PENDENGARAN
AKIBAT BISING
PEMBIMBING :
dr. Emilia Salfi, Sp.THT-KL
5. AUSKULTASI
• Dada : DBN
• Perut : DBN
STATUS DERMATOLOGIS
Leher bagian
regional Tidak Teratur
belakang
Sama dengan
Tidak khas Miliar, lentikuler,
permukaan kulit
G. EFLORESENSI H. RUAM KUKU
SEKUNDER :
skuama halus
I. RUAM J. RUAM
RAMBUT PALPASI KULIT
GENETALIA
Pemeriksaan menggunakan
kerokan kulit dengan KOH 10%
Sinar wood
DIAGNOSIS SEMENTARA
“ TINEA VERSIKOLOR ’’
DIAGNOSIS BANDING
1. TINEA VERSIKOLOR
2. VITILIGO
3. PITIRIASIS ALBA
PENATALAKSANAAN
Umum (Edukasi)
Edukasikan kepada pasien untuk :
• menjaga kebersihan tubuh
• Menjaga badan agar selalu kering dan tidak
berkeringat
• Menghindari pemakaian pakaian berulang
• Langsung mandi setelah berkeringat
• Menghindari pemakaian pakaian yang tidak
menyerap keringat
PENATALAKSANAAN
Khusus
Non Farmakologi
Mandi menggunakan sabun bayi
Farmakologi
1. Topikal
• R/ cream miconazole 2% 10 gram tube No. I
s 2 dd ue applic part dol
2. Sistemik
Antijamur :
R/ Ketokonazol tab 200mg No VII
s 1 dd tab 1
Antihistamin :
R/ Cetirizine 10 mg No VII
s 1 dd tab 1
PROGNOSIS
dubia ad bonam
TINEA
VERSIKOLOR
1. DEFINISI
Tinea versikolor adalah infeksi jamur
superfisial yang yang ditandai dengan
adanya makula pada kulit, skuama halus
disertai rasa gatal.
2. ETIOLOGI
Malassezia furfur (sebelumnya dikenal dengan
nama Pityrosporum ovale, P. orbiculare)
adalah jamur lipofilik yang normal terdapat
pada keratin kulit dan folikel rambut.
3. EPIDEMIOLOGI
Tinea Vesikolor merupakan penyakit universal,
terutama ditemukan pada daerah tropis. Tidak dapat
perbedaan berdasarkan jenis kelamin, tetapi dapat
perbedaan kerentanan pada usia. Banyak ditemukan
pada remaja dan dewasa muda, jarang pada anak-anak
dan orang tua. Di Indonesia, kelainan ini merupakan
penyakit yang terbanyak ditemukan di antara berbagai
penyakit kulit akibat jamur.
4. FAKTOR RESIKO
Kurangnya menjaga kebersihan
• Keringat yang banyak dan keadaan yang basah
• Hamil
• Malnutrisi
• Luka bakar
• Terapi steroid
• Supressed imune system
• Kontrasepsi
• Suhu panas
• kelembapan
5. DIAGNOSIS
5.1. ANAMNESIS
• Pruritus diperberat saat berkeringat
• Pasien mengeluhkan timbulnya bercak-bercak
putih pada kulitnya
Dubia ad bonam
VITILIGO
1. DEFINISI
Vitiligo adalah kelainan kulit akibat
gangguan hipopigmentasi dengan
gambaran berupa bercak-bercak putih yang
berbatas tegas.
2. ETIOLOGI
Penyebab vitiligo belum diketahui, diduga
suatu penyakit herediter yang diturunkan
secara autosomal dominan. Berbagai
faktor pencetus sering dilaporkan,
misalnya krisis emosi dan trauma fisis.
3. EPIDEMIOLOGI
• Umur : semua umur, palig banyak 20-40
tahun
• Jenis Kelamin : lebih sering pada wanita
• RAS : lebih banyak pada kulit hitam
• Daerah : Tropis
4. Faktor Resiko/Pencetus
• Lebih beresiko pada penderita yang diketahui autoimun
• Pada Ras kulit hitam
• Faktor genetic, sebanyak 18%-36% pasien mempunyai pola familial
• Tekanan emosional berat : kehilangan orang yang dicintai,
kehilangan pekerjaan, perceraian, masalah sekolah, perpindahan
sekolah atau kota
• Penyakit penyakit internal seperti gangguan autoimun, misalnya :
tiroid, anemia pernisiosa, diabetes mellitus, lebih banyak dialami
oleh populasi vitiligo dibandingkan dengan populasi umum.
• Penyakit-penyakit kulit, sebanyak 14% kasus vitiligo dimulai dari
suatu halo nevus.
5. DIAGNOSA
5.1 ANAMNESIS
• Pasien tidak mengeluhkan rasa gatal
ataupun nyeri, hanya mengeluhkan timbul
bercak putih pada kulit yang biasanya dimulai
dari bintik bintik putih kemudian meluas.
• Segmental
Makula unilateral pada satu area, dengan distribusi menurut
determatom misalnya satu tungkai.
• Mukosal
Hanya melibatkan lokasi pada membran mukosa.
2. Generalisata
• Akrofasial
Depigmentasi hanya terjadi di bagian distal ekstremitas dan
muka, merupakan stadium mula vitiligo yang generalisata.
• Vulgaris
Makula tanpa pola tertentu di banyak tempat.
• Campuran
Depigmentasi terjadi menyeluruh atau hampir menyeluruh
merupakan vitiligo total.1
10. PENATALAKSANAAN
• tabir surya (SPF15-30)
• Covermark
• Kortikosteroid
• pemaparan UV-A
• Minigrafting
• Depigmentation
11. EDUKASI
• Menjelaskan pada pasien untuk menjauhi paparan
sinar matahari yang terik bisa dengan memakai
pakaian panjang agar lesi tertutup.
• Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini harus
diobati dengan sabar dan tekun dalam melakukan
pengobatannya.
12. KOMPLIKASI
• Kekurangan melanin akan menyebabkan kulit rentan
terhadap pengaruh sinar matahari sehingga mudah
terbakar dan mempertinggi risiko kanker kulit.
• Kekurangan pigmen pada mata dapat menyebabkan
inflamasi pada bagian iris
• Penurunan kemampuan pendengaran. Kondisi ini
umunya terjadi pada kasus vitiligo yang bersifat
keturunan
13. PROGNOSIS
2. Vitiligo
3. Psoriasis
9. PENATALAKSANAAN
Memakai sunblock supaya terhindar dari paparan
sinar matahari langsung
Antibiotik
Antiinflamasi
hidrokortison dan krim emolien Misalnya likuor
karbones detergens 3-5% dalam krim atau salep.
10. KOMPLIKASI
Dubia ad bonam
TERIMAKASIH