Anda di halaman 1dari 21

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di alam semesta ini banyak sekali ditemukan logam – logam, baik logam yang
terdapat di daratan maupun logam yang terlarut di dalam air yang dapat mencemari
air tersebut. Sumber pencemaran ini banyak berasal dari sebuah pertambangan,
peleburan logam dan jenis industri lainnya dan dapat juga berasal dari lahan pertanian
yang menggunakan pestisida, pupuk, anti hama lainnya mengandung logam. Banyak
di perairan kita telah mengandung logam – logam berat dan di dalam air tersebut
biasanya logam berkaitan dengan senyawa kimia atau dalam bentuk lain, tergantung
pada setiap kompartemen tempat logam tersebut berada. Pada setiap kompartemen
tingkat logamnya bervariasi , tergantung pada lokasi jenis kompartemen dan tingkat
pencemarannya.
Sebenarnya besi dan mangan ialah beberapa unsur yang termasuk dalam golongan
VII B dan VIII B. besi dan mangan memiliki kegunaan dalam kehidupan manusia,
tetapi bila kandungan logam besi dan mangan melebihi abang batas kebutuhan
manusia akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi kehidupan manusia, seperti
konsentrasi logam besi dan mangan yang berlebihan, hal itu dapat berakibat fatal jika
air tersebut kita konsumsi.
Besi ( Fe ) merupakan salah satu unsur kimia yang banyak kita temui
diberbagai tempat dibumi ini , pada pertumbuhan, besi berperan sebagai penyusun
sitokrom dan klorofil. Sedangkan mangan ( Mn) adalah kation logam yang memiliki
karakteristik kimia serupa dengan besi. Jika perairan kembali mendapat cukup aerasi
Mn2+ teroksidasi kembali menjadi Mn4+ yang selanjutnya mengendap didasar
perairan. Mangan merupakan nutrien renik yang esensial bagi tumbuhan dan hewan.
Logam ini berperan dalam pertumbuhan dan merupakan salah satu komponen
2

penting dalam sistem enzim. Endapan MnO2 akan memberiakan noda – noda pada
bahan yang berwarna putih dan dapat juga menimbulkan rasa dan bau pada minuman.
Oleh karena itu, diperlukan percobaan ini agar dapat mengetahui konsentrasi
logam berat, yaitu besi dan mangan di dalam air untuk dibandingkan dengan ambang
batas atau ketentuan tertentu yang telah ada. Dan diharapkan para praktikan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

1.2 Tujuan Percobaan


- Untuk mengetahui logam besi dan mangan
- Untuk mengetahui kadar besi dan mangan pada air sampel
- Untuk mengukur perbandingan kadar besi dan mangan terhadap ambang
batas dan ketentuan ( peraturan ) yang telah diterapkan
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Besi
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap
tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan semua badan air. Pada umumnya,
besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut seperti Fe2+ (Ferro) atau Fe3+ (Ferri),
tersuspensi sebagai butir koloidal atau lebih besar sperti Fe2O3, FeO, dan Fe(OH)3,
tergabung dengan zat organis atau zat padat yang anorganis seperti tanah liat. Pada air
permukaan jarang ditemui kadar Fe > 1 mg, tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat
jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini dapat dirasakan dan dapat menodai
kain dan perkakas dapur ( Cristian, 1986).
Pada air yang tidak mengandung O2, seperti sering kali air tanah, besi berada
sebagai Fe2+ yang cukup dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan
terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+. Fe3+ ini sulit larut pada pH 6 sampai 8,
bahkan dapat menjadi Fe(OH)3, atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat
padat dan bisa mengendap. Demikian dalam air sungai besi berada sebagai Fe2+, Fe3+
terlarut dan Fe3+ dalam bentuk senyawa organis berupa koloidal ( Alearts dan
Sumestri, 1984 ).
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat.
Besi melebur pada 1535oC. Pada tumbuhan alga, besi berperan sebagai penyusun
sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang berlebihan selain dapat mengakibatkan
timbulnya warna merah juga mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat dari
logam , serta dapat memudarkan bahan celupan dan tekstil ( Vogel, 1985 ).
Prinsip analisis Fe
Didihan dalam asam dan hidrosilamin serta penggabungannya 1,0 fenaftrolin
akan mengubah semua zat besi menjadi Fe2+ yang terlarut. Tiga molekul fenaftrolin
bergabung dengan satu molekul Fe2+ membentuk ion kompleks berwarna oranye –
4

merah. Sistem warna tersebut mengikuti hukum Beer yaitu sinar cahaya dengan
panjang gelombang yang tertentu yaitu 510 mm akan diserap ( diabsorpsi ) larutan
secara proporsional dengan jarak perjalanannya didalam larutan dengan kadar
kompleks yang berwarna orange merah ini. Absorpsi tersebut dapat diukur melalui
alat spektrofotometri.
Warna kompleks tersebut tidak dipengaruhi oleh pH larutan , bilangan pH
antara 3 dan 9 suatu nilai absorpsi bersifat atau konsentrasi besi , dapat diketahui
dengan membandingkannya dengan 5 larutan standar referensi yang mengandung
kadar besi yang telah diketahui dan yang meliputi skala absorpsi spektrofotometer
( sebenarnya dikatakan absorbansi, bukan absorpsi ) ( Achmad, 2004 ).

B. Mangan
Mangan adalah logam putih abu-abu yang penampilannya serupa besi tuang.
Mangan melebur pada suhu kira-kira 1250oC . Mangan bereaksi dengan air hangat
membentuk mangan(II) hidrosida dan hidrogen :

Mn + 2H2O Mn ( OH)2 + H2

pH berperan besar dalam proses biologi dan atau kimia ( biokimia ) termasuk dasar
penyisihan besi dan mangan. Pada kedua unsur tersebut, pH ikut menentukan
keberhasilan pengolahan. Sudah terbukti juga mengolah mangan tak semudah besi.
Ketika rendah pHnya aerasi tidak dapat menaikkan potensial mangan sehingga tidak
terjadi perubahan Mn2+ menjadi Mn4+ . Tapi untungnya , konsentrasi besi dan mangan
di air permukaan relatif rendah, sekitar 1 mg/l, di air tanah lebih tinggi, kadar besinya
bisa mencapai 10 mg/l dan mangan bisa melebihi 2 mg/l ( Fardiaz, 1992 ).

Sprektrofotometri

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari


spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
5

yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direflesikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih tereleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating
maupun celah optis( Khopkar S.M. 1990).

Bagian- bagian Atomic Absorptron Spectroscopy (AAS)

1. Lampu katoda berongga adalah suatu sumber cahaya dalam spektrofotometer


absorpsi atom, yang dipilih karena garis pancaran unsur katoda lebih sempit
dari pada garis absorpsi atom padanannya dalam nyala tanur
2. Monokromator, Dalam spektrofotometer yaitu suatu piranti untuk mengisolasi
suatu pita dengan panjang gelombang yang sempit dari dalam semua energi
cahaya yang memasukinya. Segi yang penting sekalai adalah suatu unsur
dispersif ( prisma atau kisi difraksi) dan suatu sistem celah.
3. Detektor adalah suatu piranti yang mengubah energi radiasi menjadi energi
listrik yang memberikan suatu isyarat listrik yang berhubungan dengan dua
radiasi yang diabsorpsi oleh permukaan yang peka.
4. Aplifaier adalah penguat sinar dan komputer sebagai pembacaan atau sebagai
penyimpan.

Cara Kerja Spektrometer.

Cara kerja spektrometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan


larutan perbanding. Misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang
akan di analisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok nm-650 nm agar
daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup,
galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan
tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya
6

pada larutan sampel yang akan di analisis. Skala absorbans menunjukkan absorbansi
larutan sampel (Khopkar,1990).

Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom


menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsur ( Khopkar, 1990 ).
7

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
- Labu ukur 50 ml
- Mikropipet 1 ml
- Spektrofotometer
- Gelas kimia
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi

3.1.2 Bahan
- Larutan sampel ( air tambang ) 1 ml, 2ml, 3ml, 4 ml, 5ml, 6ml,dan 7
ml
- Larutan standar besi 0 ppm, 2 ppm , 3 ppm , 4 ppm
- Larutan standar mangan 0 ppm, 0,2 ppm , 0,4 ppm, 0,6 ppm, 0,8 ppm
- Akuades
- Tisu
- Kertas label

3.2 Prosedur Percobaan


- Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
- Dipipet dengan menggunakan mikropipet 1 ml sampel kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades
diberi label sampel 1
- Dilakukan hal yang sama untuk sampel 2 ml, 3ml , 4 ml, 5 ml, 6
ml,dan 7 ml
8

- Diletakan masing – masing sampel pada rak tabung reaksi


- Dihidupkan spektofotometer , kemudian diatur tekanan asitelin dan
oksigen
- Diletakkan sampel 1, sampel 2, sampel 3, sampel 4, sampel 5, sampel
6, dan sampel 7 di tempat sampel
- Dinyalakan pembakar, kemudian diatur analisis untuk larutan standar
Fe dan larutan sampel Fe
- Dilakukan hal yang sama untuk larutan standar Mn dan larutan sampel
Mn
- Dicatat hasil analisa AAS
- Dibuat kurva larutan besi dan mangan kemudian hitung
konsentrasinya
9

3.3 Flow sheet


Air tambang ( sampel )

dipipet mikropipet
diencerkan dengan aquades
Labu Ukur 50 ml
sampai tanda batas
dihomogenkan
Tabung Reaksi

di beri label

1 ml 2 ml 3 ml 4 ml 5 ml 6 ml 7 ml
Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel
1 2 3 4 5 6 7

diletakkan

Rak Tabung Reaksi

dianalisis

AAS

dicatat
Buat Kurva Larutan
Standar
10

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Larutan Standar Besi

Konsentrasi ( ppm ) Absorbansi


0,0000 -0,0014
1,0000 0,0051
2,0000 0,1119
3,0000 0,1654
4,0000 0,2285

Larutan Sampel Besi

Sampel ( ml ) Absorbans BKG Konsentrasi


1 -0,0013 -0,0026 0,0413
2 0,0004 -0,0034 0,0719
3 0,0013 -0,0034 0,0881
4 -0,0002 0,0027 0,0618
5 0,0016 0,0022 0,0923
6 0,0031 0,0030 0,1181
7 -0,0004 0,0015 0,0573

Larutan Standar Mangan

Konsentrasi ( ppm ) Absorbans


0,0000 -0,0007
0,2000 0,0155
11

0,4000 0,0328
0,6000 0,0471
0,8000 0,0658

Larutan Sampel Mangan

Sampel ( ml ) Absorbans BKG Konsentrasi


1 0,0190 -0,0012 0,2277
2 0,0179 -0,0006 0,3949
3 0,0317 -0,0005 0,4792
4 0,0386 -0,0008 0,4792
5 0,0498 -0,0016 0,6145
6 0,0590 -0,0015 0,7263
7 0,0692 -0,0003 0,8511

4.2 Grafik
4.2.1 Grafik Pembacaan Konsentrasi Besi dengan AAS
12

Fe
0.25

0.2 f(x) = 0.06 x − 0


R² = 1
0.15
absorban

absorban
0.1 Linear (absorban)

0.05

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
-0.05
konsentrasi ( ppm )

4.2.2 Grafik Pembaan Konsentrasi Mangan dengan AAS

Mn
0.07
0.06 f(x) = 0.08 x − 0
0.05 R² = 1
0.04
absorban

absorban
0.03 Linear (absorban)
0.02
0.01
0
-0.01 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
konsentrasi ( ppm )

4.3 Perhitungan
4.3.1 Perhitungan Konsentrasi besi
13

- Sampel 1 = - 0,0013
ABS = 0,057. Konsentrasi – 0,003
-0,0013 = 0,057. Konsentrasi – 0,003
5 o ml
Konsentrasi = 0,0298 ppm x
1 ml
= 1,49 ppm
- Sampel 2 = 0,0004
ABS = 0,057. Konsentrasi – 0,003
0,0004 = 0,057. Konsentrasi – 0,003
5 o ml
Konsentrasi = 0,0298 ppm x
2 ml
= 1,49 ppm
- Sampel 3 = 0,0013
ABS = 0,057. Konsentrasi – 0,003
0,0013 = 0,057. Konsentrasi – 0,003
5 o ml
Konsentrasi = 0,0754 ppm x
3 ml
= 1,256 ppm
- Sampel 4 = - 0,0002
ABS = 0,057. Konsentrasi – 0,003
-0,0002 = 0,057. Konsentrasi – 0,003
5 o ml
Konsentrasi = 0,0491 ppm x
4 ml
= 0,613 ppm
- Sampel 5 = 0,0016
ABS = 0,057. Konsentrasi – 0,003
0,0016 = 0,057. Konsentrasi – 0,003
5 o ml
Konsentrasi = 0,0807 ppm x
5 ml
= 0,807 ppm
- Sampel 6 = 0,0031
ABS = 0,057. Konsentrasi – 0,003
0,0031 = 0,057. Konsentrasi – 0,003
5 o ml
Konsentrasi = 0,1070 ppm x
6 ml
= 0,891 ppm
14

- Sampel 7 = 0,0004
ABS = 0,057. Konsentrasi – 0,003
0,0004 = 0,057. Konsentrasi – 0,003
5 o ml
Konsentrasi = 0,0456 ppm x
7 ml
= 0,325 ppm

4.3.2 Perhitungan Konsentrasi Mangan


- Sampel 1 = 0,0190
ABS = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
0,0190 = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
5 o ml
Konsentrasi = 0,2308 ppm x
1 ml
= 11,54 ppm
- Sampel 2 = 0,0179
ABS = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
0,0179 = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
5 o ml
Konsentrasi = 0,2174 ppm x
2 ml
= 5,435 ppm
- Sampel 3 = 0,0317
ABS = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
0,0317 = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
5 o ml
Konsentrasi = 0,3851 ppm x
3 ml
= 6,418 ppm
- Sampel 4 = 0,0386
ABS = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
0,0386 = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
5 o ml
Konsentrasi = 0,4690 ppm x
4 ml
= 5,862 ppm
- Sampel 5 = 0,0498
15

ABS = 0,0823. Konsentrasi – 0,000


0,0498 = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
5 o ml
Konsentrasi = 0,6051 ppm x
5 ml
= 6,051 ppm
- Sampel 6 = 0,0590
ABS = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
0,0590 = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
5 o ml
Konsentrasi = 0,7186 ppm x
6 ml
= 5,973 ppm
- Sampel 7 = 0,0692
ABS = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
0,0692 = 0,0823. Konsentrasi – 0,000
5 o ml
Konsentrasi = 0,8408 ppm x
7 ml
= 6,005 ppm
jumlahkonsentrasi 6,872
Kadar Fe =
7 sampel
= 7
= 0,981 mg/l
jumlah konsentrasi 47,284
Kadar Mn = = = 6,754 mg/l
7 sampel 7

4.4 Pembahasan
Logam besi memiliki efek apabila di dalam tubuh kita kelebihan dan
kekurangan zat besi dan mangan. Kelebihan zat besi mengakibatkan keracunan,
kerusakan usus, penuaan dini, mudah marah, radang sendi, dan cacat lahir seperti
autis. Kekurangan zat besi mengakibatkan cepat lelah anemia dan bagian bawah
kelopak mata berwarna pucat. Kelebihan mangan mengakibatkan gangguan
jantung dan kerusakan otak, kekurangan Mn mengakibatkan beresiko terkena
diabetes, rematik dan kolestrol tinggi.
Hubungan dengan kualitas air, senyawa besi, mangan berubah-ubah karena
tergantung derajat pH. Perubahan senyawa besi dan mangan di tunjukkan pada
16

sistem air alami pada kondisi reduksi besi ( Fe ) dan Mangan ( Mn ) umumnya
bervalensi 2 yang larut dalam air pH ( 6 – 8 ).
Besi mangan merupakan logam – logam berat yang bersifat toksin dan dapat
mencemari lingkungan alam dan sekitarnya. Pada suatu badan air dilakukan
dengan menghitung konsentrasi besi dan mangan yang terlarut dalam air,
kemudian dibandingkan dengan ambang batas yang diperbolehkan seberapa
banyak kandungan besi dan mangan.
Prinsip metode AAS pada sampel menyerap radiasi elektromagnetis, yang
pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat. Larutan tembaga misalnya
berwarna biru karena larutan tersebut menyerap larutan komplementer yaitu :
kuning. Semakin banyak molekul tembaga persatuan volume, semakin banyak
cahaya kuning diserap dan semakin tua warna biru larutannya.
Perlunya pembuatan larutan standar dengan konsentrasi yang ditetapkan
adalah dikarenakan untuk menentukan kurva harus dibuat larutan standar terlebih
dahulu. Larutan pertama haruslah diketahui komposisi dan konsentrasinya,
idealnya harus memulai dengan membuat larutan standar. Larutan standar dibuat
dengan melarutkan zat kemurnian yang diketahui dengan tepat beratnya dalam
suatu larutan yang diketahui dengan tepat volumenya. Larutan standar memegang
peranan penting, hal ini penting karena larutan ini telah diketahui secara pasti.
Berdasarkan Permenkes No. 416 / Per / menkes / IX / 1990 tentang air bersih,
ambang batas besi di perairan adalah 0,3 mg / liter, dan mangan adalah 0,1 mg /
liter. Maka setelah dilakukan perhitungan sampel – sampel baik besi maupun
mangan termasuk dalam air yang kandungan Fe dan Mn di atas ambang batas.
Seperti yang kita ketahui, bila logam ini sudah berada di atas ambang batas
maka efeknya akan sangat buruk. Mulai dari bau yang kurang sedap, melunturkan
warna pada pakaian, meninggalkan noda pada pakaian sampai menyebabkan karat
pada logam – logam tertentu. Belum lagi dampak bagi organisme. Bila
terkonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan fungsi – fungsi syaraf tidak
17

berjalan normal, akhirnya mengalami kemunduran mental, cacat, atau bahkan


kematian.
AAS ( Atomic Absorption Spektrometer ) adalah alat yang digunakan
untuk menghitung kandungan suatu zat pada suatu sampel. AAS terdiri dari :
 Lampu katoda berongga untuk memancarkan sinar.
 Sistem atomisasi berfungsi sebagai tempat atomisasi untuk mengetahui
konsentrasi dasar suatu logam yang di lewati oleh sumber cahaya dan katoda.
 Flam berfungsi untuk tempat pembakaran.
 Monokromator digunakan untuk merupakan sistem optik yang dapat memilih
cahaya monokromatik.
 Detektor untuk mengubah sinar tersebut menjadi gelombang listrik.
 Rekorder sebagai pembaca/membaca sinar tersebut.

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom – atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Dengan absorbsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu
atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat energinya ke tingkat eksitasi.
Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis
resonansi yang tepat.

Sumber – sumber pencemaran dari besi, yaitu :

1. Tanah Liat
2. Limbah industri besi baja
3. Partikel besi teroksidasi akibat pengkaratan pada alat – alat yang terbuat dari
logam seperti pada sistem perpipaan distribusi air bersih PDAM
4. Pembuangan kaleng – kaleng yang telah mengalami pengkaratan dan
sebagainya.
18

Mineral yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah Fe.
Apabila Fe tersebut dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai ganguan
lingkungan. Kadar Fe dalam air tanah juga meningkat. Beberapa sumur memiliki
kadar Fe yang melebihi baku mutu. Mengambil Fe dalam dosis besar pada manusia
bersifat toksik karena Ferro bisa bereaksi dengan peroksida dan menghasilkan radikal
bebas.

Mangan ( Mn ) adalah logam berwarna abu – abu kepulihan yang memiliki


sifat yang mirip dengan besi . Logam ( Fe ) merupakan logam keras, mudah retak,
dan mudah teroksidasi. Logam Mn merupakan salah satu logam dalam jumlah sangat
besar didalam tanah, dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Logam Mn bereaksi
dengan air dan larut dalam larutan asam. Kadar Mn meningkat sejalan dengan
aktivitas manusia, dapat masuk ke lingkungan air, tanah, udara dan makanan. Kadar
Mn dalam dosis tinggi bersifat toksik.

Ada beberapa faktor gangguan dalam menggunakan AAS , antara lain :

a. Ada suhu yang sesuai, suhu gas pembakar harus sesuai dengan suhu unsur
yang akan dianalisis.
b. Konsentrasi sampel tidak boleh melebihi konsentrasi dari alat detektor
AAS. Ini akan menyebabkan gangguan terhadap garis spektrum dan akan
mengakibatkan kerusakan pada alat – alat detektor AAS.
c. Pengaruh penguapan dan bahan jangan sampai menurunkan suhunya gas
pembakar, ini akan menyebabkan bacaan nilai serapan atom menjadi
rendah.

Dari percobaan didapatkan kandungan besi sebesar 0,981 mg/l dan kandungan
mangan sebesar 6,754 mg/l. Berdasarkan Permenkes No. 416 / Per / menkes / IX /
1990 tentang air bersih, ambang batas besi di perairan adalah 0,3 mg / liter, dan
mangan adalah 0,1 mg / liter. Maka didapatkan kandungan sampel besi dan mangan
melewati ambang batas.
19

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
20

- Logam besi adalah logam berwarna putih – perak, yang kukuh dan liat. Besi
melebur pada 1535oC.
Logam mangan adalah logam putih abu – abu yang penampilannya serupa
besi – tuang. Mangan melebur pada kira – kira 1250oC
- Kadar besi pada air sampel ( air tambang ) adalah 0,981 mg/l
- Kadar mangan pada air sampel ( air tambang ) adalah 6,754 mg/l
- Besar kadar rata–rata untuk besi pada konsentrasi 1,2,3,4,5,6, dan 7 ppm
adalah -0,013 mg/l, 0,0004 mg/l, 0,0013 mg/l, -0,0002 mg/l, 0,0016 mg/l,
0,031 mg/l, dan -0,0004 mg/l
- Besar kadar rata-rata untuk mangan pada konsentrasi 1,2,3,4,5,6, dan 7 ppm
adalah 0,0190 mg/l, 0,0179 mg/l, 0,0317 mg/l, 0,0386 mg/l, 0,0498 mg/l,
0,0590 mg/l, dan 0,0692 mg/l.

5.2 Saran

Pada percobaan kali ini saran yang didapat adalah lebih kepada mencoba
berbagai macam sampel seperti air hujan, air kolam teknik, air sumur bor, agar
menambah pengetahuan kita tentang kandungan air yang berada disekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: Penerbit Andi

Alaerts, G dan Sumestri S. S. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha


21

Nasional

Christian, Gary. 1986. Analitika Chemistry. Nem York: Wiley

Fardiaz, Srikandi. 1992. Populasi Air Dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

J.Basel,M.sce.Chem.1993. Kimia analisis kualitatif organik Edisi 4. Jakarta:

Erlangga

Khopkar. S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit Universitas

Indonesia

Anda mungkin juga menyukai