Anda di halaman 1dari 15

DERMATITIS SEBOROIK

DEDEN HABIBRATA
102117086
PEMBIMBING
DR. H. HERVINA, SP.KK

DEPARTEMEN / SMF ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
RSUD DR R.M DJOELHAM BINJAI
SUMATERA UTARA
2018
1. DEFINISI & KLASIFIKASI
• Dermatitis seboroik adalah penyakit
inflamatoir kulit yang biasanya di mulai pada
kulit kepala dan kemudian menjalar ke
muka,kuduk leher dan badan.
• Dermatitis seboroik di pakai untuk
segolongan kulit yang didasari oleh faktor
konstusi dan tempat predileksi di tempat2
seboroik
2. ETIOLOGI
• Penyebabnya belum diketahui pasti. Hanya didapati aktivitas kelenjar sebasea berlebihan.
• Pengaruh hormon dermatitis seboroik dijumpai pada bayi dan pada usia pubertas.
• Jamur pityrosporum ovale
• Faktor disangka sebagai penyebab penyakit ini seperti ;
• Iklim
• Genetik merupakan kelainan konstitusi berupa stasus seboroik ( seborrhoeic state ) yang
rupanya diturunkan, diperkirakan juga dapat mempengaruhi onset dan derajat penyakit.
• Lingkungan
• Hormon
• Neurologik
3. EPIDEMIOLOGI
• Populasi : 2% - 5% populasi.
• Usia : Bayi pada tiga bulan pertama kehidupan dan pada dewasa
pada umur 30 hingga 60 tahun.
• Jenis kelamin : Sering terjadi pada pria dari pada wanita.
4. FAKTOR RESIKO
• Iklim
• Genetik
• Lingkungan
• Hormon
• Neurologik
5. DIAGNOSIS
5.1 GEJALA KLINIS

• Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang


berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak
kurang tegas.

• Dermatitis seboroik pada bayi


• Pada kepala disebut cradle crap, dengan krusta
tebal, pecah-pecah dan berminyak tanpa ada
dasar kemerahan dan kurang/tidak gatal
• Pada lokasi lain seperti lipatan belakang telinga,
dan leher, lesi tampak kemerahan atau merah
kekuningan yang tertutup dengan skuama yang
berminyak, kurang / tidak gatal.
5. DIAGNOSIS
5.1 GEJALA KLINIS

 Dermatitis seboroik pada dewasa


 Pada dermatitis seboroik ringan, hanya didapati
skuama pada kulit kepala.
 Dermatitis seboroik berat dapat mengenai alis
mata, kening, pangkal hidung, sulkus
nasolabialis, belakang telinga, daerah prestenal,
dan daerah di antara skapula.
 Pada bentuk yang lebih berat lagi seluruh
kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor,
dan berbau tidak sedap.
5. DIAGNOSIS
5.1 PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Histopatologi
• Gambaran histopatologi tergantung dari
stadium penyakit. Pada bagian epidermis,
Dijumpai parakeratosis dan akantosis. Pada
korium, dijumpai pembuluh darah melebar dan
sebukan perivaskuler.
6. PATOGENESIS
• Penyakit ini berhubungan dengan kulit yang berminyak (seborrhea).
• Kelenjar sebasea tersebut aktif pada bayi baru lahir, kemudian menjadi
tidak aktif selama 9-12 tahun.
• Tempat terjadinya dermatitis seboroik cenderung pada daerah wajah,
telinga, kulit kepala dan batang tubuh bagian atas yang sangat kaya akan
kelenjar sebasea.
• Pertumbuhan P.Ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi
inflamasi, melalui aktivasi sel limfosit T dan sel langerhans.
• Pada orang yang telah mempunyai factor predisposisi, timbulnya d.S. Dapat
disebabkan oleh faktor kelelahan, stress, emosional, infeksi, atau defisiensi
imun.
7. PATOFISIOLOGI
• Tidak ditemukan
8. DIAGNOSIS BANDING
• Psoriasis
• Dermatitis Atopik
• Dermatofitosis
9. PENALATAKSANAAN
• 9.1 Farmakologi
• Topikal
• Digunakan sampo yang mengandung sulfur atau asam salisil dan selenium
sulfid 2 %, 2-3 kali seminggu selama 5-10 menit. Atau dapat diberikan sampo
yang mengandung sulfur, asam salisil, zing pirition 1-2 %.
• Salep yang mengandung asam salisil 2 %, sulfur 4 %, dan ter 2 %, ketokonazol.
• Pada bayi diberikan asam salisil 3-5% dalam minyak mineral.
• Sistemik
• Dapat diberikan anti histamin ataupun sedatif,
• Terapi oral yang menggunakan dosis rendah dari preparat hemopoetik yang
mengandung potasium bromida, sodium bromida, nikel sulfat dan sodium
klorida dapat memberikan perubahan yang berarti dalam penyembuhan DS dan
dandruff setelah penggunaan setelah 10 minggu.
10. KOMPLIKASI
• Radang pada saluran telinga bagian luar jika tidak mendapatkan pengobatan
yang adekuat, maka dermatitis seboroik akan meluas ke daerah sternal,
aerola mamae, umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital. Kerontokan
yang berlebihan akan menyebabkan kebotakan
11. PROGNOSIS
• Baik, DS dapat sembuh sendiri dan merespon pengobatan topikal dengan
baik. Namun pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi,
penyakit ini agak sukar untuk disembuhkan, meskipun terkontrol
12. PROFESIONALITAS
• Membantu mengontrol kesembuhan pasien dengan memberikan obat dengan
dosis yang tepat.
• Kontrol ulang, bila keadaan tidak membaik bisa di rujuk ke dokter spesialis.

Anda mungkin juga menyukai