Anda di halaman 1dari 19

VARISELA

1.ARBAINA
2.NUR ALIAH
Pengertian

Varicella atau chickenpox atau yang dikenal


dengan cacar air adalah infeksi primer virus
varicella zoster (vzv) yang umumnya
menyerang anak dan merupakan penyakit
sangat menular. Varisela merupakan
penyakit akut menular yang ditandai oleh
vesikel di kulit dan selaput lendir yang
disebabkan oleh virus varisella (Sari
Pediatri, 2010)
ETIOLOGI

Menurut Richar E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau


disebut juga virus varicella-zoster (virus V-Z) Diperkirakan bahwa setelah
ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah
penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam
bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z
diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z
dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita
verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi
dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio
manusia.
Klasifikasi
1. Varisela congenital 2. Varisela neonatal

Varisela congenital adalah


Varisela neonatal terjadi bila
sindrom yang terdiri atas parut
terjadi varisela maternal antara 5
sikatrisial, atrofi ekstremitas,
hari sebelum sampai 2 hari
serta kelainan mata dan susunan
sesudah kelahiran. Kurang lebih
syaraf pusat. Sering terjadi
20% bayi yang terpajan akan
ensefalitis sehingga menyebabkan
menderita varisela neonatal.
kerusakan neuropatiki.
Patofisiologi
Menurut Siti Aisyah (2003), Virus
varisela-zoster masuk ke dalam
tubuh manusia melalui mukosa
saluran nafas atau orofaring.
Multiplikasi virus ditempat tersebut
diikuti oleh penyebaran virus dalam
jumlah sedikit melalui darah dan
limfe (viremia primer). Virus
dimusnahkan oleh sel sistem
retikuloendotelial, yang merupakan
tempat utama replikasi virus
selama masa inkubasi.
Pathway
Manifestasi klinis
2. Stadium erupsi
1. Stadium Prodormal
1-2 hari kemudian
Timbul 10-21 hari, setelah timbuh ruam-ruam kulit “ dew
masa inkubasi selesai. drops on rose petals” tersebar
Individu akan merasakan pada wajah, leher, kulit kepala
demam yang tidak terlalu dan secara cepat akan
tinggi selama 1-3 hari, terdapat badan dan
mengigil, nyeri kepala ekstremitas. Ruam lebih jelas
anoreksia, dan malaise. pada bagian badan yang
tertutup, jarang pada telapak
tangan dan telapak kaki.
Penatalaksanaan

a. Isolasi untuk mencegah


penularan
b. Diet bergizi tinggi (tinggi
kalori dan protein)
c. Bila demam tinggi kompres
dengan air hangat
d. Upayakan agar tidak terjadi
infeksi pada kulit misalnya
pemberian antiseptic pada
air
e. Upayakan agar vesikel tidak
pecah
Komplikasi
1. Infeksi bakteri sekunder.
2. Komplikasi pada SSP (ataksia
cereberal post infeksi akut,
ensefalitis, Sindroma Reya,
meningitis aseptik, GBS, dan
poliradikulitis.)
3. Pneumonia
4. Herpes Zoster
5. Otitis Media
6. Trombositopenia
7. Hepatitis
8. Glumerulonefritis
9. Varicella Hemoragik
Pencegahan
1.Hindari kontak dengan
penderita

2. Tingkatkan daya tahan


tubuh ( Vaksinasi )

3. Imunoglobin Varicella
Zoster
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan


untuk menegakkan diagnosis cacar air.Apabila
di perlukan,dapat di lakukan tes tzanck,tes
serologi maupun radiologi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan dahulu
3. Riwayat alergi kulit, reaksi alergi
makanan, obat serta zat kimia dan
riwayat kanker kulit
4. Kaji kulit melibatkan seluruh area kulit,
termasuk membran mukosa, kulit
kepala dan kuku
5. Kaji vital sign
6. Kaji riwayat imunisasi
7. Kaji nyeri
8. Kaji nutrisi
9. Riwayat kesehatan sekarang
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan


lesi kulit (chicken pox)

2. Kerusakan integritas kulit


berhubungan dengan lesi kulit

3. Hipertermi berhubungan dengan


proses infeksi
Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan lesi kulit (chicken pox)

NOC : Control nyeri


Setelah dilakukan tindakan NIC : Manajemen Nyeri
keperawatan selama 3X24 jam nyeri a. Lakukan pengkajian nyeri secara
akut dapat teratasi dengan kriteria hasil komprehensif termasuk lokasi,
: karakteristik, durasi, frekuensi,
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu kualitas dan faktor presipitasi
penyebab nyeri, mampu b. Observasi reaksi non verbal dari
menggunakan teknik non ketidaknyamanan
farmakologi untuk mengurangi c. Ajarkan tentang teknik non
nyeri) farmakologi (relaksasi, distraksi)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang d. Tingkatkan istirahat
dengan menggunakan manajemen e. Berikan analgetik untuk
nyeri mengurangi nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, f. Control lingkungan yang dapat
intensitas, frekuensi, nyeri) mempengaruhi nyeri seperti suhu
d. Menyatakan rasa nyaman setelah ruangan, pencahayaan.
nyeri berkurang
e. Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi kulit

NOC : Integritas jaringan, kulit dan


membran mukosa NIC : Presure Management
a. Setelah dilakukan tindakan a. Anjurkan pasien untuk
keperawatan selama 3X24 jam menggunakan pakaian yang
kerusakan integritas kulit dari longgar
kebutuhan tubuh dapat b. Hindari kerutan pada tempat
teratasi dengan kriteria hasil : tidur
a. Integritas kulit yang baik bisa c. Jaga kebersihan kulit agar tetap
dipertahankan (sensasi, bersih dan kering
elastisitas, temperatur, hidrasi, d. Mobilisasi pasien (ubah posisi
pigmentasi) pasien) setiap 2 jam sekali
b. Tidak ada luka pada kulit e. Monitor aktivitas dan
c. Perfusi jaringan baik mobilisasi pasien
d. Mampu melindungi kulit dan f. Monitor status nutrisi pasien
mempertahankan kelembaban
kulit
Intervensi
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

NOC : Termoregulation
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X24
jam Hipertermi dapat teratasi NIC : Regyulasi Suhu
dengan kriteria hasil : Observasi TTV
a. Suhu tubuh dalam batas a. Berikan minuman per oral
normal b. Kompres dengan air
b. Nadi dan RR dalam hangat
rentang normal c. Kolaborasi pemberian
c. Tidak ada perubahan antipiretik
warna kulit dan tidak ada
pusing, merasa nyaman
 
Evaluasi

Masalah gangguan integritas kulit dikatakan


teratasi apabila :
1. Fungsi kulit dan membran mukosa baik
dengan parut minimal.
2. Krusta berkurang
3. Suhu kulit, kelembaban dan warna kulit
serta membran mukosa normal alami
4. Tidak terjadi komplikasi dan infeksi
sekunder
5. Tidak terdapat kelainan neurologic
6. Tidak terjadi kelainan respiratorik.
7. Suhu tubuh normal

Anda mungkin juga menyukai