus halus babi (Loreille dan Bouchet, 2003). Pada siklus indirect,
perkembangan akan melalui host perantara atau host paratenik seperti
cacing tanah. Host paratenik akan menelan telur infertil yang berisi larva
II dan larva tersebut akan berada di jaringan sampai babi memangsa host
paratenik tersebut. Selanjutnya, larva akan berkembang dalam tubuh babi
menjadi larva III seperti proses yang berlangsung dalam siklus direct
(Mejer dan Roepstorff, 2006).
Gambar 2.2. Siklus Hidup Ascaris suum Goeze (Loreille dan Bouchet,
2003)
2.2.4 Aspek Klinis
Rute transmisi Ascaris suum dapat terjadi akibat kontak dengan
kotoran babi yang sering digunakan sebagai pupuk tanaman. Rute yang
lain diasumsikan melalui konsumsi daging mentah dari babi yang
terinfeksi (Nejsum et al., 2012). Pada tubuh penderita yang terinfeksi,
larva Ascaris suum akan bermigrasi ke berbagai organ dan menyebabkan
manifestasi klinis yang dikenal sebagai visceral larva migrans (VLM).
Manifestasi klinis dari VLM digambarkan dengan keadaan
hipereosinophilia dengan hepatomegali atau pneumonia serta gejala tidak
spesifik seperti malaise, batuk dan gangguan fungsi hati (Sakakibara et
al., 2002)
2.3 Piperazine sitrat
Piperazin merupakan salah satu obat cacing yang sering digunakan untuk mengobati
cacingan karena piperazin dapat menyebabkan blockade terhadap enzim asetilkolinestrase
sehingga akan terjadi penumpukan asetilkolin dan terjadi paralisis dan cacing mudah
dikeluarkan oleh peristaltik usus, cacing biasanya keluar 1-2 hari setelah pengobatan.
Piperazin sebagai heksahidrat yang mengandung 44% basa, juga
didapatkan sebagai garam sitrat, kalsium edetat, tatrat. Zat basa ini
sangat efektif terhadap Oxyuris dan Ascaris berdasarkan hambatan
penerusan-impuls neuromuskuler, hingga cacing dilumpuhkan untuk
kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerakan peristaltik usus. (Tjay dan
Rahardja, 2007).