Anda di halaman 1dari 32

REFLEKSI KASUS

PITYRIASIS VERSICOLOR
OLEH:
TRIA YUDINIA (142011101047)

PEMBIMBING:
DR. ALFRID ASDITYA MIRAZ HARAHAP, M. KED-KLIN., SP. DV

KSM ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSD DR. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2019 1
PENDAHULUAN

 Infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur.


 Penyakit superfisial kronis pada kulit yang ditandai dengan makula dan skuama.
 Sebagian besar kasus ditemukan di daerah tropis.

2
TINJAUAN PUSTAKA

3
DEFINISI

 Penyakit kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur.


 Ditandai dengan bercak putih sampai coklat yang berskuama halus
dan bisa disertai rasa gatal.
 Infeksi ini bersifat kronik, ringan dan biasanya tanpa peradangan.
 Biasanya mengenai dada, punggung, perut, lengan, dan tungkai atas.
EPIDEMIOLOGI

 Sering terjadi pada daerah tropis daripada subtropis


 Laki-laki : perempuan adalah 2:1
 Laki-laki banyak pada usia 25-30 tahun
 Perempuan banyak pada usia 20-25 tahun
ETIOLOGI
 Kingdom : Fungi
 Phylum : Basidiomycota
 Class : Hymenomycetes
 Ordo : Tremellales
 Family : Filobasidiaceae
 Genus : Malassezia
 Spesies : Malassezia furfur
FAKTOR RESIKO

Endogen
 Defisiensi imun
Eksogen
 Keringat
 Kelembaban
 Suhu
PATOGENESIS
GAMBARAN KLINIS
 Makula hipopigmentasi /
hiperpigmentasi
 Tempat predileksi adalah
dada, punggung, perut,
lengan, dan tungkai atas
 Gatal bila berkeringat
 Selesai terapi didapatkan
depigmentasi tanpa skuama
diatasnya
GAMBARAN KLINIS
Bentuk lesi :
 Makular
Soliter dan biasanya saling bertemu dan tertutup skuama
 Papuler
Bulat kecil-kecil perifolikuler, sekitar folikel rambut dan tertutup skuama
 Campuran
Campuran lesi makular dan papuler
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Mikologis kerokan kulit


(+) jika terdapat hifa pendek
lurus/bengkok dan terdapat
gerombolan spora (sphagetti
and meatballs)

Lampu Wood
(+) jika fluoresensi berwarna kuning emas
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Histologi
Dengan pewarnaan HE akan terlihat
adanya hifa pendek dan gerombolan
spora (sphagetti and meatballs)

Kultur Jamur
(jarang digunakan)
DIAGNOSIS BANDING
Lesi Hiperpigmentasi
• Pitiriasis rosea
• Eritrasma
• Tinea korporis
• Dermatitis seboroik
Lesi hipopigmentasi
• Pitiriasis alba
• Vitiligo
• Hipopigmentasi post inflamasi
• MH tipe tuberkuloid
TATA LAKSANA
Topikal Sistemik
Krim mikonazol • 2x/hari Ketokonazol
2% • 3-4 minggu
Krim tretinoin • 2x/hari • Anak : 3,3 -6,6 mg/KgBB/Hari
0,05 - 0,1% • 2 minggu • Dewasa 200mg/hari
Shampo • 2x/minggu • Selama 10 hari
ketokonazol • 4 minggu
Larutan propilen • 2x/hari Itrakonazol
glikol • 2 minggu
• 200mg/hari
• Selama 1 minggu
TATA LAKSANA
Mencegah Kekambuhan Terapi Hipopigmentasi

Ketokonazol 2 tablet sekali


Liquor carbonas detergent 5%,
minum sebulan sekali selama
pagi/malam
1 tahun
Krim kortikosteroid menengah
pagi//malam
Jemur di panas matahari ± 10
menit antara jam 10.00-15.00

Nonmedikamentosa :
Hilangkan / hindari faktor predisposisi
PROGNOSIS

 Baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten


 Pengobatan harus diteruskan sampai 2 minggu setelah fluoresensi
negatif dengan lampu wood atau sediaan langsung negatif
REFLEKSI KASUS

17
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. DP
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku : Madura
Pendidikan : SMA
Alamat : Sumbersari, Jember 18
ANAMNESIS
Keluhan Utama : bercak gatal berwarna putih di punggung
RPS :
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSDS dengan keluhan adanya bercak
putih di punggung sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya jumlah bercak di punggung
sedikit, namun kemudian semakin bertambah dan menyebar di seluruh permukaan
punggung. Pasien merasa bercak putih tersebut kadang terasa gatal terutama di siang
hari dan terasa bersisik saat digaruk. Pasien memiliki kebiasaan tidak segera berganti
baju sesampainya di rumah setelah pulang kerja. Pasien juga mengaku terkadang
hanya mandi 1 kali sehari di pagi hari karena merasa terlalu lelah mandi di sore hari
sepulang beraktivitas. Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya.
19
ANAMNESIS
RPD : pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
R. Alergi : tidak ada riwayat alergi obat atau makanan serta debu
RPK : tidak ada anggota keluarga yang mengelukan gejala serupa
RPO : pasien belum pernah membawa keluhan ini berobat
Riwayat Lingkungan dan Kebiasaan:
Pasien tinggal di rumah bersama 3 anggota keluarga lainnya di lingkungan padat
penduduk. Pasien memiliki kebiasaan mandi sehari sekali. Selain itu, saat sepulang
dari aktivitas pasien tidak segera berganti baju dan langsung tidur.
20
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata

Keadaan umum : Baik Tinggi badan : 172 cm


Kesadaran : Compos mentis Berat badan : 58 kg
Tekanan darah : 110/80 mmHg IMT : 19,3
Nadi : 68x / menit Status Gizi : Normal
Laju nafas : 16x / menit
Suhu : 36,7 oC
21
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala dan Leher : normocephal, anemia (-), ikterik (-), sianosis (-),
dyspnea (-), pembesaran KGB (-)
Thoraks : Cor : S1/S2 tunggal, e/g/m -/-/-
Pulmo : simetris, ves (+/+), rho (-/-), whe (-/-)
Abdomen : datar, BU (+) normal, soepel, timpani
Ekstremitas : akral hangat dan tidak ada oedem di keempat ekstremitas

22
PEMERIKSAAN FISIK
Status Dermatologis

Regio thorakalis posterior :

makula hipopigmentasi multipel, batas


tegas, tepi tidak aktif, berbentuk bulat dan
oval ukuran 2 – 10 mm, tertutup skuama
halus.

23
RESUME

Laki-laki 24 tahun mengeluhkan adanya bercak putih di punggung sejak 1 bulan


yang lalu dan semakin lama semakin menyebar dan meluas di permukaan
punggung. Pasien mengaku bercak kadang terasa gatal terutama di siang hari dan
bersisik bila digaruk. Pasien sering mandi 1 kali sehari dan jarang ganti baju
sepulang kerja. Status dermatologis pada regio thorakalis posterior didapatkan
makula hipopigmentasi multiple, batas tegas, tepi tidak aktif, bentuk bulat-oval
diameter 2-10 mm, tertutup skuama halus.

24
DIAGNOSIS BANDING
1. Pitiriasis versikolor
2. Pitiriasis alba
3. Vitiligo
4. MH tipe tuberkuloid

DIAGNOSIS KERJA
PITYRIASIS VERSIKOLOR
25
PLANNING

Planning Diagnostik :
 Lampu Wood
 Kerokan kulit dengan KOH 20%

26
PLANNING

Planning Terapi
1. Mikonazole krim 2% dioleskan 2x sehari selama 4 minggu
2. Ketokonazol 1 x 200 mg selama 10 hari
3. Cetirizine 1 x 10 mg (jika gatal)

27
PLANNING
Planning Edukasi
 Hindari suasana lembab dan keringat yang berlebihan
 Apabila keringat berlebihan, dianjurkan mandi dan berganti pakaian
 Memakai pakaian longgar dan menyerap keringat
 Pengobatan rutin dan teratur
 Untuk repigmentasi kulit, dibutuhkan waktu cukup lama setelah pengobatan
selesai

06/10/2019 28
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam

29
KESIMPULAN

Pityriasis versicolor merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Malassezia


furfur. Penyakit ini adalah penyakit jamur superfisial yang kronis, biasanya tidak
terdapat keluhan subjektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai
coklat kehitaman. Penyakit ini sering terjadi khususnya di area dada, punggung, perut,
lengan, dan tungkai atas. Kelainan dapat muncul berupa bercak hipopigmentasi
maupun hiperpigmentasi, dengan bentuk teratur sampai tidak teratur, dan batas jelas
sampai difus. Pityriasis versicolor sering dilihat pada remaja, walaupun anak-anak dan
orang dewasa tua tidak luput dari infeksi.

30
TERIMA KASIH .
31
DAFTAR PUSTAKA
Budimulja U. Mikosis. Dalam: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p.89-105.
Goldsmith, L.A. et. al. 2012. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 8th ed. United States:
The McGraw-Hill Companies.
Kartowigno, S. Infeksi Jamur Superfisial. In: Kartowigno, S, ed Sepuluh Besar Kelompok Penyakit
Kulit. Edisi kedua. Palembang: Unsri Press; 2011. hal.41.
Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Murtiastutik, D. et. al. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 2. Surabaya : FK Unair
Siregar, 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC
Sukamawati, T. et. al. 2015. Uji Provokasi Skuama pada Pityriasis versicolor. Bagian Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara. Vol 42 (6)

Anda mungkin juga menyukai