PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. apa penyebab Askariasis?
2. Bagaimana gejala yang ditimbulkan Ascariasis ?
3. Bagaimana cara penularan ascariasis ?
4. Bagaimana pencegahan Ascariasis ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Ascaris Lumbricodes dan penyakit yang ditimbulkan
2. Mengetahui gejala penyakit Ascariasis
3. Mengetahui cara penularan Ascariasis
4. Mengetahui cara mencegah Ascariasis
2
BAB II
PEMBAHASAAN
3
melengkung kearah ventral daan dilengkapi pepil kecil serta dua buah speculum
berukuran 2 mm. cacing betina poteriornya membulat dan lurus, dan sepertiga bagian
interior tubuhnya terdapat cincin kopulasi.
Cacing dewasa hidup dalam jangka waktu ± 10-24 bulan. Cacing dewasa
dilindungi oleh pembungkus keras yang kaca akan kolagen dan lipid serta
menghasilkan enzim protease inhibitor yang berfungsi untuk melindungi cacing agar
tidak tercerna oleh pencernaan manusia. Cacing ini juga memiliki sel-sel somatic
yang besar dan memanjang sehingga mampu mempertahankan posisinya di dlam usu
kecil. Jika otot somatic lumpuh oleh obat cacing, maka cacing akan mudah keluar
melalui anus karena gerakan peristaltic diusus. Cacing betina mampu bertahan hidup
selam 1-2 tahun dan memproduksi 26 juta telur selama hidupnya denga 100.000-
200.000 butir telur perhari yang terdiri dari
Telur cacing memiliki empat bentuk, yaitu tipe buahi (fertrilized eggs), tidak
dibuahi (uufertilized eggs), matang, dan dekortikasi. Telur yang dibuahi (fertilized
eggs) berukuran 60 x 45 µ, dengan dua lapis dinding tebal dan mempunyai kulit telur
yang tidak berwarna. Lapisan luar terdiri dari jaringan albuminoid yang
permukaannya brtgerigi (mamillation) dan berwana coklat karena menyerap lapisan
empedu, sedangkan lapisan dalam jernih dan terdapat selubung vetelin yang tipis
tetapi kuat sehinnga telur cacing dapat bertahan satu tahun dalam tanah. Fertilized
eggs mengadung isi telur (ovum) yang tidak bersegmen, sedangkan dikedua kutub
telur terdapat rongga udara yang tampak sebagai daerah yang terang berbentuk bulan
sabit. Isi telur berupa massa sel telur. Sel telur yang tidak dibuahi (unfertilized eggs)
berbentuk lonjong dan lebih panjang dari pada tipe yang dibuahi ukuranya 90 x 40 µ,
dengan dinding luar yang lebih tipis. Telur ini tidak memiliki rongga udara dikedua
kutubnya. Isi telur berupa massa granula refraktif. Telur matang berisi larva (embrio),
tipe ini menjadi infelatif setelah berada ditanah ± 3 minggu. Telur yang dekoratif telah
dibuahi, namun lapisan luat albuminoid sudah hilang.
4
Telur cacing yang dibuahi akan keluar bersama tinja penderita akan berkembang
menjadi infektif jika terdapat didalam tanah yang lembab dan suhu yang optimal
dalam waktu kurang lebih 3 bulan. Seseorang akan terinfeksi ascaris Lumbricoides
apabila masuknya telur Ascaris Lumbricoides yang infektif kedalam mulut bersamaan
dengan makanan atau minuman yang terkontaminasi tanah yang mengandung tinja.
5
Gambar 3. Siklus Hudup A. Lumbricoides
2.4 Penyakit Yang Disebabkan Ascaris Lumbricoides
6
Gejala klinis yang timbul dari ascariasis tergantung dari beratnya infeksi,
keadaan umum penderita, daya tahan, dan kerentana penderita terhadap infeksi
cacing ini. Patogenesisnya berhubungan erat dengan respon umum hospes,
efek migrasi larva, efek mekanik cacing dewasa, dan defisiensi gizi.
Penderita Ascariasis tidak akan merasakan gejala dari infeksi
(asimptomatik) ini apabila jumlah cacing sekitat 10-20 ekor dalam tubuh
manusia sehingga baru dapat diketahui bila ada pemeriksaan tinja rutin
ataupun keluarnya cacing dewasa bersama tinja. Gejala klinis yang timbul
bervariasi, bisa dimulai dari gejala batuk sampai dengan yang berat sepeti
sesak napas dan pendarahan. Gejala yang timbul pada penderita Ascariasis
berdasarkan migrasi larva dan perkembangbuakan cacing dewasa yaitu :
1. Gejal akibat migrasi larva Ascaris Lumbricoides
Selama fase migrasi, larva A. lumbricoides di paru-paru penderita Jika
larva mengalami siklus dalam jumlah besar, dapat menimbulkan
pneumonitis. Jika larva menembus jaringan dan masuk ke dalam alveoli,
dapat mengakibatkan kerusakan epitel bronkus. Apabila terjadi reinfeksi
dan migrasi larva ulang, walaupun jumlah larva sedikit, tetap dapat
menimbulkan reaksi jaringan yang hebat yang terjadi di hati dan paru-paru
disertai dengan infiltrasi eosinofil, makrofag, dan sel-sel epitel. Keadaan
ini disebut pneumonitis ascaris atau dikenal sebagai sindrom Loeffler.
Selanjutnya timbul reaksi alergi seperti batuk kering, dan demam (39,9ºC-
40ºC). Gambaran tersebut akan menghilang dalam waktu satu minggu.
2. Gejala akibat cacing dewasa
Selama fase didalam saluran percernaan, gejala utamanya berasal dari
dalam usus atau migrasi kedalam lumen usus yang lain atau perforasi
kedalam peritomeum.
Cacing dewasa yang ditemukan dalam jumlah besar (hiperinfeksi) dapat
mengakibatkan kekurangan gizi pada anak-anak. Cairan tubuh cacing
dewasa dapat menimbulkan reaksi toksik sehingga terjadi gejala mirip
demam tifoid yang disertai alergi seperti uritikaria, edema pada wajah,
konjungtivitis, dan iritasi alat pernafasan bagian atas.
Kadang-kadang cacing dewasa bermigrasi akibat adanya rangsangan
dan menimbulkan kelainan yang serius. Efek migrasi juga dapat
menimbulkan obstruksi usus, masuk ke dalam saluran empedu, saluran
pankreas, dan organ-organ lainnya. Migrasi juga sering terjadi keluat
melalui anus, mulut, bahkan hidung.
7
3. Ditemukannya cacing dewasa keluar melalui anus ataupun bersama
dengan muntahan.
4. Jika terjadi Ascariasis oleh cacing jantan, ditinja tidak ditemukan telur
sehingga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan foto thoraks
8
(mentah) yang akan dimakan sebagi lalapan, harus dicucu bersih dan
disiram lagi dengan air hangan karena telur cacing Ascaris
lumbricoides dapat hidup dalam tanah selama bertahun-tahun. Juga
penyuluhan tentang pentingnya buang air besar di jamban, tidak dikali
atau di kebun untuk menghindrari penyebaran dan penyakit ini.
Proteksi spesifik dengan melakukan pengobatan massal 6 bulan sekali
di daerah endemic atau daerah yang rawan Ascariasis.
2. Pencegahan Sekundek
Deteksi dini terhadap orang yang mempunyai resiko terkena penyakit
ini.
Mengobati dengan tepat penderita Ascariasis.
3. Pencegahan Tersier
Membatasi ketidakmampuan penderita Ascariasis dengan memberi
pengobatan Pyrantel Pamoat 10 gr/kgBB dosis tunggal, Mebendazole
500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selam atiga
hari berturut-turut, Albendazole 400 mg dosis tunggal (sekali saja),
tetapi tidak boleh digunakan selama hamil atau melakukan operasi
pembedahan apabila pengobatan secar oral sudah tidak
memungkinkan lagi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ascaris Lumbricoides adalah salah satu cacing nematoda intestinal dengan ukuran
terbesar yang menginfeksi manusia. Persebarannya diseluruh dunia (kosmopolit) dan
lebih sering dijumpai pada anak usia 5-10 tahun.
Ascaris Lumbricoides adalah cacing yang pertama kali diidentifikasikan dan
diklasifikasikan oleh Linnaeus melalui observasi dan studinya antara tahun 1730-
1750an. Dari hasi observasinya, Linnaeus pergi ke beberapa tempat di dunia untuk
mengofirmasi wilayah penyebaran parasite tersebut. Linnaeus diberi kesempatan
untuk menamai parasite tersebut.
Ascarisis adalah infeksi cacing yang disebabkan oleh cacing Ascaris
Lumbricoides. Ascarisis itu sendiri termasuk penyakit cacing yang paling besar
prevalensinya diantara penyakit cacing lainnya yang menginfeksi tubuh manusia.
Ascarisis biasanya ditemukan didaerah yang memiliki fasilitas kebersihan yang buruk.
Beberapa orang mengidap penyakit ini tidak memiliki gejala sampai keadaan
memburuk.
Ascariasis terjadi ketika cacing gelang masuk kedalam tubuh manusia. Cacing
Ascaris Lumbricoides penyebab penyakit ini dapat menginfeksi paru-paru dan usus.
Jika dibiarkan tidak dilakukan pengobatan, cacing ini akan menginfeksi organ lain,
seperti hati dan pankreas.
Gejala klinis yang timbul dari ascariasis tergantung dari beratnya infeksi, keadaan
umum penderita, daya tahan, dan kerentana penderita terhadap infeksi cacing ini.
Patogenesisnya berhubungan erat dengan respon umum hospes, efek migrasi larva,
efek mekanik cacing dewasa, dan defisiensi gizi.
Cara penularan Ascariasis terjadi melalui beberapa jalan jakni telur infektif Ascaris
lumbricoides yang masuk kedalam mulut bersamaan dengan makanan dan minuman
yang terkontaminasi, melalui tangan yang kotortercemar terutama pada anak, atau
telur infektif yang terhirup udara bersamaan denga debu. Pada keadaan telur infektif
yang terhirup oleh pernapasan bagian atas dan larva akan segera menembus pembuluh
darah dan beredar bersama aliran darah. Car penularan Ascariasis juga dapat terjadi
melaui sayuran dan buah karena tinja yang dijadikan pupuk untuk tanaman sayur-
mayur maupun buah-buahan.
Pencegahan Ascariasis terbagi dari tiga yaitu Pencegahan Primer, Pencegahan
Sekunder, dan Pencegahan Tersier.
3.2 Saran
Mahasiswa harus mempelajari tentang Ascaris Lumbricoides dan penyakitnya
Ascarisis dengan baik agar dapat mencegah penularan dan penyebaran penyakit
10
DAFTAR PUSTAKA
https://123dok.com/document/ynnlpo0y-makalah-ascaris-lumbricoides.html
https://id.scribd.com/doc/310446790/Ascaris-Lumbricoides-Makalah
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/askariasis/patofisiologi
https://www.alodokter.com/ascariasis
https://medlab.id/ascaris-lumbricoides/
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/06/cacing-ascaris-lumbricoides.html?m=1
11