TINEA KRURIS
Disusun oleh :
Yuspa Indah Nuraini, S.Ked
Penguji:
dr.Arif Effendi, Sp.KK
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 57 tahun
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
: SMA
ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Gatal di selangkangan dan ketiak sejak 2 minggu yang lalu
b. Keluhan Tambahan
Bagian yang gatal terasa kasar dan berwarna hitam
c. Riwayat Penyakit Sekarang
2 minggu yang lalu, os mengeluh selangkangannya sangat gatal, gatal
yang dirasakan terasa setiap waktu terutama jika os sedang beraktifitas berat
sehingga sangat menggangu aktifitas os di rumah sebagai ibu rumah tangga. 5
hari kemudian os pergi ke puskesmas karena keluhannya semakin berat, os
diberi obat salep dan obat minum. Keluhan gatal sedikit berkurang namun
setelah obat habis keluhannya muncul kembali. Sehingga os kembali ke puskes
dan minta dirujuk saja ke RS.
e.
Riwayat Keluarga
Makanan/minuman
Tidak didapatkan adanya riwayat alergi.
b.
Obat-obatan
Tidak ada riwayat alergi obat
III.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalisata
Keadaan Umum
Kesadaran
Status gizi
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Ektremitas
b. Status Dermatologis
Efloresensi :
: Baik
: Composmentis
: Baik
: DBN
: KGB kesan tidak membesar
: DBN
: DBN
: DBN
Tampak lesi dibagian selangkangan dan gluteus dextra, tepi terdapat papul
sebagian erosi. Bagian sentral lesi hiperpigmentasi dan terdapat skuama
halus, permukaan terkesan menyembuh (central healing).
IV.
RESUME
Seorang wanita, 57 tahun datang berobat ke poli kulit dengan
keluhan gatal sejak 2 minggu yang lalu.
Pada anamnesis didapatkan gatal dirasakan sangat mengganggu
aktifitas, os sering menggaruk selangkangan dan pantatnya, bagian yang
gatal terasa lembab.
Pada pemeriksaan fisik, status generalisata dalam batas normal.
Pada
status
dermatologis
didapatkan
ada
tampak
lesi
dibagian
selangkangan dan gluteus dextra, tepi terdapat papul sebagian erosi, bagian
sentral lesi hiperpigmentasi
DIAGNOSA
Tinea Kruris
Diagnosa banding
Candidosis
Dermatitis Numular
Eritrasma
VII.
Pemeriksaan anjuran
Pemeriksaan lampu wood
Pemeriksaan Sediaan basah KOH
Biakan/kultur
VIII. Penatalaksanaan
a. Non medika mentosa
Menjelaskan kepada pasien
agar
menjaga
daerah
oranga lain.
b. Medikamentosa
Anti jamur topikal : Ketokonazole krim S 2 dd ue
Anti jamur Sistemik : Ketokonazol tab S 2 dd tab I
Kortikosteroid sistemik : Metyl Prednisolon 8mg S 2dd tabI
IX.
Prognosis
Prognosis baik
BAB 2
PENDAHULUAN
predisposisi patologis adalah keadaan umum yang jelek, penyakit tertentu, iritasi
setempat, dan pemakaian obat-obat tertentu seperti antibiotika, kortikosteroid dan
sitostatik.6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sinonim : Eksema marginatum, Dhobie itch, Jockey itch, Ringworm of the groin.
Tinea cruris adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita pada kulit
tak berambut, di daerah genito krusal (lipat paha, genitalia eksterna, sekitar anus dan
dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah). 4
2.2 Epidemiologi
Banyak terjadi pada daerah tropis dan ketika musim panas dimana tingkat
kelembapannya cukup tinggi. Penyakit ini lebih sering mengenai laki-laki, terutama pada
individu dengan obesitas atau pada individu yang sering menggunakan pakaian ketat.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada orang dewasa dibandingkan dengan anakanak.8
2.3 Etiologi
Penyebab dari Tinea Cruris adalah Trichophyton rubrum dan Epidermophyton
floccosum. Dapat juga disebabkan oleh Trichopyton mentagrophytes dan Trichopyton
verrucosum.
Infeksi
Tinea
cruris
dapat
disebabkan
oleh
infeksi
langsung
2.4 Gejala
Secara subyektif, penderita dengan Tinea cruris mengeluh gatal yang kadangkadang meningkat waktu berkeringat.1
sinar ultraviolet dengan gelombang 3650 Ao. Pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH
10-20% positif bila memperlihatkan elemen jamur berupa hifa panjang dan artrospora. 2,5
Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan
langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada
waktu ini adalah medium agar dekstrosa Sabouraud.5 Biakan memberikan hasil lebih
cukup lengkap, akan tetapi lebih sulit dikerjakan, lebih mahal biayanya, hasil diperoleh
dalam waktu lebih lama dan sensitivitasnya kurang ( 60%) bila dibandingkan dengan
cara pemeriksaan sediaan langsung.2
2.8 Pengobatan
Pada umumnya pengobatan untuk infeksi jamur dermatofitosis secara topikal saja
cukup, kecuali untuk lesi-lesi kronik dan luas serta infeksi pada rambut dan kuku yang
memerlukan pula pengobatan sistemik, oleh karena dermatofitosis merupakan penyakit
jamur superfisial.
a. Pengobatan topikal 3
-
terhadap
kasus-kasus
yang
diragukan
penyebabnya
2.9 Pencegahan
Beberapa faktor yang memudahkan timbulnya residif pada Tinea cruris dan Tinea
corporis harus dihindari atau dihilangkan antara lain : 1,5
a. Temperatur lingkungan yang tinggi, keringat berlebihan, pakaian dari karet atau
nilon.
b. Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air misalnya perenang.
c. Kegemukan : selain faktor kelembaban, gesekan yang kronis dan keringat
berlebihan disertai higiene yang kurang, memudahkan timbulnya infeksi.
2.10 Prognosis
10