PENDAHULUAN
a. Pengkajian
o Identitas klien
o Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Nafas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur, pada malam hari atau demam malam hari.
Mimpi buruk.
Tanda : Tatikardi, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot.
o Integritas ego
Gejala : Adanya faktor/stress lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tidak berdaya/tak ada harapan.
Populasi budaya/etnik. Amerika asli atau imigran dari
Amerika Tengah, Asia Tenggara, Indian, Anak Benna
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, meudah terangsang.
o Makanan/cair
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/lubang lemak subkutan.
o Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit.
Perilaku distraksi, gelisah.
o Pernafasan
Gejala : Batuk produktif atau tidak produktif.
Nafas pendek.
Riwayat tuberculosis/terpajang pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan (penyakit luar atau
fibrosis parenkim paru dan pleura).
Pengembangan pernafasan tidak simetris (efusi pleura atau
penebalan pleura), bunyi nafas menurun (tidak ada secara
bilateral) atau limilateral (effusi pleura/pneumotorak).
Bunyi nafas tubuler dan/atau bisikan feletoral di ataas lesi
luas. Krekels tercatat atas aspek paru selama inspirasi cepat
setelah batuk pendek.
Karakteristik sputum : mukoid kuning atau bercak darah.
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata perubahan
mental (tahap lanjut).
o Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan immun, contoh AIDS, kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut.
o Interaksi social
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab (perubahan
kapasitas) fisik untuk melaksanakan peran.
o Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga TB.
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk.
Gagal untuk membaik/kambuhnya TB.
Tidak berpartisipasi dalam terapi.
Pertimbangan
DRG menunjukkan berapa lama dirawat 66 hari.
Rencana pemulangan
Memerlukan bantuan dengan gangguan dalam terapi obat
dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan
rumah.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret
dijalan nafas
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. Gangguan pola tidur berhubungan sesak nafas, batuk dan berkeringat
malam.
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan
5. Resiko pertukaran gas berhubungan penurunan permukaan efektif paru,
atelektasis
6. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
c. Intervensi/Rencana Tindakan Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret
dijalan nafas
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria Hasil :
- Klien tidak sesak lagi
- Mengeluarkan secret tanpa bantuan
- Pernafasan 16-24x/menit
Tindakan/intervensi
Mandiri
1.) Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan
penggunaan otot aksesori.
Rasional : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasi,
ronchi mengi menunjukkan akumulasi sekret/ketidakmampuan untuk
membersihkan jalan nafas dan peningkatan kerja pernafasan.
2.) Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukus batuk efektif. Catat
karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis.
Rasional : Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal misalnya : efek,
infeksi, dan/atau tidak adekuat hefrasi). Sputum berdarah kental atau
darah cerah diakibatkan oleh kerusakan (kapitas) paru atau luka
bronchial dan dapat memerlukan evaluasi intervensi selanjutnya.
3.) Berikan pasien posisi semi fowler tinggi, bantu pasien untuk batuk dan
latihan nafas dalam.
Rasional : Posisi semi fowler membantu memaksimalkan ekspansi
paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal membuka
area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan nafas
besar untuk dikeluarkan.
4.) Bersihkan sekret dari mulut dan trachea, penghisapan sesuai keperluan.
Rasional : Mencegah obstruksi/aspirasi, penghisapan dapat diperlukan
bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.
5.) Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali kontra
indikasi.
Rasional : Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan
sekret, membuatnya mudah dikeluarkan.
Kolaborasi
1.) Lembabkan udara/oksigen inspirasi.
Rasional : Mencegah pengeringan membran mukosa, membantu
pengenceran sekret.
2.) Beri obat-obatan sesuai indikasi.
Agen mukolitik, contoh : asetil sistem (mucomys).
Rasional : Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengkapan
sekret paru untuk memudahkan pembersihan.
3.) Kortikosteroid (prednison).
Rasional : Berguna pada adanya keterlibatan luas dengan hipoksemia
dan bila respons inflamasi mengancam hidup.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
- Tidak ada mual
- Nafsu makan baik
- Porsi yang disajikan dihabiskan
Tindakan/Intervensi
Mandiri
1.) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat
badan dan derajat kekurangan berat badan, integritas mukosa oral,
kemampuan/ketidakmampuan menelan, adanya tonus otot, riwayat
mual/muntah atau diare.
Rasional : Berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan
pilihan intervensi yang tepat.
2.) Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai/tidak disukai.
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/kekuatan
khusus, pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan
diet.
3.) Awasi masukan/pengeluaran dan berat badan secara periodik.
Rasional : Berguna dalam mengukur keefektivan nutrisi dan dukungan
cairan.
4.) Selidiki anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan
dengan obat, awasi frekuensi, volume, konsistensi faeces.
Rasional : Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area
pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan/penggunaan
nutrien.
5.) Dorong dan berikan periode istirahat sering.
Rasional : Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan
metabolik meningkat saat demam.
6.) Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan.
Rasional : Menurunkan rasa tak enak karena sisa sputum atau obat
untuk pengobatan respirasi yang merangsang pusat muntah.
7.) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat.
Rasional : Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak
perlu/kebutuhan energi dari makan. Makanan banyak dan menurunkan
iritasi gaster.
8.) Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk
membagi dengan pasien kecuali kontraindikasi.
Rasional : Membuat lingkungan sosial lebih normal selama makan dan
membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural.
Kolaborasi
1.) Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
Rasional : Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi
adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet..
2.) Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh : BUN, protein, serum, dan
albumin.
Rasional : Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan menunjukkan
kebutuhan intervensi/perubahan program terapi.
3.) Berikan antipiretik tepat.
Rasional : Demam meningkatkan kebutuhan metabolik dan juga
konsumsi kalori.
3. Gangguan pola tidur berhubungan sesak nafas, batuk dan berkeringat
malam.
Tujuan : Gangguan pola tidur tidak terjadi
Kriteria Hasil :
- Dapat tidur dengan nyenyak
- Tidak mudah terbangun
Intervensi/Tindakan :
1) Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa miliki pribadi, mis bantal,
guling
Rasional :Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan
fisiologis/psikologis
2) Hindari tindakan saat klien tidur
Rasional : tidur tanpa ganggaun lebih menimbulkan rasa segar, dan pasien
mungkin tidak mampu tidur kembali bila terbangun.
3) Ciptakan lingkungan yang tenang, dengan mengurangi jumlah pengunjung
dalam ruangan.
Rasional : Meningkatkan efek relaksasi
4) Awasi dan mendiskusikan kemungkinan penyebab gangguan tidur
Rasional : Dapat menimbulkan rasa tidak segar saat bangun
5) Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi
Rasional : dapat merasa takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi
tempat tidur. Pagar tempat tidur memberi keamanan dan dapat digunakan
untuk membantu mengubah posisi.
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
Tujuan : Klien dapat beraktivitas secara optimal sesuai keadaan
Kriteria Hasil :
- Klien terlihat segar.
- Klien mampu memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kemampuannya.
Intervensi :
1) Kaji kemampuan secara fungsional
R/ Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dan dapat memberikan
informasi mengenai pemulihan.
2) Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala
ketergantungan.
R/ Pasien mampu/mandiri (nilai 0) atau memerlukan bantuan/peralatan
yang minimal (nilai 1); memerlukan bantuan pengawasan/diajarkan
(nilai 2); memerlukan bantuan/peralatan terus menerus dan alat khusus
(nilai 3); atau tergantung secara total pada pemberian asuhan (nilai 4).
3) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan.
R/ Mengurangi beban klien sehingga mempercepat kesembuhan
4) Beri/bantuan mengubah posisi.
R/ Menurunkan resiko terjadinya trauma/iskemia jaringan.
Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi/posisi normal
ekstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis.
5) Motivasi keluarga untuk membantu dalam pemenuhan ADL
R/ Diharapkan keluarga terdorong dan mau berpartisipasi dalam
membantu memenuhi kebutuhan ADL klien.
6) Libatkan keluarga dalam perawatan klien.
R/ Agar keluarga kooperatif dalam pengobatan dan perawatan.
5. Resiko pertukaran gas berhubungan penurunan permukaan efektif paru,
atelektasis
Tujuan : Resiko pertukaran gas tidak terjadi
Kriteria Hasil :
- Melaporkan tak adanya/penurunan dispnea.
- Menujukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
dengan GDA dalam rentang normal.
- Bebas dari gejala distress pernafasan.
Tindakan mandiri
1) Kaji dispnea, tahipnea, tak normal/menurunnya bunyi nafas,
peningkatan upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan
kelemahan.
Rasional : Tuberkulosis paru menyebabkan efek luas pada paru dari
bagian kecil bronkopnemonia sampai imflamasi difus luas, nekrosis,
efusi pleura, dan fibrosis luas, efek pernafasan dapat dari ringan
sampai dispnea berat sampai distres pernafasan.
2) Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat sianosis dan/atau
perubahan pada warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku.
Rasional :Akumulasi sekret/pengaruh jalan nafas dapat mengganggu
oksigenasi organ vital dan jaringan.
3) Tunjukkan/dorong bernafas bibir selama ekshalasi, khususnya untuk
pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.
Rasional : Membuat tahanan melawan udara luas, untuk mencegah
kolaps/penyempitan jalan nafas, sehingga membantu menyebarkan
udara melalui paru dan menghilangkan/menurunkan nafas pendek.
4) Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan
diri sesuai keperluan.
Rasional : Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan selama periode
penurunan pernafasan dapat menurunkan beratnya gejala.
Kolaborasi
1.) Awasi seri GDA/nadi oksimetri.
Rasional : Penurunan kandungan oksigen (PaB2) dan/atau saturasi atau
peningkatan PaCO2 menunjukkan kebutuhan untuk
intervensi/perubahan program terapi.
2.) Berikan oksigen tambahan yang sesuai.
Rasional : Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat terjadi
sekunder terhadap penurunan ventilasi/menurunnya permukaan
alveolar paru.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
- Mengidentifikasi intervensi mencegah/menurunkan resiko penyebaran
infeksi.
- Menunjukkan tehnik/melakukan perubahan pola hidup untuk
lingkungan yang aman.
Tindakan/intervensi
Mandiri :
1) Kaji patologi penyakit (aktif/fase tak aktif : diseminasi infeksi melalui
bronchus untuk membatasi jaringan atau melalui aliran darah/sistem
limpatik) dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara
selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa, menyanyi.
Rasional : Membantu pasien menyadari/menerima perlunya mematuhi
program pengobatan untuk mencegah pengaktifan berulang/komplikasi
pemahaman bagaimana penyakit disebarkan dan kesadaran
kemungkinan trankusi membantu pasien/orang terdekat untuk
mengambil langkah untuk mencegah infeksi ke orang lain.
2) Identifikasi orang lain yang beresiko, contoh :
Anggota rumah, sahabat karib/teman.
Rasional : Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat
untuk mencegah penyebaran/terjadinya infeksi.
3) Anjuran pasien untuk batuk/bersin dan mengeluarkan pada tisu dan
menghindari meludah. Kaji pembuangan tisu sekali pakai dan tehnik
mencuci tangan yang tepat dorong untuk mengulangi demonstrasi.
Rasional : Prilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran
infeksi.
4) Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, contoh masker atau isolasi
pernafasan.
Rasional : Dapat membantu melakukan rasa terisolasi pasien dan
membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit menular.
5) Awasi suhu sesuai indikasi.
Rasional : Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut.
6) Identifikasi faktor resiko terhadap pengaktifan berulang tuberkulosis
contoh : tahanan bawah (alkoholisme, malnutrisi/bedah by pass
intestinal) gunakan obat penekanan immun/kortikostiroid : adanya
diabetes melitus, kanker, kalium.
Rasional : Pengetahuan tentang faktor ini membantu pasien untuk
mengubah pola hidup dan menghindari/melakukan insiden eksaserbasi.
7) Tekankan pentingnya tidak menghentikan obat.
Rasional : Periode singkat berakhir 2 – 3 hari setelah kemoterapi awal.
tetapi pada adanya atau penyakit luas. Sedang resiko penyebaran
infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.
8) Dorong memilih/mencerna makanan yang seimbang. Berikan makan
sering kecil, makanan kecil pada jumlah makanan besar yang tepat.
Rasional : Adanya anoreksia dan/atau malnutrisi sebelumnya
merendahkan tahanan terhadap proses infeksi dan mengganggu
penyembuhan. Makan kecil dapat melakukan pemasukan semua.
Kolaborasi
1.) Pirazinamida (P2A/Aldinamide) para aminosalisih (PAS) sikloserin
(seromycin), streptomycin (strysin) :
Rasional : Ini obat sekunder diperlukan bila infeksi resistensi terhadap
atau tidak toleran obat primer.
2.) Awasi pemeriksaan laboratorium : contoh hasil usap sputum.
Rasional : Pasien yang mengalami 3 usapan negatif (memerlukan 3
bulan) perlu menaati program obat dan asimtomatik akan
diklasifikasikan tak menyebar.
3.) Laporkan ke departemen kesehatan lokal.
Rasional : Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat
dihubungkan untuk menurunkan penyebaran infeksi.
DAFTAR PUSTAKA