Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel dikulit

dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000).

Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang disertai

gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi bagian sentral

tubuh (Mawarti Harap, 2000).

Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini

dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama

Chicken – pox.

B. Etiologi
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E,
varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-
zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua
penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa
setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela; kemudian setelah
penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten
(tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma
sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan
vesikel dan dalam darah penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron
dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru
embrio manusia.
C. Patofisiologi

Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada

ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali

menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.

Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh,

tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk

bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi

teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 –

3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.

Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu

orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin

penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang

terinfeksi.

Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian

tubuh melalui kelenjar getah bening.

Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya

ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak

dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-

anaknya terkena cacar air lebih dini.


Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin

empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada

umumnya penyakit ini tidak begitu berat.

Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja

dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi

diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja

dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

D. Manifestasi Klinis

Masa inkubasi penyakit ini 8 – 12 hari gejalanya :

1. Demam yang tidak terlalu tinggi

2. Cepat merasa lelah

3. Lelah dan lesu

4. Tidak mau makan, pusing

5. Kadang-kadang sakit perut, sakit punggung, anoreksia

6. Timbulnya erupsi kulit.

E. Komplikasi
1. Bekas luka yang menetap

2. Acate Cerebral Ataxia

3. Bayi dibawah usia 28 hari

4. Orang dengan kekebalan tubuh rendah.


F. Penatalakasanaan
Pengobatan bersifat simtomatik dengan antiperitik dan analgesic untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative. Secara lokal dapat diberikan
bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (anti pruritus) seperti menthol, kamforda
untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika
timbul infeksi sekunder dapat pula diberikan obat-obatan anti virus seperti asiktovir
dengan dosis 5 x 400mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1 Kultur: pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel – sel jaringan.
2 Albumin serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : penurunan kekuatan tahanan
2. Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan.Tanda :
ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.
3. Makan/cairan
Tanda : anorexia, mual/muntah
4. Neuro sensori
Gejala : kesemutan area bebas Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku
kejang (syok listrik), laserasi corneal, kerusakan retinal, penurunan ketajaman
penglihatan
5. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.
6. Keamanan
Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit.

B. Diagnosa dan Intervensi


a. Hypertermi berhubungan dengan penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam

menujukan temperatur dalam batas normal

Intervensi

1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan

R: TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien


2) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh

R:keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan pasien di

rumah sakit

3) Beri kompres hangat di daerah ketiak dan dahi

R: kompres hangat memberikan efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga

dapat meningkatkan pengeluaran panas tubuh melalui pori-pori

4) Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur / tirah baring

R: mencegah terjadinya peningkatan metabolisme tubuh dan membantu

proses penyembuhan

5) Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat

R: pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh

6) Monitor dan catat intake dan output dan berikan cairan intravena sesuai

program medic

R: peningkatan intake cairan perlu untuk mencegah dehidrasi

7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik

R: antipiretik berfungsi dalam menurunkan suhu tubuh

b. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis

tekanan, koyakan, friksi)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam mencapai

penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringan

Intervensi :

1) Terapkan prinsip pencegahan luka dekubitus.


R: prinsip pencegahan luka dekubitus, meliputi mengurangi atau merotasi

tekanan dari jaringan lunak.

2) Atur posis pasien senyaman mungkinn

R: meminimalkan terjadinya jaringan yang terkena dekubitus

3) Balut luka dengan balutan yang mempertahankan kelembaban lingkungan

diatas dasar luka.

R: luka yang lembab dapat mempercepat kesembuhan.

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien

dapat menerima keadaan tubuhnya

Intervensi :

1) Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat ini.

R: memanfaatkan kemampuan dapat menutupi kekurangan.

2) Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.

R: memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan

d. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam terjadi

adanya pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan

Intervensi :

1) Jelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit

R: Memberikan kesempatan mengklarifikasi kesalahan persepsi dan

keadaan penyakit yang ada sesuai dengan yang ditangani


2) Tinjau kembali obat-obat yang didapat

R: Tidak ada pemahaman terhadap obat-obatan yang dapat merupakan

penyebab kecemasan keluarga

e. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam di harapkan

mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam

Intervensi

1) Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu

yang datang kontak dengan pasien.

R: mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi

2) Gunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic, selama perawatan

kulit.

R: mencegah masuknya organisme infeksius

3) Awasi atau batasi pengunjung bila perlu

R: mencegah kontaminasi silang dari pengunjung..

4) Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi.

R: rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri

5) Bersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya lepuh)

R: meningkatkan penyembuhan.

6) Awasi tanda vital

R: Indikator terjadinya infeksi.


DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. Dkk. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta

Harahap, Marwati. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta

Wong. DonnaL. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7

Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-klinis.html

Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=&iddtl

Anda mungkin juga menyukai