Anda di halaman 1dari 23

PENYAKIT GUDIK

(SCABIES)
OLEH :
Dr. Hj. Wiwit Widayati
Kepala UPTD Puskesmas Tulis
GUDIK
GATAL BERSAMA, MENGGARUK BERSAMA
Duhhh gatalnya alang kepalang.
 (gimana nggaruknya ya … )
GAMBAR : TUNGAU
1. Identifikasi
Infeksi parasit pada kulit yang disebabkan oleh kutu,
penetrasi pada kulit terlihat jelas berbentuk papula,
vesikula atau berupa saluran kecil terjejer, berisi kutu
dan telurnya.
Lesi kebanyakan terjadi disekitar jari, sekitar
pergelangan tangan dan siku ketiak, pinggang, paha
dan bagian luar genital pada pria; puting susu, daerah
perut, dan bagian bawah pantat adalah daerah yang
paling sering terkena pada wanita.
Lanjutan1:
Pada bayi mungkin menyerang daerah leher, telapak
tangan, telapak kaki, daerah-daerah tersebut
biasanya tidak terkena pada orang yang lebih tua.
Gatal hebat terjadi terutama pada malam hari,
tetapi komplikasi terbatas hanya terjadi pada luka
akibat garukan.
Lanjutan1:
Pada orang yang mengalami penurunan kekebalan
dan pada pasien lanjut usia gejala sering muncul
sebagai dermatitis yang lebih luas dan
saluran/terowongan yang terbentuk, bersisik dan
kadang-kadang terjadi vesikulasi dan pembentukan
krusta (Norwegian scabies); rasa gatal mungkin
berkurang atau hilang.
Jika dapat terjadi komplikasi dengan kuman β
hemolytic streptococcus, bisa terjadi glomerulonefritis
akut.
Lanjutan 1:
Diagnosa dapat ditegakkan dengan ditemukannya kutu melalui
pemeriksaan dengan mikroskop yang diambil dari saluran atau
terowongan pada lesi kulit. Hati-hati sewaktu memilih lesi kulit
untuk diambil spesimennya, pilihlah lesi yang belum pernah
digaruk.
Pemberian minyak mineral akan memudahkan pengambilan
spesimen untuk pemerikasaan
mikroskopis.
Spesimen diperiksa dibawah mikroskop setelah ditutup dengan
dek glass.
Lesi pada kulit yang diberi tinta kemudian dicuci akan
menyingkap saluran-saluran yang ada.
2. Penyebab Penyakit
Penyebab Penyakit : Sarcoptes scabiei, sejenis kutu
3. Distribusi Penyakit
Tersebar di seluruh dunia.
Kejadian wabah disebabkan oleh buruknya sanitasi
lingkungan karena peperangan, pengungsian dan krisis
ekonomi.
Penyebaran scabies di AS dan Eropa yang terjadi
belakangan ini ternyata terjadi pada situasi normal,
tidak ada peperangan, tidak ada krisis, menyerang
masyarakat disemua tingkat sosial tanpa melihat faktor
usia, ras, jenis kelamin atau status kesehatan seseorang.
Scabies endemis disebagian besar
negara berkembang.
4. Reservoir
Reservoir adalah manusia; species sarcoptes dan kutu
lainnya dari hewan dapat hidup pada manusia tetapi
tidak dapat berkembang biak pada manusia.
5. Penularan
Cara-cara penularan:
Perpindahan parasit dapat terjadi secara kontak
langsung melalui gesekan kulit dan dapat juga terjadi
pada waktu melakukan hubungan seksual.
Perpindahan dari pakaian dalam dan sprei terjadi jika
barang-barang tadi terkontaminasi oleh penderita
yang belum diobati
Kutu dapat membuat saluran dibawah permukaan
kulit dalam waktu 2,5 menit.
Orang dengan “Norwegian scabies” sangat mudah
menular karena kulit yang terkelupas
mengandung banyak kutu.
6. Inkubasi
Masa inkubasi berlangsung 2 sampai 6 minggu sebelum
serangan gatal muncul pada orang yang sebelumnya
belum pernah terpajan.
Orang yang sebelumnya pernah menderita scabies maka
gejala akan muncul 1–4 hari setelah infeksi ulang.
Masa penularan akan tetap menular kecuali kutu dan
telur sudah dihancurkan dengan pengobatan,
biasanya setelah dilakukan 1 atau 2 kali pengobatan
dalam seminggu.
7. Pencegahan
Cara-cara pencegahan:
Lakukan penyuluhan kepada masyarakat dan
komunitas kesehatan tentang cara penularan,
diagnosis dini dan cara pengobatan penderita scabies
dan orang-orang yang kontak
Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan
sekitarnya :
1) Laporan kepada Puskesmas/Dinas Kesehatan
setempat: Laporan resmi tidak dilakukan, kelas
5 (lihat tentang laporan penyakit menular).
Lanjutan7:
2) Isolasi:
 Siswa sekolah atau pekerja yang terinfeksi
dilarang masuk ke sekolah dan pekerja sampai
dilakukan pengobatan.
 Penderita yang dirawat di Rumah Sakit diisolasi
s/d 24 jam setelah dilakukan pengobatan yang
efektif.
Lanjutan7:
3). Disinfeksi serentak:
 Pakaian dalam dan sprei yang digunakan oleh
penderita dalam 48 jam pertama sebelum
pengobatan dicuci dengan menggunakan sistem
pemanasan pada proses pencucian dan
pengeringan, hal ini membunuh kutu dan telur.
Tindakan ini tidak dibutuhkan pada infestasi
yang berat.
 Mencuci sprei, sarung bantal dan pakaian pada
penderita Norwegian scabies sangat penting
karena potensi untuk menularkan sangat tinggi
Lanjutan7:
4) Karantina: Tidak diperlukan
5) Immunisasi kontak: tidak ada
6) Penyelidikan terhadap penderita kontak dan
sumber penularan:
 Temukan penderita yang tidak dilaporkan dan
tidak terdeteksi diantara teman dan anggota
keluarga; penderita tunggal dalam satu keluarga
jarang ditemukan.
 Berikan pengobatan profilaktik kepada mereka
yang kontak kulit ke kulit dengan penderita
(anggota keluarga dan kontak seksual)
8. Pengobatan
Pengobatan spesifik:
Pengobatan pada anak-anak adalah dengan permetrin
5%. Alternatif pengobatan menggunakan gamma
benzena hexachloride 1% (lindane dan Kwell® obat ini
kontra indikasi untuk bayi yang lahir premature dan
pemberiannya harus hati-hati kepada bayi yang
berumur <1 tahun serta ibu yang sedang hamil);
Crotamiton (Eurax ®); Tetraethylthiuram monosulfide
(Tetmosol®, tidak tersedia di AS) dalam 5% larutan
diberikan 2 kali sehari;
Lanjutan 8:
atau menggunakan emulsi benzyl benzoate untuk
seluruh badan kecuali kepala dan leher. (Rincian
pengobatan bervariasi tergantung dari jenis obat yang
digunakan). Pada hari berikutnya setelah pengobatan
mandi berendam untuk membersihkan badan, baju
dan sprei diganti dengan yang bersih.
Rasa gatal mungkin akan tetap ada selama 1
sampai 2 minggu; hal ini jangan dianggap bahwa
pengobatan tersebut gagal atau telah terjadi reinfeksi.
Lanjutan8:
Pengobatan berlebihan sering terjadi, untuk itu harus
dihindari karena dapat menyebabkan keracunan
terhadap obat tersebut terutama gamma benzena
hexachloride.
Sekitar 5% kasus, perlu pengobatan ulang dengan
interval 7 – 10 hari jika telur bertahan dengan
pengobatan pertama.
Lakukkan supervisi ketat terhadap pengobatan,
begitu juga mandi yang bersih adalah penting.
9. Penanggulangan Wabah
1) Berikan pengobatan dan penyuluhan kepada penderita
dan orang yang berisiko. Kadangkala diperlukan
kerjasama masyarakat dengan otoritas militer.
2) Pengobatan dilakukan secara massal.
3) Penemuan kasus dilakukan secara serentak baik
didalam keluarga, didalam unit atau institusi militer,
jika memungkinkan penderita dipindahkan.
4) Sediakan sabun, sarana pemandian, dan pencucian
umum. Sabun Tetmosol jika ada sangat membantu
dalam pencegahan infeksi.
10. Implikasi Bencana dan Tindakan
Internasional
◆Implikasi bencana:
 Kemungkinan besar menimbulkan KLB pada
situasi menusia penuh sesak

◆Tindakan Internasional: Tidak ada
SARAN
Utamakan Perilaku hidup bersih dan Sehat (PHBS)
baik pribadi dan lingkungannya
Cuci tangan pake sabun setelah melakukan aktifitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai