Anda di halaman 1dari 44

CASE REPORT SESSION

IMPETIGO VESIKOBULOSA
Presentan :
Awit Raisa Arifin
Tria Wijayanti

Preseptor :
Deis Hikmawati, dr., Sp.KK, M.Kes
Identitas Pasien
• Nama : An. J
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 5 tahun
• Alamat : Baleendah
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Sunda
• Tanggal Pemeriksaan : 16 Januari 2017
Anamnesa
• Keluhan utama :
Nyeri kemerahan disertai bruntus berisi
nanah di sekitar lipat lutut kaki kiri.
Orang tua pasien mengatakan pasien mengeluhkan nyeri
kemerahan disertai bruntus berisi nanah pada lipat lutut kaki
kiri sejak 1 minggu yang lalu. Bruntus tersebut benjolan kecil
yang berisi nanah dan memiliki titik kuning pada bagian
tengahnya. Kulit di sekitar benjolan memerah dan terasa nyeri
dan terkadang juga terasa gatal. Keluhan disertai dengan
riwayat demam 2 hari.
Orang tua pasien mengatakan keluhan ini timbul secara
perlahan-lahan diawali dengan bruntus kemerahan.
Orang tua pasien mengatakan sebelumnya pasien
berenang dikolam renang umum, dan setelah berenang
beberapa hari kemudian keluhan muncul. Ini merupakan
keluhan yang pertama kali dan belum pernah diobati. Orang
tua pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang mengalami
hal yang sama seperti ini.
Orang tua pasien mengatakan tidak adanya
keluhan yang sama pada bagian tubuh lainnya pada
pasien dan menyangkal adanya benjolan berisi cairan
bening. Orang tua pasien menyangkal terdapat kemerahan
atau luka seperti lepuhan kering di bagian wajah, lubang
hidung, sekitar mulut, ketiak, dada, punggung. Menyangkal
luka pada tungkai bawah dengan dasar borok.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

• Keadaan umum : Tampak sakit ringan


• Kesadaran : Compos Mentis
• Gizi : Baik
• TD : Dalam batas normal
• Nadi : Dalam batas normal
• Respirasi : Dalam batas normal
• Suhu : Dalam batas normal
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera Ikterik
-/-.
• Hidung : Sekret -/-, krusta -/-.
• Telinga : Sekret -/-.
• Mulut : Mukosa oral basah, krusta -/-.
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening(-)
• Thoraks : Dalam batas normal.
• Abdomen : Dalam batas normal.
• Ekstremitas : abnormalitas pada kuku -/-
• Kulit : Status dermatologi
Status Dermatologikus
a. Distribusi lesi : lokalized
b. Ad regio : Kaki kiri
c .Karakteristik lesi :
Jumlah : Lesi soliter
Bentuk : bulat
Ukuran : 2D ( 0,5 x 0,5) 3D (0,3 cm x 0,3 cm x 0,2
cm )
Batas : Berbatas tegas, elevated, kering
• d. Efloresensi :
• Primer : Makula eritem, Pustule
• Sekunder : (-)
• Khusus : (-)
Resume
An. J 5 th datang dengan eritem disertai pustul pada
kaki kiri sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai
dengan nyeri dan terkadang gatal pada kaki. Keluhan
muncul setelah pasien berenang di kolam renang umum.
Sebelumnya belum pernah di obati. Terdapat demam 2
hari. Tidak terdapat keluhan di tempat lain.
Usulan Pemeriksaan
1. Pewarnaan gram
2. Kultur bakteri
Diagnosis Banding
1. Impetigo
2. Folikulitis superfisialis
3. Furunkel
4. Karbunkel
Diagnosis Kerja
• Impetigo
Terapi
• Pirotop cream tube 1
• Cefadroxil syr 3 x 1
• Cetirizine syr 2 x 1
Prognosa
• Quo ad Vitam : ad bonam
• Quo ad Functionam : ad bonam
• Quo ad Sanationam : Dubia
PYODERMA
Definisi
• Pioderma adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
Staphylococcus, Streptococcus, atau kedua-duanya.
Etiologi
• Staphylococcus aureus
• Streptococcus B hemolyticus,
Faktor predisposisi
• Higiene yang kurang.
• Menurunnya daya tahan tubuh kekurangan gizi,
anemia, penyakit kronik, neoplasma ganas, diabetes
mellitus.
• Telah ada penyakit lain di kulit.
Klasifikasi
• Pioderma primer  Infeksi terjadi pada kulit yang normal.
Gambaran klinisnya tertentu, penyebabnya biasanya satu
macam mikroorganisme.

• Pioderma sekunder  Gambaran klinisnya tidak khas.


Jika penyakit kulit disertai pioderma sekunder disebut
impetigenisata
Bentuk Pioderma
1. IMPETIGO
2. FOLIKULITIS
3. FURUNKEL/KARBUNKEL
4. EKTIMA
5. PIONIKIA
6. ERISIPELAS
7. SELULITIS
8. PLEGMON
9. ULKUS PIOGENIK
10. ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT
11. HIDRAADENITIS
12. STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME
IMPETIGO
1. Impetigo
• Impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas pada
epidermis)
• Klasifikasi Impetigo :
1. Impetigo Krustosa
2. Impetigo Bulosa
3. Impetigo Neonatorum
Impetigo Krustosa
• Sinonim :Impetigo kontangiosa, impetigo vulgaris, impetigo
Tillbury Fox.
• Etiologi: Sreptococcus B hemolyticus.
• Gejala Klinis
• Tidak disertai gejala umum, hanya terdapat pada anak.
• Tempat predileksi di muka, yakni di sekitar lubang hidung
dan mulut
• eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga
menjadi krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika
dilepaskan tampak erosi di bawahnya. Sering krusta
menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah.
• Komplikasi: glomerulonefritis(2-5%)
• Diagnosis Banding: Ektima dan varisela
• Pengobatan:
• Jika krusta sedikit  dilepaskan dan diberi salep
antibiotic.
• Kalau banyak  antibiotik sistemik, terapi dilakukan 7-
10 hari. Untuk membersihkan krusta dapat dilakukan
kompres 1-2x/hari. Setelah bersih diberi salep
kombinasi basitrasin dan polimiksin B.
Impetigo Krustosa
Impetigo Neonatorum
Penyakit ini merupakan penyakit varian impetigo bulosa
yang terdapat pada neonates.
• Gejala klinis
Kelainan kulit serupa impetigo bulosa hanya lokasinya
menyeluruh, dapat disertai demam.
• Diagnosis Banding
Sifilis congenital.
• Pengobatan
Antibiotik harus diberikan secara sistemik. Topikal dapat
diberikan bedak salisil 2%.
Impetigo Bulosa
• Definisi
• Impetigo vesikobulosa adalah penyakit infeksi piogenik
akut kulit yang mengenai epidermis super fisial,
bersifat sangat menular.
• Impetigo sering menyerang anak- anak terutama di
tempat beriklim panas dan lembap.
• Sinonim: Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet
• Etiologi: Staphylococcus aureus.
• Epidemiologi
• Impetigo dapat terjadi pada semua ras.
• Lebih sering dijumpai pada laki-laki, dan pada usia 2
sampai 5 tahun.
• Impetigo bulosa paling sering dijumpai pada neonatus
dan bayi,
• 90% kasus anak di bawah 2 tahun
Etiologi
Impetigo vesikobulosa disebabkan oleh Staphylococcus
aureus.
Faktor predisposisi :
• higiene buruk
• Malnutrisi
• lingkungan kotor
• Musim panas dengan banyak debu
• Patofisiologi
• Impetigo vesikobulosa disebabkan oleh eksotoksin
Staphylococcus aureus yang masuk melalui kulit terluka
menyebabkan lepasnya adhesi dermis superfisial yang
menimbulkan lepuh dan menyebabkan terkelupasnya
kulit dengan membelahnya sel granular epidermis.
• Gejala Klinis
• Dapat timbul gejala konstitusi (malaise dan
demam).
• Tempat predileksi: ketiak, dada, punggung, atau
daerah yang tidak tertutup pakaian, sering
bersama-sama miliaria.
• Terdapat pada anak, bayi dan orang dewasa.
• Eritema, bula, Kadang-kadang waktu penderita
datang berobat, vesikel atau bula telah memecah
sehingga yang tampak hanya koleret dan dasarnya
masih eritematosa, erosi dan ekskoriasi.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pewarnaan Gram: adanya bakteri S. aureus, tampak
kuman coccus berkelompok seperti anggur
2. Kultur Cairan: adanya Staphylococcus beta
hemolyticus grup A
3. Histopatologi: vesikel formasi subkorneum atau
stratum granulosum, sel akantolisis, edema papila dermis,
serta infiltrat limfosit dan neutrofil di sekitar pembuluh
darah pada pleksus superfisial
Tatalaksana

Non-medikamentosa
1. Menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh
2. Menghindari faktor predisposisi
3. Memperkuat daya tahan tubuh

Medikamentosa
• Topikal: mupirocin krim 2%, asam fusidat krim 2%, atau tetrasiklin
krim atau salep, kompres NaCl 0,9%
• Oral: eritromisin 2 x 500 mg pada dewasa, pada anak 40
mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis; atau amoksisilin-klavulanat 3 x 500
mg pada dewasa, pada anak 25 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis; atau
cephalexin 2 x 500 mg pada dewasa, pada anak 25 mg/KgBB/hari
dibagi 4 dosis
Prognosis
• Impetigo vesikobulosa bukan penyakit yang
mengancam nyawa jika faktor risiko dihindari dan segera
diobati. Jika ada faktor risiko seperti higiene atau daya
tahan tubuh rendah, angka kekambuhan cukup tinggi.
Prognosis umumnya baik.
FOLIKULITIS
Folikulitis
• Radang folikel rambut
• Etiologi: biasanya Staphylococcus aureus
• Klasifikasi:
1.Folikulitis superfisialis: terbatas di dalam epidermis
2.Folikulitis profunda: sampai ke subkutan
Folikulitis Superfisialis (Impetigo Bockhart)
• Sinonim: Impetigo Bockhart

• Merupakan peradangan yang terbatas pada muara


rambut.

• Faktor Predisposisi:
Lingkungan yang lembab.
Higiene yang kurang.
Menurunnya daya tahan tubuh
• Etiologi: biasanya Staphylococcus aureus

• Manifestasi Klinis:
Lesi berupa pustul kecil seperti kubah pada lubang
muara rambut, sehingga pada pustulnya sering disertai
rambut di tengahnya dan kulit di sekitarnya tampak
kemerahan.
Sakit
Gatal

• Tempat yang sering dikenai: scalp, beard area, axillae,


extremities, buttock.
• Diagnosis:
untuk memastikan diagnosis klinis dapat dilakukan
pemeriksaan Gram serta biakan.
Pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan karena diagnosis
dapat ditegakkan dengan gambaran klinis.
• Pengobatan:
Antibiotika Topikal
mupirosin, neomisin-basitrasin
Antibiotika Sistemik
golongan penisilin, eritromisin, sefalosporin
Atasi yang menjadi faktor predisposisinya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai