A. PENDAHULUAN
Trauma buli-buli merupakan keadaan darurat bedah yang memerlukan
penatalaksanaan segera, pada cedera fisik yang memerlukan tindakan
pembedahan akut didapatkan bahwa 10% diantaranya adalah akibat dari trauma
tumpul didaerah abdomen. bila tidak ditanggulangi dengan segera, dapat
menimbukan komplikasi, seperti peritonitis dan sepsis.Penggunaan USG pada
kasus trauma akut meningkat secara dramatis dalam 30 tahun terakhir. Pada 1970-
an, USG pertama kali digunakan untuk mendiagnosa hemoperitoneum dalam
penanganan trauma tumpul abdomen.1,2,3
Penyebab umum pecahnya kandung kemih meliputi dampak langsung
dengan setir atau sabuk pengaman kecelakaan kendaraan bermotor dan serangan
ke perut bagian bawah dengan tendangan atau pukulan. Kemungkinan trauma
buli-buli secara langsung berkaitan dengan tingkat distensi pada saat cedera,
dengan kandung kemih penuh lebih cenderung pecah dari satu kosong. Sebuah
kecurigaan klinis yag tinggi dan diagnosis yang segera adalah kunci untuk
perawatan medis atau operasi yang sukses. Pasien dengan fraktur panggul
memiliki resiko tinggi luka kandung kemih, dan kemungkinan cedera kandung
kemih secara langsung berhubungan dengan tingkat keparahan fraktur. Ada juga
hubungan antara tinggi pecah kandung kemih dan gangguan uretra.4
Dari semua cedera kandung kemih, 60-85% berasal dari trauma tumpul
dan 15-40% adalah dari cedera penetrasi. Mekanisme yang paling umum dari
trauma tumpul kecelakaan kendaraan bermotor (87%), jatuh (7%), dan serangan
(6%). Menembus trauma, penyebab yang paling sering adalah luka tembak (85%),
diikuti oleh penusukan (15%).4
Dalam sebuah penelitian retrospektif pasien dengan kandung kemih pecah
dari trauma tumpul, angka kematian adalah 11%, berarti skor keparahan cedera
1
adalah 29, dan rata-rata lama tinggal di rumah sakit adalah 15 hari. Kebanyakan
pecah didiagnosis oleh CT cystography. fraktur panggul hadir di 80%, berongga
viskus cedera di 34,5%, cedera usus besar pada 24%, dan cedera dubur di 9,3%.
fraktur panggul hadir di dasarnya semua pasien dengan ruptur kandung kemih
ekstraperitoneal, dan luka-luka viskus berongga hadir lebih sering pada pasien
dengan ruptur kandung kemih intraperitoneal.Pemeriksaan radiologis adalah
sangat penting dan harus dilakukan untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan cedera dan untuk merencanakan perbaikan bedah.4
Cedera kandung kemih diklasifikasikan sebagai memar atau pecah
berdasarkan pada sejauh mana cedera yang terlihat radiografi. Mereka bisa
ekstraperitoneal,intraperitoneal,ataukeduanya. Komplikasi cedera kandung kemih
meliputi uroascites (urine bebas dalam rongga peritoneum) akibat pecahnya
intraperitoneal, infeksi (termasuk sepsis), hematuria persisten, inkontinensia,
ketidakstabilan kandung kemih dan fistula. Mortalitas dengan ruptur kandung
kemih pendekatan 20%; ini karena cedera organ bersamaan daripada cedera
kandung kemih.4
2
oleh jaringan medulla yang berwarna agak cerah, disebut garis medulla
(medullary rays).30
2. Anatomi Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Panjangnya ±25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga
pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang
mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.31
Lapisan terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
3. Gambaran Umum Buli-Buli (Vesica Urinaria)
Buli-buli adalah organ ekstraperitoneal yang terletak di dalam rongga
Retzius. Di depan ada ikatan dengan sismfisis pelvis, dan lateral oleh
ligamentum umbilicus, muskulus obturator internus dan tulang-tulang pelvis.
Di bawah buli-buli dan prostat ada ligament yang mencantelkan diri pada
diafragma urogenital. Di belakang buli-buli dibatasi oleh rectum. Dasar buli-
buli berhubungan dengan peritoneum dan dibatasi pada tiga sisi oleh tulang-
tulang pelvis.5
Buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot
detrusor yang saling beranyaman, yakni (1) di sebelah dalam adalah otot
longitudinal, (2) di tengah merupakan otot sirkuler, (3) dan paling luar
merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional
yang sama seperti pada mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra
posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum
membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.6
Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu (1)
permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, (2) dua
3
permukaan inferiolateral, dan (3) permukaan posterior. Permukaan superior
merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli.6
Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan kemudian
mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam
menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya
untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300 – 450 ml; sedangkan kapasitas
buli-buli pada anak menurut formula dari Koff adalah:
a b
Gambar Gambar
A. Traktus urinarius8 B. Vesica urinaria wanita potongan coronal.7
4
c D
B C
A
Gambar Gambar
C. Vesica urinaria laki-laki potongan Coronal D. Vesica urinaria laki-laki.
Tampak posterior.8
5
- Facies inferolateralis di depan berbatasan dengan bantalanlemak
retropubis dan os pubis.
- Collum vesicae terletak di inferior dan pada laki-laki terletak pada
permukaan atas prostat.
6
8. Batas-Batas Vesicae
Pada laki-laki :
- Ke anterior: symphisis pubica, lemak retropubik, dan dinding
anterior abdomen.
- Ke posterior: vesica retrovesicalis peritonei, ductus deferens,
vesicular seminalis, fascia rectovesicalis, dan rectum.
- Ke lateral: di atas musculus obturator internus dan di bawah musculus
levator ani.
- Ke superior: di atas peritonealis, lengkung ileum, dan colon
sigmoideum.
- Ke inferior: prostata.
Pada perempuan :
Karena tidak ada prostata, vesica urinaria terletak lebih rendah di
dalam pelvis perempuan dibandingka dengan pelvis laki-laki, dan collum
vesicae terletak langsung di atas diapgragmurogenital. Batas-batas antara
vesica urinaria dengan uterus da vagina penting dipikirkan di klinik.
- Ke anterior: symphisis pubica, lemak retropubik, dan dinding
anterior abdomen.
- Ke posterior: dipisahkan dari rectum oleh vagina
- Ke lateral: di atas musculus obturator internus dan di bawah
musculus levator ani.
- Ke superior: excavation uterovesicalis da corpus uteri
- Ke inferior: diaphragm urogenitale.9
C. DEFENISI
Ruptur vesica urinaria adalah robek atau koyaknya jaringan vesica urinaria
secara paksa.21 Ruptur kandung kemih dapat bersifat intreperitoneal dan
ektraperitoneal. Ruptur kandung kemih ektraperitoneal biasanya akibat tertusuk
7
fragmen fraktur tulang pelvis pada dinding depan kandung kemih yang penuh.
Pada kejadian ini terjadi ektravasasi urin di rongga perivesikal.1
D. Epidemiologi.
Trauma buli-buli terjadi paling banyak pada trauma eksternal dan kebanyakan
berhubungan dengan fraktur pelvis (sekitar 15% dari fraktur pelvis berhubungan
dengan kejadian trauma buli-buli atau uretra). Trauma iatrogenik kemungkinan
dihasilkan dari kasus ginekologi dan prosedur ekstensif pelvis lainnya yang berasal
dari perbaikan hernia dan operasi transuretral.4 Penyebab trauma kandung kemih
paling sering adalah kecelakaan kendaraan bermotor, di mana kedua sabuk pengaman
mengkompresi kandung kemih. Sekitar 60 - 90 % (rata-rata 80 %) dari pasien cedera
kandung kemih akibat trauma tumpul biasanya disertai dengan fraktur tulang panggul
dan 30% dari pasien dengan fraktur tulang panggul terdapat cedera pada kandung
kemih, termasuk kontusio kandung kemih. Sekitar 25% dari ruptur intraperitoneal
kandung kemih terjadi pada pasien tanpa fraktur panggul. Ruptur intraperitoneal
tercatat sekitar sepertiga dari cedera kandung kemih . Sedangkan untuk ruptur
ekstraperitoneal tercatat 60 % dari sebagian besar cedera kandung kemih dan
biasanya berhubungan dengan fraktur panggul
E. KLASIFIKASI
Secara klinis cedera buli-buli dibedakan menjadi kontusio buli-buli,
cedera buli-buli ekstraperitoneal, dan cedera intraperitoneal. Pada kontusio buli-
buli hanya terdapat memar pada dindingnya, mungkin didapatkan hematoma
perivesikal, tetapi tidak didapatkan ektravasasi urine ke luar buli-buli6
Ada dua tipe ruptur kandung kemih: intraperitoneal dan ektrapeitoneal10
a) Ruptur kandung kemih intraperitoneal menyebabkan ekstravasasi urin ke
dalam rongga peritoneum akibat cedera pada kubah kandung kemih (apex
vesicae); kondisi ini sering menimbulkan peritonitis.
1. Cedera jenis ini sering kali terjadi pada pasien yang mengalami trauma
saat kandung kemihnya penuh.
8
2. Intervens bedah sering kali diperlukan pada cedera ini10
b) Ruptur kandung kemih ektraperitoneal lebih sering ditemukan ketimbang
ruptur kandung kemih intraperitoneal. Ruptur ini menyebabkan ekstravasasi
urin akibat cedera pada dinding lateral atau dasar kandung kemih (fundus
vesicae) 10
1. Lesi yang kecil bisa ditangani tanpa pembedahan, dengan pemasangan
kateter urin selama 7-10 hari dan antibiotic profilaktik.
2. Sistografi retrograde atau sistogram CT berguna untuk mengevaluasi
berbagai cedera pada kandung kemih.10
Cedera intraperitoneal merupakan 25-45% dari seluruh trama buli-buli,
sedangkan kejadian cedera buli-buli ekstraperitoneal kurang lebih 45-60%
dari seluruh trauma buli-buli. Tidak jarang cedera buli-buli intraperitoneal
terjadi bersama dengan cedera ekstraperitoneal (2-12%).6
Pada cedera buli-buli intraperitoneal terjadi pengaliran urine ke rongga
peritoneal sehingga menyebabkan inflamasi bahkan infeksi (peritonitis). Oleh
karena itu jika tidak segera dilakukan tindakan pembedahan, 10-20% cedera
buli-buli berakibat kematian karena sepsis.6
American association for the surgery of trauma injury score for the bladder
mengklasifikasikan trauma buli-buli berdasarkan derajat keparahannya11
Grade
I Hematom Kontusio, hematom intramural
Laserasi Partial thickness
II Laserasi Laserasi dinding extraperitoneal < 2cm
III Laserasi Laserasi extraperitoneal (>2) cm atau intraperitoneal (<2cm)
IV Laserasi Laserasi dinding intraperitoneal >2cm
V Laserasi Laserasi intraperitoneal atau extraperitoneal meluas ke bladder neck
atau orificium ureter (trigone)
9
F. ETIOPATOGENESIS
Trauma kandung kemih terbanyak karena kecelakaan lalu lintas atau
kecelakaan kerja yang menyebabkan fragmen patah tulang pelvis mencederai
1
buli-buli. Fraktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio atau ruptur
kandung kemih. Pada kontusio buli-buli hanya terjadi memar pada dinding buli-
buli dengan hematuria tanpa ektravasasi urin. 1
Kurang lebih 90% trauma tumpul buli-buli adalah akibat fraktur pelvis.
Fiksasi buli-buli pada tulang pelvis oleh fasia endopelvik dan diafragma
pelvis sangat kuat sehingga cedera deselerasi terutama jika titik fiksasi fasia
bergerak pada arah berlawanan (seperti pada fraktur pelvis), dapat merobek
buli-buli. Robeknya buli-buli karena fraktur pelvis bisa pula terjadi akibat
fragmen tulang pelvis merobek dindingnya. Dalam keadaan penuh terisi urine,
buli-buli mudah sekali robek jika mendapatkan tekanan dari luar berupa
benturan pada perut sebelah bawah. Buli-buli akan robek pada daerah fundus
dan menyebabkan ektravasasi urine ke rongga intraperitoneum.6
Ruptur kandung kemih dapat bersifat intreperitoneal dan
ektraperitoneal. Ruptur kandung kemih ektraperitoneal biasanya akibat
tertusuk fragmen fraktur tulang pelvis pada dinding depan kandung kemih
yang penuh. Pada kejadian ini terjadi ektravasasi urin di rongga perivesikal.1
Trauma tumpul dapat menyebabkan ruptur buli-buli, terutama bila
kandung kemih penuh atau terdapat kelainan patologik, seperti tuberculosis,
tumor, atau obtruksi sehingga trauma kecil sudah menyebabkan ruptur.1
Trauma tajam akibat luka tusuk atau tembak lebih jarang ditemukan.
Luka dapat melalui daerah suprapubik ataupun transperineal. Penyebab lain
adalah instruentasi urologik.1
Tindakan endourologi dapat menyebabkan trauma buli-buli iatrogenic
antara lain pada reseksi buli-buli transurethral (TUR Buli-buli) atau pada
litotripsi. Demikian pula partus kasep atau tindakan operasi di daerah pelvis
10
dapat menyebabkan trauma iatrogenic pada buli-buli. Ruptura buli-buli dapat
pula terjadi secara spontan; hal ini biasanya terjadi jika sebelumnya terdapat
kelainan pada dinding buli-buli. Infeksi tuberculosis, tumor buli-buli, atau
obstruksi infravesikal kronis menyebabkan perubahan struktur otot buli-buli
yang melemahkan dinding buli-buli. Pada keadaan itu bisa terjadi rupture
buli-buli spontanea.(6)
G. DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Klinis
- Anamnesis
Setelah mengalami cedera pada abdomen sebelah bawah, pasien mengeluh
nyeri di daerah suprasimfisis, miksi bercampur darah atau mungkin pasien
tidak dapat miksi. 6
- Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan fisik abdomen bisa ditemukan distensi abdomen, rebound
tenderness. Tidak adanya bising usus dan tanda-tanda iritasi peritoneal
mengindikasikan kemungkinan terjadinya ruptur buli buli intraperitoneal.
11
Pemeriksaan rektal toucher perlu dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan terjadinya cedera rektum, dan pada pria perlu dilakukan untuk
mengevaluasi posisi prostat. Apabila prostat mengalami “high riding” atau
sedikit elevasi, kecurigaan mengarah pada cedera urethra proksimal yang
disertai disrupsi buli buli.12
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi untuk menentukan kelainan dalam buli-buli
adalah foto polos abdomen,sistogram pada pemeriksaan pielografi
intravena,sistografi retrograde, USG, CT-Scan dan angiografi (5)
Foto Polos Non Kontras
Gambar 1 Gambar 2
normal tanpa ada kelainan organ Fraktur kompresi pelvis dan tanpa
tanda tanda obstruksi30
12
Gambar 3.
Pandangan panggul inlet panggul ini menunjukkan pentingnya melihat elemen
posterior dari inlet panggul sepanjang perbatasan sakral. Area pelvis
(lingkaran) diperbesar di sebelah kanan untuk menunjukkan fraktur vertikal
(panah) dari panggul yang tidak mudah dikarakterisasi menggunakan AP pelvis
sendiri. Inlet dan outlet melihat lebih baik menunjukkan fraktur cincin
posterior dan cedera yang melibatkan sendi SI daripada tampilan AP saja.17
13
Gambar 4.
Radiografi anteroposterior dari pelvis menunjukkan area sklerosis di kedua
sacral alae. Fraktur Parasymphyseal yang berorientasi vertikal terlihat sebagai
daerah linear osteolisis dan sklerosis yang berdekatan (panah).
14
a. IVP (intra Venous Pyelografi)
15
- Menilai dan mengevaluasi kelainan seperti tumor dan batu di
TU,trauma serta berbagai kelainan congenital
- Persiapan untuk transpantasi ginjal
CT Urogram Terbagi dua cara yaitu,
- CT urogram tanpa kontras :
a) Persiapan lebih mudah
b) Biaya lebih murah
c) Pemeriksaan lebih cepat
d) Akurasi untuk kasus nefrolitiasis sudah cukup
- CT Urogram Dengan Kontras
a) Lebih akurat untuk menilai fungsi ekskresi dan sekresi dari
traktusUrinarius
b) Bisa di rekonstruksi dengan bermacam teknik.
Persiapan Pasien :
- Puasa makan padat selama 6 jam
- Satu Jam sebelum pemeriksaan, pasien minum air putih sebanyak
500-600 cc serta menahan untuk tidak BAK
- Pengambilan darah untuk pemeriksaan ureum/creatinin.
- Pemeriksaan dimulai apabila pasien sudah ingin BAK.
kandung kemih pecah biasanya terlihat dalam konteks trauma signifikan.
Klasifikasi
16
Juga dikenal sebagai pecah interstitial, ini jarang terjadi. Hal ini
disebabkan oleh air mata di permukaan serosa.
3. Intraperitoneal kandung kemih pecah
Terjadi di sekitar ~ 15% (kisaran 10-20%) dari cedera kandung kemih
utama, dan biasanya merupakan hasil dari pukulan langsung ke kandung
kemih sudah buncit. Cystography menunjukkan bahan kontras
intraperitoneal sekitar loop usus, antara lipatan mesenterika dan di
selokan paracolic. Pengobatan pembedahan.
4. Ekstraperitoneal kandung kemih pecah
Ekstraperitoneal pecah adalah jenis yang paling umum dari kandung
kemih cedera,akuntansi untuk ~ 85% (kisaran 80-90%) kasus. Ini
biasanya merupakan hasil dari patah tulang panggul atau trauma
penetrasi. Cystography mengungkapkan jalur variabel bahan kontras
extravasated. Pengobatan dengan kateter (IDC / Foley).
5. Gabungan kandung kemih pecah
Simultan intraperitoneal dan cedera ekstraperitoneal. Cystography
biasanya menunjukkan pola ekstravasasi yang khas untuk kedua jenis
cedera.
17
gambaran ektravasasi terlihat seperti nyala api pada daerah perivesikal,(1).
Jika terdapat kontras yang berada di sela-sela usus,(6) dan atau terlihat
kontras masuk ke rongga abdomen,(1) berarti ada robekan buli-buli
intraperitoneal
18
b. Pemeriksaan USG
USG merupakan salah satu pemeriksaan penunjang radiologis
yang relative aman, karena USG tidak menggunakan sinar radioaktif
untuk sarana imaging nya, namun menggunakan gelombang suara
frekuensi tinggi / ultrasonic (1-10MHz). Selain itu, pemeriksaan USG juga
memiliki beberapa kelebihan, antara lain : lebih cepat, tidak perlu
persiapan khusus (hanya saja pasien diminta untuk banyak minum dan
menahan BAK sehingga VU terdistensi), aman, non invasive dan tidak
sakit, fleksibel dan relative lebih murah. Selain itu, USG juga memiliki
kelemahan, antara lain : kesulitan pada orang gemuk karena jaringan
lemak yang tebal menyebabkan bias pada imaging, USG tidak dapat
mencitrakan organ yang berisi udara dan organ yang tertutupi oleh tulang
di depannya, USG tidak dapat menilai fungsi suatu organ15
19
Gambar sonografi cairan bebas pelvis dengan gangguan hypoechoic pada
dinding kandung kemih.31
Gambar
Diskontinuitas di dinding kandung kemih di kubahnya dengan asites kotor.
Kateter Foley ada di situ.32
20
c. Fluroskopy
d. Kedokteran Nuklir
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada trauma,selain golongan darah,pemerksiaan
kadar hemoglobin dan hematocrit serta pemeriksaan sedimen urin dapat
membanntu menentukan adanya perdarahan atau cedera di saluran kemih.27
21
H. DIAGNOSIS BANDING
1. RUPTUR GINJAL
Ruptur ginjal adalah robek atau koyaknya jaringan ginjal secara paksa. 21
Goncangan ginjal di dalam rongga retroperitoneum menyebabkan regangan
pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika intima arteri renalis.
Robekan ini akan memicu terbentuknya bekuan-bekuan darah yang
selanjutnya dapat menimbulkan trombosis arteri renalis beserta cabang-
cabangnya.22
a. Foto Konvensional
Pemeriksaan Intra Venous Urography (IVU) mungkin akan berguna pada
kasus ruptur ginjal.23 Gambaran yang terlihat adalah pembengkakan pada
ginjal, kontras yang ekstravasasi keluar, tampakan massa perdarahan juga bisa
terlihat, serta tampak kelainan ekskresi jika dibandingkan dengan ginjal
sebelah.24
Apabila terdapat dugaan jumlah produksi urin yang sedikit, IVU dapat
menemukan letak kelainan dan mengestimasi jumlah kehilangan cairan
tersebut. Namun, walaupun IVU sangat mudah dan banyak digunakan, harus
diingat bahwa IVU memberikan ekspose radiasi yang cukup tinggi sehingga
harus dipertimbangkan jika ingin dilakukan pada anak-anak. IVU juga harus
diperhatikan pemakaiannya pada orang-orang dengan gangguan fungsi ginjal,
neuropati, dan alergi yang mungkin akan sangat berbahaya jika menerima
ekspose radiasi.23
22
Gambar radiografi ruptur ginjal spontan. (a) psoas line kiri terlihat normal
(panah hitam), psoas line kanan tidak terlihat (panah merah). (b,c) IVU diambil
pada menit ke-15 dan 45, terlihat ekstravasasi meluas di peripelvis dan
perirenal.23
2. RUPTUR URETER
Trauma pada ureter terdapat kurang lebih 1% dari trauma traktur
urinarius. Tidak seperti trauma ginjal dan trauma buli-buli, trauma ureter
kebanyakan terjadi karena luka penetrasi akibat deselerasi dengan avulsi yang
biasanya terjadi pada pelviureteric junction. Gejala klinis yang nampak akibat
trauma eksternal dapat berupa hematuria mikroskopik pada 90% kasus. Fitur
lainnya seperti ekstravasasi kontras, pembentukan urinoma, dan diskontinuitas
ureter.25,26
23
\
H. PENATALAKSANAAN
24
g. Bila tidak ada, segera tutup lagi dan perbaiki ruptura
ekstraperitoneal yang ada. Bila ada, menandakan adanya
ruptura intraperitoneal, insisi peritoneum segera diperlebar
dan darah serta urin dibersihkan.
h. Ruptura intraperitoneal diperbaiki lebih dahulu dengan :
Setelah membersihkan rongga perut, usus dan lemak prevesikal
disisihkan ke atas; bila perlu posisi penderita dibuat Trendelenburg
ringan. Buli-buli dapat ditandai dengan bentuk otot dan pembuluh
vena yang besar-besar di dindingnya. Dibuat insisi menembus buli-
buli di daerah suprapubik, lalu dengan telunjuk yang dimasukkan
dilakukan eksplorasi seluruh buli-buli. Telunjuk tersebut dapat
sekaligus berfungsi sebagai retractor untuk menampilkan daerah
rupture ke lapangan operasi. Bagian yang ruptur dijahit dengan
catgut No. 1 dengan menembus seluruh lapisan otot buli-buli, tak
perlu lapis demi lapis. Perhatikan agar jangan sampai jarum
menembus mukosa.
Kemudian dipasang kateter Foley melalui insisi suprapubik tadi.
Sekitarnya dijahit sedemikian sehingga kateter terfiksasi denga
baik dan bila nantinya dicabut sisa luka pada buli-buli dapat
menutup sendiri. (bila hanya ada ruptura ekstraperitoneal,
pemasagan kateter tetap harus melalui insisi yang dibuat baru dan
daerah rupture di jahit).
i. Setelah itu baru ruptura ekstraperitoneal dicari dan dijahit
dengan cara yang sama biasanya ruptura terjadi di bagian
anterior dengan prostat.
j. Bila perlu dapat dipasang drain prevesikal.
k. Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
25
Pasca bedah :
- Pada ruptura buli-buli intravesikal, segera setelah syok teratasi
berangsung-angsur ubah posisi penderita menjadi penderita menjadi
Fowler.
- Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Antibiotika dosis tinggi.
- Perhatikan patah tulang pelvis.13
I. PROGNOSIS
Jika ahli ortopedi memasang plat untuk memperbaiki fraktur
pelvis, mutlak harus dilakukan penjahitan buli-buli guna menghindari
terjadinya pengaliran urine ke fragmen tulang yang telah dioperasi. Untuk
memastikan bahwa buli-buli telah sembuh, sebelum melepas kateter uretra
atau kateter sistostomi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan sistografi
guna melihat kemungkinan masih adanya ekstravasasi urine. Sistografi
dibuat pada hari ke-10-14 pasca trauma. Jika masih ada ekstravasasi
kateter sistostomi dipertahankan sampai 3 minggu.6
J. KAJIAN ISLAM
Sebagai umat manusia, perjalanan hidup kita tidak pernah terlepas dari
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta, Allah
SWT. Mulai dari dalam Rahim ibu, sampai lahir ke dunia, dewasa, tua dan
akhimya kembali lagi kepada-Nya.Perjalanan seorang manusia mulai dari
rahim ibu sampai akhimya lahir ke bumi, merupakan suatu kejadian yang
luar biasa. Ilmu pengetahuan telah banyak merugikan hal-hal yang
berkaitan dengan bagaimana awal mulanya terbentuk janin, dari satu sel
yang akhimya menjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya membentuk
suatu organisme. Namun, bila ditelaah dengan baik, penjelasan mengenai
26
proses penciptaan manusia itu telah disebutkan dalam Al-Quran berabad-
abad yang lalu.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surah Asy syu’araa 78-81
berbunyi :
Artinya :
78.. (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang
menunjuki aku, 79. dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan
minum kepadaku 80. dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku, 81. dan Yang akan mematikan aku, kemudian
akan menghidupkan aku (kembali), (Asy syu’araa 78-81)
Namun dibalik rasa sakit yang Allah SWT berikan kepada makhluknya,
Dia juga memberikan kesehatan dan Maha penyelamat kepada manusia,
seperti dalam surah Al-isra : 67
ً ُسانُ َكف
ورا ْ ض َّل َم ْن تَدْعُونَ إِال إِيَّاهُ فَلَ َّما نَ َّجا ُك ْم إِلَى ْالبَ ِ ِّر أَع َْر
َ ضت ُ ْم َو َكانَ اإل ْن َ س ُك ُم الض ُُّّر فِي ْالبَحْ ِر
َّ َوإِذَا َم
Artinya : Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang
(biasa) kamu seru, kecuali Dia. Tetapi ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan,
kamu berpaling (dari-Nya).” (QS. Al-Isra: 67) Dan apabila kita merasa sakit atau
melihat sanak saudara, tetangga kita sakit maka dalam surah Al-baqarah : 286
menjelaskan.
27
َ َطأْن
َاربَّن ََاو َالت َ اخذْنَا ٓ ِإننَّسِينَآأ َ ْوأ َ ْخ
ِ س َبتْ َر َّبن ََاالتُ َؤ ً َاليُ َك ِلِّفُٱللَّ ُه َن ْف
َ سا ِإ َّال ُو ْس َع َهالَ َها َما َك
َ َس َبتْ َو َعلَ ْي َها َماٱ ْكت
َ َاربَّن ََاو َالت ُ َح ِِّم ْلنَا َم َاال
َ طاقَةَلَنَا ِب ِه
ْ ۦوٱ ْعفُ َعنَّ َاوٱ ْغ ِف ْرلَن ََاو
ٱر َح ْم َ ص ًرا َك َما َح َم ْلت َ ۥهُ َعلَىٱلَّذِين َِمن َق ْب ِلن
ْ حْ ِم ْل َعلَ ْينَا ٓ ِإ
َىٱلقَ ْو ِم ْٱل ٰ َك ِف ِرين
ْ َص ْرنَا َعل
ُ نَآأَنتَ َم ْولَ ٰىنَافَٱن
Artinya :
28
K. KESIMPULAN
29