A. Definisi
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil,
yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga
pengawasan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak
sehat (Mochtar, 1998). Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya
komplikasi obstretri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin.
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan
(Handaya, 2008).
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu
hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan
selamat serta menghasilkan bayi yang sehat (Depkes RI, 1994). Secara rinci
tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi
yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersipkan
ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin
agar tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal.
C. Manifestasi Klinis
1. Tanda presumtif kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan,
dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan
tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),
tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi : Cloasma gravidarum
b) Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
c) Perut : Striae livide
d) Striae albican
e) Linea alba makin menghitam
f) Payyudara : Hipepigmentasi areola mamae
k. Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna,
kaki dan betis erta payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uterus.
c. Tanda Goodel
Pelunakan serviks
d. Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piskacek
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu
g. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini
disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi
pada urine ibu.
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf ( misalnya doppler)
c. Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih
tua (trimester akhir)
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
G. Pemeriksaan Antenatal
1. Pra interaksi
a. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
b. Ciptakan suasana membantu dan menyenangkan.
c. Dengan sopan tanyakan identitas suami : nama, umur, agama,
pekerjaan, alamat, dsb.
d. Tanyakan tentang tujuan mendatangi fasilitas ini.
2. Anamnesa
a. Tanyakan tentang
a) Keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,dsb
b) Riwayat kehamilan
c) Riwayat haid, kapan mendapat haid terakhir (HPHT) bila HPHT
diketahui dimana daat dijabarkan tafsiran tanggal persalinan
memakai rumus :
Hari + 7, bulan - 3, tahun+1,
Hari + 7, bulan + 9
d) Riwayat kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya.
e) Riwayat penyakit ibu dan keluarga (yang berkaitan dengan masalah
kehamilan).
f) Kebiasaan merokok, obat dan jamu-jamuan, hewan peliharaan.
3. Pemeriksaan
a. Umum
a) Keadaan umum
b) Tipe badan ( asthenikus, altekkus, piknikkus).
c) Tinggi badan.
d) Berat badan.
e) Warna konjungtiva : ikterus, edema ( cloasma gravidarum).
f) Mulut, tenggorokan : kertas dentis, tonsil dan faring.
g) Tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan.
h) Kondisi jantung dan paru.
i) Palpasi hati dan limfa.
b. Khusus
bila kehamilan diatas 20 minggu langsung ke langkah 5
1. Inspeksi
a) Tinggi fundus (penonjolan supra)
b) Hiperpigmentasi (areola mamae)
2. Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit
lebih tinggi dengan memakai pemeriksaan berdiri di sebelah kanan
ibu hamil dengan sikap lakukanlah palpasi bimanual terutama pada
pemeriksaan perut dan payudara. Palpasi perut untuk menentukan :
a) Besar dan konsistensi rahim
b) Bagian-bagian janin, letak dan presentasi
c) Gerakan janin
d) Kontraksi rahim
3. Auskultasi
Pada kehamilan 16-18 minggu, mula-mula dilakukan pemeriksaan
auskultasi karena pada usia tersebut. Untuk menentukan punggung
baui maka ujung stetoskop, denyut jantung sudah dapat didengar
pada kehamilan. Dengar bunyi dan hitung frekuensi bunyi jantung
bayi untuk membandingkan dengan bising aorta: pegang nadi ibu
sat memeriksa denyut jantung janin.
c. Status Lokalis
1. Inspeksi
a) Labium dan perineum
b) Muara uretra
c) Flour albus atau secret dalam lumen vagina
2. Inspekulo
a) Dinding vagina dan forniks
b) Warna dan besar portio
c) Flour albus atau secret dalam lumen vagina
3. Pemeriksaan dalam (VT dan PT)
a) Vagina
b) Besar dan konsistensi portio
c) Besar dan arah korpus uteri
d. Khusus obstetric
1. Inspeksi
a) Tinggi fundus uteri, diukur dalam kehamilan 20 minggu
b) Hiperpigmentasi dan striae
c) Perut bekas operasi
2. Palpasi
a. Leopold 1
Pemeriksaan menghadap kea rah muka ibu hamil
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin di fundus
Konsistensi fundus
b. Leopold 2
Menentukan batas samping janin kanan dan kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepada janin
c. Leopold 3
Menentukan bagian terbawah janin, normalnya kepala.
Jika bokong ( letak sungsang/ melintang)
d. Leopold 4
Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
Mengetahui sudah seberapa jauh bagian terbawah janin
masuk PAP
4. Auskultasi
Pemeriksaan bayi dan frekuensi jantung janin ( bila kehamillan telah
memasuki usia 38 minggu. Pada primigravida dan multigravida yang
memasuki usia 38 minggu. Pada primigravida dan multigravida yang
kepala bayi belum masuk PAP lakukan pemeriksaan panggul.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan distensi vesika
urinaria
2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi
C. Intervensi Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan distensi vesika
urinaria
Tujuan:
Klien dapat memahami tentang konelis, mengidentifikasi cara-cara
mencegah status urinaria
Intervensi:
1. Kaji pola eliminasi BAK klien
Rasional: Untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan
Rasional: Membantu klien memahami akan fisiologis dari
frekuensi berkemih, pembesaran uterus , menekan kandung kemih
3. Menganjurkan klien untuk menghindari posisi tegak dalam waktu
yang lama
Rasional: Posisi untuk meningkatkan terjadinya saluran vena balik
4. Menganjurkan klien untuk melakukan posisi miring kanan atau
miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal, memobilisasi bagian yang
bedem
Salemba Medika
Salmah,dkk.2006.AsuhanKebidanan Antenatal.Jakarta:EGC
Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Salemba Medika