Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

gangguan integumen akibat infeksi virus:


HERPEZ ZOSTER

Ns. EVER MARIO LONTAAN, S.Kep,M.MKes. CWCCA


DEFINISI
• Penyakit virus kulit yang bersifat akut, mengenai kulit
dan mukosa ditandai oleh kelompok vesikel dan
terasa nyeri (Pandaleke,2005)
• Radang kulit akut dgn sifat khas yaitu terdapat
vesikel yg tersusun berkelompok sepanjang
persarafan sensorik sesuai dgn dermatomnya dan
biasanya unilateral (Rahariyani 2008)
• Penyakit infeksi akut ditandai o/ sekelompok vesikel
yg terbatas pada suatu dermatom dan nyeri
neurologis pd dermatom tersebut
( Ilmu kesEhatan Anak II)
ETIOLOGI
• Virus varizela zoster/ VVZ
• Virus ini masuk kedalam tubuh melalui lesi pada
kulit,mukosa sal nafas, orofaring
• Virus ini berkembang biak serta menyebar ke
berbagai organ,terutama kulit & lapisan mukosa
selanjutnya ke ujung saraf sensorik menuju gangglion
saraf tepi
• Dalam gangglion terjadi infeksi laten dimana virus
tdk berbahaya,tdk bermultiplikasi dan tdk infeksius,
tapi menyimpan kemampuan untuk kembali infektif.
• Pertahanan dan kekebalan tubuh yg menurun
dpt menjadi penyebab virus ini aktif kembali
• Faktor pencetus: penurunan daya tahan
tubuh, pemakaian kortikosteroid, radioterapi,
penggunaan sitostatika, imunosupresif,stres
emosional
• Virus yg sampai ke kulit menyebabkan infeksi
sel epitel dan edema serta kongesti vaskuler
dibawah dermis
• Pada epidermis terjadi degenerasi ditandai
pembentukan vesikel, isi cairan vesikel yg
mula2 jernih akan keruh dan menjadi pustul
yg mengandung PMN (polimorfonuklear),se-
sel yg berdegenerasi dan fibrin. Apabila vesikel
ini pecah maka virus dapat bermigrasi ke
orang lain
• Masa inkubasi 2-3 hari setelah kontak dgn VVZ
Gambaran klinik
• Sebelum timbul lesi kulit terdapat gejala
prodromal/awal berupa demam, pusing,gatal,pegal
• Kemudian timbul eritema yg dalam waktu singkat
menjadi vesikel yg berkelompok dgn dasar kulit yg
eritematosa dan edema
• Vesikel ini berisi cairan yg jernih kemudian menjadi
keruh>pustul>krusta
• Lokasi ini tergantung dari lokasi saraf yg terkena
(semua saraf dapat terkena)yg tersering saraf
torakal,lumbal,kranial...
KOMPLIKASI
• Infeksi sekunder
• Neuralgia pasca herpetika
• Keratitis,kerato-konjungtivitis berupa komplikasi dari
HZ optalmikus
• HZ generalisata, lesi yg menyebar ke seluruh tubuh
• Alopesia arkata
• Sindroma Ramsay Hunt, gangguan pd saraf kranialis
& optikusmenimbulkan gejala pada otot wajah
(paralisis bell)
Penatalaksanaan medis
• Sedini mungkin memberikan
antiviral(asiklovir)
• Topikal: bedak salisil 2 %, bila vesikel
pecah beri kompres terbuka dgn
antiseptik
jika agak basah dan berkrusta dapat
diberikan salep antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder
Patoflow dan penyimpangan KDM

VVZ lesi padakulit,mukosa,sal nafas atas,


orofaring

virus bermultiplikasi &


menyebar

kulit & lapisan mukosa

ujung saraf sensoris

gangglion saraf tepi dan kornu posterio


ganglion saraf tepi &
kornu posterior

HIPERTERMIA,
NYERI AKUT

KERUSAKAN INTEGRITAS
JARINGAN KULIT

GANGGUAN CITRA TUBUH

RESIKO PENULARAN INFEKSI


NDX: HIPERTEMIA b/d respon inflamasi
• Tujuan : suhu tubuh dipertahankan normal.
INTERVENSI:
• Kaji tanda2 vital : T,N,R,TD
• HE psn & kel : tingkatkan hidrasi sesuai toleransi,
ganti pakaian tipis, pelihara kebersihan kulit:ganti
pakaian bila basah dgn keringat
• Kolaborasi: pemberian antipiretik & antiviral
NDX: Nyeri Akut b/d erupsi dermal
• Tujuan: nyeri berkurang – hilang/ toleransi
terhadap rasa nyeri
INTERVENSI :
• Kaji tingkat nyeri (PQRST/ skala nyeri numerik
1-10)
• HE: jelaskan penyebab nyeri,jaga kebersihan
kulit
• Ajarkan teknik relaksasi, guide
imagery/bimbingan imaginasi, distraksi
• Kolaborasi: pemberian analgesik, steroid
untuk mengurangi serangan neuralgia
NDX: Kerusakan Integritas jar. Kulit b/d lesi
dan respon peradangan
• Tujuan : integritas kulit kembali normal/ utuh
INTERVENSI:
• Kaji ttg lesi,bentuk, ukuran,jenis & distribusi
• HE: pertahankan integritas kulit dgn menjaga
kebersihan & kekeringan kulit
• Lakukan perawatan kulit setiap hari. Berikan bedak
salisil 2%. Bila erosif berikan kompres terbuka
• Pertahankan kebersihan tempat tidur
• Kolaborasi: pemberian salep antibiotik pada daerah
ulcerasi bila perlu
Ndx: Gangguan Citra Tubuh b/d perubahan
penampilan & respon negatif og lain
• Tujuan: Koping terhadap citra tubuh positif
INTERVENSI:
• Ciptakan hubungan saling percaya antar P-K
• Dorong klien menyatakan perasaannya
• Dorong klien & kel menerima keadaannya
• Berikan informasi yg dpt dipercaya & perjelas informasi
yg diberikan
• Jaga privasi & lingkungan individu
• Lakukan diskusi ttg pentingnya mengkomunikasikan
penilaian klien & pentingnya sistim daya dukungan bagi
mereka (Dudas,1993)
Ndx : Resiko Penularan Infeksi b/d sifat
menular mikroorganisme(virus)
• Tujuan: Tidak terjadi penularan
INTERVENSI:
• Jelaskan ttg penyakit, penyebab & cara penularan
• Lakukan tindakan pencegahan: Universal precautions
• Anjurkan klien & kel untuk memisahkan alat2 mandi
dan pakaian
• Kurangi transfer patogen dgn cara mengisolasi klien
selama sakit (karena penyakit ini disebabkan o/ virus
yg dapat menular melalui udara/ airborne.
Terima kasih...............

Anda mungkin juga menyukai