Anda di halaman 1dari 25

Laporan kasus

IMPETIGO BULOSA

Disusun oleh
dr. Muslihudin Ahmad

Pembimbing: dr. M.Mafirah dani

DALAM RANGKA PROGRAM DOKTER INTERNSHIP


RUMAH SAKIT TANDUN PT .NUSA LIMA MEDIKA
KABUPATEN KAMPAR RIAU
2022
IMPETIGO BULOSA
• Impetigo secara klinis didefinisikan sebagai penyakit infeksi menular
pada kulit yang superfisial yaitu hanya menyerang epidermis kulit,
yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah
(pustula) seperti tersundut rokok/api
• Terdapat dua jenis impetigo yaitu impetigo bulosa yang disebabakan
oleh Stafilokokus aureus dan non-bulosa yang disebabkan oleh
Streptokokus β hemolitikus
Etiologi
• Staphylococcus aureus,
• Streptococcus beta-hemolyticus grup A (dikenal dengan
Streptococcus pyogenes), atau kombinasi keduanya.
Patofisiologi
• Pada impetigo krustosa (non bullous), infeksi ditemukan pada bagian minor
dari trauma (misalnya : gigitan serangga, abrasi, cacar ayam, pembakaran).
Trauma membuka protein-protein di kulit sehingga bakteri mudah melekat,
menyerang dan membentuk infeksi di kulit. Pada epidermis muncul
neutrofilik vesikopustules. Pada bagian atas kulit terdapat sebuah infiltrat
yang hebat yakni netrofil dan limfosit. Bakteri gram-positif juga ada dalam
lesi ini. Eksotoksin Streptococcus pyrogenic diyakini menyebabkan ruam
pada daerah berbintik merah, dan diduga berperan pada saat kritis dari
Streptococcal toxic shock syndrome. Kira-kira 30% dari populasi bakteri ini
berkoloni di daerah nares anterior. Bakteri dapat menyebar dari hidung ke
kulit yang normal di dalam 7-14 hari, dengan lesi impetigo yang muncul 7-14
hari kemudian.4
Gejala Klinis dan Diagnosis
• Tempat predileksi tersering pada impetigo bulosa adalah di ketiak, dada,
punggung.
• Kelainan kulit berupa vesikel (gelembung berisi cairan dengan diameter
0,5cm) kurang dari 1 cm pada kulit yang utuh, dengan kulit sekitar normal
atau kemerahan
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari
lesi. Kultur dilakukan bila terdapat kegagalan pengobatan dengan terapi
standar, biopsi jarang dilakukan. Biasanya diagnosa dari impetigo dapat
dilakukan tanpa adanya tes laboratorium. Namun demikian, apabila
diagnosis tersebut masih dipertanyakan, tes mikrobiologi pasti akan
sangat menolong.2,3
DIAGNOSIS BANDING
• dermatitis atopi,
• dermatofitosis, dermatitis seboroik dengan infeksi sekunder,
• varisela.
Penatalaksanaan
Terapi non medikamentosa
• Menghilangkan krusta dengan cara mandikan anak selama 20-30 menit,
disertai mengelupaskan krusta dengan handuk basah
• Mencegah anak untuk menggaruk daerah lecet. Dapat dengan menutup
daerah yang lecet dengan perban tahan air dan memotong kuku anak
• Lanjutkan pengobatan sampai semua luka lecet sembuh
• Lakukan drainase pada bula dan pustule secara aseptic dengan jarum
suntik untuk mencegah penyebaran lokal
• Dapat dilakukan kompres dengan menggunakan larutan NaCl 0,9% pada
impetigo krustosa.3
• MEDIKA MENTOSA
• Terapi sistemik
• 1) Penisilin dan turunannya1,4
• a.Penicillin G procaine injeksi
• Dosis: 0,6-1,2 juta IU im 1-2 x sehari
• Anak: 25.000-50.000 IU im 1-2 x sehari
• b.Ampicillin
• Dosis: 250-500 mg per dosis 4 x sehari
• Anak: 7,5-25 mg/Kg/dosis4x sehari ac
• c.Amoksicillin
• Dosis: 250-500 mg / dosis 3 x sehari
• Anak: 7,5-25 mg/Kg/dosis 3 x sehari ac
• d.Cloxacillin (untuk Staphylococcus yang kebal penicillin)
• Dosis: 250-500 mg/ dosis, 4 x sehari ac
• Anak: 10-25 mg/Kg/dosis 4 x sehari ac
• e.Phenoxymethyl penicillin (penicillin V)
• Dosis: 250-500 mg/dosis, 4 x sehari ac
• Anak: 7,5-12,5 mg/Kg/dosis, 4 x sehari ac
• 2) Eritromisin (bila alergi penisilin)1,2,4
• Dosis: 250-500 mg/dosis, 4 x sehari pc
• Anak: 12,5-50 mg/Kg/dosis, 4 x sehari pc
• 3) Klindamisin (alergi penisilin dan menderita saluran cerna)4
• Dosis: 150-300 mg/dosis, 3-4 x sehari
• Anak > 1 bulan 8-20 mg/Kg/hari, 3-4 x sehari
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. M
• Umur : 5 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : tandun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
ANAMNESIS
Alloanamnesis dari ibu pasien

KELUHAN UTAMA :
• Timbul bintil-bintil berisi nanah di leher yang
bertambah banyak sejak 2 minggu ini.

KELUHAN TAMBAHAN :
• Nyeri pada lesi.
PERJALANAN PENYAKIT :

• Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat bintil-


bintil berisi nanah di leher yang bertambah banyak sejak 2
minggu ini.

• Satu minggu yang lalu pasien mengeluhkan bintil yang berisi


nanah hanya timbul 1 di daerah leher, kemudian pecah dan
mengering. Selanjutnya muncul bintil-bintil bernanah lainnya
disekitar lesi awal, bertambah banyak hampir memenuhi
leher pasien. Pasien juga mengeluhkan rasa nyeri pada lesi
tetapi tidak sampai membuat pasien menjadi rewel.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
• Pasien tidak pernah memiliki keluhan yang sama sebelumnya.

RIWAYAT PENGOBATAN :
• Orang tua pasien sudah pernah membawa pasien untuk berobat ke
praktik bidan sebelumnya, namun keluhan belum berkurang.

RIWAYAT SOSIAL :
• Pasien suka bermain air di ladang. Pasien mandi satu kali sehari.
PEMERIKSAAN
FISIK
Tanda vital:
• Keadaan umum : tampak sakit ringan
• Kesadaran : composmentis
• Tekanan darah : tidak dikerjakan
• Frekuensi nafas : 22x/menit
• Frekuensi jantung : 90 x/menit
• Temperatur : 37oC
STATUS GENERALISATA

• Kepala : Normocephali
• Mata : Anemis (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+)
• Leher : Lihat status dermatologikus
• Thorax : Bunyi Jantung 1 dan 2 reguler
• Pulmo : Vesikular (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Extremitas : Dalam batas normal
• Mukosa : Dalam batas normal
• Rambut : Dalam batas normal
• Kuku : Dalam batas normal
• Pembesaran KGB : Tidak dilakukan
STATUS DERMATOLOGIKUS
Regio servikalis anterior, lateral dextra, dan
posterior:
• Pustul, multipel, bentuk bulat, ukuran
miliar, diskret, kulit disekitar eritema.
• Bula hipopion, multiple, bentuk bulat -
tidak beraturan, ukuran lentikular, diskret,
kulit disekitar eritema.
• Erosi, multiple, bentuk tidak beraturan,
ukuran lentikular-numular, diskret
sebagian konfluen.
Gambar 1. Lesi di regio servikalis anterior
• Skuama sedang, tidak berlapis, berwarna
putih.
Gambar 2. Lesi di regio servikalis lateral Gambar 3. Lesi di regio servikalis
dextra posterior
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

• Pemeriksaan gram: Tidak dilakukan


• Pemeriksaan biakan bakteri dan uji
resistensi: Tidak dilakukan
RESUME
• Pasien datang ke poliklinik engan keluhan terdapat bintil-bintil berisi nanah di leher
yang bertambah banyak sejak 2 minggu ini.
• Satu minggu yang lalu pasien mengeluhkan bintil yang berisi nanah hanya timbul 1 di
daerah leher, kemudian pecah dan mengering. Selanjutnya muncul bintil-bintil
bernanah lainnya disekitar lesi awal, bertambah banyak hampir memenuhi leher
pasien. Pasien juga mengeluhkan rasa nyeri pada lesi tetapi tidak sampai membuat
pasien menjadi rewel.
• Orang tua pasien sudah pernah membawa pasien untuk berobat ke praktik bidan
sebelumnya, namun keluhan belum berkurang. Pasien suka bermain air di ladang.
Pasien mandi satu kali sehari.
• Dari pemeriksaan dermatologis di regio servikalis anterior, lateral dextra, dan
posterior ditemukan Pustul, multipel, bentuk bulat, ukuran miliar, diskret, kulit
disekitar eritema; Bula hipopion, multiple, bentuk bulat - tidak beraturan, ukuran
lentikular, diskret, kulit disekitar eritema; Erosi, multiple, bentuk tidak beraturan,
ukuran lentikular-numular, diskret sebagian konfluen; dan Skuama sedang, tidak
berlapis, berwarna putih.
DIAGNOSIS BANDING
• Impetigo Bulosa
• Folikulitis
• Herpes Zoster

DIAGNOSIS KERJA
• Impetigo Bulosa
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
• Menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa penyakit yang diderita pasien disebabkan oleh bakteri.
• Menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa penyakit ini menular, maka hindari pemakaian handuk
dan pakaian bersama untuk mencegah penularan.
• Menjelaskan kepada orangtua pasien jika pasien merasa gatal usahakan jangan menggaruk, untuk
menghindari kontaminasi bakteri melalui tangan.
• Menejelaskan kepada orangtua pasien bahwa pasien dianjurkan untuk rajin mengganti pakaian dan
mandi 2 kali sehari.
• Menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa pasien tidak boleh lagi bermain air yang kotor.
• Menjelaskan kepada orangtua pasien untuk senantiasa mencuci tangan setiap selesai mengobati lesi
dengan antibiotik oles.
• Menjelaskan kepada orangtua pasien jika keluhan berkurang, obat tidak boleh diberhentikan sendiri
tetap gunakan obat sesuai instruksi dokter.
• Menjelaskan kepada orangtua pasien jika setelah pemberian obat terdapat keluhan lain pada pasien,
dapat segera datang kembali ke dokter.
Medikamentosa
Topikal :
• Antibiotik: Krim Mupirocin 2xsehari, dioleskan pada seluruh lesi

Sistemik :
• Antibiotik: Sirup Amoxicillin + Asam Klavulanat 3x1 sendok teh
/hari/oral, selama 7 hari.
PROGNOSIS

• Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam


• Quo Ad Vitam : bonam
• Quo Ad Fungsionam : bonam
• Quo Ad Kosmetikum : dubia ad bonam
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai