Anda di halaman 1dari 13

REFLEKSI KASUS JUNI , 2019

Pityriasis Sicca

Disusun Oleh:

Achmad Rizaldy
N 111 18 062

PEMBIMBING KLINIK
dr. DIANY NURDIN Sp. KK, M.kes

PROGRAM PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

1
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An.N
Umur : 12 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tolai
Agama : Hindu
Status Pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal pemeriksaan : 26 juni 2019
Ruangan : Poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata

II. ANAMNESIS
Keluhan utama :
Gatal pada kulit kepala sejak 4 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang :
Seorang anak perempuan usia 12 tahun datang ke poliklinik Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada kulit kepala yang
dirasakan sejak 4 tahun yang lalu. Awalnya muncul rasa gatal pada kulit kepala
yang penyebabnya tidak diketahui oleh pasien, setelah pasien menggaruk rasa
gatal tersebut tidak menghilang. Saat pasien menggaruk terjadi pengelupasan kulit
pada daerah kulit kepala yang digaruk, berwarna putih kekuningan, berminyak
dan berbau tidak sedap. Awalnya kulit yang terkelupas hanya sedikit tetapi lama-
kelamaan semakin banyak. Pasien sudah pernah melakukan pengobatan dengan
mengoleskan salep sebelumnya. Saat ditanyakan, pasien lupa salep yang
digunakan. Tidak terdapat kerontokan rambut.

2
Riwayat penyakit dahulu :

Pasien belum pernah mengalami hal yang sama seperti ini sebelumnya. Tidak
ada riwayat alergi.

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalisata
Keadaan umum : sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Status gizi : tidak dilakukan penghitungan IMT
Berat Badan : 38 kg
b. Vital Sign
Tekanan darah : tidak dilakukan pengukuran
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 16 kali/menit
Suhu : tidak dilakukan pengukuran
c. Status Dermatologis
Lokalisasi:
1. Kepala : Terdapat skuama halus berwarna putih
kekuningan berminyak disertai pruritus diseluruh
kulit kepala.
2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
3. Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
4. Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
5. Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
6. Genitalia : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
7. Bokong : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
8. Ekstremitas atas : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

3
9. Ekstremitas bawah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

IV. GAMBAR

Gambar 1. Terdapat skuama halus berwarna putih kekuningan berminyak


yang tersebar pada daerah kulit kepala.

4
V. RESUME
Pasien seorang anak perempuan usia 12 tahun datang ke poliklinik kulit
dan kelamin dengan keluhan gatal pada kulit kepala yang kemudian disertai
pengelupasan kulit kepala berwarna putih kekuningan dan berminyak. Gatal
bertambah saat pasien menggaruk kepala, pasien mengeluhkan kulit kepalanya
berminyak. Ditemukan skuama putih kekuningan berminyak pada daerah kulit
kepala.

VI. DIAGNOSA KERJA


Pityriasis Sicca

VII. DIAGNOSA BANDING


 Dermatitis seboroik
 Tinea capitis
 Scalp psoriasis

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN


 Pemeriksaan KOH : untuk menyingkirkan diagnose banding tinea atau
infeksi jamur . Terlihat gambaran hifa sebagai dua garis sejajar
terbagi oleh sekat dan bercabang maupun spora berderet (artrospora)
pada Tinea (Dermatofitosis)
 Pemeriksaan Lampu wood untuk menyingkirkan diagnosis banding

IX. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
 Mengurangi stress
 Kurangi makan makanan yang banyak mengandung minyak
 Menjaga kebersihan kulit kepala dengan menggunakan shampo secara
rutin

5
b. Medikamentosa
 Shampo seleniumsulfida 1-2,5%
 Anti histamin sistemik : Cetirizine 10 mg 1 x 1
 Antijamur Topikal : ketokonazole 2% 5 gr 2x sehari, pagi dan sore
setelah mandi
 Antijamur sistemik : ketoconazole tab 1 x 1

X. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam : ad bonam
b. Qua ad fungtionam : ad bonam
c. Qua ad sanationam : ad bonam
d. Qua ad cosmetikam : ad bonam

6
PEMBAHASAN

Seorang anak perempuan usia 12 tahun datang ke poliklinik Kesehatan


Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada kulit kepala yang
dirasakan sejak 4 tahun yang lalu. Awalnya muncul rasa gatal pada kulit kepala
yang penyebabnya tidak diketahui oleh pasien, setelah pasien menggaruk rasa
gatal tersebut tidak menghilang. Saat pasien menggaruk terjadi pengelupasan kulit
pada daerah kulit kepala yang digaruk, berwarna putih kekuningan, berminyak
dan berbau tidak sedap. Awalnya kulit yang terkelupas hanya sedikit tetapi lama-
kelamaan semakin banyak. Pasien sudah pernah melakukan pengobatan dengan
mengoleskan salep sebelumnya. Saat ditanyakan, pasien lupa salep yang
digunakan. Tidak terdapat kerontokan rambut.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada status dermatologis diregio capitis
: terdapat skuama halus berwarna putih kekuningan berminyak disertai pruritus
diseluruh kulit kepala. Dari hasil anamnesis, dan pemeriksaan fisik tanpa
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis dengan ptyriasis sicca.
Pityriasis sicca (PS) atau dandruff atau ketombe merupakan salah satu
kelainan kulit ringan non inflamasi yang disebabkan oleh jamur Pityrosporum
ovale berupa skuama halus dan kasar. Bentuk kelainan ini dimulai sebagai bercak
kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala.1
Gambaran klinik Pityriasis Sicca berupa sisik – sisik halus atau serbuk
kering, berwarna putih yang mengumpul pada beberapa lokasi permukaan kulit
kepala atau menyeluruh. Apabila skuama yang terlepas dari kulit kepala jatuh ke
pakaian atau bahu penderita maka akan menimbulkan gangguan estetika yang
tidak menyenangkan. Kondisi ini secara cepat akan mengenai area yang luas.2
Banyak pasien yang mengalami PS memiliki laju metabolisme basal yang
rendah dan kebanyakan pasien mengonsumsi glukosa, karbohidrat, lemak,
alcohol, cokelat, cream, mentega atau susu dalam jumlah yang banyak, yang mana
hal tersebut dapat memperberat kondisi yang mereka alami. Berdasarkan
penelitian defisiensi vitamin B juga diyakini berpengaruh terhadap kondisi pasien

7
dengan PS. Komplikasi tersering dari PS adalah furunkolosis, impetigo, dan
kerontokan rambut pada usia muda juga dapat diakibatkan oleh penyakit ini.2

Diagnosis Banding
1. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah kelainan kulit papilaskuamosa dengan
predileksi di daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti daerah scalp,
wajah, telingan, bagian atas-tengah dada, punggung. Dermatitis seboroik
dikaitkan dengan jamur Mallassezia, terjadi gangguan imunologi
mengikuti kelembapan lingkungan, dengan penyebaran lesi dimulai dari
derajat ringan semisal ketombe sampai dengan bentuk eritroderma.
Perjalanan dermatitis seboroik dikaitkan dengan peranan kelenjar sebasea.
Meningkatnya laposan sebum pada kulit dan respon imun terhadap
pytirosporum, sehingga terjadi degradasi sebum yang dapat mengiritasi
kulit sehingga terjadi mekanisme eksema.3
Lokasi yang sering kali terkena yaitu daerah kulit kepala berambut,
wajah, alis, dada, punggung. Dapat ditemukan skuama kuning berminyak,
eksamatosa ringan kadang disertai rasa gatal yang menyengat. Ketombe
merupakan tanda awal manifestasi dermatitis seboroik. Dapat juga
ditemukan kemerahan perifolikular yang berlanjut menjadi plak
eritematosa. Pada fase kronik dapat dijumpai kerontokan rambut. Pada
keadaan dermatitis eboroik parah dermatitis seboroik dapat berkembang
menjadi eritroderma.4,6
Obat-obatan yang memicu dermatitis seboroik antara lain buspiron,
klorpromazin, simetidine, etionamid, fluorourasil, griseosulvin,
haloperidol, interferon alfa, litium, metoksalen, metildopa, fenotiazine,
psoralen.5
Gejala klinis umumnya gatal, pada daerah seboroik berupa makula,
atau plakat, folikular perifolikular, atau papul, kemerahan atau
kekuningandengan derajat ringan sampai berat, inflamasi, skuama dan
krusta tipis sampai tebal yang kering , basah atau berminyak. Bersifat

8
kronik dan mudah kambuh, sering berkaitan dengan kelelahan , stres
ataupun paparan sinar matahari. 4,6

Gambar 1. Dermatitis seboroik

2. Tinea kapitis
Tinea capitis adalah infeksi jamur superfisial yang menyerang
kulit kepala yang disebabkan oleh dermatofit spesies Microsporum dan
Trichopytho yang menyersng folikel rambut dari kulit kepala dan kulit
sekitarnya. Sering pada daerah yang beriklim panas, lingkungan yang
kotor dan udara yang lembab.7
Kelainana pada tinea capitis dapat di tandai dengan rasa gatal ,
rambut mudah patah, timbul papul merah kecil sekitar rambut biasanya
ada skuama tetap keradangan minimal.7
Efloresensi
1. Grey patch ring worm : papula-papula miliar sekitar muara rambut,
rambut mudah putus meninggalkan alopesia yang berwarna coklat
2. Black dot ring worm : infeksi jamur dalam rambut (endorikts) atau di
luar rambut (eksotriks), rambut putus tepat pada permukaan kulit
meninggalkan makula coklat berbintik hitam, dan warna rambut
sekitanya menjadi suram.
3. Kerion : pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil dengan squamasi
akibat radang lokal, rambut putus dan mudah dicabut.7

9
Pemeriksaan penunjang :
1. Snar wood : fluoresensi kehijauan
2. Pembiakan squama : dalam media agar saboroud
3. Preparat langsung dari kerokan kulit dengan larutan KOH 10%, dapat
terlihat hifa atau spora dan micelium. Preparat langsung dari rambut
dapat terlihat hifa atau spora di dalam rambut (endotriks) atau di luar
rambut (ektotricks).7

Gambar 2. Tipe Gray Patch Ring Worm

Gambar 3. Tipe Kerion

10
Gambar 4. Tipe Black Dot Ring Worm

3.Scalp psoriasis

Kulit kepala adalah salah satu tempat tersering terjadinya psoriasis.


Gejala scalp psoriasis yang sering timbul berupa bersisik, merah, plak,
ketombe, kulit kepala yang mengelupas, gatal kadang disertai rasa terbakar
atau nyeri bahkan rambut rontok. Namun, pada kasus berat sekalipun
rambut tidak rontok secara permanen. Perluasan dari plak akibat scalp
psoriasis ini paling sering mengenai daerah dahi.8

Gambar 5. Scalp Psoriasis

11
Pengobatan tidak dapat menyembuhkan secara permanen sehingga terapi
seringkali diberikan berulang saat gejala timbul. Adapun terapi yang diberikan
seperti :
1. Shampoo yang mengandung obat anti malassezia, misalnya :
seleniumsulfida, zink pirithione, ketokonazole, dan berbagai shampoo
yang mengandung ter dan solutio ternafine 1%.
2. Untuk menghilangkan skuama tebal dan mengurangi jumlah sebum
pada kulit dapat dilakukan dengan mencuci wajah berulang kali
dengan sabun lunak. Pertumbuhan jamur dapat dikurangi dengan krim
imidazol dan turunannya, dan bahan antimikotik di daerah lipatan.
3. Skuama dapat diperlunak dengan krim yang mengandung asamsalisilat
dan sulfur
4. Pengbatan simptomatik dapat dengan kortikosteroid topikal potensi
sedang , immunosupresan topikal terutama untuk daerah wajah
5. Metronidazole topikal siklopiroksolamin, talkasitol, benzil peroksida
dan salep litium suksinat 5%
6. Terapi pada kasus yang tidak membaik dengan terapi konvensional
dapat diberikan dengan terapi sinar UVB (ultraviolet B) atau
pemberian itrakonazole 100 mg per hari per oral selama 3 minggu.
7. Bila tidak membaik dengan semua modalitas terapi , dapat diberikan
prednisolon 30 mg/hari untuk respon cepat. 3

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A. Hamzah M. Aisah S. Dermatitis Seboroik, dalam Djuanda


Adhi, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI ; 2011. pp.3-6,200-
203.
2. Caspers, AP. Pityriasis Capitis (Dandruff) A Clinical Evaluation Of Three
Remedies Currently Employed In The Prophylaxis And Treatment Of A
Common Scalp Disorder. Department of Dermatology, Wayne State
University. USA; 1958.
3. Tjuh Nurul Alam J, dalam Menaldi SL (Ed.): Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2015.
4. Fitpatricks, et all. Dermatology in General Medicine 7th Edition. USA;
2008.
5. Klaus W, Johnson RA, Saavedra A. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis
of Clinical Dermatology 7th Edition. New York: Mc Graw Hill; 2013.
6. Siregar, R.S. Atlas penyakit kulit dan kelamin, SMF kesehatan Kulit dan
Kelamin FK UNAIR. Surabaya; 2009.
7. Siregar, R.S. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Ed. 2. EGC:
Jakarta
8. Habif, P.T. A color guide to diagnosis and therapy ; Clinical Dermatology.
Ed.4. Darmouth Medical School. USA; 2004.

13

Anda mungkin juga menyukai