Anda di halaman 1dari 19

Pedikulosis

Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi


pedikulus (tuma), sejenis kutu yang hidup dari darah manusia,
pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu tersebut akan
memberi keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat
dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular
dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian
bersama baju atau barang lainnya.
Pedikulosis adalah infeksi kutu yang mengenai kepala, badan,
dan pubis (mengenai daerah-daerah yang berambut) infeksi kulit
atau rambut pada manusia yang disebabkan parasit obligat
pediculus humanis (arif mansjoer, 2002).
Etiologi
Ada beberapa kutu yang menyebabkan pedikulosis, seperti kutu kepala
juga kutu badan. Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan,
meskipun sebenarnya merupakan spesies yang berlainan.
Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih pendek
dibandingkan kutu kepala dan kutu badan. Kutu ini mempunyai 2 mata
dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika
telah menghisap darah. Betina mempunyai ukuran yang lebih besar
(panjang 1,2-3,2 mm lebar lebih kurang setengah panjangnya) daripada
yang jantan (sekaligus jumlahnya lebih sedikit). Siklus hidupnya melalui
stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits) diletakkan di
sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut (makin ke ujung
terdapat telur yang lebih panjang).
Klasifikasi
Pedikulosis Kapitis
Pedikulosis kapitis merupakan
infestasi kutu kepala atau tuma yang
disebut Peduculus humanus capitis
pada kulit kepala. Tuma betina akan
meletakkan telur-telurnya (nits) di
dekat kulit kepala. Telur ini akan
melekat erat pada batang rambut.
Telur akan menetas menjadi tuma
muda dalam waktu sekitar 10 hari dan
mencapai maturasinya dalam tempo 2
minggu.
Pedikulosis Korporis
Pedikulosis Korporis merupakan infestasi kutu pediculus
humanus corporis pada badan. Keadaan ini menghinggapi
orang yang jarang mandi atau yang hidup dalam
lingkungan yang rapat serta tidak pernah mengganti
bajunya.
Pedikulus Pubis
Pedikolisis pubis, yang merupakan
infestasi oleh phthirus pubis( crab
louser; kutu kemaluan ) sangat
sering dijumpai. Infestasi parasit ini
umumnya terjadi di daerah genital
dan terutama ditularkan lewat
hubungan seks.
Patofisiologi
Siklus hidup Pediculus melalui stadium telur, larva, nimfa dan
dewasa. Parasit ini bisa hidup pada tubuh atau padaislakutu
kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50
150 telur. Kutu mendapatkan makanan dengan cara menghisap
darah pada kulit. Hama ini meninggalkan telurnya dipermukaan
kulit dan juga menempel pada batang rambut, baik itu di daerah
kepala, badan ataupun pubis manusia. Kutu manusia
menyuntikkan getah pencernaan dan ekskratnya ke dalam kulit
yang menimbulkan rasa gatal yang hebat. Kutu sangat subur pada
kondisi yang padat penduduknya.
lanjutan
Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia,
sedangkan kutu badan juga sering ditemukan pada pakaian yang
bersentuhan dengan kulit. Kutu kepala ditularkan melalui kontak
langsung atau melalui sisir, sikat, topi yang digunakan bersama-sama.
Infestasi kutu kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata dan janggut.
Kutu kepala sering ditemukan pada murid-murid di satu sekolah.
Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut. Kutu badan
biasanya menyerang orang-orang yang tingkat kebersihan badannya
buruk dan orang-orang yang tinggal di pemukiman yang padat. Kutu
badan bisa membawa penyakit tifus, demam parit dan demam
kambuhan. Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada
saat melakukan hubungan seksual.
Manifestasi Klinik
Rasa gatal yang hebat terutama daerah oksiput, temporal dan pubis.
Rasa panas di sekitar kulit kepala
Eritema, iritasi dan infeksi sekunder akibat garukan.
Kulit kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta
berwarna gelap
Ditemukan kutu atau telur kutu.
Rambut akan bergumpal, berbau busuk akibat banyaknya pus dan
krusta.
Pembesaran kelenjar getah bening regional.
Adanya kelainan di kulit berupa garis-garis bekas garukan dan bintik-
bintik kemerahan yang kecil dan khas.
Pemeriksaan diagnostik
Anamnesis
Riwayat keluhan penderita, riwayat adanya penyakit yang sama pada keluarga.
Pemeriksaan fisik
Ditemukan telur/kutu dengan pemeriksaan secara seksama terutama apabila
dicari di daerah oksiput dan temporal.
Telur berwarna abu-abu dan berkilat.
Adanya lesi akibat garukan dan kelainan kulit.
Pembesaran kelenjar getah bening regional.
Pemeriksaan mikroskop
Ditemukan telur kutu yang menempel pada batang rambut.
Ditemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.
Penatalaksanaan

Pedikulosis Kapitis
Pada keadaan infeksi sekunder berat, sebaiknya rambut dicukur, diobati
dengan antibiotik sistemik dan topikal.
Semua barang, pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa
mengandung tuma atau telurnya harus dicuci dengan air panas,
sedikitnya dengan suhu 54oC atau dicuci kering (dry cleaning) untuk
mencegah infeksi.
Perabot, permadani dan karpet yang berbulu halus sering dibersihkan
dengan alat vacum cleaner.
Sisir dan sikat rambut juga harus didesinfeksi dengan shampo.
Semua anggota keluarga dan orang yang berhubungan erat dengan pasien
harus diobati.
Pedikulosis korporis

menggunakan krim gamekson 1% yang dioleskan tipis di


seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu mandi,
jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian.
Pengobatan lain ialah emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk
malathion 2%.
Pakaian direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan
kutu.
Jika terdapat infeksi sekunder, obati dengan antibiotik
sistemik dan topikal.
Pedikulosis pubis
Pasangan seks atau anggota keluarga harus diperiksa jika perlu diobati.
Pakaian dalam, handuk dan sprei dicuci dengan air panas dan disetrika,
atau jangan dipakai sedikitnya selama 3 hari.
Shampo gameksan (Lindare) 1% yang dioleskan selama 4 menit kemudian
dicuci.
Setelah 1 minggu dilakukan evaluasi, bila masih ditemukan kutu atau
telurnya pada pangkal rambut, maka therapi harus diulang. Untuk rasa
gatal yang menetap karena sensitasi, dapat diberikan anti inflamasi
ringan seperti krim hidrokortison 1%, 2 kali sehari.
Pendidikan kesehatan pada klien pedikulosis
Adanya penyuluhan dan penjelasan bahwa tuma dapat
menjangkit setiap orang dan keadaan ini menyebar dengan
cepat dan terapinya harus segera dimulai.
Anjurkankepada masyarakat untuk tidak memakai sisir, sikat
rambut dan topi yang sama.
Perlunya penyuluhan mengenai hygiene perorangan dan cara-
cara pencegahan / mengendalikan infestasi kutu.
Untukpasien dan pasangan seksualnya, harus dilakukan
pemeriksaan diagnostik terhadap penyakit menular seksual.
Asuhan keperawatan pada pasien pedikulosis
1. Pengkajian
Data biografi (nama, umur, pekerjaan, alamat, dll)
Riwayat kesehatan lalu
2.Riwayat personal hygiene yang buruk
3.Sering berganti pakaian secara bersama-sama
4.Penyakit menular seksual : sifilis, gonorrhea.
Riwayat kesehatan keluarga
5. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama, sehingga penularan
penyakit dapat terjadi.
6.Keluarga / pasangan yang menderita PMS
7.Hygiene anggota keluarga yang buruk.
Riwayat kesehatan sekarang
8.Integritas ego
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : HDR b.d perubahan


gambaran diri.
2. Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan
pertahanan primer
a. Intervensi Keperawatan

1) Gangguan konsep diri : HDR b.d perubahan gambaran diri

Tujuan : setelah dilakukan intervensi konsep diri klien kembali meningkat


Kriteria hasil : - Percaya diri klien meningkat
- Menarik diri
- Koping individu klien efektif
- Klien dapat berinteraksi sosial dengan baik.
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya saat merawat klien
Rasional : dengan terbinanya hubungan saling percaya dapat
memudahkan intervensi selanjutnya.
b) Kaji perasaan yang dialami oleh klien tentang perubahan gambaran tubuhnya.
Rasional : mengetahui sejauh mana perasaan klien terhadap perubahan
gambaran tubuhnya.
c) Upayakan lingkungan yang aman dan tenang
Rasional : lingkungan yang tenang dapat menurunkan kecemasan klien
yang berdampak pada konsep diri klien.
1) Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan pertahanan primer

Tujuan : setelah melakukan intervensi, penyebaran


infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : - Tanda-tanda infeksi (-), tumor (-), rubor (-),
kalor (-), dolor (-), fungsiolaesa (-)
- TTV dalam batas normal : suhu 36,1-37oC
-) Tidak adanya kutu maupun telur kutu pada
klien.
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda infeksi (tumor, rubor, kalor, dolor,
fungsiolaesa)
Rasional : menentukan data dasar untuk melakukan intervensi
selanjutnya.
2) Anjurkan pentingnya tehnik cuci tangan yang baik untuk semua individu
yang kontak dengan pasien.
Rasional : mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi
3) Anjurkan klien untuk tidak menggunakan sisir, pakaian, bantal, handuk (alat
tenun) secara bergantian
Rasional : untuk mengurangi kontaminasi silang.

Anda mungkin juga menyukai