0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan16 halaman
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella zoster. Gejalanya berupa kelompok vesikel nyeri sepanjang dermatom saraf tertentu yang diikuti demam dan nyeri. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antiviral, perawatan luka, analgesik, serta edukasi untuk mencegah penularan dan menjaga citra tubuh.
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella zoster. Gejalanya berupa kelompok vesikel nyeri sepanjang dermatom saraf tertentu yang diikuti demam dan nyeri. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antiviral, perawatan luka, analgesik, serta edukasi untuk mencegah penularan dan menjaga citra tubuh.
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella zoster. Gejalanya berupa kelompok vesikel nyeri sepanjang dermatom saraf tertentu yang diikuti demam dan nyeri. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antiviral, perawatan luka, analgesik, serta edukasi untuk mencegah penularan dan menjaga citra tubuh.
DEFINISI • Penyakit virus kulit yang bersifat akut, mengenai kulit dan mukosa ditandai oleh kelompok vesikel dan terasa nyeri (Pandaleke,2005) • Radang kulit akut dgn sifat khas yaitu terdapat vesikel yg tersusun berkelompok sepanjang persarafan sensorik sesuai dgn dermatomnya dan biasanya unilateral (Rahariyani 2008) • Penyakit infeksi akut ditandai o/ sekelompok vesikel yg terbatas pada suatu dermatom dan nyeri neurologis pd dermatom tersebut ( Ilmu kesEhatan Anak II) ETIOLOGI • Virus varizela zoster/ VVZ • Virus ini masuk kedalam tubuh melalui lesi pada kulit,mukosa sal nafas, orofaring • Virus ini berkembang biak serta menyebar ke berbagai organ,terutama kulit & lapisan mukosa selanjutnya ke ujung saraf sensorik menuju gangglion saraf tepi • Dalam gangglion terjadi infeksi laten dimana virus tdk berbahaya,tdk bermultiplikasi dan tdk infeksius, tapi menyimpan kemampuan untuk kembali infektif. • Pertahanan dan kekebalan tubuh yg menurun dpt menjadi penyebab virus ini aktif kembali • Faktor pencetus: penurunan daya tahan tubuh, pemakaian kortikosteroid, radioterapi, penggunaan sitostatika, imunosupresif,stres emosional • Virus yg sampai ke kulit menyebabkan infeksi sel epitel dan edema serta kongesti vaskuler dibawah dermis • Pada epidermis terjadi degenerasi ditandai pembentukan vesikel, isi cairan vesikel yg mula2 jernih akan keruh dan menjadi pustul yg mengandung PMN (polimorfonuklear),se- sel yg berdegenerasi dan fibrin. Apabila vesikel ini pecah maka virus dapat bermigrasi ke orang lain • Masa inkubasi 2-3 hari setelah kontak dgn VVZ Gambaran klinik • Sebelum timbul lesi kulit terdapat gejala prodromal/awal berupa demam, pusing,gatal,pegal • Kemudian timbul eritema yg dalam waktu singkat menjadi vesikel yg berkelompok dgn dasar kulit yg eritematosa dan edema • Vesikel ini berisi cairan yg jernih kemudian menjadi keruh>pustul>krusta • Lokasi ini tergantung dari lokasi saraf yg terkena (semua saraf dapat terkena)yg tersering saraf torakal,lumbal,kranial... KOMPLIKASI • Infeksi sekunder • Neuralgia pasca herpetika • Keratitis,kerato-konjungtivitis berupa komplikasi dari HZ optalmikus • HZ generalisata, lesi yg menyebar ke seluruh tubuh • Alopesia arkata • Sindroma Ramsay Hunt, gangguan pd saraf kranialis & optikusmenimbulkan gejala pada otot wajah (paralisis bell) Penatalaksanaan medis • Sedini mungkin memberikan antiviral(asiklovir) • Topikal: bedak salisil 2 %, bila vesikel pecah beri kompres terbuka dgn antiseptik jika agak basah dan berkrusta dapat diberikan salep antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder Patoflow dan penyimpangan KDM
VVZ lesi padakulit,mukosa,sal nafas atas,
orofaring
virus bermultiplikasi &
menyebar
kulit & lapisan mukosa
ujung saraf sensoris
gangglion saraf tepi dan kornu posterio
ganglion saraf tepi & kornu posterior
HIPERTERMIA, NYERI AKUT
KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN KULIT
GANGGUAN CITRA TUBUH
RESIKO PENULARAN INFEKSI
NDX: HIPERTEMIA b/d respon inflamasi • Tujuan : suhu tubuh dipertahankan normal. INTERVENSI: • Kaji tanda2 vital : T,N,R,TD • HE psn & kel : tingkatkan hidrasi sesuai toleransi, ganti pakaian tipis, pelihara kebersihan kulit:ganti pakaian bila basah dgn keringat • Kolaborasi: pemberian antipiretik & antiviral NDX: Nyeri Akut b/d erupsi dermal • Tujuan: nyeri berkurang – hilang/ toleransi terhadap rasa nyeri INTERVENSI : • Kaji tingkat nyeri (PQRST/ skala nyeri numerik 1-10) • HE: jelaskan penyebab nyeri,jaga kebersihan kulit • Ajarkan teknik relaksasi, guide imagery/bimbingan imaginasi, distraksi • Kolaborasi: pemberian analgesik, steroid untuk mengurangi serangan neuralgia NDX: Kerusakan Integritas jar. Kulit b/d lesi dan respon peradangan • Tujuan : integritas kulit kembali normal/ utuh INTERVENSI: • Kaji ttg lesi,bentuk, ukuran,jenis & distribusi • HE: pertahankan integritas kulit dgn menjaga kebersihan & kekeringan kulit • Lakukan perawatan kulit setiap hari. Berikan bedak salisil 2%. Bila erosif berikan kompres terbuka • Pertahankan kebersihan tempat tidur • Kolaborasi: pemberian salep antibiotik pada daerah ulcerasi bila perlu Ndx: Gangguan Citra Tubuh b/d perubahan penampilan & respon negatif og lain • Tujuan: Koping terhadap citra tubuh positif INTERVENSI: • Ciptakan hubungan saling percaya antar P-K • Dorong klien menyatakan perasaannya • Dorong klien & kel menerima keadaannya • Berikan informasi yg dpt dipercaya & perjelas informasi yg diberikan • Jaga privasi & lingkungan individu • Lakukan diskusi ttg pentingnya mengkomunikasikan penilaian klien & pentingnya sistim daya dukungan bagi mereka (Dudas,1993) Ndx : Resiko Penularan Infeksi b/d sifat menular mikroorganisme(virus) • Tujuan: Tidak terjadi penularan INTERVENSI: • Jelaskan ttg penyakit, penyebab & cara penularan • Lakukan tindakan pencegahan: Universal precautions • Anjurkan klien & kel untuk memisahkan alat2 mandi dan pakaian • Kurangi transfer patogen dgn cara mengisolasi klien selama sakit (karena penyakit ini disebabkan o/ virus yg dapat menular melalui udara/ airborne. Terima kasih...............