Anda di halaman 1dari 25

REFLEKSI KASUS

EKTIMA
1

DETRY KALALEMBANG

DPK :DR. GABRIEL ERNY WIDYANTI,

SP.KK.,M.KES

STATUS PASIEN
2

Nama

: Ny. AS
Usia
:34 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Kunjungan ke klinik: 22 Agustus 2016

ANAMNESIS
3

Keluhan Utama

Gatal-gatal, bagian tungkai bawah kanan dan kiri


bernanah dan luka
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan gatal-gatal dirasakan sudah sejak kurang
lebih 2 bulan. Gatal yang dirasakan hilang timbul,
dan waktu timbulnya tidak menentu. Pada bagian
tungkai bawah kanan dan kiri sampai ke paha ada
yang bernanah dan sering digaruk sehingga luka dan
kadang-kadang berdarah. Pasien sudah melakukan
pengobatan dengan salap tetapi tidak membaik.

ANAMNESIS
4

Riwayat penyakit Dahulu

:Pasien tidak pernah menderita hal yang

sama sebelumnya
Riwayat Operasi : pasien pernah operasi laparatomi
Riwayat Alergi

: tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga:keluarga ada yang sedang gatal-gatal


Riwayat Pengobatan : Benoson
Gaya Hidup

: Pasien memiliki kebiasaan mandi 2x sehari (kadangkadang), dan tidak berganti-ganti barang pribadi dengan orang lain

PEMERIKSAAN FISIK
5

Pemeriksaan Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Gizi

: Cukup
Nadi dan RR : Kepala : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Thorak : Sesuai status lokalis
Aksilla : Sesuai status lokalis
Abdomen : Sesuai status lokalis
Ektremitas : Sesuai status lokalis

PEMERIKSAAN FISIK
6

Ujud Kelainan
Kulit

Pada tungkai bawah


kanan dan kiri serta
paha: terdapat patch
hiperpigmentasi,
berbatas tegas, diskret,
patch eritem, berbatas
tegas, krusta, skuama

DIAGNOSIS BANDING &


DIAGNOSIS
7
Diagnosis Banding

Ektima, Impetigo
Krustosa,
Folikulitis

Diagnosis

Scabies

TATALAKSANA
8

Antibiotik

R/ Tab Eritromisin 500 mg No.XXVIII


S 4 dd tab I
Topikal

R/ Cream Asam Fusidat 2% tube No.I


S 3 ddue

EDUKASI
9

Jaga kebersihan tubuh


Makan makanan bergizi

RESUME
10

Pasien,34 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan


keluhan merasakan gatal dan ada luka serta bernanahpada
tungkai bawah kanan dan kiri serta paha.Keluhan
dirasakan sudah sejak kurang lebih 2 bulan. Gatal yang
dirasakan hilang timbul, dan waktu timbulnya tidak
menentu. Pasien sudah melakukan pengobatan dengan
salap tetapi tidak membaik. Pemeriksaan UKK tampak
pada tungkai bawah kanan dan kiri serta paha: terdapat
patch hiperpigmentasi, berbatas tegas, diskret, patch
eritem, berbatas tegas, krusta, skuama.

DEFINISI
11

Ektima adalah pioderma kulit

ulseratif
yang
umumnya
disebabkan oleh streptokokus
beta hemolitikus. Penyebab
lainnya bisa Stafilokokus atau
kombinasi dari keduanya.
Menyerang epidermis dan
dermis
membentuk
ulkus
dangkal yang ditutupi oleh
krusta
berlapis,
biasanya
terdapat pada tungkai bawah.

EPIDEMIOLOGI
12

Insiden ektima di seluruh dunia tepatnya tidak diketahui


Frekuensi terjadinya ektima berdasarkan umur biasanya

terdapat pada anak-anak dan orang tua, tidak ada


perbedaan ras dan jenis kelamin (pria dan wanita sama).
Pada anak-anak kebanyakan terjadi pada umur 6 bulan
sampai 18 tahun Prevalensi skabies di Indonesia menurut
Depkes RI berdasarkan data dari puskesmas seluruh
Indonesia tahun 2008 adalah 5,6%-12,95%.
Dari hasil penelitian epidemiologi didapatkan bahwa
tingkat kebersihan dari pasien dan kondisi kehidupan
sehari-harinya merupakan penyebab yang paling terpenting
untuk perbedaan angka serangan, beratnya lesi, dan
dampak sistemik yang didapatkan pada pasien ektima.

ETIOLOGI
13

Ektima

merupakan pioderma
ulseratif pada kulit yang umumnya
disebabkan oleh Streptococcus hemolyticus grup A

PATOGENESIS
14

Staphylococcus aureus dan Staphylococcus pyogenes


beberapa toksin menyebabkan kerusakan lokal atau gejala
sistemik dimediasi oleh superantigens (SA) bekerja dengan
cara berikatan langsung pada molekul HLA-DR (Mayor
Histocompability Complex II (MHC II)) pada antigen-presenting
cell tanpa adanya proses antigen. Walaupun biasanya antigen
konvensional memerlukan interaksi dengan kelima elemen dari
kompleks reseptor sel T, superantigen hanya memerlukan
interaksi dengan variabel dari pita B. Aktivasi non spesifik dari
sel T menyebabkan pelepasan masif Tumor Necrosis Factor-
(TNF-), Interleukin-1 (IL-1), dan Interleukin-6 (IL-6) dari
makrofag. Sitokin ini menyebabkan gejala klinis berupa demam,
ruam erythematous, hipotensi, dan cedera jaringan. 3

GAMBARAN KLINIS
15

Penyakit ini dimulai dengan suatu vesikel atau pustul di

atas kulit yang eritematosa, membesar dan pecah (diameter


0,5 3 cm) dan beberapa hari kemudian terbentuk krusta
tebal dan kering yang sukar dilepas dari dasarnya.
Biasanya terdapat kurang lebih 10 lesi yang muncul. Bila
krusta terlepas, tertinggal ulkus superficial dengan
gambaran punched out appearance atau berbentuk cawan
dengan dasar merah dan tepi meninggi.
Lesi cenderung menjadi sembuh setelah beberapa minggu
dan meninggalkan sikatriks.
Biasanya lesi dapat ditemukan pada daerah ekstremitas
bawah, wajah dan ketiak

GAMBARAN KLINIS
16

Lesi tipikal ektima pada ektremitas


bawah

Tahapan ektima. Lesi dimulai sebagai sebuah


pustule yang kemudian pecah membentuk
ulkus.

DIAGNOSIS
17

1. Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan luka pada anggota gerak bawah.
Pasien biasanya menderita diabetes dan orang tua yang tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.2,4
Anamnesis ektima, antara lain2:
Keluhan utama. Pasien datang dengan keluhan berupa luka.
Durasi. Ektima dapat terjadi dalam waktu yang lama akibat trauma
berulang, seperti gigitan serangga.
Lokasi. Ektima terjadi pada lokasi yang relatif sering trauma berulang,
seperti tungkai bawah.
Perkembangan lesi. Awalnya lesi berupa pustul kemudian pecah
membentuk ulkus yang tertutupi krusta
Riwayat penyakit sebelumnya. Misalnya, Diabetes melitus dapat
menyebabkan penyembuhan luka yang lama.

DIAGNOSIS

2. Pemeriksaan Fisik
Effloresensi ektima awalnya berupa pustul kemudian
pecah membentuk ulkus yang tertutupi krusta.

Krusta coklat berlapis lapis pada ektima

Pada Lesi ektima yang diangkat


krustanya akan terlihat ulkus yang
dangkal

DIAGNOSIS

3. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan gram dan kultur
- Bahan untuk pemeriksaan bakteri sebaiknya diambil dengan
mengerok tepi lesi yang aktif. Pemeriksaan dengan gram
merupakan prosedur yang paling bermanfaat dalam mikrobilologi
- Pada pemeriksaan mikroskopik, reaksi gram (biru-keunguan
menunjukkan organisme gram positif, merah gram negatif), dan
morfologi bakteri (bentuk: kokus, batang, fusiform atau yang lain)
harus diperhatikan.
- Pada kultur atau biakan, kebanyakan streptokokus tumbuh
dalam pembenihan padat sebagai koloni discoid dengan diameter
1-2 mm. Strain yang menghasilkan bahan simpai sering
membentuk koloni mukoid.2

DIAGNOSIS BANDING
20

1. Folikulitis, didiagnosis banding dengan ektima


sebab predileksi biasanya di tungkai bawah dengan
kelainan berupa papul atau pustul yang eritematosa.
Perbedaannya, pada folikulitis, di tengah papul atau
pustul terdapat rambut dan biasanya multiple.1,2,3

Folikulitis superfisialis. Pustul multiple terlihat pada daerah jenggot .

DIAGNOSIS BANDING

2. Impetigo krustosa, didiagnosa banding dengan ektima karena


memberikan gambaran Effloresensi yang hampir sama berupa lesi yang
ditutupi krusta. Bedanya, pada impetigo krustosa lesi biasanya lebih
dangkal, krustanya lebih mudah diangkat, dan tempat predileksinya
biasanya pada wajah dan punggung serta terdapat pada anak-anak
sedangkan pada ektima lesi biasanya lebih dalam berupa ulkus,
krustanya lebih sulit diangkat dan tempat predileksinya biasanya pada
tungkai bawah serta bisa terdapat pada usia dewasa muda

Impetigo. Eritema dan krusta pada seluruh


daerah centrofacial

TATALAKSANA
22

PROGNOSIS
23

Ektima sembuh secara perlahan, tetapi biasanya


meninggalkan jaringan parut (skar).

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A. Pioderma, Dalam: Djuanda A,eds. Ilmu Penyakit

Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: FKUI; 2008. p. 57-60.


Loretta D. Ecthyma. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com.
Craft N, et al. Superficial Cutaneous Infections and Pyoderma,
In: Wolff Klause, Goldsmith Lowell, Katz Stephen, eds.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th ed. New
York: McGraw-Hill Companies; 2008. p. 1694-701.
Cevasco N.C. Common Skin Infection, Bacterial Infection.
Available from: URL: http://www.clevelandclinicmeded.com
Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUP Sanglah Denpasar tahun 2007.

25

Anda mungkin juga menyukai