Anda di halaman 1dari 36

Case Report

An. QR 10 TAHUN DENGAN IMPETIGO BULOSA


 

Nur Amaliyah Hayatun (H1AP22040)


Pembimbing : dr. Prima Meidiyanti, Sp.DV
 
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN
RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
Pendahuluan
Penyakit infeksi kulit ini bisa disebabkan oleh
• virus,
• bakteri,
• parasit,
• jamur, dan
• mikroorganisme lainnya.
Salah satu jenis infeksi yang paling banyak dijumpai adalah infeksi
bakteri, di mana organisme yang sering mengakibatkan infeksi bakteri adalah
dari golongan Staphylococcus dan Streptococcus. Infeksi yang biasanya
disebabkan oleh kedua jenis bakteri tersebut biasanya hanya terbatas pada
bagian epidermis dan dapat memberikan gambaran klinis berupa impetigo.
Impetigo

Impetigo Bulosa Impetigo non


dan bulosa

Bakteri
Staphylococcus
aureus merupakan
bakteri yang tersering
menyebabkan
terjadinya impetigo
Laporan Kasus
Laporan Kasus
Laporan Kasus
Keluhan Utama
Bisul berisi nanah yang semakin besar disertai gatal dan nyeri di lengan dan telapak tangan
serta kaki sejak 2 minggu lalu

Perjalanan Penyakit

Pasien datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSMY, sejak 5 hari yang lalu pasien
mengeluhkan muncul bintil berisi air berukuran sebesar kepala jarum disertai dengan gatal di
kedua telapak tangan, keluhan dirasakan perih dan menjalar ke kaki lengan dan badan. Pasien
sering menggaruk bintil-bintil yang berisi cairan tersebut hingga pecah dan berdarah hingga
menjadi keropeng. Bintil semakin menyebar hingga ke kaki. Keluhan gatal dirasa memberat
ketika malam hari sehingga mengganggu kualitas tidur pasien. Keluhan tidak disertai dengan
demam.
Riwayat Penyakit Dahulu

o Riwayat sering bersin jika dingin


o Riwayat asma
o Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal
o Riwayat alergi terhadap makanan disangkal
o Riwayat penyakit alergi obat disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

-
Riwayat Sosioekonomi

Pasien sehari-hari adalah pelajar sekolah


dasar yang tinggal dirumah dan jarang
main keluar rumah.
Pemeriksaan fisik
Status present
Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis

Tanda Vital
Tekanan darah : -
Nadi : 152x/menit
Pernafasan : 26 x/menit
Suhu : 36,4°C
Pemeriksaan Fisik

Status generalis : Tidak ada kelainan


Status Dermatologikus
Regio palmar manus dextra ex
sinistra: Papul eritem, vesikel dan
pustul miliar, diskret sampai
konfluens disertai erosi, skuama
halus dan terdapat krusta
berwarna kemerahan

Regio brachialis sinistra : Regio


brachialis sinistra
Regio cruris sinistra :

Papul eritem unilatelar


Erosi-ekskoriasi soliter

Regio calcamea dextra:

Erosi-ekskoriasi
soliter
Diagnosis

Diagnosis Banding :
• Impetigo Krustosa
• Scabies Impetigenisata
• kandidiasis

Diagnosis Kerja : Impetigo Bulosa


Penatalaksanaan

Non-medikamentosa
• Edukasi mengenai penyakit impetigo bulosa. Penyakit bisa timbul
karena adanya infeksi bakteri dan cara pengobatannya.
• Pemakaian obat yang diberikan harus diberikan rutin sesuai aturan
pakai agar mencapai penyembuhan maksimal.
• Menjaga kebersihan kulit dengan mandi menggunakan sabun yang
tidak mengiritasi lesi
• Pasien dilarang untuk menggaruk bagian yang gatal. Jika dirasa
gatal, pasien disarankan hanya boleh menepuk – nepuk saja.
Medikamentosa

Topikal
Kompres terbuka dengan NaCl 0,9 %m 2 kali sehari selama 5 menit
Krim Mupirocin 2% dioleskan 2 kali sehari selama 7 hari.
Krim Hidrokortison dioleskan 2 kali sehari di lipat siku
 
Sistemik
Tablet Dicloxacillin 4x250mg sehari selama 7 hari.
 
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad Bonam


Quo ad fungsionam : Dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad Malam
Tinjauan Pustaka
Definisi

Impetigo bulosa adalah penyakit kulit pada lapisan superfisial


epidermis yang hampir semua kasusnya disebabkan
oleh bakteri Staphylococcus aureus dan ditandai dengan bula
besar, rapuh, lembek yang dapat pecah dan mengeluarkan
cairan bening atau kuning serta biasanya sembuh dalam dua
sampai tiga minggu tanpa jaringan parut.
Etiologi

Impetigo bulosa disebabkan oleh Staphylococcus aureus,


paling sering tipe 71. Strain ini memiliki toksin yang dapat
menyebabkan Staphylococcal scalded skin syndrome
(SSSS).9 Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram-positif
(ungu) yang berbentuk coccus dan cenderung disusun dalam
kelompok yang digambarkan seperti "anggur".

Organisme ini dapat tumbuh secara aerob atau


anaerob (fakultatif) pada suhu antara 18°C - 40°C,
tumbuh optimum di PH 7,4 dan pada lempeng agar
koloninya berbentuk bulat, berdiameter 1-2 mm,
cembung, buram, mengilat dan konsistensinya
lunak.
Epidemiologi

Impetigo dapat terjadi pada semua ras. Berdasar usia, hal ini
dapat terjadi pada usia berapapun, namun lebih sering pada
neonatus, usia 2 sampai 5 tahun. dan 90% kasus anak di bawah
2 tahun. Insiden puncak terjadinya impetigo bulosa adalah
selama musim panas dan musim gugur. Impetigo juga sering
terjadi pada negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah hal ini terkait dengan ketikmampuan sumber daya..
Patogenesis

• Bakteri penyebab impetigo : Staphylococcus aureus dan S pyogenes, menghuni kulit yang
sehat dan terkadang menjajah daerah hidung, aksila, faring, dan perineum. Kehadiran dan
kolonisasinya menghadirkan berbagai risiko infeksi pada permukaan kulit lainnya. S.
pyogenes hanya dapat menginfeksi kulit yang rusak, jadi lesi yang sudah ada sebelumnya
seperti kudis, varisela, atau eksim dapat mempengaruhi individu untuk superinfeksi dengan
impetigo GAS. Bakteri penyebab impetigo dapat menyebar melalui autoinokulasi dari jari
(garuk), barang-barang seperti handuk, atau pakaian.
Gambaran Klinis
• Kelainan kulit diawali dengan makula
eritematosa yang dengan cepat akan
menjadi vesikel, bula dan bula
hipopion.
• Impetigo bulosa berisi cairan jernih
kekuningan berisi bakteri S.aureus
dengan halo eritematosa.
• Bula bersifat superfisial di lapisan
epidermis, mudah pecah karena
letaknya subkorneal, meninggalkan
skuama anular dengan bagian tengah
eritema (koleret), dan cepat
mengering. Lesi dapat melebar
membentuk gambaran polisiklik.
Diagnosis

Diagnosis klinis didasarkan pada :

• Anamnesis dan

• pemeriksaan fisik

(sangat penting untuk diagnosis impetigo)


Diagnosis

• Gambaran klinis
• Kelainan kulit diawali dengan makula eritematosa
yang dengan cepat akan menjadi vesikel, bula dan
bula hipopion.
• Impetigo bulosa berisi cairan jernih kekuningan
berisi bakteri S.aureus dengan halo eritematosa.
• Bula bersifat superfisial di lapisan epidermis,
mudah pecah karena letaknya subkorneal,
meninggalkan skuama anular dengan bagian
tengah eritema (koleret), dan cepat mengering.
Lesi dapat melebar membentuk gambaran
polisiklik.
Tatalaksana

Non-medikamentosa:
- Menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh, seperti mencuci tangan, linen,
pakaian, dan area yang terkena yang mungkin telah bersentuhan dengan
cairan yang terinfeksi. Luka dapat ditutup dengan perban untuk membantu
mencegah penyebaran melalui kontak.  (loadsman)
- Menghindari faktor predisposisi
- Memperkuat daya tahan tubuh
Medikamentosa
1. Topikal:
Bila banyak pus atau krusta: kompres terbuka dengan permanganas kalikus
1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol o/oo, larutan povidone iodin 1%, dilakukan
3x sehari masing-masing ½ -1 jam selama keasdaan akut.
Bila tidak tertutup pus atau krusta: salep/krim asam fusidat 2%, mupirocin krim
2%, dioleskan 2-3x sehari, selama 7-10 hari.
2. Sistemik: minimal selama 7 hari
Lini Pertama
Kloksasilin/dikloksasilin: dewasa 4x250-500 mg/hari PO;
anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis
Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-500
mg/hari; anak-anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dam 3 dosis
Cephalexin 2 x 500 mg pada dewasa, pada anak 25
mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis

Lini Kedua
Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1) dilanjutkan 1x250 mg
(hari 2-5)
Klindamisin 15 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis
Eritromisin 2 x 500 mg pada dewasa, pada anak 40
mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis;
Prognosis

Tanpa pengobatan, infeksi sembuh dalam 14-21 hari. Sekitar 20%


kasus sembuh secara spontan. Dengan pengobatan, penyembuhan
terjadi dalam 10 hari.  Jaringan parut jarang terjadi tetapi beberapa pasien
mungkin mengalami perubahan pigmentasi, beberapa pasien mungkin
mengalami ektima, dan neonatus dapat mengembangkan meningitis.
Pembahasan
Impetigo bulosa adalah penyakit kulit yang hampir semua kasusnya
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan ditandai dengan bula
besar, rapuh, lembek yang dapat pecah dan mengeluarkan cairan bening
atau kuning serta biasanya sembuh dalam dua sampai tiga minggu tanpa
jaringan parut.
Pada pasien ini ditegakan diagnosis impetigo vesikobulosa
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yaitu :
Anamnesis :
Perdileksi lesi terjadi di ekstremitas atas dan bawah
Nikolsky sign (-)
Adanya keluhan lesi berupa pustul hingga bulla
Pecah dan mengering menyisakan beberapa plak eritem dengan skuama
Pada pemeriksaan fisik, status dermatologis didapatkan Regio manus dextra
didapatkan makula hipopigmentasi, mulitple, milier, irregular; Regio manus sinistra et cruris
dextra didapatkan patch hipopigmentasi, mulitple, milier-numular, irregular dan pustul,
multiple, milier, diskret; Regio cruris sinistra didapatkan patch hipopigmentasi, mulitple,
milier-numular, irregular dan bula purulen, berjumlah 2, irreguler, disertai krusta coklat, tipis,
dan sulit dilepas; Regio plantaris pedis dextra et sinistra didapatkan plak eritem, soliter,
plakat, irregular, konflues disertai skuama kecoklatan, tipis, selapis, dan kering dan bula
purulen, multipel, numular, irregular disertai krusta kuning bercampur darah, tebal, dan sulit
dilepas, dan erosi-ekskoriasi, multiple, numuler-plakat, irreguler.

Pada pemeriksaan penunjang berupa pewarnaan Gram didapatkan:


Tampak bakteri gram positif berkelompok
.
Adanya lesi berupa bula hipopion pada pasien merupakan indikasi
pemberian kompres terbuka berupa NaCl 0,9 % sebanyak 3 kali
sehari selama 10 menit. Pemberian antibiotik topikal berupa Krim
Mupirocin 2% dioleskan 2 kali sehari selama 7 hari dan antibiotik
sistemik berupa tablet Dicloxacillin 4x250mg sehari selama 7 hari.
Kesimpulan
Kesimpulan
Impetigo bulosa adalah penyakit kulit yang hampir semua kasusnya disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus dan ditandai dengan bula besar, rapuh, lembek yang dapat pecah dan
mengeluarkan cairan bening atau kuning serta biasanya sembuh dalam dua sampai tiga minggu
tanpa jaringan parut.
Impetigo dapat terjadi pada semua ras. Lebih sering pada usia 2 sampai 5 tahun. Impetigo
juga sering terjadi pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah hal ini terkait
dengan ketikmampuan sumber daya. Etiologi impetigo bulosa disebabkan oleh Staphylococcus
aureus, paling sering tipe 71. Strain ini memiliki toksin yang dapat menyebabkan Staphylococcal
scalded skin syndrome (SSSS).

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko impetigo meliputi usia, kontak jarak dekat, cuaca,
kulit rusak, kondisi kesehatan lainnya. Impetigo bulosa dimulai dengan vesikel kecil yang menjadi
bula lembek. Toksin eksfoliatif A yang dihasilkan oleh S. aureus menyebabkan hilangnya adhesi
sel pada epidermis superfisial. Bula berisi cairan bening atau kuning yang akhirnya berkembang
menjadi purulen atau gelap.
Gambaran klinis impetigo vesikobulosa sering ditemukan di daerah
selangkangan, ekstremitas, dada, punggung, dan daerah yang tidak tertutup
pakaian. Kelainan kulit diawali dengan makula eritematosa yang dengan cepat
akan menjadi vesikel, bula dan bula hipopion. Impetigo bulosa berisi cairan
jernih kekuningan berisi bakteri S.aureus dengan halo eritematosa.
Pada pasien impetigo bulosa dapat di tatalaksana dengan non-
medikamentosa yaitu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh , menghindari
faktor predisposisi, memperkuat daya tahan tubuh dan medikamentosa
dengan kompres terbuka, antibiotik topikal dan sistemik. Prognosis impetigo
bulosa pada umumnya baik jika ditangani secara adekuat dan tergantung
faktor penyebabnya
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai