Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

Neurodermatitis
Pembimbing: dr Hiendarto Sp. KK
Penyusun: Ezra Febriani Hutasoit - 2010221022

Kepaniteraan Klinik ILMU Penyakit KULIT DAN KELAMIN


Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Gunawan Mangunkusumo
Periode 01 – 20 Agustus 2022
01.

PENDAHULUAN
You could enter a subtitle here if you need it
PENDAHULUAN
• Peradangan kronik pada lapisan kulit, pruritus, sirkumskrip ditandai
kulit tebal & garis kulit lebih menonjol (likenifikasi) akibat garukan
berulang karena rangsangan pruritogenic
• Bukan suatu proses primer, merasa gatal  trauma mekanik akibat
gosokan dan garukan sehingga timbul likenifikasi
• Lokasi pada daerah skalp, ekstensor ekstremitas, pergelangan kaki
(sering)
• Neurodermatitis  tidak menyebabkan kematian tetapi mengganggu
aktivitas sehari-hari  rasa gatal muncul ketika tidak melakukan
aktivitas  gangguan siklus tidur pada NREM (non rapid eye
movement) dan peningkatan indeks arousal (bangun tidur, tidur
bangun)
02.

TINJAUAN
PUSTAKA
You could enter a subtitle here if you need it

Neurodermatitis  Peradangan kronik, pruritus,
sirkumskrip dimulai dengan kulit tebal & garis kulit
lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat
garukan yang berulang-ulang karena berbagai
rangsangan pruritogenik
Definisi
Epidemiologi
Tidak memandang ras
Populasi orang
dewasa  12% Riwayat Dermatitis
Atopi  (rata-rata usia
Wanita >> pria 19 tahun)

Puncak insiden usia Tanpa atopi  (rata-


30 & 50 tahun rata usia 48 tahun)
Etiologi & Faktor Risiko

Faktor Faktor
Eksterna Interna

- Lingkungan - - Dermatitis Atopi


- Gigitan serangga
- Psikologi/ Stres
Patogenesis
• Peningkatan eosinofil yang berisi protein X dan protein kationik yang
memicu degradasinya sel mast  Degranulasi sel mast akan
melepaskan mediator(histamin, bradikini, dan kinin)  Rx inflamasi
(gatal & vasodilatasi)  mengirim ransangan ke serabut saraf C di
dermoepidermal junction  Serabut saraf C akan menjalar melalui
saraf spinal sensorik di substansia grisea di kornu dorsalis menuju
hipotalamus kontralateral & korteks serebri  persepsi gatal
• Proses inflamasi yang berkepanjangan  penebalan kulit, dimana
penebalan kulit ini sendiri menimbulkan rasa gatal, sehingga
merangsang penggarukkan yang akan semakin mempertebal kulit
Gx Klinis
Lokasi: Tengkuk, leher,, pubis, vulva,
skrotum, peri-anal, paha bagian medial,
- Gatal lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan
kaki bagian depan, dan punggung kaki
Diperburuk dengan berkeringat,
suhu atau iritasi dari pakaian UKK: Lesi biasanya tunggal, bermula
sebagai plak eritematosa, sedikit
Gatal dapat bertambah parah saat edematosa. Lambat laun edema & eritema
stres psikologis akan menghilang, lalu muncul skuama
pada bagian tengah dan menebal
Rasa gatal akan berkurang bila Likenifikasi, ekskoriasi, dengan sekeliling
digaruk, dan penderita akan berhenti yang hiperpigmentasi, muncul seiring
menggaruk bila sudah timbul luka dengan menebalnya kulit, dan batas
rasa gatal dengan rasa nyeri menjadi tidak tegas
Diagnosis

• Anamnesis
Keluhan sangat gatal - dapat mengganggu tidur pada 1 daerah/lebih. Gatal dapat
timbul/memburuk secara paroksismal/terus-menerus/sporadik dan menghebat bila
berkeringat, ada iritasi dari pakaian/produk perawatan pribadi serta adanya stress psikis.
Pasien juga memiliki kebiasaan menggaruk lesi, bahkan ketika mereka tidak gatal
• Px Fisik
Lesi likenifikasi umumnya tunggal tetapi dapat >1satu dengan ukuran lenticular-plakat.
Stadium awal: eritema & edema/papul berkelompok. Garukan terus menerus  plak
likenifikasi dgn skuama & eskoriasi, serta hiperpigmentasi/hipopigmentasi.
Bagian tengah lesi menebal, kering dan berskuama, sedangkan bagian tepi hiperpigmentasi
Predileksi utama: daerah yg mudah dijangkau o/ tangan seperti kulit kepala, tengkuk,
ekstremitas ekstensor, pergelangan tangan, dan area anogenital
Diagnosis

• Px Laboratorium
Dasar gx neurodermatitis adalah pruritus. Pruritus terjadi bisa berasal dari reaksi alergi
pasien atau reaksi penyakit yang mendasarinya (gangguan metabolisme atau gangguan
hematologi).
Px hitung darah lengkap, hitung jenis, fungsi hati, fungsi ginjal dan gula darah
Gangguan metabolisme yang sering menyebabkan pruritus  DM. Pada pasien diabetes
melitus yang lanjut, pasien akan mengalami neuropati. Neuropati menyebabkan pasien
kurang sensitive terhadap infeksi & allergen dari luar  sehingga pasien akan terkena
allergen secara berulang tanpa disadari. Semakin sering terkena allergen, semakin sering
gatal  semakin mudah mengalami neurodermatitis
Px kalium hidroksida & kultur jamur menyingkirkan tinea kruris/kandidiasis
Biopsi kulit  menyingkirkan kelainan lain, terutama psoriasis/mikosis fungoides (limfoma
sel T kulit) pada pasien usia lanjut
• Px Histopatologi

proliferasi dari sel schwann dimana dapat membuat


infiltrasi selular yang cukup besar. Juga ditemukan
neural hyperplasia. Didapatkan adanya hiperkeratosis
dengan area yang parakeratosis, akantosis dengan
pemanjangan rete ridges yang irregular, hipergranulosis
dan perluasan dari papillo dermis. Spongiosis bisa
ditemukan, tetapi vesikulasi tidak ditemukan.
Papilomatosis kadang-kadang ditemukan. Ekskoriasi,
dimana ditemukan garis ulserasi punctata karena
adanya jaringan nekrotik bagian superficial papillary
dermis. Fibrin dan neutrofil bisa ditemukan, walaupun
keduanya biasanya ditemukan pada penyakit dermatosis
yang lain. Pada papillary dermis ditemukan
peningkatan jumlah fibroblast
Diagnosis Banding
Diagnosis Banding

Untuk lesi pada area


inguinal/genital/perianal:
a. Liken sklerosus
b. infeksi human papiloma
virus (HPV)
c. Tinea kruris
Tatalaksana

Non Medikamentosa
1. Menjelaskan mengenai penyakit yang dialami, penyebab, faktor risiko, gejala,
komplikasi, dan pengobatan
2. Identifikasi Riwayat psikologis yang ada sehingga pasien dapat mengurangi
stress yang dialami
3. Kuku sebaiknya pendek
4. Memutus siklus gatal-garuk
5. Mengkonsumsi dan mengaplikasikan obat harus teratur dan tidak boleh
ketinggalan atau lewat dari waktunya
6. Istirahat yang cukup
7. Menggunakan pakaian longgar untuk meningkatkan kenyamanan
Tatalaksana

Medikamentosa
• Antihistamin
Antihistamin dengan efek sedatif, (seperti: hidroksizin, difenhidramin, prometazin).
Antihistamin topikal yang dapat diberikan yaitu krim doxepin 5% jangka pendek (maksimal
8 hari

• Kortikosteroid potensi kuat, bila perlu dengan oklusi


Kortikosteroid memiliki efek anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta
vasokonstriktor. Lokasi, morfologi lesi, dan luasnya lesi mempengaruhi pengobatan. Pada
ekstremitas biasanya diobati dengan kortikosteroid topikal yang sangat poten atau
kortikosteroid intralesi, sedangkan lesi vulva lebih sering diobati dengan kortikosteroid
topikal ringan atau inhibitor kalsineurin topikal. Lesi yang menyebar lebih mungkin
memerlukan pengobatan sistemik atau fototerapi tubuh total
Tatalaksana

Contoh kortikosteroid topikal super poten (golongan I) yaitu betamethasone dipropionate


0,05% serta clobetasol propionate 0,05%.
Contoh kortikosteroid potensi tinggi (golongan II) yaitu mometasonefuroate 0.01%,
desoximetasone 0.05%
Kortikosteroid topikal dipakai 2-3 kali sehari, tidak lebih dari 2 pekan untuk potensi kuat.
Apabila tidak berhasil, diberikan secara suntikan intralesi 1 mg, contohnya triamsinolon
asetonid. Digunakan 0,1 ml/cm2 dapat diulang 3-4 minggu selama 6 bulan

• UVB (Ultraviolet B) atau PUVA (Psoralen Ultraviolet A). P


pada pasien neurodermatitis secara histologi terdapat penebalan pada lapisan epidermis.
Secara imunologi dan histologi PUVA  mengurangi ketebalan epidermis
Prognosis

• Prognosis baik  gatal dapat diatasi, likenifikasi yg ringan & perubahan


pigmentasi dapat diatasi
• Relaps apabila dalam masa stress/tekanan emosional yang meningkat
• Pengobatan untuk pencegahan pada stadium awal membantu mengurangi
proses likenifikasi
• Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien.
• Prognosis lebih buruk apabila ada gangguan psikologis/penyakit lain yang
menyertai
• Neurodermatitis dapat menjadi lesi yang persisten & bersifat berulang
• Eksaserbasi dapat terjadi bila dipicu adanya respon terhadap stres emosional
03.

STATUS PASIEN
Identitas Pasien

Nama : Ny. N Anamnesis


Jenis Kelamin : Perempuan Autoanamnesis dilakukan di
Usia : 45 tahun poli Kulit RSUD Ambarawa tanggal 01
Suku : Jawa Agustus 2022 pukul 11.00 WIB
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Krajan
Status pernikahan : Menikah Keluhan utama
No. Rekam Medik : 114xxx-xxxx Gatal di sekitar vagina selama
Tanggal Periksa : 01 Agustus 2022 ± 2 minggu SMRS
RPS

• Pasien datang dengan keluhan gatal di sekitar vagina selama ± 2 minggu


SMRS. Gatal semakin dirasakan pada waktu cuaca dingin, kemerahan (-),
luka (-), cairan (-). Pasien juga mengeluhkan adanya bintil di bagian alat
kelamin kanan dengan warna yang sama dan ukuran yang tidak berubah.
Pasien mengatakan telah berobat ke Puskesmas dan telah diberikan obat
namun keluhan gatal masih tetap ada. Nyeri dan panas saat BAK (-), BAB
normal, dan demam (-)
RPD
• Pasien baru pertama kali merasakan keluhan seperti ini. Hipertensi (-) diabetes
mellitus (-) dan asma (-)

RPK
• Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa

RPSOSEK
• Pasien seorang ibu rumah tangga memiliki 1 anak laki-laki yang berusia 11 tahun.
Pasien mengatakan jarang mengganti celana dalam dan apabila gatal menggosok
daerah tersebut

RPO
• Loratadin dan Nistatin ± 2 minggu, Riwayat konsumsi obat rutin (-), alergi obat (+)
yaitu amoksisilin, clindamisin, penisilin
Px Fisik Status Generalis

Keadaan umum : Baik Kepala : Normocephal, alopesia (-), wajah simetris


Kesadaran : Compos mentis Mata : Isokor, konjungtiva anemis (-)/(-), Sklera
Tanda Vital ikterik (-)/(-), RCL +/+, RCTL +/+
Tensi : 118/70 Hidung : Sekret (-), deformitas (-)
mmHg Telinga : Sekret (-), deformitas (-)
Nadi : 82x/menit Mulut : Arcus faring hiperemis (-), tonsil hiperemis
RR : 17x/menit (-)
Suhu : 36,5 oC Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Rhonki (-), wheezing (-)
Jantung : BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Nyeri tekan (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Ekstremitas : Lesi (-), edema (-), pembesaran KGB (-)
Status Dermatologis

Lokasi : Genitalia (Labia Minor Dextra)


Distribusi : Lokal
Effloresensi :Tampak plak likenifikasi dengan
hiperpigmentasi. eritema (-)

Px Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
Resume

Pasien Ny N, perempuan, usia 45 tahun datang


ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Ambarawa
dengan keluhan gatal di sekitar vagina ± 2 Px Fisik
minggu SMRS. Gatal semakin dirasakan pada Tanda Vital : dbn
waktu cuaca dingin. Pasien juga mengeluhkan Status Generalis : dbn
adanya bintil di bagian alat kelamin kanan Status Dermatologis
dengan warna yang sama dan ukuran yang Lokasi : Genitalia (labia minor dextra)
tidak berubah. Pasien mengatakan bahwa ia Distribusi : Lokal
jarang mengganti celana dalam dan saat gatal Effloresensi : Tampak plak likenifikasi
ia menggosok daerah tersebut. Pasien dengan hiperpigmentasi
mengatakan telah berobat ke Puskesmas dan
telah diberikan obat yaitu loratadin dan nistatin
namun keluhan gatal masih tetap ada.
Diagnosa Banding Talak
• Liken sklerosus
• Infeksi human papiloma virus (HPV) Non Farmakologi
Edukasi:
• Tinea kruris
• Penjelasan mengenai penyakit pasien
• Meminta pasien untuk tidak menggaruk
Diagnosa Kerja walaupun terasa gatal
Neurodermatitis • Mengkonsumsi dan mengaplikasikan obat
harus teratur dan tidak boleh ketinggalan
atau lewat dari waktunya
Prognosis
• Istirahat yang cukup
• Quo ad vitam : dubia ad bonam • Kenakan pakaian longgar untuk
• Quo ad functionam : dubia ad bonam meningkatkan kenyamanan
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam • Mengontrol stress
Farmakologi • Kuku sebaiknya pendek
- Mometason furoate cream 10 g 3x/hari
- Mikonazole cream 5 g 3x/hari
- Loratadin tab 1x1
Pembahasan
• Pasien Ny N, perempuan, usia 45 tahun datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Ambarawa
dengan keluhan gatal di sekitar vagina sejak ± 2 minggu SMRS. Gatal semakin dirasakan pada
waktu cuaca dingin. Pasien juga mengeluhkan adanya bintil di bagian alat kelamin kanan dengan
warna yang sama dan ukuran yang tidak berubah. Pasien jarang mengganti celana dalam & saat
gatal ia menggosok daerah tersebut. Pasien mengatakan telah berobat ke Puskesmas dan telah
diberikan obat yaitu loratadin dan nistatin namun keluhan gatal masih tetap ada.
• Berdasarkan hasil anamnesis yang didapatkan sesuai dengan teori yaitu neurodermatitis
umumnya ditemukan pada usia dewasa, sekitar 30-50 tahun. Pasien menyangkal adanya penyakit
lain seperti DM, penyakit ginjal, Dermatitis Atopik yang dapat menyebabkan rasa gatal, sejalan
dengan teori yang menyatakan bahwa penyebab pasti neurodermatitis belum diketahui, namun
pruritus memainkan peran sentral karena pruritus berasal dari pelepasan mediator (histamin,
kinin, bradikinin, dan lainnya) atau aktivitas enzim proteolitik. Neurodermatitis ditemukan pada
regio yang mudah dijangkau tangan untuk menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan untuk
menggaruk yang dapat mengakibatkan lesi yang bernilai klinis, namun patofisiologi yang
mendasarinya belum diketahui.
Pembahasan
• Pada neurodermatitis, garukan & gosokan berulang memberikan rasa nyaman pada pasien,
namun hal itu juga menyebabkan terjadinya penebalan pada kulit. Hal ini sesuai dengan
kebiasaan pasien yang suka menggosok daerah yang gatal sehingga menimbulkan penebalan
pada kulit. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi gatal (panas, keringat, dan iritasi) Hal
ini sesuai dengan kebiasaan pasien yang mengatakan jarang mengganti celana dalam jika
berkeringat.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya plak likenifikasi dengan hiperpigmentasi pada labia
minor kanan, hal ini sesuai dengan kepustakaan yaitu lesi pada neurodermatitis biasanya besifat
tunggal, bermula sebagai plak eritematosa, sedikit edematosa dengan batas tegas. Lambat laun
edema dan eritema akan menghilang, lalu muncul skuama pada bagian tengah dan menebal.
Likenifikasi, ekskoriasi, dengan sekeliling yang hiperpigmentasi, muncul seiring dengan
menebalnya kulit. Lesi dapat timbul dimana saja, namun tempat yang sering adalah di tengkuk,
leher, dengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut,
tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki
Pembahasan
• Neurodermatitis bisa di diagnosis banding dengan Lichen Sclerosus, Infeksi HPV, Tinea
kruris. Pada kasus ini diagnosis Lichen Sclerosus dapat disingkirkan dengan plak
likenifikasi yang hiperpigmentasi dan pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit
autoimun. Diagnosis infeksi HPV dilemahkan dengan plak likenifikasi yang
hiperpigmentasi dan tidak adanya kutil. Diagnosis tinea kruris dilemahkan dengan plak
likenifikasi yang hiperpigmentasi dan tidak ada ruam kemerahan dengan bentuk melingkar
seperti cincin
• Terapi neurodermatitis bertujuan untuk memutus siklus gatal-garuk, karena pada dasarnya
tindakan menggaruk lesi yang gatal justru akan memperberat penyakit. Terapi yang
diberikan pada pasien ini berupa terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis. Terapi
non-farmakologis berupa edukasi mengenai penyakit yang dialami pasien, faktor risiko,
gejala, komplikasi, dan pengobatan, serta menjelaskan kepada pasien untuk tidak
menggaruk lesi. Terapi farmakologi pada pasien ini adalah Mometason furoate cream 10 g
3x/hari, Mikonazole cream 5 g 3x/hari, dan Loratadin tab 1x1 yang dapat membantu
mengurangi gatal dan inflamasi
Kesimpulan
• Neurodermatitis adalah peradangan kulit kronis dengan keluhan utama rasa gatal, dan ditandai
dengan likenifikasi. neurodermatitis merupakan penyakit yang sering ditemui pada masyarakat
umum terutama pada usia dewasa, puncak insidennya antara 30-50 tahun. Ny, N datang ke
poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan gatal di sekitar vagina sejak ± 2 minggu SMRS.
Gatal semakin dirasakan pada waktu cuaca dingin. Pasien juga mengeluhkan adanya bintil di
bagian alat kelamin kanan dengan warna yang sama dan ukuran yang tidak berubah. Pasien
mengatakan bahwa ia jarang mengganti celana dalam dan saat gatal ia menggosok daerah
tersebut
• Pada efloresensi ditemukan di regio labia minor dextra plak likenifikasi dengan hiperpigmentasi
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami neurodermatitis
• Terapi utamanya adalah menghindari menggaruk lesi yang terasa gatal karena akan melukai kulit
dan memperberat lesi. Untuk mengurangi rasa gatal dapat digunakan obat antihistamin sedatif.
dan mengkonsumsi obat-obatan kortikostreoid potensi kuat
Thank You

Anda mungkin juga menyukai