1
DEFINISI
Bangkitan kejang pada kenaikan suhu tubuh 38 C
(rectal) disebabkan proses ekstrakranium.
2
MANIFESTASI KLINIS
SEDERHANA KOMPLEKS
Umumnya singkat < 15’ > 15’
kejang klonik atau general Fokal atau parsial, atau
tonik-klonik Seringkali general didahului fokal
kejang berhenti sendiri > 1x dalam 24 jam
1x dalam 24 jam
3
DIAGNOSIS
• Riwayat
kejang
Ax demam
keluarga
• Riwayat sakit
4
LUMBAL PUNGSI
PADA KEJANG DEMAM?
Menegakkan atau menyingkirkan dugaan meningitis
Ketentuan:
• usia < 12 bulan: wajib
• usia 12-18 bulan : dianjurkan
• > 18 bulan: tidak rutin, kecuali mendukung
meningitis
5
EEG PADA KEJANG DEMAM?
Tidak direkomendasikan
Kecuali kejang demam tidak khas (fokal atau > 6 tahun)
6
DIAGNOSIS BANDING
Abses otak
Meningitis
ensefalitis
TATA LAKSANA
8
TATA LAKSANA
PENANGANAN SAAT KEJANG
HENTIKAN KEJANG
Diazepam 0.3-0,5 mg/kgBB/dosis iv (bolus pelan)
Diazepam 0.4-0,6 mg/kgBB/dosis rectal
suposituria
Diulang dengan dosis sama 20 menit
kemudian
TURUNKAN DEMAM
Antipiretik:
paracetamol 10mg/kgBB/dosis po
Ibuprofen 5-10mg/kgBB/dosis po
3-4x/hari
Kompres air hangat >39C, air biasa >38C
9
TATA LAKSANA
PENANGANAN SAAT KEJANG
MASIH KEJANG???
Fenitoin bolus iv 10-20 mg/KgBB (maks 200 mg)
tatalaksana status epileptikus
SUPORTIF
Bebaskan jalan napas
Oksigenasi
Keseimbangan cairan dan elektronik
Pertahankan keseimbangan tekanan darah
10
TATA LAKSANA
PENCEGAHAN KEJANG INTERMITTEN
Antipiretik diberikan waktu pasien demam.
orang tua pasien / atau pengasuh kooperatif.
Obat pilihan diazepam perrectal
• BB < 10 Kg : 5 mg
• BB 10 Kg : 10 mg
11
TATA LAKSANA
PENCEGAHAN KEJANG KONTINYU
Obat pilihan
• asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari
Indikasi profilaksis terus-menerus saat ini :
• Kemungkinan epilepsi:
• Sudah ada kelainan neurologis / perkembangan,
• Kejang demam 15 menit, fokal atau diikuti kelainan
neurologis sementara atau menetap,
• Frekuensi serangan >4x/tahun
12
PROGNOSIS
Tatalaksana kurang tepat:
• perkembangan mental dan belajar
• berulangnya kejang demam
• epilepsi
• Kelainan motoris
13
TERIMAKASIH
14
STATUS EPILEPTIKUS
dr. Yeni Amalia, SpA Mbiomed
15
BATASAN
Bangkitan kejang yang
berlangsung selama 30 menit
atau lebih
baik secara terus menerus
atau berulang
tanpa disertai pulihnya
kesadaran
16
PATOFISIOLOGI
Kejang berhubungan dengan Paroxismal Depolarization
Shift (PDS): depolarisasi pasca sinap yang berlangsung
lama (50ms) yang mampu merangsang neuron lain
untuk secara bersamaan melepaskan muatan listrik
yang berlebihan
Terjadinya PDS
Kemampuan membran sel sebagai pacemaker
Berkurangnya inhibisi GABA
Meningkatnya eksitasi sinaptik reseptor NMDA
oleh asam Glutamat yang menyebabkan jalur
eksitasi berulang
17
PATOFISIOLOGI
GABA
Gamma aminobutryric acid
Glutamat
Aspartat
asetilkolin
Gagal mekanisme hambatan kejang
Rangsangan neurotransmitter eksitatori melebihi kemampuan
hambatan intrinsrik
18
Schematic diagram shows change in postsynaptic receptors after
continued status epilepticus. The GABAergic receptors are endocytosed
and its number is decreased by clathrin, and the clathrin-coated vesicles
are destroyed by the endosomes; however, the glutamate receptors are
upregulated. C = clathrin-coated vesicle
Nair, 2011
19
ETIOLOGI
Infeksi Meningitis atau ensefalitis
Demam Kejang demam
Hipoksia
Epilepsi
Trauma
In born error metabolism – neonatus
Gangguan : elektrolit, hiperpireksia,
kalsium,hipoglikemi, intoksikasi obat
Idiopatik
20
PATOFISIOLOGI
Kejang berulang metabolisme serebral meningkat
Kompensasi aliran darah ke otak meningkat, oksigen dan
glukosa dikirim ke jar aktif
21
PATOFIOLOGI
mekanisme kompensasi gagal sel rusak, meningkatkan
epileptogenesis
Autoregulasi serebral terganggu aliran darah tergantung
tekanan darah sistemik
Kombinasi penurunan tekanan darah sistemik dan hipertensi
intrakranial arterial peningkatan tekanan intrakranial
edema serebral penurunan aliran darah serebral
Iskemia intraserebral, asidosis, hipoksia rusaknya sel
neuron matinya sel neuron
22
FASE STATUS EPILEPTIKUS
23
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
Lama, sifat kejang GCS
Tingkat kesadaran antar kejang Pupil
Riwayat kejang Refleks fisiologis dan
Riwayat trauma patologis
24
Tatalaksana
DIAGNOSA BANDING
Reaksi konversi
Sinkop
25
27
OUTCOME DAN PROGNOSIS
28
TERIMAKASIH
29
30
31